Home / Pernikahan / Kebangkitan Mafia yang Dikhianati / Bab 85 Titik Balik yang Dinanti

Share

Bab 85 Titik Balik yang Dinanti

last update Last Updated: 2024-12-02 01:57:42

Setelah hampir tiga bulan bekerja tanpa henti di desa, Laras akhirnya bisa melihat tanda-tanda perubahan yang nyata. Para ibu yang awalnya ragu untuk ikut pelatihan kini mulai rutin memproduksi kerajinan tangan, bahkan beberapa dari mereka sudah menerima pesanan dari luar desa. Program pemberdayaan perempuan yang ia gagas mulai memberikan hasil. Namun, di balik keberhasilan ini, Laras masih merasakan beban yang belum selesai.

Hari itu, Laras bersama Mira dan Dani memutuskan untuk melakukan kunjungan ke pasar lokal. Produk hasil kerajinan ibu-ibu desa telah mendapatkan stan kecil di pasar tersebut, dan hari ini adalah kali pertama mereka mencoba menjual langsung kepada pelanggan. Laras ingin memastikan semuanya berjalan lancar.

Di tengah hiruk-pikuk pasar, stan kecil yang diisi oleh ibu-ibu desa tampak menonjol. Mereka memajang tas anyaman, gantungan kunci, hingga hiasan meja yang dibuat dengan penuh ketelatenan. Mira dengan penuh semangat membantu ibu-ibu menjelaskan kepada pelanggan,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 86 Keteguhan di Tengah Rintangan

    Kesuksesan produk kerajinan ibu-ibu desa di pasar nasional tidak hanya membawa kebahagiaan, tetapi juga tantangan baru. Laras menyadari bahwa keberhasilan ini menarik perhatian pihak-pihak luar yang tidak semuanya memiliki niat baik. Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa oknum mencoba mengklaim ide program pemberdayaan tersebut sebagai milik mereka. Bahkan, ada rumor bahwa mereka berencana membangun program serupa di desa lain untuk menyaingi usaha Laras dan timnya.Di aula desa, Laras mengadakan pertemuan dengan tim yayasan dan para ibu yang terlibat dalam produksi. Semua hadir dengan wajah penuh kecemasan."Bu Laras, apakah ini berarti kita akan kehilangan peluang besar? Jika mereka benar-benar membuka usaha yang sama, bagaimana nasib kami?" tanya Ibu Sumi, salah satu ibu yang selalu aktif dalam program ini.Laras menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sebelum menjawab. "Saya tahu ini adalah situasi yang sulit. Tetapi, ingatlah bahwa kita tidak hanya menjual produk. K

    Last Updated : 2024-12-02
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 87 Rencana di tengah ancaman

    Setelah menerima pesan ancaman dari pesaing, Laras merasa bahwa ini bukan saatnya untuk lengah. Walaupun acara peluncuran produk berjalan sukses dan menghasilkan banyak perhatian positif, ia tahu bahwa ancaman seperti ini dapat menjadi bom waktu jika tidak segera ditangani.Laras memanggil Dani dan Mira ke kantor kecil mereka. Ia menunjukkan pesan itu, dan mereka bertiga mendiskusikan langkah-langkah yang perlu diambil."Aku khawatir ini bukan sekadar ancaman kosong. Kalau mereka sampai mencuri pelanggan atau merusak reputasi kita, dampaknya bisa besar," kata Laras dengan nada serius.Dani mengangguk sambil memeriksa catatannya. "Kita harus segera memperkuat sistem distribusi dan hubungan dengan mitra. Jangan beri mereka celah untuk masuk."Mira menambahkan, "Dan kita perlu memastikan bahwa para ibu di desa tidak tergoda jika ada pihak luar yang menawarkan kerjasama serupa. Kepercayaan mereka adalah aset terbesar kita."Laras setuju. "Baik, mulai hari ini, kita fokus pada tiga hal: me

    Last Updated : 2024-12-08
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 88 Jejak dalam diam

    Malam itu, Laras duduk di ruang kerjanya yang sederhana, menatap dokumen yang terserak di atas meja. Meski matanya terasa berat, pikirannya berputar tanpa henti. Ancaman dari pesaing yang terus menghantui mereka tidak hanya merusak semangat tim, tetapi juga memberikan tekanan besar pada dirinya.Dani memasuki ruangan dengan membawa secangkir teh hangat. "Kamu perlu istirahat, Laras. Kalau kamu terus begini, bukan hanya pekerjaan yang akan menderita, tapi kamu juga."Laras tersenyum lemah. "Aku tahu, Dani. Tapi rasanya seperti ada sesuatu yang kita lewatkan. Ancaman ini terasa... terlalu terorganisir. Seolah-olah mereka tahu setiap langkah kita."Dani mengangguk, menyadari kekhawatiran Laras. "Aku juga merasa begitu. Aku sudah meminta Mira untuk menyelidiki lebih dalam. Mungkin ada sesuatu yang bisa kita temukan."---Pagi harinya, Mira membawa kabar baru. "Laras, aku mendapatkan sesuatu," katanya sambil menaruh beberapa foto di atas meja. "Ini diambil oleh seorang kenalanku di acara y

    Last Updated : 2024-12-08
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 89 Bayangan di balik tirai

    Langit pagi itu tampak cerah, namun di hati Laras, ada kegelisahan yang sulit dijelaskan. Setelah serangkaian serangan dari pesaing, ia merasa ada sesuatu yang belum terungkap. Meskipun mereka telah menemukan bukti pengkhianatan Tio dan berhasil memperkuat hubungan dengan mitra, Laras yakin ancaman ini lebih besar dari sekadar strategi bisnis.Dani mengetuk pintu ruang kerja Laras, membawa sebuah dokumen yang baru saja ia terima. "Ini dari Mira. Katanya ada sesuatu yang mencurigakan terkait salah satu mitra baru pesaing kita," katanya sambil menyerahkan dokumen itu.Laras membaca cepat. Dokumen itu memuat laporan transaksi mencurigakan antara pesaing mereka dan perusahaan cangkang yang baru didirikan. "Perusahaan ini... alamatnya fiktif, dan transaksi mereka terlalu besar untuk sebuah bisnis yang baru berdiri," kata Laras dengan nada serius."Sepertinya mereka menggunakan perusahaan ini untuk menutupi sesuatu," tambah Dani. "Kita perlu mencari tahu lebih jauh."---Sementara itu, Mira

    Last Updated : 2024-12-08
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 90 Cahaya di ujung terowongan

    Pagi itu, Laras bangun dengan perasaan berbeda. Semalam, setelah berminggu-minggu menghadapi tekanan dari semua sisi, ia merasa ada secercah harapan. Bukti yang dikumpulkan dari pria misterius telah dikonsolidasikan, laporan hukum telah disusun, dan timnya mulai menatap ke depan dengan keyakinan baru. Namun, Laras tahu perjuangan ini belum selesai."Dani, apa ada kabar terbaru dari pihak berwenang?" tanya Laras saat mereka bertemu di ruang kerja.Dani mengangguk. "Mereka sudah mulai menyelidiki. Tapi, seperti yang kita duga, ini tidak akan berjalan mulus. Pak Rahmat punya koneksi kuat di berbagai institusi. Kita harus siap menghadapi serangan balik."Laras menghela napas. "Aku tahu. Kita juga harus memastikan bahwa mereka tidak bisa menyentuh kita dengan cara yang sama lagi."---Di tengah kesibukan itu, sebuah berita mengejutkan datang dari salah satu mitra lama mereka. "Laras, Pak Rahmat mulai bergerak menyerang kita secara terbuka," kata Mira saat memasuki ruangan dengan wajah tega

    Last Updated : 2024-12-12
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 91 Titik balik yang mengejutkan

    Pagi itu, udara terasa dingin, seperti memberikan pertanda akan sesuatu yang besar. Laras baru saja menyelesaikan rutinitas paginya ketika Dani masuk ke ruang kerjanya dengan wajah yang lebih serius dari biasanya."Ada apa, Dani?" tanya Laras, mencoba membaca raut wajahnya.Dani meletakkan sebuah map tebal di meja. "Ini hasil penyelidikan terakhir. Ada informasi yang sangat mengejutkan di dalamnya."Laras membuka map itu dengan hati-hati. Lembar demi lembar dokumen di dalamnya mengungkap jaringan rahasia yang selama ini tersembunyi, termasuk bukti bahwa Pak Rahmat tidak hanya menyabotase bisnisnya, tetapi juga melakukan penipuan besar-besaran terhadap beberapa perusahaan lain."Ini tidak mungkin," gumam Laras, matanya melebar saat membaca salah satu dokumen. "Jadi, dia bahkan menipu mitranya sendiri?""Benar," jawab Dani. "Dan ada sesuatu yang lebih mengejutkan lagi. Salah satu dokumen ini menunjukkan bahwa salah satu asetnya yang paling penting, perusahaan utama yang selama ini menda

    Last Updated : 2024-12-12
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 92 Langkah awal menuju babak baru

    Pagi itu, mentari bersinar hangat, seolah memberikan semangat baru untuk memulai hari. Laras duduk di ruang kerjanya yang sekarang terasa lebih lapang dan terang, bukan hanya karena dekorasi barunya, tetapi juga karena beban yang perlahan mulai terangkat dari pundaknya. Kemenangan terakhir melawan Pak Rahmat telah memberikan angin segar bagi Laras dan timnya. Namun, ia tahu bahwa ini bukanlah akhir dari perjalanannya.Laras memandang papan strategi di depannya, yang penuh dengan catatan dan diagram rencana masa depan perusahaannya. Di sudut kanan papan, sebuah kalimat tertulis tebal: “Integritas adalah kekuatan.” Kalimat itu menjadi mantra yang terus ia ulang di tengah badai yang telah ia hadapi."Kita harus memastikan setiap langkah ke depan tidak hanya memperkuat bisnis ini, tapi juga berdampak positif pada masyarakat," gumamnya.---Dani mengetuk pintu sebelum masuk dengan setumpuk dokumen di tangannya. Wajahnya yang biasanya serius kini tampak lebih santai, bahkan dihiasi senyuman

    Last Updated : 2024-12-15
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 93 Akhir Dari Perjalanan Lama, Awal Harapan Baru

    Sinar matahari pagi menembus jendela ruang kerja Laras. Meja kayu besar di depannya dipenuhi berkas-berkas yang tersusun rapi. Hari itu, ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Setelah sekian lama menghadapi badai dan perjuangan tanpa henti, hari ini ia merasa lebih ringan. Namun, bukan karena pekerjaannya berkurang, melainkan karena keyakinan bahwa langkah-langkah yang ia ambil sudah berada di jalur yang benar.“Bu Laras, rapat dengan investor akan dimulai 30 menit lagi,” ujar Dani setelah mengetuk pintu.“Terima kasih, Dani. Tolong pastikan semuanya sudah siap,” jawab Laras dengan senyuman.Sejak proyek pendidikan untuk anak-anak kurang mampu diluncurkan, Laras semakin sibuk. Namun, ia menyukai kesibukan itu. Setiap laporan tentang anak-anak yang kini mendapatkan akses pendidikan layak menjadi sumber semangat baru baginya. Laras merasa, untuk pertama kalinya, perusahaan yang ia pimpin bukan hanya tentang keuntungan, tetapi juga tentang memberikan manfaat bagi banyak orang.---Di ru

    Last Updated : 2024-12-15

Latest chapter

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 98 Harapan yang mulai menyala

    Laras bangun pagi itu dengan perasaan campur aduk. Udara dingin menyejukkan kamar tidurnya, tetapi pikirannya terus mengulang percakapan semalam dengan Rizal. Kata-kata pria itu bergaung di kepalanya, membawa kehangatan sekaligus kebingungan.Setelah mencuci muka dan menyeduh secangkir kopi, Laras duduk di balkon kecil rumahnya. Pemandangan jalanan yang mulai ramai tidak cukup untuk mengalihkan pikirannya. Hubungan profesionalnya dengan Rizal selama ini selalu menyenangkan, tetapi ia tidak pernah membayangkan bahwa ada perasaan lain yang berkembang di antara mereka.Laras menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Ia sadar bahwa perasaan Rizal tulus, tetapi ia takut untuk melangkah terlalu cepat. Luka lama di hatinya belum sepenuhnya sembuh, dan ia tidak ingin mengambil risiko tanpa kepastian.“Laras, fokus,” gumamnya pada diri sendiri. Ia memutuskan untuk mengalihkan perhatian dengan bekerja. Program pelatihan di Rumah Kita adalah prioritasnya saat ini.---Hari itu, Laras tiba

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 97 Jejak baru di masa depan

    Matahari pagi menyinari jendela besar di ruang tengah Rumah Kita, menciptakan pola cahaya yang indah di lantai kayu. Laras duduk di salah satu meja, memandangi daftar acara yang telah direncanakan untuk bulan depan. Kafe ini telah menjadi tempat yang tidak hanya menyatukan komunitas, tetapi juga memberi makna baru dalam hidupnya.Kegiatan sehari-hari di kafe selalu membuat Laras sibuk, tetapi hari ini terasa berbeda. Ada perasaan hangat yang menyelimuti hatinya, seperti firasat baik yang tak bisa ia jelaskan. Suara pintu yang berderit menarik perhatiannya. Seorang pria masuk, membawa sebuah kotak besar di tangannya."Laras, ini pesanannya," kata Rizal sambil tersenyum lebar."Oh, Rizal! Terima kasih sudah mengantar," jawab Laras, berdiri untuk membantu.Rizal meletakkan kotak itu di meja dekat dapur, lalu duduk di kursi di depan Laras. "Kamu kelihatan sibuk. Semua berjalan lancar, kan?""Lancar, tentu saja," jawab Laras. "Tapi aku selalu merasa ada yang kurang. Aku ingin melakukan leb

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 96 Awal yang baru

    Pagi itu, Laras bangun dengan perasaan ringan. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, ia merasa benar-benar bebas. Udara pagi yang segar menyusup melalui jendela yang terbuka, membawa aroma bunga melati dari halaman belakang. Ia berdiri di depan cermin, melihat pantulan dirinya yang tampak lebih ceria.Ia mengambil surat balasannya kepada Arman yang masih tergeletak di meja. Dalam hati, ia bertanya-tanya apakah surat itu benar-benar perlu dikirim. Namun, setelah beberapa saat merenung, Laras memutuskan untuk tidak mengirimkannya. Baginya, menuliskan perasaan itu sudah cukup. Itu adalah caranya untuk menutup lembaran lama tanpa harus menggali luka yang telah ia sembuhkan.Laras mengambil amplop itu, merobeknya menjadi potongan kecil, lalu membuangnya ke tempat sampah. "Ini adalah akhir," gumamnya pada diri sendiri, "dan juga awal yang baru."---Hari itu, Laras memutuskan untuk mengunjungi kantor barunya. Setelah lama mempertimbangkan, ia akhirnya membuka usaha kecil yang

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 95 Langkah awal untuk kebahagiaan baru

    Hari itu dimulai dengan sinar matahari yang cerah, seolah menyambut kehidupan baru yang siap dijalani Laras. Ia bangun lebih pagi dari biasanya, menyeduh kopi hangat, dan menikmati suasana rumah yang sunyi. Ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya, rasa tenang yang belum pernah ia rasakan selama ini.Di ruang tamunya, surat dari Arman masih tergeletak di meja. Laras menatapnya sebentar, berpikir apakah ia harus melakukan sesuatu terhadap surat itu. Namun, ia tahu bahwa keputusan besar tidak boleh diambil tergesa-gesa.Sambil menghirup kopinya, Laras memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar komplek. Ia ingin menyegarkan pikiran dan merasakan udara pagi yang menyegarkan. Saat melangkah keluar, ia melihat tetangganya, Bu Rina, sedang menyiram tanaman di halaman.“Pagi, Laras! Wah, sudah jarang sekali lihat kamu keluar pagi-pagi begini,” sapa Bu Rina dengan senyuman ramah.Laras tersenyum balik. “Iya, Bu. Lagi ingin menikmati udara pagi saja.”“Kamu kelihatan lebih segar sekarang. Ada kab

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 94: Cahaya menuju terowongan

    Hari itu, Laras duduk di ruang kerjanya dengan senyum yang tak bisa ia sembunyikan. Semua yang ia rencanakan, yang ia perjuangkan selama ini, mulai menunjukkan hasil. Namun, hari ini bukan hanya tentang pekerjaan. Ada sesuatu yang lebih pribadi, sesuatu yang sudah lama ia nantikan.“Bu Laras, ini dokumen yang perlu tanda tangan Anda,” ujar Dani, asistennya, sembari menyerahkan setumpuk berkas.“Terima kasih, Dani. Bisa kamu tinggalkan di sini? Aku akan periksa sebentar lagi,” jawab Laras dengan nada lembut.Dani mengangguk sebelum keluar, meninggalkan Laras sendiri. Laras menarik napas panjang, menatap dokumen-dokumen itu sejenak, lalu memindahkan pandangannya ke foto keluarganya di atas meja. Foto itu adalah pengingat tentang bagaimana perjalanan hidupnya dimulai.---Pukul lima sore, Laras meninggalkan kantornya lebih awal dari biasanya. Mobilnya melaju perlahan melewati jalanan kota yang mulai dipadati kendaraan. Tujuannya kali ini adalah sebuah panti asuhan di pinggiran kota, temp

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 93 Akhir Dari Perjalanan Lama, Awal Harapan Baru

    Sinar matahari pagi menembus jendela ruang kerja Laras. Meja kayu besar di depannya dipenuhi berkas-berkas yang tersusun rapi. Hari itu, ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Setelah sekian lama menghadapi badai dan perjuangan tanpa henti, hari ini ia merasa lebih ringan. Namun, bukan karena pekerjaannya berkurang, melainkan karena keyakinan bahwa langkah-langkah yang ia ambil sudah berada di jalur yang benar.“Bu Laras, rapat dengan investor akan dimulai 30 menit lagi,” ujar Dani setelah mengetuk pintu.“Terima kasih, Dani. Tolong pastikan semuanya sudah siap,” jawab Laras dengan senyuman.Sejak proyek pendidikan untuk anak-anak kurang mampu diluncurkan, Laras semakin sibuk. Namun, ia menyukai kesibukan itu. Setiap laporan tentang anak-anak yang kini mendapatkan akses pendidikan layak menjadi sumber semangat baru baginya. Laras merasa, untuk pertama kalinya, perusahaan yang ia pimpin bukan hanya tentang keuntungan, tetapi juga tentang memberikan manfaat bagi banyak orang.---Di ru

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 92 Langkah awal menuju babak baru

    Pagi itu, mentari bersinar hangat, seolah memberikan semangat baru untuk memulai hari. Laras duduk di ruang kerjanya yang sekarang terasa lebih lapang dan terang, bukan hanya karena dekorasi barunya, tetapi juga karena beban yang perlahan mulai terangkat dari pundaknya. Kemenangan terakhir melawan Pak Rahmat telah memberikan angin segar bagi Laras dan timnya. Namun, ia tahu bahwa ini bukanlah akhir dari perjalanannya.Laras memandang papan strategi di depannya, yang penuh dengan catatan dan diagram rencana masa depan perusahaannya. Di sudut kanan papan, sebuah kalimat tertulis tebal: “Integritas adalah kekuatan.” Kalimat itu menjadi mantra yang terus ia ulang di tengah badai yang telah ia hadapi."Kita harus memastikan setiap langkah ke depan tidak hanya memperkuat bisnis ini, tapi juga berdampak positif pada masyarakat," gumamnya.---Dani mengetuk pintu sebelum masuk dengan setumpuk dokumen di tangannya. Wajahnya yang biasanya serius kini tampak lebih santai, bahkan dihiasi senyuman

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 91 Titik balik yang mengejutkan

    Pagi itu, udara terasa dingin, seperti memberikan pertanda akan sesuatu yang besar. Laras baru saja menyelesaikan rutinitas paginya ketika Dani masuk ke ruang kerjanya dengan wajah yang lebih serius dari biasanya."Ada apa, Dani?" tanya Laras, mencoba membaca raut wajahnya.Dani meletakkan sebuah map tebal di meja. "Ini hasil penyelidikan terakhir. Ada informasi yang sangat mengejutkan di dalamnya."Laras membuka map itu dengan hati-hati. Lembar demi lembar dokumen di dalamnya mengungkap jaringan rahasia yang selama ini tersembunyi, termasuk bukti bahwa Pak Rahmat tidak hanya menyabotase bisnisnya, tetapi juga melakukan penipuan besar-besaran terhadap beberapa perusahaan lain."Ini tidak mungkin," gumam Laras, matanya melebar saat membaca salah satu dokumen. "Jadi, dia bahkan menipu mitranya sendiri?""Benar," jawab Dani. "Dan ada sesuatu yang lebih mengejutkan lagi. Salah satu dokumen ini menunjukkan bahwa salah satu asetnya yang paling penting, perusahaan utama yang selama ini menda

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 90 Cahaya di ujung terowongan

    Pagi itu, Laras bangun dengan perasaan berbeda. Semalam, setelah berminggu-minggu menghadapi tekanan dari semua sisi, ia merasa ada secercah harapan. Bukti yang dikumpulkan dari pria misterius telah dikonsolidasikan, laporan hukum telah disusun, dan timnya mulai menatap ke depan dengan keyakinan baru. Namun, Laras tahu perjuangan ini belum selesai."Dani, apa ada kabar terbaru dari pihak berwenang?" tanya Laras saat mereka bertemu di ruang kerja.Dani mengangguk. "Mereka sudah mulai menyelidiki. Tapi, seperti yang kita duga, ini tidak akan berjalan mulus. Pak Rahmat punya koneksi kuat di berbagai institusi. Kita harus siap menghadapi serangan balik."Laras menghela napas. "Aku tahu. Kita juga harus memastikan bahwa mereka tidak bisa menyentuh kita dengan cara yang sama lagi."---Di tengah kesibukan itu, sebuah berita mengejutkan datang dari salah satu mitra lama mereka. "Laras, Pak Rahmat mulai bergerak menyerang kita secara terbuka," kata Mira saat memasuki ruangan dengan wajah tega

DMCA.com Protection Status