All Chapters of Tuan Presdir, Nyonya Ingin Bercerai: Chapter 51 - Chapter 60

112 Chapters

Bab 54

Niel memegang erat jam tangannya, sedikit gemetar tetapi matanya berbinar saat ingatannya melayang pada sosok yang sangat dia percayai. Dia mengenang momen ketika pertama kali bertemu Reihan, lelaki baik hati yang selalu memberikannya perhatian. Saat itu, Reihan memberikannya jam tangan khusus dengan fitur rahasia, dan berkata, “Kalau kamu kangen Uncle atau butuh bantuan, pencet tombol hijau ini, ya, Niel.” Nandia memperhatikan putranya yang tengah menatap jam itu dengan penuh harap. “Niel, apa ada yang kamu ingat?” tanya Nandia mencoba meredakan ketegangan yang mereka hadapi. Niel menatap ibunya dengan mata penuh harap. “Mama, dulu, Uncle Reihan bilang kalau aku pencet tombol hijau ini, dia akan datang. Apa menurut Mama, dia benar-benar akan datang ke sini?” Meskipun hatinya ragu, Nandia tersenyum, berusaha menenangkan putranya. “Tidak ada salahnya mencoba, Niel. Kamu pencet aja tombol hijaunya, siapa tahu berfungsi dan kita bisa segera keluar dari sini." Niel mengangguk pelan
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 55

Reihan memandang pesan darurat dari Niel di layar ponselnya dengan ekspresi bingung. “Jam tangan itu…” gumamnya pelan. Ingatannya kembali ke hari saat dia memberikan hadiah itu kepada Niel. Jam tangan dengan fitur GPS khusus yang hanya bisa diaktifkan jika ada situasi mendesak. “Kalau kamu kangen atau butuh Uncle, pencet tombol hijau ini,” katanya pada Niel waktu itu. Namun, dia tak pernah benar-benar berharap Niel akan menggunakannya. Kini, kenyataan bahwa Niel mengaktifkannya membuat Reihan cemas. Reihan cepat-cepat mengenakan jaketnya dan bergegas keluar. “Kalau Niel menggunakannya, berarti mereka dalam bahaya atau… mungkin dia hanya merindukanku,” pikir Reihan sambil berusaha menenangkan dirinya. Dia langsung menuju rumah Nandia, berharap mereka hanya sedang di sana dan baik-baik saja. Saat tiba di rumah Nandia, ia segera mengetuk pintu. Tak lama kemudian, seorang pembantu membukakan pintu dan terlihat kaget melihat Reihan. “Tuan Reihan, ada apa ya malam-malam begini?” tanyany
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 56

Melihat tubuh Niel yang tiba-tiba menggigil, Reihan pun panik. Begitu juga dengan Nandia."Nandia, kita harus ke rumah sakit dahulu. Kita tidak bisa membiarkan keadaan Niel seperti itu," kata Reihan.Nandia memegang dahi Niel yang tiba-tiba saja mengalami demam. Meski dia tak ingin ke rumah sakit, mau tak mau, dia pun menganggukkan kepalanya.Reihan pun mencari rumah sakit terdekat. Kalau harus menunggu sampai kota, dia takut kondisi Niel bertambah parah. Reihan melirik keadaan Niel lewat kaca spion.“Tenang saja, kita akan segera sampai. Menurut map, 10 kilo dari sini ada rumah sakit,” ujar Reihan, mencoba memberi ketenangan.Nandia mengangguk lemah. “Terima kasih, Reihan. Aku tidak tahu harus bagaimana kalau tidak ada kamu.”Reihan menatapnya sejenak, menyunggingkan senyum kecil. “Sudah menjadi tugasku untuk melindungi kalian. Kalian keluarga bagiku.”Setibanya di rumah sakit, Reihan langsung membawa Niel dan Nandia masuk ke ruang gawat darurat. Seorang perawat menghampiri dan langs
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Bab 57

Saat mereka akan membuka pintu ruang perawatan Niel, sosok tak terduga muncul di hadapan mereka—Danu. Dia berdiri dengan wajah dingin, matanya menatap tajam ke arah mereka bertiga."Danu!" Reihan langsung menghentikan langkahnya, berdiri di depan Nandia dan Niel seolah-olah sebagai tameng. “Apa yang kau lakukan di sini, Danu?” tanyanya dengan nada tajam. Danu tersenyum tipis, tetapi matanya penuh kecurigaan. “Haruskah aku bertanya hal yang sama padamu, Reihan? Mengapa kamu berada disini dengan istri dan juga anakku? Apa yang kalian lakukan? Apa kamu berselingkuh dengan istriku?” Reihan menahan kemarahannya. “Aku ada di sini karena mereka membutuhkan pertolonganku. Sementara kau… apa kau benar-benar peduli pada mereka? Atau kamulah yang sebenarnya menculik mereka?” Danu mengangkat alisnya, berpura-pura terkejut. “Jangan menebar fitnah, Reihan. Apa kau sedang mencoba menuduhku? Aku ke sini hanya ingin memastikan keadaan mereka, karena Galih bilang mereka tidak pulang semalam.” Nand
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

58

"Aku harus membuatnya sibuk dengan diriku... bagaimanapun caranya." gumam Diana, sambil mengepalkan tangannya.. Di dalam apartemennya, Diana berdiri menatap bayangannya di cermin. Rencananya sudah sejauh ini. Dia tak ingin gagal hanya karena Danu meninggalkannya demi menolong Nandia. Dia tahu, Danu akan lebih memilih untuk menolong Nandia jika terjadi sesuatu, kecuali jika keadaannya dalam keadaan darurat. Senyum mengembang di bibirnya saat terbesit satu ide gila di kepalanya. Sebuah rencana yang penuh risiko, tapi ini mungkin satu-satunya cara agar Danu tak lagi memikirkan Nandia-dengan membuat dirinya terlihat rapuh dan memaksa Danu untuk terus berada di sisinya."Aku yakin, setelah ini, kamu tidak akan pernah meninggalkanku, Danu!" --- Saat Danu hendak pulang, Diana mengirimkan beberapa pesan padanya. Lelaki itu hanya melihat sekilas, kemudian memilih mengabaikan pesan-pesan ancaman dari Diana. Danu sudah lelah dengan ancaman Diana. Di layar ponselnya, pesan-pesan wanita
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 59

"Diana!" Danu berlari mendekati Diana yang tergeletak di lantai. Wanita itu sudah tak sadarkan diri. Darah terus mengalir dari pergelangan tangannya. Sepertinya, wanita sudah dari tadi menyayat nadinya hingga darah pun merembes hingga ke lantai. Danu begidik ngeri melihatnya. "Diana!" Danu segera berlutut di sampingnya, mengguncang tubuh wanita itu dengan lembut, mencoba membangunkannya. "Diana, bangunlah! Kenapa kamu melakukan ini!" Tak ada reaksi. Wajah Diana tampak pucat pasi, matanya setengah terbuka namun tanpa fokus. Danu segera meraih teleponnya, menelepon ambulans dengan tangan gemetar. Setelah itu, ia mengambil handuk terdekat dan menekannya ke pergelangan tangan Diana, mencoba menghentikan pendarahan sebisanya. “Diana, dengarkan aku,” ucapnya pelan namun penuh kepanikan. “Bertahanlah… ambulans akan segera datang. Aku di sini, jangan menyerah.” Beberapa menit yang terasa sangat lama, akhirnya suara sirene terdengar. Paramedis datang dan langsung menangani Diana, mem
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 60

Danu tak lagi mempedulikan Diana. Begitu Galih memberitahukan Nandia tidak pulang, dunia seakan runtuh. Ia berdiri dengan cepat, dengan tergesa-gesa, dia melangkah keluar. “Danu … kamu mau kemana? Kamuu akan meninggalkanku sekarang?” Diana berteriak dengan nada penuh kesedihan, tapi Danu tak peduli lagi dengan keadaan Diana. Baginya, tak ada yang lebih penting dari Niel dan Nandia. “Maaf, Diana. Aku harus pergi.” Danu pun keluar tanpa peduli dengan teriakan Diana. Begitu keluar dari ruang perawatan Diana, Danu menghubungi Galih. “Galih, apa yang terjadi pada Nandia dan Niel? Kenapa mereka tidak pulang semalam?” Suara Galih terdengar tegang di seberang. “Dari penyelidikanku tadi, Nandia dan Niel diculik, Danu. Aku mendapat kabar dari anak buah kita bahwa Reihan lah yang menolong Nandia. Dia menemukan mereka di sebuah gudang tua. Mereka sempat disekap di sana, tapi Reihan berhasil membawa mereka keluar dan kini mereka ada di rumah sakit.” Danu mematung sejenak, darahnya mendidih me
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 61

Danu keluar dari mobilnya dengan jantung berdebar, menggenggam beberapa mainan dan kantong berisi makanan kesukaan Niel. Danu sudah dipersilahkan masuk oleh ART di rumah Nandia. Ya, malam ini, Danu datang ke rumah Nandia demi bisa bermain dengan putranya dan juga mengambil kembali hati Nandia. Tak ada siapapun disana, mungkin, mereka sedang beristirahat di dalam. Hampir setengah jam ia menunggu di ruang tamu, berharap Nandia akan keluar dan berbicara dengannya. Namun, hanya Niel yang muncul, dengan senyum kecil yang langsung meluruhkan amarah Danu. “Papa!” Niel memeluk Danu erat. Bocah itu tertawa saat melihat mainan yang dibawanya. “Terima kasih, Papa. Ini semua untukku?” Danu tersenyum, menepuk kepala putranya. “Iya sayang, ini semuanya untukmu. Maaf kalau Papa baru sempat menjengukmu sejak insiden kemarin,” ucapnya, mencoba menahan rasa bersalah yang membakar dadanya. “Papa dengar kamu sangat berani waktu itu. Bisa ceritakan pada Papa bagaimana kejadiannya?” Niel tampak be
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 62

Danu melangkah keluar dari rumah Nandia dengan langkah berat. Hatinya diliputi perasaan hampa dan bingung. Meski Nandia tidak secara langsung menolak permintaannya, Danu bisa merasakan tembok besar yang memisahkan mereka. Ia berharap kehadirannya malam ini mampu mencairkan hati Nandia, namun respon Nandia biasa saja. Di dalam mobil, Danu memandangi mainan yang tadi diberikan pada Niel, mendesah pelan, merasa gagal untuk mendekatkan diri pada anak dan istrinya. Tiba-tiba, pikirannya beralih ke satu nama: Reihan. Pria itu sudah terlalu sering muncul di dalam hidup Nandia dan Niel. Keberadaan Reihan selalu membuat Danu merasa terancam, seolah Reihan menjadi figur yang lebih dapat diandalkan bagi keluarganya. “Kalau aku tidak bertindak sekarang, aku bisa kehilangan mereka selamanya,” gumam Danu, memantapkan hati. Dengan sigap, ia menyalakan mobil dan langsung meluncur ke rumah Reihan. Sesampainya di depan rumah mewah Reihan, Danu keluar dari mobil dengan amarah yang seperti bom akan me
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 63

"Maaf, Tuan, laporan tentang penculikan Nyonya Nandia sudah saya kirim via email beserta foto-fotonya," kata Galih pada akhirnya Danu pun segera mematikan panggilannya. Lelaki itu mencari email dari Galih. Tangannya mengepal saat membaca laporan dari Galih."Kurang ajar! Kamu ingin coba-coba denganku, ya!" Danu melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit. Api amarah seketika itu memuncak saat membaca email dari Galih tadi. Ternyata, Dianalah dalang dari penculikan Niel dan Nandia."Kamu pikir, aku tidak tahu kalau bunuh dirimu itu hanyalah alasan untuk mengalihkan perhatianku? Wanita licik!"Sesampainya di rumah sakit, Danu langsung menuju kamar Diana. Sesaat setelah masuk, ia melihat Diana terbaring lemah di ranjang, menatap langit-langit dengan ekspresi kosong. Namun, begitu menyadari kehadiran Danu, wanita itu tersenyum tipis, meski matanya menyiratkan kelelahan.“Danu... aku tidak menyangka kau akan datang,” suara Diana terdengar lemah namun penuh kepura-puraan
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status