Semua Bab Ibu Susu Untuk BOSKU: Bab 51 - Bab 57

57 Bab

Bab 51 - Kotak Hitam

Mr. Wei membuka kotak beludru itu, memperlihatkan sebuah cincin berlian yang berkilau indah di bawah cahaya bulan. Mataku membesar, napasku tertahan sejenak saat aku menyadari apa yang sedang terjadi. Ini lebih dari sekadar momen—ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar.Dia menatapku dengan penuh keyakinan, tapi ada kelembutan dalam sorot matanya, seolah menungguku untuk memahami betapa pentingnya momen ini. "Sonia, aku ingin kau tahu... kamu sangat berharga untukku. Lebih dari apa pun. Aku ingin kau menjadi bagian dari hidupku, selamanya."Suara lembutnya masuk ke dalam hatiku, membuat dadaku terasa sesak oleh emosi yang tiba-tiba meledak. Semua yang telah kami lalui—semua rasa sakit, ketakutan, kebahagiaan, dan kebingungan—seakan terikat dalam momen ini, momen di mana dia mengulurkan janji yang lebih dari sekadar cinta. Dia menginginkanku sebagai bagian dari hidupnya.Tangan Mr. Wei yang kokoh namun lembut memegang tanganku, jemarinya mengusap lembut kulitku saat dia bersiap m
Baca selengkapnya

Bab 52 - Syarat Joshua

Joshua menatapku dengan sorot mata serius, mengisyaratkan bahwa ini bukan hanya soal keberanian atau strategi yang cerdas. Ada lebih banyak hal yang dipertaruhkan, dan risikonya tidak kecil. Setelah menghela napas panjang, dia akhirnya berkata dengan nada tegas, "Sonia, karena risikonya besar, aku menginginkanmu untuk mengerjakannya sebisa mungkin tanpa melibatkan terlalu banyak orang."Aku menatapnya, mencoba memahami arah pemikirannya. "Kenapa, Pak?""Orang-orang yang terlibat harus dengan sepengetahuanku, tidak boleh ada yang berjalan di luar kendali. Kau tahu sendiri, orang-orang Nyonya Cynthia di kantor ini terlalu banyak," lanjutnya. "Aku tidak ingin rencana ini bocor dan sampai ke telinga Nyonya Cynthia sebelum waktunya."Nyonya Cynthia. Nama itu seketika membuatku merasa waspada. Dia adalah sosok yang sulit dipercaya, selalu mengawasi dengan licik dari balik bayang-bayang. Jika dia tahu rencana kami untuk mendapatkan IKS, semuanya bisa berantakan sebelum kami sempat bergerak. M
Baca selengkapnya

Bab 53 - Langkah Taktis

Ratna mengulurkan tangan, menggenggam tanganku dengan erat. "Sonia, aku mengerti ketakutanmu. Aku juga takut. Tapi dokter-dokter terbaik sudah disiapkan, dan Mr. Wei sudah mengurus semuanya dengan sangat hati-hati. Yang kau butuhkan sekarang adalah keyakinan. Keyakinan bahwa kau membuat keputusan yang terbaik untuk Angel."Aku mengangguk pelan, hatiku masih dipenuhi keraguan. "Aku hanya tidak ingin membuat kesalahan... Aku takut langkahku bisa menyakiti Angel."Ratna tersenyum, senyum yang penuh ketulusan. "Tidak ada orang yang menginginkan hal buruk terjadi, Sonia. Tetapi kau ibu yang hebat. Kau selalu memikirkan Angel sebelum dirimu sendiri. Itulah yang membuatku yakin kau akan mengambil keputusan yang benar."Kata-kata Ratna membuatku merasa sedikit lebih tenang. Dia selalu tahu bagaimana memberikan ketenangan ketika aku merasa terombang-ambing di tengah badai keraguan. Kami berbincang lama malam itu, berbagi pikiran dan perasaan. Akhirnya, aku merasa sedikit lebih siap untuk mengh
Baca selengkapnya

Bab 54 - Pertemuan Rahasia

"Tentu saja, Bu Sonia," jawabnya dengan tenang. "Saya sudah diberitahu mengenai situasi ini, dan saya akan memastikan semua berjalan dengan aman."Aku memberikan detail pertemuan pertama yang sudah kuatur. Orang yang akan kutemui adalah seorang teman lama dari masa sekolahku, salah satu nama yang sudah kupastikan bisa dipercaya. Rasanya aneh, melibatkan pengamanan dalam pertemuan yang seharusnya santai, tetapi aku sadar, di dunia yang penuh intrik seperti ini, keamanan adalah hal yang tak bisa diabaikan.Sore itu, Seno menjemputku di lobi apartemen. Aku sedikit terburu-buru keluar dari lift, masih mengatur napas setelah baru saja menyapih Angel. Ada perasaan cemas di dadaku—takut Seno sudah menungguku terlalu lama. Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya kami bertemu, dan aku ingin memastikan semuanya berjalan lancar.Ketika aku sampai di lobi, aku langsung mengenali Seno. Ternyata, penampilannya sedikit mengejutkanku. Mungkin karena ini pertemuan pertama kami, atau aku hanya tidak p
Baca selengkapnya

Bab 55 - Sudah Kuduga

"Yakin, Pak. Saya harus membicarakan mengenai transplantasi sumsum Angel dengan Donny," jawabku dengan tegas, meski ada keraguan yang tersimpan di dalam hati. Ini bukan keputusan yang mudah, tapi aku tahu bahwa sebagai ayah biologis Angel, Donny berhak untuk tahu, terlepas dari apa yang terjadi di antara kami.Pak Harvey menarik napas, suaranya terdengar berat di ujung telepon. "Sebetulnya, dengan posisi Ibu saat ini, tidak perlu lagi dibicarakan dengan Donny. Secara hukum, Ibu sudah punya kendali penuh atas keputusan ini," katanya, suaranya penuh pertimbangan.Aku mengangguk, meski dia tak bisa melihatku. "Memang betul, Pak. Tapi Donny tetap ayah kandung Angel. Saya merasa dia harus tahu dan, kalau memungkinkan, terlibat."Pak Harvey terdiam sejenak, mungkin mempertimbangkan jawabanku sebelum akhirnya berkata, "Baiklah. Besok jam 2 siang Donny akan ke kantor saya. Kebetulan saya sedang mengurus sidang lainnya, jadi besok Ibu Sonia akan ditemani oleh salah satu senior di kantor saya, W
Baca selengkapnya

Bab 56 - Ancaman Donny

“Cukuppp...!!!” Pak Wilson tiba-tiba berseru, suaranya tegas dan memecah ketegangan yang telah mencapai puncaknya. Semua mata langsung tertuju padanya, termasuk tatapan sinis Donny yang tampak sedikit terkejut karena interupsi itu.Pak Wilson menatap Donny dengan tajam, menegaskan bahwa ia tidak akan membiarkan percakapan ini berlanjut dengan cara yang tidak pantas. "Saya rasa pertemuan ini kita akhiri saja sekarang," lanjutnya dengan nada yang masih tegas, namun lebih tenang. "Bu Sonia sudah menyampaikan apa yang harus disampaikan."Ruangan mendadak hening, hanya terdengar suara napasku yang masih berat akibat kemarahan yang kutahan. Donny tampak tidak senang dengan interupsi itu, tetapi Pak Wilson tidak memberikan celah baginya untuk melanjutkan cemoohannya. Tatapan Pak Wilson yang penuh otoritas membuat suasana di ruangan itu berubah, menegaskan bahwa diskusi ini sudah tidak lagi produktif.Mama Hilda tampak masih ingin berbicara, bibirnya mengejek, tapi tatapan tajam Pak Wilson me
Baca selengkapnya

Bab 57 - Kondisi Angel Memburuk

Joshua mengangguk. "Ya, saya sudah mengetahui ini dari awal. Sonia sudah merancangnya dengan matang. Dengan dukungan dari dalam pabrik, terutama dari serikat pekerja yang sekarang sudah mulai berbalik, kita bisa menurunkan nilai Indah Karya Swastika dan membuat pengambilalihan ini jauh lebih efektif."Mr. Wei kembali menatapku, kali ini sedikit lebih lembut, meski tetap penuh pertimbangan. "Baiklah, Sonia. Saya percaya padamu. Tapi kita harus memastikan ini tidak berlarut-larut. Jika demo ini berlangsung terlalu lama, bisa berdampak buruk bagi citra kita dan keuntungan di kemudian hari."Aku mengangguk, merasa lega meskipun masih ada beban besar yang harus kuhadapi. "Saya mengerti, Mr. Saya akan pastikan situasinya terkendali."Joshua menambahkan, "Dan jangan lupa, kita juga harus memikirkan bagaimana Nyonya Cynthia akan bereaksi. Dia tidak akan tinggal diam melihat situasi pabrik memburuk. Pastikan dia tidak ikut memanfaatkan ini untuk keuntungannya sendiri."Mr. Wei menatap layar la
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status