Semua Bab Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa: Bab 131 - Bab 140

262 Bab

131. Apa pun yang Terjadi

“Nona akan kembali segar setelah meminum teh hijau yang dicampur obat herbal dari saya,” ucap seorang terapis pijat wanita yang Amelia panggil untuk Gauri.Terapis pijat itu baru saja selesai memijat Gauri. Gauri mengangguk dan mengenakan jubah mandi untuk menutup bagian bahunya yang terbuka.Tubuh Gauri terasa lebih baik, terutama bagian leher dan punggung belakang. Walaupun belum pulih sepenuhnya, Gauri sudah tidak merasakan pegal yang mengganggu.“Saya akan langsung meminumnya,” sahut Gauri tersenyum manis.“Baik. Saya pergi dulu, Nona!” pamit si terapis wanita.“Terima kasih,” ucap Gauri sambil melangkahkan kaki mengekori terapisnya.Sebagai tuan rumah yang baik, Gauri mengantarkan wanita paruh baya itu sampai ke depan griya tawangnya. Lalu, Gauri masuk kembali dan berniat pergi ke dapur.Namun, Gauri tersentak ketika melihat seorang pria sedang bersantai di sofa ruang keluarganya. “Astaga!”Teriakan Gauri membuat pria itu mengangkat wajah dan mengernyitkan dahi. “Ada apa?”Gauri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

132. Ditelanjangi

Gauri turun dari mobil dan menyugar rambutnya. Matanya menyapu ke sekeliling area rumah Keluarga Lenson yang terlihat indah saat waktu senja seperti ini.Rumah besar bergaya Eropa klasik dengan danau buatan di sisi kanan memanjakan matanya.Wanita cantik itu membayangkan betapa tenangnya menghabiskan secangkir teh hijau hangat di dekat sana saat pagi atau sore hari.“Sepertinya saya harus mulai mencari rumah seperti ini,” ujar Gauri pada Amelia.“Nona ingin saya mencarikannya?” Amelia menawarkan.“Kamu bisa melakukannya diam-diam? Rumah itu harus menjadi tempat istirahat saya yang tidak bisa didatangi oleh Ezra, Kakek, bahkan Mas Adam.” Gauri memberi syarat.“Berikan saya waktu, Nona,” izin Amelia.Gauri mengangguk. Lalu, dia mulai melangkah mendekati pintu utama rumah Keluarga Lenson. Sementara Amelia mengekorinya dari belakang.Seorang pria dengan seragam pelayan segera membukakan pintu saat mengenali wajah Gauri. Mereka membungkuk saat Gauri berlalu.“Oh lihat siapa yang datang!” s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

133. Garis Keturunan

“Saya tidak setuju, Pat. Kemampuan Nona Gauri yang diagungkan oleh Tuan Thomas belum terbukti. Jabatan yang sekarang dia peroleh hanya karena garis keturunan, bukan usahanya sendiri.” Nina Topan membuka suara.Utari Giordano, Nyemas Vexya, dan Yuranita Muszo mengangguk setuju. Sementara, setengah yang lain tetap diam.Lingkaran para wanita yang merupakan istri pebisnis kelas atas ini terbelah menjadi dua kubu setelah kehadiran pertama Gauri di pertemuan mereka.“Maaf, Nyonya. Makanan sudah siap!” ujar seorang pelayan wanita pada Patricia.Patricia mengangguk dan tersenyum tipis.“Baiklah, sepertinya kita harus melanjutkan obrolan kita nanti. Saya menyiapkan sup daging, itu lebih enak dinikmati saat hangat. Ayo!” ajak Patricia perlahan bangkit.“Oh ya, Nona Gauri. Adam Harraz dan anak saya, Lily, juga akan bergabung untuk makan malam. Saya harap Nona tidak apa-apa?” Patricia menambahkan dengan mimik khawatir.Gauri memaksakan senyumnya, terlalu terkejut dengan ucapan Patricia.Dia hany
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

134. Terlalu Banyak Minum

“Apa kamu terlalu banyak minum, Gauri?!” bentak Adam setelah mereka sampai di luar rumah Keluarga Lenson.Wajah Adam memerah dan rahangnya mengeras. Pria itu menatap tajam Gauri.Gauri melepaskan tangannya dari cengkeraman Adam. Namun, secepat kilat Adam kembali mencengkeramnya kembali.“Apa yang kamu bicarakan tadi?!” tanya Adam lagi dengan nada tinggi. “Hanya karena kamu kuliah di luar negeri dan mencapai gelar S2 melalui program akselerasi, lantas kamu sudah merasa hebat, Gauri?!”Gauri meringis kesakitan. Dia balas menatap tajam Adam.“Sakit, Mas!” protes Gauri, tetapi Adam semakin kuat mencengkeram.“Kamu tidak akan bisa mengatasi krisis yang terjadi di Harraz Mall!” cibir Adam sambil menghempaskan tangan Gauri dengan kasar.Lalu, pria itu berbalik badan dan memunggungi Gauri. Adam menyugar rambutnya frustasi sambil melihat langit malam yang sangat gelap.Sementara Gauri mengelus lengannya yang memerah. Dia memandangi punggung tegap Adam dengan tatapan dingin.Gauri menarik napas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

135. Kurang dari Lima Persen

Danau di samping rumah Keluarga Lenson, memiliki sebuah pendopo kecil. Selain itu, ada juga area bersantai di ruang terbuka yang dibangun di atas danau. Lily mengajak Gauri untuk pergi ke area bersantai itu. Sepatu Gauri yang bertemu dengan jembatan kayu jati menimbulkan suara nyaring setiap wanita itu melangkah. “Papa saya sengaja membuat area bersantai ini untuk acara keluarga,” ucap Lily setelah mereka sampai. Wanita itu memunggungi Gauri untuk melihat danau yang gelap di depannya. Gauri menyapu pandangan ke sekeliling area. Ada sekitar tiga meja dan sembilan pasang kursi. Juga, lampu-lampu cantik yang menghiasi sekeliling area. “Terakhir digunakan empat bulan lalu, saat kakak sepupu saya membuat pesta pengumuman jenis kelamin bayi yang sedang dia kandung,” lanjut Lily sambil memutar tubuhnya menghadap Gauri. “Seberapa dalam danau buatan ini?” tanya Gauri berdiri di sebelah Lily. Dia tidak melihat apa-apa di danau, selain air yang tenang. “Sudah berapa mayat yang disimpa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

136. Luluh

Wanita itu melangkah perlahan ke dalam rumahnya. Para penjaga tidak terlihat berkelian di sekitarnya, tengah beristirahat sejenak karena jam sudah menunjukan pukul delapan malam lewat. Air mengalir dari kain pakaiannya yang sangat basah saat dia berjalan. Sementara rambut panjangnya sudah tidak beraturan. “Astaga!” jerit Patricia yang sedang berada di ruang tamu bersama Adam. Patricia spontan bangkit dan melebarkan kedua matanya. Melihat reaksi Patricia, Adam menoleh mengikuti arah wanita itu memandang. Tamu-tamunya yang lain sedang menikmati teh hangat di teras belakang rumah. Mereka biasa melakukan itu setelah mengadakan makan bersama. “Apa yang terjadi padamu, Lily?!” tanya Patricia sambil mendekat dan mencengkeram kedua lengan putrinya yang pucat dan basah kuyup. Lily perlahan mengangkat wajah untuk melihat wajah ibunya. Lalu, wanita itu juga menatap Adam. Pergerakannya sangat lambat karena tidak banyak tenaga yang tersisa di tubuh Lily. “Mama, aku lemas,” sahut Lily
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

137. Kami Sudah Tinggal Bersama

Air mata Gauri semakin deras mengalir di pipinya. Walaupun sudah bisa menghirup banyak oksigen, dadanya masih terasa sesak dan sakit. Jantung Gauri masih berdetak sangat cepat. Dia meremas kemeja Adam yang juga basah dan dingin. “Apa yang terjadi?!” tanya Adam sambil memeluk Gauri semakin erat. Pertanyaan Adam membuat memori tidak menyenangkan itu kembali berputar di kepalanya. Gigi wanita itu bergemeletuk. Saat Lily memeluk Gauri sambil mengucapkan terima kasih. Lalu, tanpa Gauri duga, Lily membawa mereka terjun ke danau begitu saja. Hal yang paling membuat Gauri sakit adalah ketika dia melihat Lily berenang mendekatinya. Harapan Gauri untuk diselamatkan meninggi, tetapi Lily justru mendorong kepalanya ke dalam air cukup lama. “Gauri?” panggil Adam lagi karena melihat mata Gauri kosong. Dahi pria itu mengernyit saat memindai wajah mantan istrinya. Gauri mengerjapkan mata beberapa kali untuk menyadarkan dirinya dan menunduk sesaat. Wanita itu menarik napas panjang sambil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

138. Dua Suhu Satu Ruangan

“Pelan-pelan, Ezra!” jerit Gauri dengan sisa-sisa tenaganya.Ezra menginjak pedal gas hingga barometer kecepatan menunjukan angka 220. Mata pria itu menatap tajam jalanan di depannya, tidak memedulikan peringatan Gauri.Beberapa kali suara klakson dari kendaraan lain terdengar saat Ezra melewati mereka dengan ugal-ugalan.Tidak ingin mengalah, Ezra membalas dengan suara klakson yang lebih kencang dan panjang.Selain harus berpegangan kencang pada gantungan tangan di sisinya, Gauri juga harus melindungi indra pendengarannya dari suara nyaring klakson kendaraan yang menyakiti telinga.“Sadar, Ezra!” seru Gauri mencoba bicara lagi. “Mati saja sendiri! Jangan mengajak saya!”Ezra membalas ucapan Gauri dengan menginjak pedal gas semakin dalam. Kini barometer kecepatan mobil sedan mewah Ezra menunjukan angka 240.Mata dan wajah pria itu memerah. Dia terus membelah jalanan dengan sangat cepat, seolah tidak memiliki pedal rem.Napas Gauri memburu dan wajahnya semakin pucat. Dia memekik pelan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

139. Tipu Muslihat

“Menunggumu,” jawab Ezra memamerkan seringainya.Gauri mengatur napasnya supaya normal kembali. Lalu, dia melangkah ke meja rias untuk mengeringkan rambut.Diam-diam Gauri mengawasi Ezra dari cermin di depannya. Wanita itu berniat akan memukul Ezra dengan pengering rambut jika pria itu berani mendekat.“Saya harus istirahat lebih awal. Keluarlah selagi saya masih baik,” sahut Gauri.Setelah mengeringkan rambut, Gauri menyisirnya. Ezra masih di sana saat Gauri baru saja selesai melakukan ritual sebelum tidur.“Ikut saya keluar sebelum kamu tidur!” perintah Ezra perlahan bangkit dari duduknya.Gauri mengernyit dan berkata, “Tidak.”Tatapan mata Ezra menajam. “Saya membuat sesuatu untuk menghangatkan perut kamu.”Gauri mengangkat kedua alisnya. Dia terpaku menatap Ezra.Beberapa waktu lalu, Ezra hampir saja mengajaknya mati bersama dengan ugal-ugalan di jalan raya. Tidak terhitung sudah berapa kendaraan yang hampir pria itu tabrak.Ezra juga melarang Gauri untuk menaikkan suhu pendingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

140. Sebab-Akibat

Amelia menunduk. “B-baik, Tuan.” Suara Amelia terdengar terluka dan itu membuat Gauri geram. Wanita cantik itu mengangkat wajah dan menatap tajam Amelia. “Mengapa kamu mendengarkan perintah orang lain selain atasanmu, Amelia?” tanya Gauri mengangkat kedua alisnya. “Atau kamu tidak menganggap saya sebagai atasan kamu? Yang punya hak untuk memberhentikan kamu, hanya saya,” tukas Gauri melanjutkan sambil menunjuk dadanya. “T-tapi Tuan Ezra sudah–” “Ezra tidak punya wewenang untuk mengambil keputusan seperti itu!” Gauri memotong ucapan Amelia. Ezra tersenyum masam saat melihat reaksi Gauri dan Amelia. “Kakek akan melakukan hal yang sama dengan saya jika mengetahui apa yang terjadi pada pewaris tunggal Keluarga Uno malam ini, Gauri,” sergah Ezra menatap tajam Gauri. Gauri menoleh. “Memangnya apa yang terjadi pada saya? Saya baik-baik saja, sedang menikmati sup kaldu han
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
27
DMCA.com Protection Status