All Chapters of Tuan Presdir, Nyonya Ingin Bercerai: Chapter 31 - Chapter 40

112 Chapters

Bab 31

Nandia berdiri di samping ranjang Danu, mencoba meredakan emosi yang memenuhi relung hatinya. Pesan singkat dari Diana masih menghantui pikirannya. Apa lagi rencana licik wanita itu? Nandia tahu, Diana bukan tipe orang yang mundur begitu saja. Di sisi lain, melihat Danu yang terbaring lemah membuat hatinya merasa tak tega. Apa pun kesalahannya di masa lalu, Danu tidak pantas diperdaya oleh wanita licik seperti Diana. Danu menarik napas dalam, lalu menatap Nandia dengan senyum lemah. “Aku nggak nyangka kamu masih di sini,” ucapnya pelan, suaranya serak namun terdengar penuh harap. Nandia tersenyum tipis, meski hatinya dag dig dug tak karuan. “Aku cuma memastikan kamu baik-baik saja.” Danu memiringkan kepalanya, mempelajari wajah Nandia. “Benarkah cuma itu? Atau sebenarnya kamu masih peduli sama aku?” Nandia memutar bola matanya malas. Bukan pertanyaan itu yang ingin dia dengar sekarang, meski dia tahu, Danu memiliki hak untuk bertanya. Bagaimanapun, mereka pernah menjalani hidup be
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Bab 32

Nandia berdiri di lobi rumah sakit dengan gelisah. Kakinya mengetuk lantai marmer tanpa henti, sementara matanya tak lepas dari pintu keluar. Sopir yang dia suruh untuk menjemputnya tak kunjung datang. Apalagi, Diana kembali mengirim pesan bahwa wanita itu duduk di sebelah Niel yang tengah menggambar. Nandia pun semakin panik "Kamu dimana, Pak? Kenapa tak datang-datang? Apa sesuatu terjadi padamu?" Napas Nandia terasa semakin berat. Dia menggigit bibirnya keras-keras, berusaha menahan air mata dan rasa takut yang mulai menyesakkan dada. Pikirannya tak tenang membayangkan apa yang dilakukan Diana pada, Niel putranya? Namun, di tengah kepanikannya, seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Nandia pun menoleh dan melihat Rehan—sepupu Danu yang selalu ada di saat dia membutuhkan pertolongan. Sedetik kemudian, Nandia merasa lega. “Nandia? Kamu kenapa di sini? Kamu baik-baik saja?” tanya Rehan dengan raut wajah khawatir. Tanpa pikir panjang, Nandia meraih lengan Rehan. “Rehan, tolong
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bab 33

Hari ini, media diramaikan oleh beredarnya foto-foto Diana yang sedang merawat Danu di rumah sakit. Disana juga ada beberapa wartawan yang sedang mewawancarai mereka."Nona, Anda sangat telaten merawat Tuan danu," puji salah satu wartawan."Tentu saja, aku ini tunangan yang baik. Yang selalu menemani Danu dalam suka dan duka. Tidak seperti mantan istrinya, yang justru pergi meninggalkannya tanpa alasan yang jelas," kata Diana yamg berniat menyindir Nandia."Bukankah istri Tuan Danu dulu meninggal dunia karena kecelakaan?" wartawan itu membalasnya.Diana ingin membantah. Namun, suara tegas Danu menghentikannya. "Istri saya tidak pernah meninggalkan saya. Dia memang meninggal karena kecelakaan saat akan pergi menemui saya di kantor."Diana ingin protes, tapi mata tajam Danu membuat wanita itu pun mengurungkan niatnya. Sepertinya, strateginya kali ini dengan mengundang wartawan sangat tepat. Dengan begini, dunia tahu. Bahwa dialah pendamping setia Danu, bukan Nandia. Nandia sendiri tak
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bab 34

"Maaf Galih, aku tidak bisa."Nandia pun pergi meninggalkan kafe itu. Hatinya sudah mantap untuk memutuskan hubungan apapun dengan Danu. Entah itu masalah pekerjaan atau yang lainnya.Luka yang ditorehkan oleh Danu di masa lalu masih membekas di hatinya. Apalagi, saat ini, Danu telah bertunangan dengan Diana.Semua ini membuat hubungan mereka semakin sulit.Meskipun Danu berjanji akan memutuskan pertunangannya dengan Diana. Namun tidak semudah itu, publik sudah mengetahui Diana adalah tunangan Danu. Dan dia akan menjadi pihak yang disalahkan jika dia memaksakan hubungan ini."Jadi, dia menolak?" tanya Danu saat Galih kembali dengan wajah lesu."Maaf, Tuan. Saya tak bisa membujuk Nyonya," sesal Galih sambil menundukkan kepalanya.Danu pun akhirnya pulang ke rumahnya. Dia langsung masuk ke kamar dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Dia pandangi ponsel yang sedari tadi menghitam. Berharap ada pesan dari Nandia yang mengatakan kalau dia berubah pikiran. Namun, hingga pagi menjelang, tak sat
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Bab 35

Nandia berdiri mematung di depan Danu. Tatapan pria itu dingin namun penuh hasrat, seolah apa yang ada di kepalanya sudah tidak bisa ditunda lagi. Nandia merasa terjebak, dan dia tahu, dia sudah tidak bisa lagi menghindar. “Danu, aku sudah bilang. Aku nggak mau terlibat denganmu lagi.” Nandia melangkah mundur, menjauh dari pria itu. Danu tetap menatapnya, tenang tapi berbahaya. “Kamu bisa bilang begitu sekarang, tapi aku tahu kamu nggak akan sanggup meninggalkan aku selamanya.” “Jangan sok tahu!” sergah Nandia. “Kita sudah selesai. Kamu sudah bertunangan dengan Diana, dan aku nggak mau jadi orang ketiga dalam hubungan kalian.” Danu tersenyum tipis, nyaris seperti seringai. “Kata siapa kamu orang ketiga. Sampai saat ini, kamu masih istriku. Karena belum pernah sekalipun aku menjatuhkan talak padamu. Kalau nafkah lahir, kamu lihat saja tabunganmu. Setiap bulan, aku selalu mentransfer uang dengan jumlah yang sama ketika kamu masih menjadi istriku. JAdi, tidak ada alasan hakim men
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Bab 36

Beberapa Hari Sebelumnya Media mulai mencium aroma keretakan dalam hubungan Diana dan Danu. Rumor yang tersebar di kalangan media bahwa hubungan keduanya tidak lagi harmonis. Beberapa kali Diana terlihat sendirian menghadiri acara-acara penting, tanpa ada Danu di sisinya. Desas-desus tentang perselingkuhan mulai beredar, saat seseorang mengunggah foto Danu yang diantar ke rumah sakit oleh wanita lain, dan itu bukan Diana. --- Di salah satu kantor majalah Style, seorang wartawan perempuan bernama Tika berbicara dengan atasannya. “Bos, kalau kita jadi media pertama yang dapat konfirmasi tentang masalah ini, tentu ini bisa mendongkrak popularitas majalah kita.” Atasannya mengangguk sambil menyesap kopinya. “Diana dan Danu itu pasangan selebriti kelas atas. Kalau ada skandal di antara mereka, ini akan jadi headline besar.” --- Sementara itu, di rumahnya, Diana memandang telepon genggamnya dengan tatapan dingin. Berita perselingkuhan Danu telah viral di media."Kurang ajar! Siapa y
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 37

Diana akhirnya pergi bersama para wartawan, meninggalkan Danu yang masih disana dengan pikiran yang berkecamuk. Sebenarnya, telepon penting itu hanyalah alasan Galih untuk mengusir Diana dan para wartawan dari sini. Dan sekarang, saatnya menjalankan rencana selanjutnya. --- Saat makan siang, Danu memarkirkan mobil SUV hitamnya di depan sekolah Niel. Kemeja biru mudanya terlihat rapi, wajahnya tenang tanpa ekspresi. Teguh dan Iwan, dua petugas keamanan sekolah, berdiri di pintu gerbang, wajah mereka menyiratkan kewaspadaan. “Selamat siang, Pak Danu,” sapa Teguh dengan sopan namun hati-hati. Kedua security itu mengenal Danu karena lelaki itu adalah donatur tetap di sekolah ini. “Ada keperluan apa, Pak?” Danu menampilkan senyum tipis, seolah ingin memberi kesan ramah. “Saya diutus Ibu Nandia. Saya mau jemput Niel.” Iwan dan Teguh bertukar pandang, ragu. “Kami belum menerima pemberitahuan apapun dari Ibu Nandia,” ujar Iwan, mencoba sopan. Danu menghela napas pendek, seolah sudah mem
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 38

Nandia menarik napas dalam-dalam, menahan luapan emosi di dadanya saat melihat Danu duduk tenang di sofa sambil memangku Niel yang tengah asyik bermain lego. Hatinya berkecamuk antara marah, takut, dan bingung. Ia tahu lelaki di depannya ini bisa melakukan apapun agar keinginannya tercapai. Ia menyeka air mata yang menetes di pipinya dan duduk di hadapan Danu, mencoba meredam amarahnya. “Apa maumu sebenarnya, Danu?” tanyanya, suaranya lirih tapi tegas. Danu menatapnya dengan ekspresi datar. Namun, sebuah senyum tipis muncul, membuat jantung Nandia berdegup tak karuan. “Aku ingin kita bersama lagi. Seperti dulu,” ucapnya tenang, seolah permintaan itu adalah hal yang wajar. Nandia mengepalkan tangan, merasakan kuku-kukunya menancap ke kulit telapak tangannya. Ia berusaha mengontrol diri agar tidak meledak. “Apa kamu sudah gila?” serunya, matanya membara. “Kamu sudah bertunangan dengan Diana! Bahkan seluruh dunia tahu tentang pertunangan kalian. Dan sekarang kamu minta kita rujuk begi
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 39

Pintu vila terbuka dengan keras, membuyarkan ketegangan di dalam ruangan. Lidia, ibu Danu, berdiri di ambang pintu dengan wajah murka. Tatapannya tajam, seakan siap mengoyak siapa pun yang berani menyakiti reputasi keluarganya. la langsung melangkah cepat ke arah Nandia, tanpa memberi kesempatan untuk bicara. Plak! Tamparan keras mendarat di pipi Nandia, membuat wajahnya menoleh ke samping. Udara di ruangan seketika terasa lebih dingin. Nandia terhuyung tapi tetap berdiri tegak, menahan sakit dan amarah yang bergejolak di dalam dadanya. "Kenapa kamu tidak bisa melepaskan putraku?" seru Lidia dengan suara bergetar oleh amarah. "Dia sudah bertunangan! Harusnya kamu sadar diri. Kamu bukan siapa-siapa lagi di keluarga ini!" Nandia menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan tangis yang hendak pecah. Namun sebelum ia bisa menjawab, suara lembut tapi tegas terdengar dari sudut ruangan. "Nyonya, hentikan!" seru Niel, bocah kecill itu tak lagi mampu menahan kemarahannya. Dengan cepat, bocah it
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

40

Diana melangkah memasuki rumah mewah Lidia dengan wajah muram. Dalam benaknya, rencananya harus berjalan sempurna. Membuat Lidia marah dan bertindak impulsif adalah tujuan utamanya. Di ruang tamu, Lidia, ibu Danu, sedang duduk sambil menikmati teh sore. Tangannya memegang majalah fashion. Tanpa basa-basi, Diana duduk di hadapan Lidia. "Tante ...." Diana merengek membuat Lidia mendongakkan kepalanya dengan alis terangkat. Diana mendesah panjang, berpura-pura menahan tangis. Perlahan, dia menyibak rambut di sebelah kiri wajahnya, memperlihatkan pipi yang memar kebiruan. Lidia terkejut, ekspresinya berubah dari serius menjadi ngeri dan geram. “Astaga! Diana, kamu kenapa? Apa yang terjadi dengan wajahmu?” serunya, mencondongkan tubuh ke depan untuk melihat wajah Diana lebih dekat. Diana menunduk, suaranya terdengar tersendat, seolah benar-benar hancur. "Ini, Tante... Ini perbuatan Danu." “Apa?!” Lidia bangkit dari kursinya, matanya membelalak tak percaya. Dia mengenal Danu de
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status