Share

141. Studio Foto

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 16:21:19

Tok! Tok! Tok!

“Nona Gauri?” panggil Amelia sambil membuka pintu kamar Gauri.

Hari sudah pagi, bahkan Ezra sudah berangkat sejak beberapa menit lalu. Namun, Gauri belum juga keluar dari kamarnya.

Gauri mengerang pelan. Matanya terpejam. Dia masih mengenakan piyama dan terkulai lemas di tempat tidurnya.

Seluruh tubuh Gauri basah oleh keringat dingin. Wajahnya pun pucat, lengkap dengan bibir yang mengering.

“Nona?” Amelia memanggil lagi sambil menempelkan punggung tangannya dengan dahi Gauri.

Kedua bola mata Amelia melebar. Dia segera menarik tangannya.

Suhu tubuh Gauri sangat panas. Jantung Amelia spontan berdetak cepat.

“Tunggu sebentar, Nona. Nona demam. Saya akan kompres Nona dan memanggil dokter,” ujar Amelia berinisiatif.

Namun, saat Amelia ingin pergi, tangan panas Gauri menahannya.

“Suruh yang lain saja. Kamu harus tetap berangkat ke kantor. Tolong jangan bantah saya, saya tidak punya ban
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   142. Posisi Tidak Aman

    “Kamu bisa melakukan seperti yang saya lakukan, Lily,” tukas Gauri sambil menurunkan kakinya dan menjauh dari Adam.Gauri kembali ke belakang kamera. Sementara Lily mengambil alih tempat Gauri dan berpose bersama Adam.Pose Lily masih sangat kaku. Para kru hanya bisa menggeleng melihat hasil foto mereka. Sesekali pengarah gaya masih harus membantu Lily.“Nona cantik sekali! Apakah Nona seorang model?” tanya salah satu kru foto menatap kagum Gauri yang dipersilakan duduk di sofa tunggu dalam studio.“Oh bukan,” jawab Gauri tersenyum manis. “Kalau begitu, apakah Nona ingin menjadi model?” tanya kru tersebut. “Kebetulan kami sedang mencari model untuk majalah dewasa. Saya sangat kagum dengan pose Nona tadi dan karakter wajah Nona sangat cocok dengan kriteria yang sedang kami cari.”Gauri mengangkat kedua alisnya.‘Apakah tadi aku sebagus itu?!’ batin Gauri.“Majalah dewasa?” tanya Adam mendekat pada mereka. Pria i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   143. Singa Tidur

    Tiba-tiba Gauri mendapatkan kembali kesadarannya dan membuka mata. Sinar ruangan yang remang-remang spontan menusuk matanya. Gauri menyipitkan mata dan mengerjapkan mata beberapa kali. Langit ruangan berwarna putih adalah hal yang pertama dia lihat. Aroma obat-obatan pun mulai tercium. Saat Gauri menoleh ke kiri, dia melihat jarum infus menempel di tangan kirinya. Gauri menghela napas. “Aku di rumah sakit?” tanya Gauri pelan sambil menahan sakit di kepalanya. Wanita cantik itu menoleh ke sisi kanan. Gauri hampir saja tersentak dan menarik tangannya saat melihat seseorang tidur di sisi ranjang. Namun, dengan cepat Gauri mengenali sosok tersebut. “Mas Adam?” Adam duduk di sebuah kursi. Punggung pria itu membungkuk dan kepalanya bertumpu pada lengannya yang menggenggam erat jari Gauri. Gauri mencoba mengingat hal yang terjadi sebelum dia pingsan. W

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   144. Tengah Malam

    Jakarta tidak punya daerah terpencil, kecuali Adam membawa Gauri ke luar kota. “Jam berapa sekarang?” Gauri melihat seluruh dinding di kamarnya. “Mengapa tidak ada jam sama sekali di sini?!” Adam menggenggam kedua tangan Gauri. Pria itu berhasil mendapatkan kembali fokus Gauri. “Pukul 11 malam,” jawab Adam. “Mengapa kamu sangat gelisah, Gauri?” Gauri melebarkan kedua bola matanya. Dalam kepala Gauri, dia tidak pingsan selama itu. Namun, pukul 11 malam berarti Gauri sudah tidak sadarkan diri selama lebih dari sembilan jam. Sembilan jam adalah waktu yang sangat panjang untuk Adam membawanya ke luar kota. Gauri mendesah sambil menyugar rambut panjangnya yang kusut. “Aku harus pulang!” tukas Gauri sambil membuka selimut dan membuangnya asal ke sisi ranjang. Akhir-akhir ini Ezra memang lebih jinak dari biasanya, tetapi itu bukan sifat asli pria itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   145. Pria Egois

    Adam menarik tangan Gauri dan melangkah lebar menuju tempat parkir, sementara tangannya yang bebas membawa tas kecil yang berisi hasil pemeriksaan dan obat-obatan Gauri. Angin malam menerpa leher Gauri dan membuatnya tidak nyaman. Apalagi sepanjang perjalanan mereka keluar dari kamar rawat inap menuju tempat parkir, tidak ada manusia lain, selain mereka berdua. Rumah sakit di ibu kota biasanya juga sepi saat tengah malam, tetapi penerangannya memadai. Berbeda dengan rumah sakit ini, yang penerangan di koridornya sangat minim. “Jangan berjalan di depanku!” seru Gauri menarik kemeja Adam dengan tangannya yang lain. Adam menghentikan langkah dan menoleh pada Gauri. Pria itu mengernyitkan dahi. “Berjalanlah di sampingku, aku takut.” Gauri menambahkan, menghindari tatapan Adam. “Kakimu lebih pendek dariku. Aku tidak akan bisa berjalan di sampingmu,” tukas Adam sambil me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   146. Satu Tahun

    Gauri tidak bisa tidur walaupun sudah berusaha memejamkan matanya. Jantung Gauri masih berdetak kencang dan tingkat kewaspadaannya sedang berada di level tertinggi. Akhirnya Gauri memilih untuk duduk bersandar di atas ranjang sambil meluruskan kakinya. Karena Adam masih menyita ponselnya, Gauri terpaksa menghabiskan waktu dengan membaca sebuah buku yang tersedia di nakas. Suara air pancuran yang sedang Adam gunakan terdengar ke indra pendengaran Gauri. Pria tampan itu sedang mandi. Tidak lama kemudian, Adam keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk di pinggangnya. Sementara tubuh bagian atas pria itu … berotot, licin, dan menyilaukan. Gauri menelan ludah. “Kamu suka apa yang kamu lihat, Gauri?” tanya Adam sambil menyipitkan matanya, menggoda. Adam tampak percaya diri. Gauri bisa mengerti, mengingat betapa sempurnanya tubuh Adam yang seperti Dewa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   147. Misi Rahasia

    “Aku bisa saja melakukan itu, Gauri, tapi paling tidak bukan tempat ini yang akan menjadi persembunyian kita,” ujar Adam sambil menyendok suapan pertamanya.Gauri memperhatikan Adam yang mulai menikmati menu sarapan. Aroma nasi uduk yang ada di depannya memang sangat merangsang sinyal lapar.“Lalu, di mana?” tanya Gauri. “Rusia? Swiss?”Wanita cantik itu mulai menyuap sarapannya. Ini bukan sarapan favoritnya, tetapi Gauri patut mengacungi jempol pada chef yang membuat menu ini.“Jika ingin sembunyi, lebih baik pilih tempat yang tidak akan orang lain pikirkan,” jawab Adam.Gauri mengangguk mengerti. Mereka terdiam beberapa lama, sampai Adam bicara lagi.“Antara daerah pegunungan atau kepulauan di Eropa. Kamu pilih yang mana?” tanya Adam dengan serius, seolah mereka akan benar-benar menyembunyikan diri selama satu tahun.Gauri melebarkan matanya dan menggeleng. Wanita cantik itu menyelesaikan makanan dalam mulutnya terlebi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   148. Terlalu Cepat

    Gauri mendesah dan memalingkan wajahnya. Dia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.“Mengapa kamu sangat menginginkan rekaman CCTV itu, Mas?” tanya Gauri tanpa menatap Adam.“Amora harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Selama dia masih berkeliaran bebas di luar sana, bukan tidak mungkin dia akan kembali datang untuk melukai kamu,” jawab Adam tegas.“Aku dengar dari Mama, dia datang ke pesta pertunanganmu. Rasanya tidak mungkin jika kamu yang mengundangnya.” Adam menambahkan.Gauri kembali menatap Adam yang tidak berhenti memandanginya sejak tadi.“Amora punya seorang putri yang masih kecil. Aku tidak akan tega memisahkan mereka.” Gauri bersuara. “Aku sehat dan bisa melanjutkan hidup, itu saja sudah cukup untukku.”“Dia memang datang ke pesta pertunanganku. Ezra yang memancingnya untuk memprovokasi traumaku,” lanjut Gauri tersenyum tipis.Adam mendengkus. Dia menyugar rambutnya ke belakang.“Digunakan da

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   149. Mengambil Alih

    “Padahal aku sudah membuatnya sesuai tutorial!” seru Adam kesal. “Aku akan membangunkan chef saja.Tunggu sebentar.” Adam sangat ahli dalam menaklukan klien, investor, bahkan wanita. Namun, di depan berbagai bahan masakan, pria itu merasa usahanya dikhianati. Udang asam manis yang seharusnya tersaji cantik kini justru didominasi dengan warna hitam pekat dan bentuk yang tidak bisa dikenali. Gauri tersenyum, menahan tawa. Dia segera menggenggam tangan Adam yang hampir pergi dari sisinya. “Biar aku saja,” tawar Gauri dengan tulus. Wanita itu perlahan bangkit dari duduknya dan melangkah ke dapur. Adam mengikutinya dari belakang. “Kamu serius? Tidak lelah?” “Aku sudah istirahat dengan cukup,” jawab Gauri sambil membuka lemari pendingin untuk melihat bahan masakan yang tersedia di sana. Sementara Adam hanya memperhati

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21

Bab terbaru

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   265. Tidak Akan Bisa Berhenti

    “Sudah selesai?” tanya Adam, berdiri di tepi kebun mawar yang membentang indah di belakang kediaman Thomas. Matahari mulai tenggelam, memberikan semburat jingga yang memukau.Gauri melangkah mendekat, gaun berwarna krem lembut yang memeluk tubuhnya berkibar tertiup angin sore. Di tangannya ada buket bunga mawar putih kecil yang baru saja wanita itu atur bersama Amelia.“Sudah,” jawab Gauri tersenyum tipis. “Kebun ini terlalu cantik jika tidak dipakai sebagai latar pesta kita.”Adam memandangnya dengan intens, mata gelap pria itu mengamati setiap detail wajah Gauri yang diterangi cahaya lampu sekitar. “Kamu lebih cantik.”“Mas Adam, jangan mulai lagi atau kamu ingin melihat pipiku semerah tomat.” Gauri mendesah kecil sambil menggeleng. “Orang-orang sudah berdatangan, kita harus segera bergabung.”Adam mengulurkan tangan, menarik Gauri mendekat hingga wanita itu berdiri hanya beberapa sentimeter darinya.“Kalau aku bilang kamu cantik, kamu terima saja,” tukas Adam.Gauri tertawa kecil,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   264. Harraz’s

    “Mama ingin sesuatu dari laci itu?” tanya Gauri lagi, memastikan bahwa dia tidak salah mengerti.Arum mengangguk pelan, matanya tidak lepas dari laci kecil di samping ranjang. Gauri mengerutkan kening sejenak, merasa sedikit ragu, tetapi akhirnya dia mendekat ke laci itu.Gauri membuka laci kecil tersebut dengan perlahan. Di dalamnya, terdapat sebuah kotak perhiasan kecil berwarna merah marun dengan ukiran emas di bagian atasnya. Gauri mengangkat kotak itu, lalu menoleh ke arah Arum.“Ini, Ma?” tanya Gauri sambil mengangkat kotak itu.Arum mengangguk lagi, kali ini lebih mantap. Gauri membawa kotak itu ke hadapan Arum, tetapi wanita paruh baya itu membuat gerakan tangan seolah meminta Gauri membuka kotak tersebut.Dengan hati-hati, Gauri membuka kotak kecil itu. Di dalamnya, terdapat sebuah cincin mewah dengan desain yang klasik dan elegan. Kilauan berlian di tengah cincin itu tampak memikat di bawah cahaya lampu kamar.Gauri memandang cincin itu dengan kagum.“Cincinnya sangat indah,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   263. Merawat Luka

    “Jadi, Nona benar-benar akan meninggalkan griya tawang?” tanya Amelia, matanya menatap koper kecil yang ada di sisi Gauri.Gauri mendongak dan memandang griya tawangnya sekali lagi dari tempat parkir JCrown Tower, tempat tinggal yang penuh kenangan, baik manis maupun pahit.“Ya,” jawab Gauri dengan mantap. “Tempat ini terlalu penuh dengan bayangan masa lalu. Kakek benar, saya butuh tempat tinggal baru yang lebih baik.”Amelia tersenyum kecil. “Rona Village memang lebih cocok untuk Nona sekarang. Walaupun kita sudah dewasa, terkadang kembali ke rumah orang tua akan terasa menenangkan.”Gauri hanya tersenyum. Wanita itu mengangguk pelan, mengiakan pendapat Amelia.Beberapa saat kemudian, Gauri melangkah menjauh dari JCrown Tower sambil membawa barang-barang penting dan meninggalkan semua yang tidak lagi ingin wanita itu ingat di griya tawang.Hari-hari berlalu, dan selama Adam berada di Australia, Gauri mengisi waktunya dengan bekerja dan merawat Arum. Setiap malam, setelah menyelesaika

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   262. Menularkan

    [Bagaimana bisa kamu lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan Mama daripada aku, Gauri?]Gauri membaca pesan itu dengan senyum tipis. Matanya memancarkan kehangatan yang bercampur geli. Adam selalu memiliki cara sendiri untuk mengungkapkan rasa cemburunya.Tanpa berpikir panjang, Gauri mengetik balasan. “Kamu sudah sampai di Australia?”Gauri menekan tombol kirim dan kembali menyandarkan tubuh di jok mobil. Amelia yang duduk di sampingnya sibuk dengan laptop, sementara sopir yang memegang kemudi sesekali melirik ke arah mereka melalui kaca spion.“Pesan dari Tuan Adam?” tanya Amelia dengan senyum menggoda tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop.“Hmm,” gumam Gauri singkat sambil menyimpan ponsel ke dalam tas. “Mas Adam hanya ingin memastikan saya tidak lupa bahwa dia ingin menjadi prioritas saya.”Amelia terkekeh pelan, menggelengkan kepala. “Saya senang melihat hubungan Nona dan Tuan sudah membaik.”Mobil perlahan memasuki gerbang besar dengan lampu-lampu taman yang menyor

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   261. Bebas

    “Jadi, apa semuanya sudah selesai?” tanya Gauri sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper kecil. Tangannya sibuk melipat gaun sederhana yang Amelia serahkan padanya.Amelia, yang berdiri di dekat lemari, mengangguk sambil membawa beberapa dokumen yang baru saja dia serahkan.“Ya, evaluasi mingguan Uno Rekayasa Industri berjalan dengan baik. Proyek-proyek besar berjalan lancar, meski ada beberapa kendala teknis kecil yang bisa diatasi dalam waktu dekat.” Amelia menjawab.“Bagus,” sahut Gauri, tersenyum tipis. “Amelia, kamu benar-benar sudah banyak membantu selama saya di sini. Terima kasih.”“Tapi, Nona Gauri … kalau saya lebih berhati-hati saat menyetir, kecelakaan itu tidak akan terjadi. Saya benar-benar minta maaf.” Amelia mendesah pelan, menatap Gauri dengan sorot mata penuh rasa bersalah.Gauri mengangkat wajah, menatap Amelia tajam, tetapi penuh kehangatan.“Saya sudah bilang berkali-kali, Amelia, saya tidak ingin mendengar permintaan maaf itu lagi,” desah Gauri sebal.“Baik, No

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   260. Oh, Pengganggu!

    "Bagaimana dengan Mama Arum?" tanya Gauri pelan, matanya menatap Adam yang baru saja duduk di kursi di samping ranjangnya.Pagi tadi, Gauri mendengar bahwa Arum dilarikan ke rumah sakit. Dan baru sore ini, dia bisa mengonfirmasi hal itu ke Adam.Adam menghela napas panjang, menatap Gauri dengan tatapan lembut. “Hipertensinya kambuh semalam, dan sekarang Mama dinyatakan mengalami stroke.”Gauri terkejut, matanya membulat. “Stroke?”Adam mengangguk, rahangnya sedikit mengeras. “Semalam setelah aku bilang ingin membatalkan perceraian dan ingin kembali denganmu, Mama sangat marah. Mama belum bisa menerima itu.”“Mas Adam ….” Gauri menggigit bibir, matanya terlihat berkaca-kaca. “Aku ingin menjenguk Mama Arum.”Adam menatap Gauri cukup lama sebelum akhirnya menghela napas dan mengangguk pelan.“Kamu boleh menjenguknya. Tapi ada syarat!” tukas Adam.“Syarat?” Gauri menaikkan alis. “Apa?”“Kamu hanya boleh menjenguk Mama saat kamu sudah sembuh dan mengenakan gaun cantik yang biasa kamu pakai

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   259. Kencan Buta

    “Ini pasti hari spesial, bukan?” tebak Arum sambil memindai ruangan.Suara alunan piano yang lembut mengisi suasana restoran mewah itu. Lampu-lampu kristal menggantung tinggi, memancarkan cahaya hangat yang menciptakan atmosfer elegan.Adam duduk di sebuah meja dekat jendela besar, mengenakan setelan jas hitam sempurna. Di depannya, Arum, terlihat sangat antusias dengan wajah merona yang sulit disembunyikan.“Ini pilihan restoran yang bagus, Adam,” lanjut Arum sambil tersenyum. “Akhirnya, kamu mulai mengerti bahwa wanita-wanita pilihan Mama punya kualitas yang sepadan denganmu.”Adam hanya mengangkat alis sedikit, lalu menyesap air putih dari gelas kristalnya. Senyum kecil muncul di wajah pria itu, meskipun matanya tetap dingin.“Mama sangat yakin malam ini akan menjadi momen besar, ya?” tanya Adam.“Tentu saja!” Arum tertawa kecil sambil merapikan gaunnya yang berkilauan. “Mama tahu kamu keras kepala, Adam, tapi setidaknya sekarang kamu mulai membuka hati untuk pilihan yang tepat. Ja

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   258. Kali Ini Akan Kulakukan dengan Benar

    “Jangan bergerak terlalu banyak, Gauri” pinta Adam sambil mendorong kursi roda Gauri perlahan, membawa wanita itu ke taman rumah sakit. “Dokter bilang kamu masih perlu banyak istirahat. Aku tidak akan mengampuni diriku jika setelah ini terjadi sesuatu pada dirimu lagi.”Gauri tersenyum tipis dengan pipi memerah. Wajah wanita itu jauh lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya.“Aku tidak bergerak sama sekali, Mas Adam. Kamu yang menaruh aku untuk duduk di sini, di kursi roda, bukan?” Gauri tidak ingin kalah.Adam menoleh sejenak ke arah Gauri dengan tatapan yang tenang dan menghangatkan. Ada senyum tipis yang menghiasi bibirnya.“Kalau kamu tidak ingin duduk di sini, aku bisa mengembalikanmu ke ranjang perawatan,” tukas Adam berpura-pura marah, padahal sedang menahan tawa.Gauri tertawa kecil, menyentuh tangan Adam yang berada di pegangan kursi roda. “Tidak usah. Di sini jauh lebih menyenangkan. Terima kasih sudah membawaku keluar.”Angin sore yang sejuk menyapu wajah mereka saat Adam

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   257. Merindu Manik Cokelat Gauri

    “Apa yang mereka inginkan dari kerja sama ini?” tanya Adam pada seseorang di seberang telepon sambil memandang cahaya matahari lembut yang masuk melalui jendela, menerangi ruangan perawatan VIP di salah satu rumah sakit terbaik di kota Jakarta.Adam duduk di sofa dengan postur tegap, satu tangan memegang ponsel, sementara tangan lainnya menelusuri dokumen yang tersebar di meja kecil di depannya. Di sekitar sofa, ada laptop terbuka, beberapa map tebal, dan secangkir kopi yang sudah hampir dingin.“Saya paham bahwa Harraz Mall harus menarik perhatian publik dengan langkah ini,” ujar Adam serius. “Tapi brand sebesar itu memerlukan penawaran yang lebih kuat. Saya akan mengatur ulang kontraknya besok.”Sebuah keheningan singkat mengisi ruangan sebelum suara kecil terdengar dari ranjang di belakangnya.“Mas Adam?”Adam langsung tersentak, jantungnya berdebar keras. Suara itu begitu lembut, tetapi cukup untuk menghentikan dunianya sejenak. Dengan gerakan cepat, Adam menoleh, matanya membelal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status