Malam Pertama dengan Janda Anak 2의 모든 챕터: 챕터 231 - 챕터 240

249 챕터

230. Diana yang Licik

Tiga tahun kemudian…Aini berdiri di dapur, mengaduk panci besar berisi bubur yang ia siapkan untuk makan siang anak-anak panti. Asap mengepul, memenuhi ruangan kecil itu dengan aroma sederhana. Meski lelah, ia tetap memastikan makanan itu matang sempurna. Namun, hatinya terasa berat. Ia tahu bubur itu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak.Tiga tahun yang lalu, ia masih disibukkan dengan agenda kursus anak-anak panti dan juga berhubungan dengan donatur, meskipun ia bukan orang sekolahan. Namun, kini ia hanya bisa berdiri di depan kompor dan mesin cuci. “Aini, jangan terlalu banyak pakai susu,” suara Diana terdengar dari ambang pintu. Perempuan itu berdiri dengan tangan terlipat, matanya mengawasi setiap gerakan Aini.Aini menoleh, mencoba menahan perasaan kesal yang muncul. “Kalau susu tidak cukup, anak-anak akan semakin kekurangan gizi. Anak-anak terlihat kurus, Kak. Sudah ada donatur yang berkomentar."“Jangan berlagak tahu segalanya,” Diana memotong tajam. “Aku
last update최신 업데이트 : 2025-01-20
더 보기

231. Kedatangan Rio

Pagi itu, suasana di panti yatim piatu milik Nara sedikit lebih riuh dari biasanya. Anak-anak berlarian ke halaman, saling bersahutan dengan suara ceria. Mereka jarang terlihat seantusias ini. Sebuah mobil hitam baru saja berhenti di depan gerbang panti, dan seorang pria bertubuh tinggi, berkulit cerah, serta berpenampilan rapi keluar dari kendaraan itu.Pria itu adalah kakak sulung Erwin yang telah menetap di luar negeri selama beberapa tahun terakhir. Meskipun jarang pulang, Rio selalu mengirimkan kabar dan sumbangan untuk membantu panti. Namun kali ini, ia datang karena ingin melihat kondisi ibunya. “Om Rio!” teriak salah satu anak kecil sambil berlari ke arahnya.Rio tersenyum hangat, menunduk untuk mengangkat bocah itu ke pelukannya. “Hei, Nia, kamu makin besar ya!” ucapnya dengan tawa ringan."Udah, dong, Om Rio juga udah besar." Rio tertawa. "Bukan sudah besar, Nia, tapi sudah tua." Rio pum tertawa. Anak-anak yang lain mengikuti gerakan Nia yang mencium punggung tangan Rio.
last update최신 업데이트 : 2025-01-21
더 보기

232. Tak Berkutik

Keesokan paginya, Rio memutuskan untuk mulai menyelidiki laporan keuangan panti yang baru dikirim oleh Diana. Ia tahu bahwa masalah terbesar yang disampaikan ibunya adalah mengenai kebutuhan anak-anak panti yang tidak terpenuhi. Hal ini hanya bisa dijelaskan jika ia menemukan sesuatu yang tidak beres dalam pengelolaan dana panti yang semuanya diatur oleh Diana. Rio langsung menuju ruang kantor yang biasa digunakan oleh Diana. Ia menemukan meja yang penuh dengan tumpukan kertas, dokumen, dan beberapa map yang terlihat acak-acakan. Saat membuka laci, ia menemukan sebuah buku besar yang tampaknya menjadi catatan keuangan utama panti.Ia membawa buku itu ke ruang tamu dan mulai memeriksa halaman demi halaman. Di situ, tercatat pemasukan dari donatur tetap, sumbangan insidental, serta beberapa pengeluaran utama seperti makanan, pakaian, dan biaya operasional. Namun, semakin lama ia membaca, semakin banyak hal yang mencurigakan.Rio memusatkan perhatiannya pada kolom pengeluaran. Di sana
last update최신 업데이트 : 2025-01-21
더 보기

233. Suami Goib

Ganteng, tinggi, putih, baik, murah senyum, siapa yang gak suka melihat pemandangan pria seperti itu? Diana berdiri di balkon lantai dua, memandang ke halaman panti tempat Rio sedang bermain bola dengan anak-anak. Ia tidak bisa memungkiri, ada sesuatu pada pria itu yang menarik perhatiannya. Wajah tampannya, sikap tegasnya, dan bagaimana ia memperhatikan anak-anak membuat Diana semakin sulit mengalihkan pikirannya.Berbeda sekali dengan suaminya yang memang cukup ramah pada anak-anak panti, tapi gesturnya tidak seluwes Rio. “Aku tidak mengerti kenapa dia selalu mempermasalahkanku,” gumam Diana sambil memandangi Rio yang tertawa bersama anak-anak.Meskipun Rio sering menegurnya karena ketidakpeduliannya terhadap panti, Diana tidak pernah benar-benar merasa terganggu. Sebaliknya, ia justru menikmati setiap interaksi mereka, bahkan yang penuh ketegangan sekalipun.Kenapa sampai sekarang, pria itu belum menikah? Sepertinya wanita manapun yang ia tunjuk jadi istri, pasti akan langsung se
last update최신 업데이트 : 2025-01-22
더 보기

234. Jagain Jodoh Orang

Hari-hari berlalu, dan ketegangan di panti asuhan semakin terasa. Diana semakin sering menunjukkan sikap tidak peduli terhadap anak-anak panti. Ia juga semakin terang-terangan memperhatikan Rio, meskipun pria itu selalu menjaga jarak. Diana terlihat cari perhatian saat di depan Rio. Ia akan bersikap manis pada anak-anak jika Rio ada di sana, tapi ketika Rio tidak ada, Diana kembali acuh. Aini menyaksikan semua itu dengan perasaan campur aduk. Di tengah kehidupannya yang sudah penuh tekanan, ia tetap berusaha menjalani hari-harinya di dapur dan merawat anak-anak dengan sepenuh hati. Meski kehadiran Rio membawa sedikit ketenangan, ia tahu bahwa situasinya tidak akan bertahan lama tanpa adanya perubahan besar."Besok saya sudah mulai bekerja, Ai," kata Rio saat menghampiri Aini yang tengah menyiram tanaman. "Oh, ya, Mas, Alhamdulillah. Kerjaan Mas yang lama bagaimana? Apa maksudnya Mas kembali kerja di luar negeri gitu?" Rio menggeleng. "Di sini, mungkin naik motor sekitar empat pulu
last update최신 업데이트 : 2025-01-22
더 보기

235. Menyusahkan

Pagi itu, suasana meja makan terasa lebih hangat dari biasanya. Rio sedang sibuk membantu Aini menyiapkan makanan, sementara Erwin duduk sambil membaca koran. Diana, yang biasanya terlambat bangun, pagi ini datang lebih awal dan langsung duduk di sebelah suaminya. Aini yang sibuk di dapur membawa hidangan terakhir, memastikan semua sudah tersedia untuk mereka."Mas Erwin, mau tambah kopi?" tanya Diana dengan suara manis.Erwin menggeleng sambil tersenyum. "Tidak, terima kasih. Perutku terlalu penuh nanti. Mas Rio mungkin mau?" Erwin menatap Rio. "Aku tidak bisa minum kopi terlalu pagi," jawab Rio. Rio melirik Diana, yang tampak lebih ceria dari biasanya. Ia hanya menggeleng pelan, tak ingin terlibat lebih jauh dalam urusan rumah tangga adiknya. Aini, yang berdiri tak jauh dari meja makan, memperhatikan kehangatan itu dengan hati yang berat.Beberapa tahun lalu, ia pernah berhayal bahwa suatu hari ia akan mendapatkan keluarga utuh layaknya orang lain. Bercerita, tertawa, berdiskusi
last update최신 업데이트 : 2025-01-23
더 보기

236. Istri Sah vs Istri Siri

Pagi itu, suasana di meja makan terasa tegang. Diana duduk dengan wajah murung, sesekali mengelus perutnya yang masih rata. Erwin tampak tidak sabar, terus menatap Aini yang sedang menyiapkan sarapan di dapur. Rio duduk di sisi lain meja, mengamati situasi tanpa bicara."Aini!" suara Erwin terdengar tajam, memecah keheningan.Aini menghentikan gerakannya, menoleh dengan wajah cemas. "Ya, Mas Erwin?""Masih lama? Istriku ini udah lapar." Erwin sedikit berteriak pada Aini. "Masih.""Kenapa?""Saya masak untuk semua orang yang ada di panti dan anggota rumah. Bibik yang biasa bantu-bantu dipecat Kak Diana, jadi saya repot. Kalau mau cepat, Mas Erwin bantuin saya!" Suara Aini pun terdengar bernada kesal. “Kamu ini bagaimana? Diana bilang kamu bersikap kasar padanya kemarin. Dia hamil muda, Aini. Kamu seharusnya lebih hati-hati,” kata Erwin dengan nada penuh teguran.Aini tertegun, berusaha mengingat apa yang mungkin ia lakukan salah. “Saya tidak bermaksud kasar, Mas. Saya hanya mengingat
last update최신 업데이트 : 2025-01-24
더 보기

237. Ceraikan Aini!

Suasana rumah terasa berbeda pagi itu. Erwin yang biasanya penuh energi terlihat lemas terbaring di kamar. Sejak semalam, tubuhnya demam tinggi. Diana, yang sedang hamil muda, hanya bisa duduk di sofa ruang tamu dengan wajah lelah, sementara Rio sibuk berkeliling memastikan anak-anak panti mendapatkan perhatian yang cukup sebelum ia berangkat ke kantor. Aini berada di dapur, mengaduk bubur di panci dengan gerakan lamban. Rasa kesalnya tidak bisa ia sembunyikan. Siapa lagi kalau bukan tentang Diana dan Erwin. “Kenapa harus aku lagi?” gumam Aini dengan nada gerutu. Ia memindahkan bubur ke dalam mangkuk sambil menghela napas panjang. “Dia suami Diana, bukan aku. Tapi kenapa aku yang harus turun tangan? Giliran sakit, baru ngandelin aku!"Meski hatinya kesal, Aini tetap melangkahkan kaki menuju kamar Erwin. Ia tahu Rio yang memintanya dan bagaimanapun, ia tidak bisa menolak permintaan Rio, terutama karena Rio sudah banyak membantunya selama ini.Saat Aini masuk ke kamar, Erwin terbaring
last update최신 업데이트 : 2025-01-24
더 보기

238. Dhuha

Suara dering telepon memecah keheningan pagi di ruang kerja Pak Zainal. Pria paruh baya itu menatap layar ponselnya sebelum menjawab panggilan tersebut. Nama “Pak Fauzi” tertera di sana. Majikan kedua orang tuanya yang sangat baik dan juga dermawan. “Halo, Assalamu’alaikum, Pak Fauzi,” sapa Pak Zainal ramah begitu mengangkat telepon.“Wa’alaikumussalam, Zainal. Apa kabar?” jawab suara berat di seberang, terdengar hangat dan penuh keramahan.“Alhamdulillah, sehat. Fauzi sendiri bagaimana? Lama tidak bertemu,” tanya Pak Zainal sembari meneguk secangkir kopi hitam.“Alhamdulillah sehat juga. Orang tua kamu gimana? Masih bekerja di panti gak?""Alhamdulillah bapak ibu masih ada, cuma udah sepuh. Jadi, saya yang bekerja di panti.""Oh, baiklah, titip salam untuk mereka ya. Mm... Begini, Zainal, aku sebenarnya mau tanya. Kalau aku ingin kirim santunan berupa sembako dan alat sekolah ke panti asuhan, sebaiknya aku kirim ke mana? Ada alamat yang bisa dituju?”“Oh, tentu bisa, Pak Fauzi. Lang
last update최신 업데이트 : 2025-01-25
더 보기

239. Dilema

Setelah berhasil keluar dari kemacetan menuju kampus, Dhuha meraih ponselnya yang tergeletak di kursi penumpang. Ia menekan kontak “Opa Fauzi” dan menempelkan telepon ke telinganya. Suara dering terdengar sebentar sebelum akhirnya disambut suara lembut sang kakek.“Halo, Dhuha. Kamu sudah sampai panti?”Dhuha tersenyum kecil. “Sudah, Opa. Aku baru selesai mengantar sembako dan alat sekolahnya. Anak-anak panti kelihatan senang sekali. Pak Zainal juga menyampaikan terima kasih untuk bantuan dari Opa.”“Alhamdulillah, Nak. Opa lega dengarnya. Kamu gimana, ada kesulitan?”“Tidak ada, kok. Semuanya berjalan lancar. Oh ya, tadi aku sempat dikenalkan dengan salah satu pengurus panti, namanya Diana karena ownernya Bu Nara sedang sakit. Sepertinya dia yang banyak mengurus anak-anak di sana. Orangnya ramah."Pak Fauzi terkekeh. “Bagus kalau begitu. Diana memang pengurus yang rajin, kata Zainal. Sama ada satu lagi yang biasa mengurus anak-anak di sana, tapi Opa lupa namanya.Opa senang kamu bisa
last update최신 업데이트 : 2025-01-26
더 보기
이전
1
...
202122232425
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status