Caid membuka matanya perlahan, tatapannya langsung terkunci pada Lova. Mata itu dalam, gelap, dan tak terbaca. Untuk sesaat, Lova merasa terhenti di sana, tak bisa memahami apa yang tersembunyi di balik tatapan itu.Pakaian mereka berserakan dilantai, beberapa bagian robek tak berbentuk dan aroma keringat dan keintiman masih tersisa di udara. Caid tersenyum, tetapi ada kesan misterius yang menyelimuti senyumnya. “Jadi, ini yang kita inginkan?” suaranya rendah, menggoda, tetapi juga penuh dengan makna.Lova menarik napas dalam-dalam, berusaha menemukan kata-kata yang tepat. “maksudmu partner sex?” katanya, meskipun hatinya bergetar dengan perasaan yang sulit dijelaskan.Caid mendekat, meraih tangan Lova dan menggenggamnya dengan lembut. “Ingin tinggal bersama?” dia tidak menjawab pertanyaan Lova melainkan bertanya balik”Bukannya kau sudah melakukannya?” Lova bertanya balikTatapan mereka bertemu, dan dalam sekejap, semua keraguan tampak memudar. Ada sesuatu
Baca selengkapnya