All Chapters of Kebangkitan Mafia yang Dikhianati : Chapter 81 - Chapter 90

107 Chapters

Bab 81 Peluang yang Tak Terduga

Pagi itu, Laras kembali ke rutinitasnya di yayasan dengan semangat baru. Kesuksesan acara perayaan kemarin tidak hanya meninggalkan kenangan manis, tetapi juga membuka banyak pintu peluang yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya. Salah satu yang paling menarik adalah tawaran kerja sama dari seorang investor yang ia temui di acara tersebut.Laras membuka email yang masuk di laptopnya. Sebuah pesan dari pria bernama Pak Andika, yang menyerahkan kartu namanya kemarin, menarik perhatiannya. Dalam email itu, Pak Andika menyampaikan keinginannya untuk bertemu dan berdiskusi lebih lanjut tentang rencana pengembangan yayasan."Pak Andika benar-benar serius," gumam Laras sambil membaca isi emailnya.Ia pun membalas pesan itu dengan jadwal pertemuan yang memungkinkan. Hatinya berdebar-debar, membayangkan apa saja yang mungkin bisa mereka capai bersama.---Siang itu, Laras bergegas menuju sebuah restoran di pusat kota tempat ia janjian dengan Pak Andika. Restoran tersebut sederhana namun eleg
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 82 Keputusan di Persimpangan

Pagi itu, Laras terbangun dengan semangat baru. Cabang yayasan yang baru saja diluncurkan kini berjalan lancar. Namun, di balik semua pencapaian itu, sebuah keputusan besar terus menghantui pikirannya. Pak Andika telah mengajukan sebuah rencana ekspansi besar-besaran—membuka lima cabang baru di kota-kota besar dalam waktu satu tahun. Bagi Laras, ini adalah kesempatan luar biasa, tetapi juga risiko besar.Saat ia duduk di meja kerjanya, Laras menatap laporan keuangan yang tersusun rapi di hadapannya. Anggaran yang diperlukan untuk proyek besar ini sangatlah besar, bahkan dengan bantuan dari Pak Andika. Sumber daya manusia, pelatihan, hingga operasional harian membutuhkan perencanaan yang matang.Laras menghela napas panjang. Ia tahu bahwa keputusan ini tidak hanya akan berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga seluruh timnya dan mereka yang bergantung pada program yayasan."Bu Laras, Anda baik-baik saja?" suara Dani memecah keheningan.Laras tersenyum kecil. "Aku hanya sedang berpiki
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 83 Gelombang baru

Laras memulai pagi itu dengan serangkaian agenda penting. Seiring dengan keberhasilan pembukaan cabang pertama di kota lain, jadwalnya semakin padat. Telepon genggamnya tak pernah berhenti berdering, baik dari tim pusat maupun para mitra baru yang ingin berkolaborasi dengan yayasan. Namun, Laras tahu bahwa kesibukannya bukanlah beban, melainkan sebuah tanggung jawab besar yang harus ia jalani dengan hati-hati.Setelah menyelesaikan rapat pagi bersama tim, Laras duduk di ruang kerjanya. Pikirannya melayang pada rencana pengembangan berikutnya. Cabang kedua akan dibuka dalam waktu dekat, dan kali ini tantangannya jauh lebih besar. Kota tempat cabang itu akan didirikan memiliki permasalahan sosial yang lebih kompleks.Rani mengetuk pintu dan masuk dengan membawa setumpuk dokumen. "Bu Laras, ini adalah hasil survei terakhir mengenai calon lokasi cabang kedua. Ada beberapa kendala yang perlu kita diskusikan."Laras mengangguk sambil menerima dokumen itu. "Apa kendala utamanya, Rani?"Rani
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 84 Sebuah Langkah Kepercayaan

Hari masih pagi ketika Laras tiba di lokasi calon cabang kedua yayasan. Ia ditemani oleh beberapa anggota tim yang sudah lebih dulu melakukan survei di wilayah itu. Udara segar khas pedesaan menyambut kedatangan mereka, namun suasana di sekitar belum sepenuhnya mendukung. Beberapa warga terlihat memandang dengan penuh tanya, sementara yang lain sengaja menghindar. Laras sadar bahwa ini bukan tempat yang mudah untuk mendapatkan kepercayaan.Setelah diskusi sebelumnya dengan Pak Karman, Laras memutuskan untuk mengambil pendekatan lebih personal. Ia mengadakan pertemuan kecil di balai desa, mengundang beberapa perwakilan warga untuk mendengarkan langsung apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan mereka."Saya tidak ingin datang ke sini hanya dengan membawa janji," kata Laras di awal pertemuan. "Kami ingin mendengarkan apa yang sebenarnya Bapak dan Ibu butuhkan. Kami percaya, program ini hanya akan berhasil jika kita bekerja sama."Pak Karman yang hadir di barisan depan mengangguk pelan. Ia t
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 85 Titik Balik yang Dinanti

Setelah hampir tiga bulan bekerja tanpa henti di desa, Laras akhirnya bisa melihat tanda-tanda perubahan yang nyata. Para ibu yang awalnya ragu untuk ikut pelatihan kini mulai rutin memproduksi kerajinan tangan, bahkan beberapa dari mereka sudah menerima pesanan dari luar desa. Program pemberdayaan perempuan yang ia gagas mulai memberikan hasil. Namun, di balik keberhasilan ini, Laras masih merasakan beban yang belum selesai.Hari itu, Laras bersama Mira dan Dani memutuskan untuk melakukan kunjungan ke pasar lokal. Produk hasil kerajinan ibu-ibu desa telah mendapatkan stan kecil di pasar tersebut, dan hari ini adalah kali pertama mereka mencoba menjual langsung kepada pelanggan. Laras ingin memastikan semuanya berjalan lancar.Di tengah hiruk-pikuk pasar, stan kecil yang diisi oleh ibu-ibu desa tampak menonjol. Mereka memajang tas anyaman, gantungan kunci, hingga hiasan meja yang dibuat dengan penuh ketelatenan. Mira dengan penuh semangat membantu ibu-ibu menjelaskan kepada pelanggan,
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 86 Keteguhan di Tengah Rintangan

Kesuksesan produk kerajinan ibu-ibu desa di pasar nasional tidak hanya membawa kebahagiaan, tetapi juga tantangan baru. Laras menyadari bahwa keberhasilan ini menarik perhatian pihak-pihak luar yang tidak semuanya memiliki niat baik. Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa oknum mencoba mengklaim ide program pemberdayaan tersebut sebagai milik mereka. Bahkan, ada rumor bahwa mereka berencana membangun program serupa di desa lain untuk menyaingi usaha Laras dan timnya.Di aula desa, Laras mengadakan pertemuan dengan tim yayasan dan para ibu yang terlibat dalam produksi. Semua hadir dengan wajah penuh kecemasan."Bu Laras, apakah ini berarti kita akan kehilangan peluang besar? Jika mereka benar-benar membuka usaha yang sama, bagaimana nasib kami?" tanya Ibu Sumi, salah satu ibu yang selalu aktif dalam program ini.Laras menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sebelum menjawab. "Saya tahu ini adalah situasi yang sulit. Tetapi, ingatlah bahwa kita tidak hanya menjual produk. K
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 87 Rencana di tengah ancaman

Setelah menerima pesan ancaman dari pesaing, Laras merasa bahwa ini bukan saatnya untuk lengah. Walaupun acara peluncuran produk berjalan sukses dan menghasilkan banyak perhatian positif, ia tahu bahwa ancaman seperti ini dapat menjadi bom waktu jika tidak segera ditangani.Laras memanggil Dani dan Mira ke kantor kecil mereka. Ia menunjukkan pesan itu, dan mereka bertiga mendiskusikan langkah-langkah yang perlu diambil."Aku khawatir ini bukan sekadar ancaman kosong. Kalau mereka sampai mencuri pelanggan atau merusak reputasi kita, dampaknya bisa besar," kata Laras dengan nada serius.Dani mengangguk sambil memeriksa catatannya. "Kita harus segera memperkuat sistem distribusi dan hubungan dengan mitra. Jangan beri mereka celah untuk masuk."Mira menambahkan, "Dan kita perlu memastikan bahwa para ibu di desa tidak tergoda jika ada pihak luar yang menawarkan kerjasama serupa. Kepercayaan mereka adalah aset terbesar kita."Laras setuju. "Baik, mulai hari ini, kita fokus pada tiga hal: me
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 88 Jejak dalam diam

Malam itu, Laras duduk di ruang kerjanya yang sederhana, menatap dokumen yang terserak di atas meja. Meski matanya terasa berat, pikirannya berputar tanpa henti. Ancaman dari pesaing yang terus menghantui mereka tidak hanya merusak semangat tim, tetapi juga memberikan tekanan besar pada dirinya.Dani memasuki ruangan dengan membawa secangkir teh hangat. "Kamu perlu istirahat, Laras. Kalau kamu terus begini, bukan hanya pekerjaan yang akan menderita, tapi kamu juga."Laras tersenyum lemah. "Aku tahu, Dani. Tapi rasanya seperti ada sesuatu yang kita lewatkan. Ancaman ini terasa... terlalu terorganisir. Seolah-olah mereka tahu setiap langkah kita."Dani mengangguk, menyadari kekhawatiran Laras. "Aku juga merasa begitu. Aku sudah meminta Mira untuk menyelidiki lebih dalam. Mungkin ada sesuatu yang bisa kita temukan."---Pagi harinya, Mira membawa kabar baru. "Laras, aku mendapatkan sesuatu," katanya sambil menaruh beberapa foto di atas meja. "Ini diambil oleh seorang kenalanku di acara y
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 89 Bayangan di balik tirai

Langit pagi itu tampak cerah, namun di hati Laras, ada kegelisahan yang sulit dijelaskan. Setelah serangkaian serangan dari pesaing, ia merasa ada sesuatu yang belum terungkap. Meskipun mereka telah menemukan bukti pengkhianatan Tio dan berhasil memperkuat hubungan dengan mitra, Laras yakin ancaman ini lebih besar dari sekadar strategi bisnis.Dani mengetuk pintu ruang kerja Laras, membawa sebuah dokumen yang baru saja ia terima. "Ini dari Mira. Katanya ada sesuatu yang mencurigakan terkait salah satu mitra baru pesaing kita," katanya sambil menyerahkan dokumen itu.Laras membaca cepat. Dokumen itu memuat laporan transaksi mencurigakan antara pesaing mereka dan perusahaan cangkang yang baru didirikan. "Perusahaan ini... alamatnya fiktif, dan transaksi mereka terlalu besar untuk sebuah bisnis yang baru berdiri," kata Laras dengan nada serius."Sepertinya mereka menggunakan perusahaan ini untuk menutupi sesuatu," tambah Dani. "Kita perlu mencari tahu lebih jauh."---Sementara itu, Mira
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 90 Cahaya di ujung terowongan

Pagi itu, Laras bangun dengan perasaan berbeda. Semalam, setelah berminggu-minggu menghadapi tekanan dari semua sisi, ia merasa ada secercah harapan. Bukti yang dikumpulkan dari pria misterius telah dikonsolidasikan, laporan hukum telah disusun, dan timnya mulai menatap ke depan dengan keyakinan baru. Namun, Laras tahu perjuangan ini belum selesai."Dani, apa ada kabar terbaru dari pihak berwenang?" tanya Laras saat mereka bertemu di ruang kerja.Dani mengangguk. "Mereka sudah mulai menyelidiki. Tapi, seperti yang kita duga, ini tidak akan berjalan mulus. Pak Rahmat punya koneksi kuat di berbagai institusi. Kita harus siap menghadapi serangan balik."Laras menghela napas. "Aku tahu. Kita juga harus memastikan bahwa mereka tidak bisa menyentuh kita dengan cara yang sama lagi."---Di tengah kesibukan itu, sebuah berita mengejutkan datang dari salah satu mitra lama mereka. "Laras, Pak Rahmat mulai bergerak menyerang kita secara terbuka," kata Mira saat memasuki ruangan dengan wajah tega
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status