All Chapters of Tuan Presdir, Nyonya Ingin Bercerai: Chapter 71 - Chapter 80

112 Chapters

Bab 74

Danu memandangi Nandia yang tengah sibuk dengan Niel di ruang keluarga. Wajah lembut wanita itu tampak bercahaya saat tertawa bersama putra mereka. Sebuah ide muncul di kepalanya. Dia ingin memberikan kejutan tepat di hari ulang tahun istrinya 3 Minggu lagi. Danu ingin mewujudkan keinginan Nandia yang tak pernah dia wujudkan. --- Pagi itu, Danu mengatur jadwalnya dengan ketat. Ia memastikan semua dokumen pekerjaan diselesaikan lebih awal. Setelah memastikan Nandia sibuk di rumah bersama Niel, ia menelepon Galih. “Galih, aku butuh bantuanmu hari ini,” kata Danu sambil memasang dasi. “Selalu siap, Tuan. Apa yang perlu saya lakukan?” tanya Galih dari seberang telepon. “Aku ingin bertemu Kakek Anggara untuk membicarakan sesuatu yang penting. Pastikan tidak ada yang tahu, terutama Nandia,” jawab Danu serius. “Baik, Tuan. Saya akan mengatur semuanya.” --- Di rumah Kakek Anggara. "Kakek mau kemana? Tumben rapi begini?" tanya Nandia curiga. Karena memang kakeknya hampir tak pernah
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 75

Malam ini adalah malam pertama Danu dan Nandia setelah sekian lama mereka berpisah. Saat Nandia kesusahan untuk menarik resleting gaunnya ke bawah Danu membantunya. Akan tetapi tak hanya berhenti sampai disitu, Danu memeluk Nandia dari belakang sambil menaruh dagunya di bahu Nandia. Aroma parfum Danu tercium oleh Nandia, dulu dia begitu mendamba diperlakukan seperti ini. Namun sekarang, kenapa Nandia jadi gugup. Tubuhnya pun sedikit gemetar karena takut.Danu tersenyum menyeringai. Tiga tahun berumah tangga dengan Nandia membuat Danu hapal setiap titik tubuh Nandia yang mampu membangkitkan hasrat wanita ini."Danu!" lirih Nandia sambil memejamkan matanya. Menahan gejolak yang siap meledak. Bagaimanapun Nandia adalah wanita normal, disentuh bagian sensitifnya, tentu dia akan bereaksi."Kenapa, Sayang?" Danu justru semakin menggoda istrinya dengan memainkan bagian tubuh Nandia.Nandia hanya diam sambil terus memejamkan mata. Dia malu, karena ketahuan menginginkan sentuhan Danu. Malam i
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 76

Tanpa terasa, usia pernikahan Danu dan Nandia sudah menginjak dua bulan lebih, tetapi hingga saat ini, Danu masih sibuk di kantor karena baru saja mendapatkan proyek baru. Janji berbulan madu pada Nandia pun belum bisa dia tepati.Sementara Nandia, wanita ini sekarang lebih banyak di rumah. Urusan pekerjaan dia serahkan pada Mike, asistennya. Hanya sesekali saja dia ke kantor untuk menandatangani berkas penting.Malam ini, Nandia menghabiskan waktu bersama Niel. Mereka sedang bekerja sama membuat layang-layang, tugas sekolah Niel"Niel, kamu gunting kertasnya, Mama yang potong lidinya," kata Nandia. Mereka berbagi tugas biar cepat selesai.Danu yang baru saja tiba, tersenyum melihat istri dan anaknya tengah sibuk di ruang keluarga. “Bagaimana tugasnya, Niel?” tanya Danu sambil mencium kepala putranya. “Sudah hampir selesai, Pa,” jawab Niel tanpa mengalihkan pandangan dari buku. Nandia menatap Danu dengan senyuman kecil. “Kamu pulang lebih awal hari ini?” Danu duduk di sebelah Nand
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 77

Di Pulau Tropis Setibanya di pulau tujuan, Danu dan Nandia disambut oleh pemandangan yang memukau—air laut biru jernih, pasir putih, dan pohon kelapa yang berjejer rapi. “Aku tidak percaya kita benar-benar di sini,” kata Nandia sambil memandangi sekeliling. Danu tersenyum. “Aku ingin kamu menikmati setiap momen di sini, Nandia. Kamu pantas mendapatkan ini.” Villa yang mereka tempati langsung menghadap ke pantai. Danu sudah menyiapkan candle light dinner bersama Nandia di tepi pantai malam ini. “Ini sangat indah,” kata Nandia sambil menatap lilin yang menerangi meja mereka. “Tiada hal lain seindah kamu, Sayang,” jawab Danu dengan nada lembut. Nandia tersenyum malu-malu. “Kamu bisa saja. Tapi terima kasih, Danu. Aku benar-benar merasa bahagia sekarang.” Danu meraih tangan Nandia dan menatapnya dalam-dalam. “Kamu tahu, tujuan hidupku saat ini hanya satu, yaitu membahagiakanmu dan juga Niel. Tak akan aku ulangi kesalahanku di masa lalu." Air mata menggenang di mata Nandi
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 78

“Mas, kita ini jauh dari mana-mana. Jangan tinggalkan aku sendiri. Aku takut, Mas!” ujarnya dengan nada panik. Nandia kembali melangkahkan kakinya. Di dekat pohon kelapa, dia melihat sebuah cahaya redup disana. Dengan langkah ragu, Nandia mendekati cahaya itu. --- Di bawah pohon kelapa, Danu berdiri dengan senyum lebar. Di hadapannya, ada meja kecil dengan lilin menyala. Kue ulang tahun dan sebuah kotak kecil berwarna biru ada disana. Nandia mengernyitkan dahinya, ulang tahunnya sudah lewat kemarin, kenapa Danu masih ingin merayakannya? “Mas!” Nandia berlari ke arahnya, lega sekaligus kesal. “Aku kira kamu pergi ke mana! Aku panik sekali tadi!” Danu tertawa kecil dan langsung memeluknya. “Maaf, aku hanya ingin membuat kejutan kecil untukmu.” “Ke... kejutan?” Nandia menatap Danu dengan bingung. Danu menyalakan lilin yang ada di kue itu. "Kamu inget nggak, ini adalah hari pertama kamu menjadi Nyonya Danu. Dan untuk merayakannya, aku ingin memberikanmu ini." Danu memberikan
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 79

Malam sebelumnya "Ya," Danu menjawab panggilan itu dengan mata terpejam. Tenaganya sudah habis terkuras setelah bercinta dengan Nandia tadi. "Tuan, tadi Mamanya Diana menelepon saya. DIa ingin bicara dengan Tuan, katanya penting. Saya tidak ingin memberikan nomor Anda. Akan tetapi, wanita itu menangis tersedu menceritakan keadaan Nona Diana. Saya pun tak tega. Namun sebelum menyambungkan panggilannya, saya ingin meminta izin dahulu pada, Tuan." "Sambungkan!" sahut Danu dingin. Mereka pun melakukan panggilan bersama. Tak lama, suara isak tangis terdengar. Mama Diana sedang menangis tersedu di balik telepon. Danu pun memulai obrolan. "Ada apa Tante?" “Danu Sayang, tolong Tante, Diana sayang. Dia ... hiks, hiks." Wanita itu kembali menangis. "Diana kenapa, Tante?" sahut Danu. "Dia ... dia dilecehkan oleh beberapa orang, Danu. Dan sekarang, dia berada di ICU. Pamanmu langsung shock dan terkena serangan jantung saat mendengar kabar itu, dan sekarang Paman juga sedang dirawa
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 80

Galih menghela napas, lalu duduk kembali di sofa pura-pura tidak tahu. “Maaf Nyonya, apa Tuan Danu tidak bilang apa-apa sama Nyonya?” Nandia menggeleng, hatinya mulai diliputi kekhawatiran. “Tidak. Dia tidak meninggalkan pesan atau apa pun. Apa yang sebenarnya terjadi, Galih?” Galih menatapnya serius. “Ada masalah besar di kantor cabang yang ada di luar negeri, Nyonya. Tuan Danu harus segera kesana untuk menyelesaikan masalah ini. Itu sebabnya saya datang ke sini.” Nandia merasa dadanya sesak. “Jadi dia pergi begitu saja tanpa memberitahuku? Dia bahkan tidak meninggalkan pesan?” Galih mengangkat bahunya. “Mungkin, Tuan tidak mau membangunkan Nyonya. Lagi pula, dia tahu kalau saya akan terus di sini untuk memastikan Nyonya baik-baik saja.” Nandia duduk di kursi di depan Galih, mencoba mencerna semuanya. “Masalah apa yang sampai membuat dia harus pergi dengan sangat terburu-buru, Galih?” “Masalah keamanan data perusahaan, Nyonya,” jawab Galih singkat. “Tapi tenang saja, Nyo
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 81

Danu melangkah keluar dari bandara di negara N dengan langkah berat. Rasa bersalah pada sang istri karena telah berbohong terus memenuhi pikirannya. Namun, dia tidak punya jalan lain. Mendengar kondisi yang diceritakan oleh Mama Diana kemarin membuat hatinya tidak tenang. Hingga dia harus meninggalkan Nandia begitu saja.Dia diantar oleh supir ke sebuah rumah sakit kecil yang ada di pinggiran kota. Di rumah sakit itu tempat di mana Diana, dirawat. Sebenarnya, Danu juga tak tega mengasingkan Diana seorang diri di negara A tanpa siapapun disini. Namun, dia harus mengambil keputusan ini untuk melindungi keluarganya.Akan tetapi, melihat keadaan Diana sekarang, hatinya mencelos.“Nona Diana ada di dalam, Tuan,” lapor seorang pria yang tampaknya adalah perawat d rumah sakit itu.Danu mengangguk tanpa menjawab, kemudian membuka pintu. Begitu dia melangkah masuk, pemandangan yang menyambutnya membuatnya tertegun.Diana duduk di brankar dengan rambut kusut dan tubuh penuh lebam. Wajahnya yan
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 82

Danu menatap nanar layar ponselnya, puluhan panggilan dari Nandia tertera saat handphone-nya dalam keadaan mati tadi.Dia harus menyiapkan mental dan juga alasan yang tepat supaya istrinya itu tidak marah padanya. Dengan tangan gemetar, Danu pun menekan tombol panggil. Dia tahu, pasti Nandia akan marah padanya, tetapi dia harus melakukannya agar sang istri mau memaafkannyaDi ujung sana, terdengar nada sambung, diikuti suara lembut namun dingin yang begitu dia rindukan."Halo?" Nandia menjawab tanpa basa-basi.“Sayang… maafkan aku.” Suara Danu penuh dengan keraguan. “Aku tahu aku salah. Maaf karena aku pergi tanpa memberitahumu lebih dulu.”Nandia menghela napas, menahan emosinya. "Pergi saja, Danu. Dan jangan pernah kembali. Aku tidak mau lagi mendengar alasanmu.""Tolong dengarkan aku sebentar." Danu memohon. “Aku tidak punya pilihan. Ada urusan kantor yang mendesak di sini, dan aku harus menyelesaikannya.”“Urusan mendesak apa?” nada suara Nandia semakin dingin. “Kamu tahu, kamu pu
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 83

Di kantor Danu, suasana terlihat seperti biasa, dengan para karyawan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Namun, Galih, tangan kanan Danu, justru tampak gelisah. Dia mondar-mandir di ruangan pribadinya, menggigit kuku sambil berpikir keras. "Galih, kamu kenapa?" tanya seorang rekan kerja, Bram, yang kebetulan masuk ke ruangannya. Galih mendesah panjang. "Danu nyuruh aku cari cara biar istrinya nggak marah lagi. Aku udah coba macem-macem, tapi Nyonya Nandia tetap aja dingin kayak es." Bram terkekeh. "Ya ampun, bos besar nyuruh kamu yang ngurusin masalah rumah tangganya? Berat juga tugasmu." "Berat banget!" Galih menjawab frustasi. "Makanya, aku mau tanya. Kamu pernah nggak bikin istri kamu marah? Trus, gimana cara kamu membujuknya?" Bram berpikir sejenak sebelum menjawab, "Kalau istri gue sih gampang, cukup kasih bunga sama cokelat. Tapi kan setiap wanita beda-beda." "Ya itu dia masalahnya!" Galih hampir berteriak. "Nyonya Nandia tuh nggak gampang luluh. Udah aku kasih bunga, ma
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status