Setelah proses pemulihan, aku bergegas kembali ke ruang Kenanga. Saat masuk, kulihat Mas Hangga duduk di pinggiran ranjang di samping Mbak Medina yang ternyata belum melahirkan.“Bibi, Paman, Mbak,“ ucapku saat mereka belum menyadari kehadiranku. “Eh, Naira. Sudah selesai, Nak?“Aku mengernyit heran mendengar suara Bibi Tanti yang ramah, tidak seperti biasanya.“Sudah, Bi.“ Aku menjawab sambil menatap Mas Hangga yang mengusap-usap kening dan menggenggam tangan Mbak Medina.“Sudah bukaan berapa, Mbak?“ tanyaku. Tapi Mbak Medina hanya diam saja, mungkin masih marah padaku.“Masih bukaan dua.“ Bibi Tante menjawab sambil tersenyum.Aku membulatkan bibir. Lalu mencoba melihat kembali ke arah Mas Hangga yang kini juga balas menatapku. Melihat raut wajahnya yang tak bersahabat, aku pun segera memalingkan pandangan. Lalu beralih menatap Paman Ismail.“Paman, aku mau langsung pulang saja,“ ucapku.
Last Updated : 2025-02-01 Read more