Suasana di ruang PICU hanya dihiasi suara detak mesin yang memonitor kondisi Shaka. Tubuh mungilnya terbaring lemah, dengan selang dan kabel yang berserakan di sekitar tempat tidur. Naira tak pernah merasa begitu hancur seperti saat ini. Tangannya gemetar menyentuh kaca, seakan sedang menyentuh anaknya. Sementara air mata terus mengalir di pipinya. “Shaka … mommy di sini, Nak,” bisiknya dengan suara parau. “Mommy nggak akan pergi, jadi kamu juga harus bangun, ya? Mommy mohon …” Sedangkan di sisi lain, Razka yang baru dipindahkan dari ruang perawatan mulai membuka matanya perlahan. Kelopak matanya bergerak, tubuh kecilnya tampak menggeliat. “Adek sudah bangun, Sayang?“ Rio yang bertugas menungguinya, buru-buru menghampirinya. Dia merunduk, mengusap rambut dan menatap wajah pucat putra angkatnya itu. “Razka, Sayang …“ “Ayah … Abang mana?“ Razka merespon sambil mengerjap beberapa kali.
최신 업데이트 : 2025-02-24 더 보기