Share

134. Terlalu Banyak Minum

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 11:37:59

“Apa kamu terlalu banyak minum, Gauri?!” bentak Adam setelah mereka sampai di luar rumah Keluarga Lenson.

Wajah Adam memerah dan rahangnya mengeras. Pria itu menatap tajam Gauri.

Gauri melepaskan tangannya dari cengkeraman Adam. Namun, secepat kilat Adam kembali mencengkeramnya kembali.

“Apa yang kamu bicarakan tadi?!” tanya Adam lagi dengan nada tinggi. “Hanya karena kamu kuliah di luar negeri dan mencapai gelar S2 melalui program akselerasi, lantas kamu sudah merasa hebat, Gauri?!”

Gauri meringis kesakitan. Dia balas menatap tajam Adam.

“Sakit, Mas!” protes Gauri, tetapi Adam semakin kuat mencengkeram.

“Kamu tidak akan bisa mengatasi krisis yang terjadi di Harraz Mall!” cibir Adam sambil menghempaskan tangan Gauri dengan kasar.

Lalu, pria itu berbalik badan dan memunggungi Gauri. Adam menyugar rambutnya frustasi sambil melihat langit malam yang sangat gelap.

Sementara Gauri mengelus lengannya yang memerah. Dia memandangi punggung tegap Adam dengan tatapan dingin.

Gauri menarik napas
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   135. Kurang dari Lima Persen

    Danau di samping rumah Keluarga Lenson, memiliki sebuah pendopo kecil. Selain itu, ada juga area bersantai di ruang terbuka yang dibangun di atas danau. Lily mengajak Gauri untuk pergi ke area bersantai itu. Sepatu Gauri yang bertemu dengan jembatan kayu jati menimbulkan suara nyaring setiap wanita itu melangkah. “Papa saya sengaja membuat area bersantai ini untuk acara keluarga,” ucap Lily setelah mereka sampai. Wanita itu memunggungi Gauri untuk melihat danau yang gelap di depannya. Gauri menyapu pandangan ke sekeliling area. Ada sekitar tiga meja dan sembilan pasang kursi. Juga, lampu-lampu cantik yang menghiasi sekeliling area. “Terakhir digunakan empat bulan lalu, saat kakak sepupu saya membuat pesta pengumuman jenis kelamin bayi yang sedang dia kandung,” lanjut Lily sambil memutar tubuhnya menghadap Gauri. “Seberapa dalam danau buatan ini?” tanya Gauri berdiri di sebelah Lily. Dia tidak melihat apa-apa di danau, selain air yang tenang. “Sudah berapa mayat yang disimpa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   136. Luluh

    Wanita itu melangkah perlahan ke dalam rumahnya. Para penjaga tidak terlihat berkelian di sekitarnya, tengah beristirahat sejenak karena jam sudah menunjukan pukul delapan malam lewat. Air mengalir dari kain pakaiannya yang sangat basah saat dia berjalan. Sementara rambut panjangnya sudah tidak beraturan. “Astaga!” jerit Patricia yang sedang berada di ruang tamu bersama Adam. Patricia spontan bangkit dan melebarkan kedua matanya. Melihat reaksi Patricia, Adam menoleh mengikuti arah wanita itu memandang. Tamu-tamunya yang lain sedang menikmati teh hangat di teras belakang rumah. Mereka biasa melakukan itu setelah mengadakan makan bersama. “Apa yang terjadi padamu, Lily?!” tanya Patricia sambil mendekat dan mencengkeram kedua lengan putrinya yang pucat dan basah kuyup. Lily perlahan mengangkat wajah untuk melihat wajah ibunya. Lalu, wanita itu juga menatap Adam. Pergerakannya sangat lambat karena tidak banyak tenaga yang tersisa di tubuh Lily. “Mama, aku lemas,” sahut Lily

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   137. Kami Sudah Tinggal Bersama

    Air mata Gauri semakin deras mengalir di pipinya. Walaupun sudah bisa menghirup banyak oksigen, dadanya masih terasa sesak dan sakit. Jantung Gauri masih berdetak sangat cepat. Dia meremas kemeja Adam yang juga basah dan dingin. “Apa yang terjadi?!” tanya Adam sambil memeluk Gauri semakin erat. Pertanyaan Adam membuat memori tidak menyenangkan itu kembali berputar di kepalanya. Gigi wanita itu bergemeletuk. Saat Lily memeluk Gauri sambil mengucapkan terima kasih. Lalu, tanpa Gauri duga, Lily membawa mereka terjun ke danau begitu saja. Hal yang paling membuat Gauri sakit adalah ketika dia melihat Lily berenang mendekatinya. Harapan Gauri untuk diselamatkan meninggi, tetapi Lily justru mendorong kepalanya ke dalam air cukup lama. “Gauri?” panggil Adam lagi karena melihat mata Gauri kosong. Dahi pria itu mengernyit saat memindai wajah mantan istrinya. Gauri mengerjapkan mata beberapa kali untuk menyadarkan dirinya dan menunduk sesaat. Wanita itu menarik napas panjang sambil

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   138. Dua Suhu Satu Ruangan

    “Pelan-pelan, Ezra!” jerit Gauri dengan sisa-sisa tenaganya.Ezra menginjak pedal gas hingga barometer kecepatan menunjukan angka 220. Mata pria itu menatap tajam jalanan di depannya, tidak memedulikan peringatan Gauri.Beberapa kali suara klakson dari kendaraan lain terdengar saat Ezra melewati mereka dengan ugal-ugalan.Tidak ingin mengalah, Ezra membalas dengan suara klakson yang lebih kencang dan panjang.Selain harus berpegangan kencang pada gantungan tangan di sisinya, Gauri juga harus melindungi indra pendengarannya dari suara nyaring klakson kendaraan yang menyakiti telinga.“Sadar, Ezra!” seru Gauri mencoba bicara lagi. “Mati saja sendiri! Jangan mengajak saya!”Ezra membalas ucapan Gauri dengan menginjak pedal gas semakin dalam. Kini barometer kecepatan mobil sedan mewah Ezra menunjukan angka 240.Mata dan wajah pria itu memerah. Dia terus membelah jalanan dengan sangat cepat, seolah tidak memiliki pedal rem.Napas Gauri memburu dan wajahnya semakin pucat. Dia memekik pelan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   139. Tipu Muslihat

    “Menunggumu,” jawab Ezra memamerkan seringainya.Gauri mengatur napasnya supaya normal kembali. Lalu, dia melangkah ke meja rias untuk mengeringkan rambut.Diam-diam Gauri mengawasi Ezra dari cermin di depannya. Wanita itu berniat akan memukul Ezra dengan pengering rambut jika pria itu berani mendekat.“Saya harus istirahat lebih awal. Keluarlah selagi saya masih baik,” sahut Gauri.Setelah mengeringkan rambut, Gauri menyisirnya. Ezra masih di sana saat Gauri baru saja selesai melakukan ritual sebelum tidur.“Ikut saya keluar sebelum kamu tidur!” perintah Ezra perlahan bangkit dari duduknya.Gauri mengernyit dan berkata, “Tidak.”Tatapan mata Ezra menajam. “Saya membuat sesuatu untuk menghangatkan perut kamu.”Gauri mengangkat kedua alisnya. Dia terpaku menatap Ezra.Beberapa waktu lalu, Ezra hampir saja mengajaknya mati bersama dengan ugal-ugalan di jalan raya. Tidak terhitung sudah berapa kendaraan yang hampir pria itu tabrak.Ezra juga melarang Gauri untuk menaikkan suhu pendingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   140. Sebab-Akibat

    Amelia menunduk. “B-baik, Tuan.” Suara Amelia terdengar terluka dan itu membuat Gauri geram. Wanita cantik itu mengangkat wajah dan menatap tajam Amelia. “Mengapa kamu mendengarkan perintah orang lain selain atasanmu, Amelia?” tanya Gauri mengangkat kedua alisnya. “Atau kamu tidak menganggap saya sebagai atasan kamu? Yang punya hak untuk memberhentikan kamu, hanya saya,” tukas Gauri melanjutkan sambil menunjuk dadanya. “T-tapi Tuan Ezra sudah–” “Ezra tidak punya wewenang untuk mengambil keputusan seperti itu!” Gauri memotong ucapan Amelia. Ezra tersenyum masam saat melihat reaksi Gauri dan Amelia. “Kakek akan melakukan hal yang sama dengan saya jika mengetahui apa yang terjadi pada pewaris tunggal Keluarga Uno malam ini, Gauri,” sergah Ezra menatap tajam Gauri. Gauri menoleh. “Memangnya apa yang terjadi pada saya? Saya baik-baik saja, sedang menikmati sup kaldu han

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   141. Studio Foto

    Tok! Tok! Tok!“Nona Gauri?” panggil Amelia sambil membuka pintu kamar Gauri.Hari sudah pagi, bahkan Ezra sudah berangkat sejak beberapa menit lalu. Namun, Gauri belum juga keluar dari kamarnya.Gauri mengerang pelan. Matanya terpejam. Dia masih mengenakan piyama dan terkulai lemas di tempat tidurnya.Seluruh tubuh Gauri basah oleh keringat dingin. Wajahnya pun pucat, lengkap dengan bibir yang mengering.“Nona?” Amelia memanggil lagi sambil menempelkan punggung tangannya dengan dahi Gauri.Kedua bola mata Amelia melebar. Dia segera menarik tangannya.Suhu tubuh Gauri sangat panas. Jantung Amelia spontan berdetak cepat.“Tunggu sebentar, Nona. Nona demam. Saya akan kompres Nona dan memanggil dokter,” ujar Amelia berinisiatif.Namun, saat Amelia ingin pergi, tangan panas Gauri menahannya.“Suruh yang lain saja. Kamu harus tetap berangkat ke kantor. Tolong jangan bantah saya, saya tidak punya ban

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   142. Posisi Tidak Aman

    “Kamu bisa melakukan seperti yang saya lakukan, Lily,” tukas Gauri sambil menurunkan kakinya dan menjauh dari Adam.Gauri kembali ke belakang kamera. Sementara Lily mengambil alih tempat Gauri dan berpose bersama Adam.Pose Lily masih sangat kaku. Para kru hanya bisa menggeleng melihat hasil foto mereka. Sesekali pengarah gaya masih harus membantu Lily.“Nona cantik sekali! Apakah Nona seorang model?” tanya salah satu kru foto menatap kagum Gauri yang dipersilakan duduk di sofa tunggu dalam studio.“Oh bukan,” jawab Gauri tersenyum manis. “Kalau begitu, apakah Nona ingin menjadi model?” tanya kru tersebut. “Kebetulan kami sedang mencari model untuk majalah dewasa. Saya sangat kagum dengan pose Nona tadi dan karakter wajah Nona sangat cocok dengan kriteria yang sedang kami cari.”Gauri mengangkat kedua alisnya.‘Apakah tadi aku sebagus itu?!’ batin Gauri.“Majalah dewasa?” tanya Adam mendekat pada mereka. Pria i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18

Bab terbaru

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   265. Tidak Akan Bisa Berhenti

    “Sudah selesai?” tanya Adam, berdiri di tepi kebun mawar yang membentang indah di belakang kediaman Thomas. Matahari mulai tenggelam, memberikan semburat jingga yang memukau.Gauri melangkah mendekat, gaun berwarna krem lembut yang memeluk tubuhnya berkibar tertiup angin sore. Di tangannya ada buket bunga mawar putih kecil yang baru saja wanita itu atur bersama Amelia.“Sudah,” jawab Gauri tersenyum tipis. “Kebun ini terlalu cantik jika tidak dipakai sebagai latar pesta kita.”Adam memandangnya dengan intens, mata gelap pria itu mengamati setiap detail wajah Gauri yang diterangi cahaya lampu sekitar. “Kamu lebih cantik.”“Mas Adam, jangan mulai lagi atau kamu ingin melihat pipiku semerah tomat.” Gauri mendesah kecil sambil menggeleng. “Orang-orang sudah berdatangan, kita harus segera bergabung.”Adam mengulurkan tangan, menarik Gauri mendekat hingga wanita itu berdiri hanya beberapa sentimeter darinya.“Kalau aku bilang kamu cantik, kamu terima saja,” tukas Adam.Gauri tertawa kecil,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   264. Harraz’s

    “Mama ingin sesuatu dari laci itu?” tanya Gauri lagi, memastikan bahwa dia tidak salah mengerti.Arum mengangguk pelan, matanya tidak lepas dari laci kecil di samping ranjang. Gauri mengerutkan kening sejenak, merasa sedikit ragu, tetapi akhirnya dia mendekat ke laci itu.Gauri membuka laci kecil tersebut dengan perlahan. Di dalamnya, terdapat sebuah kotak perhiasan kecil berwarna merah marun dengan ukiran emas di bagian atasnya. Gauri mengangkat kotak itu, lalu menoleh ke arah Arum.“Ini, Ma?” tanya Gauri sambil mengangkat kotak itu.Arum mengangguk lagi, kali ini lebih mantap. Gauri membawa kotak itu ke hadapan Arum, tetapi wanita paruh baya itu membuat gerakan tangan seolah meminta Gauri membuka kotak tersebut.Dengan hati-hati, Gauri membuka kotak kecil itu. Di dalamnya, terdapat sebuah cincin mewah dengan desain yang klasik dan elegan. Kilauan berlian di tengah cincin itu tampak memikat di bawah cahaya lampu kamar.Gauri memandang cincin itu dengan kagum.“Cincinnya sangat indah,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   263. Merawat Luka

    “Jadi, Nona benar-benar akan meninggalkan griya tawang?” tanya Amelia, matanya menatap koper kecil yang ada di sisi Gauri.Gauri mendongak dan memandang griya tawangnya sekali lagi dari tempat parkir JCrown Tower, tempat tinggal yang penuh kenangan, baik manis maupun pahit.“Ya,” jawab Gauri dengan mantap. “Tempat ini terlalu penuh dengan bayangan masa lalu. Kakek benar, saya butuh tempat tinggal baru yang lebih baik.”Amelia tersenyum kecil. “Rona Village memang lebih cocok untuk Nona sekarang. Walaupun kita sudah dewasa, terkadang kembali ke rumah orang tua akan terasa menenangkan.”Gauri hanya tersenyum. Wanita itu mengangguk pelan, mengiakan pendapat Amelia.Beberapa saat kemudian, Gauri melangkah menjauh dari JCrown Tower sambil membawa barang-barang penting dan meninggalkan semua yang tidak lagi ingin wanita itu ingat di griya tawang.Hari-hari berlalu, dan selama Adam berada di Australia, Gauri mengisi waktunya dengan bekerja dan merawat Arum. Setiap malam, setelah menyelesaika

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   262. Menularkan

    [Bagaimana bisa kamu lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan Mama daripada aku, Gauri?]Gauri membaca pesan itu dengan senyum tipis. Matanya memancarkan kehangatan yang bercampur geli. Adam selalu memiliki cara sendiri untuk mengungkapkan rasa cemburunya.Tanpa berpikir panjang, Gauri mengetik balasan. “Kamu sudah sampai di Australia?”Gauri menekan tombol kirim dan kembali menyandarkan tubuh di jok mobil. Amelia yang duduk di sampingnya sibuk dengan laptop, sementara sopir yang memegang kemudi sesekali melirik ke arah mereka melalui kaca spion.“Pesan dari Tuan Adam?” tanya Amelia dengan senyum menggoda tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop.“Hmm,” gumam Gauri singkat sambil menyimpan ponsel ke dalam tas. “Mas Adam hanya ingin memastikan saya tidak lupa bahwa dia ingin menjadi prioritas saya.”Amelia terkekeh pelan, menggelengkan kepala. “Saya senang melihat hubungan Nona dan Tuan sudah membaik.”Mobil perlahan memasuki gerbang besar dengan lampu-lampu taman yang menyor

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   261. Bebas

    “Jadi, apa semuanya sudah selesai?” tanya Gauri sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper kecil. Tangannya sibuk melipat gaun sederhana yang Amelia serahkan padanya.Amelia, yang berdiri di dekat lemari, mengangguk sambil membawa beberapa dokumen yang baru saja dia serahkan.“Ya, evaluasi mingguan Uno Rekayasa Industri berjalan dengan baik. Proyek-proyek besar berjalan lancar, meski ada beberapa kendala teknis kecil yang bisa diatasi dalam waktu dekat.” Amelia menjawab.“Bagus,” sahut Gauri, tersenyum tipis. “Amelia, kamu benar-benar sudah banyak membantu selama saya di sini. Terima kasih.”“Tapi, Nona Gauri … kalau saya lebih berhati-hati saat menyetir, kecelakaan itu tidak akan terjadi. Saya benar-benar minta maaf.” Amelia mendesah pelan, menatap Gauri dengan sorot mata penuh rasa bersalah.Gauri mengangkat wajah, menatap Amelia tajam, tetapi penuh kehangatan.“Saya sudah bilang berkali-kali, Amelia, saya tidak ingin mendengar permintaan maaf itu lagi,” desah Gauri sebal.“Baik, No

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   260. Oh, Pengganggu!

    "Bagaimana dengan Mama Arum?" tanya Gauri pelan, matanya menatap Adam yang baru saja duduk di kursi di samping ranjangnya.Pagi tadi, Gauri mendengar bahwa Arum dilarikan ke rumah sakit. Dan baru sore ini, dia bisa mengonfirmasi hal itu ke Adam.Adam menghela napas panjang, menatap Gauri dengan tatapan lembut. “Hipertensinya kambuh semalam, dan sekarang Mama dinyatakan mengalami stroke.”Gauri terkejut, matanya membulat. “Stroke?”Adam mengangguk, rahangnya sedikit mengeras. “Semalam setelah aku bilang ingin membatalkan perceraian dan ingin kembali denganmu, Mama sangat marah. Mama belum bisa menerima itu.”“Mas Adam ….” Gauri menggigit bibir, matanya terlihat berkaca-kaca. “Aku ingin menjenguk Mama Arum.”Adam menatap Gauri cukup lama sebelum akhirnya menghela napas dan mengangguk pelan.“Kamu boleh menjenguknya. Tapi ada syarat!” tukas Adam.“Syarat?” Gauri menaikkan alis. “Apa?”“Kamu hanya boleh menjenguk Mama saat kamu sudah sembuh dan mengenakan gaun cantik yang biasa kamu pakai

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   259. Kencan Buta

    “Ini pasti hari spesial, bukan?” tebak Arum sambil memindai ruangan.Suara alunan piano yang lembut mengisi suasana restoran mewah itu. Lampu-lampu kristal menggantung tinggi, memancarkan cahaya hangat yang menciptakan atmosfer elegan.Adam duduk di sebuah meja dekat jendela besar, mengenakan setelan jas hitam sempurna. Di depannya, Arum, terlihat sangat antusias dengan wajah merona yang sulit disembunyikan.“Ini pilihan restoran yang bagus, Adam,” lanjut Arum sambil tersenyum. “Akhirnya, kamu mulai mengerti bahwa wanita-wanita pilihan Mama punya kualitas yang sepadan denganmu.”Adam hanya mengangkat alis sedikit, lalu menyesap air putih dari gelas kristalnya. Senyum kecil muncul di wajah pria itu, meskipun matanya tetap dingin.“Mama sangat yakin malam ini akan menjadi momen besar, ya?” tanya Adam.“Tentu saja!” Arum tertawa kecil sambil merapikan gaunnya yang berkilauan. “Mama tahu kamu keras kepala, Adam, tapi setidaknya sekarang kamu mulai membuka hati untuk pilihan yang tepat. Ja

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   258. Kali Ini Akan Kulakukan dengan Benar

    “Jangan bergerak terlalu banyak, Gauri” pinta Adam sambil mendorong kursi roda Gauri perlahan, membawa wanita itu ke taman rumah sakit. “Dokter bilang kamu masih perlu banyak istirahat. Aku tidak akan mengampuni diriku jika setelah ini terjadi sesuatu pada dirimu lagi.”Gauri tersenyum tipis dengan pipi memerah. Wajah wanita itu jauh lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya.“Aku tidak bergerak sama sekali, Mas Adam. Kamu yang menaruh aku untuk duduk di sini, di kursi roda, bukan?” Gauri tidak ingin kalah.Adam menoleh sejenak ke arah Gauri dengan tatapan yang tenang dan menghangatkan. Ada senyum tipis yang menghiasi bibirnya.“Kalau kamu tidak ingin duduk di sini, aku bisa mengembalikanmu ke ranjang perawatan,” tukas Adam berpura-pura marah, padahal sedang menahan tawa.Gauri tertawa kecil, menyentuh tangan Adam yang berada di pegangan kursi roda. “Tidak usah. Di sini jauh lebih menyenangkan. Terima kasih sudah membawaku keluar.”Angin sore yang sejuk menyapu wajah mereka saat Adam

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   257. Merindu Manik Cokelat Gauri

    “Apa yang mereka inginkan dari kerja sama ini?” tanya Adam pada seseorang di seberang telepon sambil memandang cahaya matahari lembut yang masuk melalui jendela, menerangi ruangan perawatan VIP di salah satu rumah sakit terbaik di kota Jakarta.Adam duduk di sofa dengan postur tegap, satu tangan memegang ponsel, sementara tangan lainnya menelusuri dokumen yang tersebar di meja kecil di depannya. Di sekitar sofa, ada laptop terbuka, beberapa map tebal, dan secangkir kopi yang sudah hampir dingin.“Saya paham bahwa Harraz Mall harus menarik perhatian publik dengan langkah ini,” ujar Adam serius. “Tapi brand sebesar itu memerlukan penawaran yang lebih kuat. Saya akan mengatur ulang kontraknya besok.”Sebuah keheningan singkat mengisi ruangan sebelum suara kecil terdengar dari ranjang di belakangnya.“Mas Adam?”Adam langsung tersentak, jantungnya berdebar keras. Suara itu begitu lembut, tetapi cukup untuk menghentikan dunianya sejenak. Dengan gerakan cepat, Adam menoleh, matanya membelal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status