Home / Romansa / Tuan, Biarkan Aku Pergi / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Tuan, Biarkan Aku Pergi: Chapter 51 - Chapter 60

122 Chapters

51. Nikmatilah Dengan Cara yang Berbeda

Dahayu sudah membuang dasi itu ke tempat sampah. Bagaimana ada di tangan Aksa sekarang?"Pasang." Aksa mengulangi kata-katanya pelan.Dahayu menelan saliva dan sedikit malu, tapi juga banyak pertanyaan dalam sorot matanya. "I—itu ....""Kamu tidak dengar apa yang aku katakan? Pasang."Dahayu seperti tak diberi kesempatan untuk memilih. Perlahan dia mengambil dasi di tangan Aksa dan mulai memakaikannya di kerah leher Aksa.Di atas Yesti seperti ingin merobohkan pagar pembatas yang dia pegang.Sembilan tahun menikah dengan Aksa, tak sekalipun Aksa memberi kesempatan untuk memasangkan dasi di lehernya.Tapi Aksa seolah malah memberi kehormatan pada Dahayu untuk menjeratnya."Katakan," titah Aksa pelan setelah Dahayu selesai memasang dasi di lehernya."Maaf, dan terima kasih," ucap Dahayu sembari menunduk.Detik berikutnya mata Dahayu melebar dan pucat, manakala Aksa mengecup keningnya dengan lembut dan penuh kasih.Ada getaran yang tidak biasa mengisi relung hati Dahayu. Sebelumnya Aksa
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

52. Membalas Jasa

Satya melihat ada sedikit senyum di garis bibir Dahayu kala mengenyam makanan receh tersebut.Benar apa yang dikatakan Satya, hidup Dahayu memang sangat terjamin setelah menikah dengan Aksa.Hanya makanan, pakaian, dan segala fasilitas yang paling baik yang diberikan Aksa.Namun, nyatanya juga tak mampu memicu senyum bahagia di wajah Dahayu kala batinnya terus tersiksa dengan hubungan yang tidak dia inginkan.Berangsur-angsur senyum Dahayu meredup, dia mengunyah mie dengan sangat pelan dan sedikit melamun.Sementara matanya terus menilik riak air dari kejauhan.Satya yang sedari tadi masih memperhatikan Dahayu segera menegakkan punggung, kedua tangannya terpaut manakala sikunya bertumpu pada meja restoran."Aku heran, kamu masih muda berbakat, tapi malah memilih menjadi istri kedua." Dahayu menggerakkan bola matanya sekilas menuju ke arah Satya, dan berkata, "Itu bukan urusanmu."Satya tersenyum. "Oke, tapi jika sudah memutuskan, paling tidak jangan membuat diri sendiri menjadi sedih
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

53. Layani Aku

Suara gelak ringan masih terdengar nyaring kala Dahayu mulai bisa berbicara dengan nyaman dengan Satya Namun, begitu melihat sosok tinggi mendekat membawa aura yang mengancam, tawa Dahayu pun luruh membuat Satya menoleh ke belakang. Tawa Satya juga mereda diganti senyum tipis yang sangat elegan. "Selamat datang, Tuan Aksa. Suatu kehormatan restoran kami dikunjungi orang luar biasa seperti Anda." Dahayu bisa melihat perubahan sikap Satya yang tadinya begitu santai dan menyenangkan, tiba-tiba berubah menjadi seperti laki-laki yang bermartabat dan sangat sopan. Membuat alis Dahayu sedikit terangkat. 'Bagaimana ada orang yang bisa berkamuflase secepat ini?' batinnya. Sementara Aksa hanya merespon sapaan Satya dengan kilat permusuhan, lantas kembali pada Dahayu. "Jika sudah puas bermain-main, ayo pulang," ucap Aksa datar. Rona suram di wajah Aksa membuat Dahayu tak bisa berdiam diri di tempat, dia takut Aksa akan membuat kekacauan dengan orang-orangnya. Dahayu mengangguk dan segera
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

54. Benci Kata Itu

Seketika Yesti menahan tawa sembari membekap mulut manakala melihat Aksa memperlakukan Dahayu dengan tidak beradab. Menyuruh duduk di lantai yang dingin tentu saja seperti memperlakukan layaknya pelayan rendahan. Suasana hati Yesti yang sempat memburuk akibat Aksa memaksa Dahayu untuk melayaninya, seketika sirna digantikan dengan binar kepuasan yang tidak terkira. Perasaan Dahayu saat ini sudah tak bisa digambarkan. Tapi dia mencoba bersikap tegar dan mulai berlutut di lantai, berharap Aksa akan menyuruh orang untuk membuka kunci pintu setelah Dahayu melayaninya dengan patuh. "Tuangkan minumannya," titah Aksa lagi. Tangan Dahayu bergerak meraih botol anggur, namun segera dicegah tangan Aksa. "Untuk Yesti," ucap Aksa setelah Dahayu menatapnya dengan binar pertanyaan. Sungguh saat ini Yesti sudah dipenuhi dengan banyak kesenangan melihat bagaimana Aksa memperlakukan Dahayu. 'Entah kesalahan apa yang telah kamu perbuat sampai Aksa memperlakukanmu serendah ini.' 'Tapi terima kasih
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

55. Jahat Dan Tak Termaafkan

Tadinya Dahayu sudah berusaha mati rasa dengan apa yang terjadi antara Aksa dan Yesti di dalam sana. Tapi nyatanya setiap suara menjijikkan keluar dari mulut yang sepertinya sangat menikmati pertempuran sengit, hati Dahayu pun terasa disayat-sayat serpihan pisau tajam. Dahayu tidak tahu jika rasanya akan sesakit itu. Dipaksa mendengarkan suami dan istri pertamanya bercinta, nyatanya lebih sakit daripada merasakan sekarat kala paru-parunya dipenuhi air ketika dia tenggelam. Dahayu sangat mual dan tersiksa dalam kegelapan. Namun tak bisa meluapkan karena mulutnya dilakban. Hanya derai air mata yang terus bercucuran menyertai rintih kesakitan dalam kegelapan ketika semalaman berlutut mendengar penyiksaan batin yang tidak berperikemanusiaan. *** Sreeettt .... Dahayu kembali mendengar suara pintu sliding di depannya bergeser kala semburat mentari pagi mulai terlihat di atas kanopi ya menutupi kolam hangat. Namun, Dahayu sudah tidak punya kekuatan untuk mendongak guna melihat siapa y
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

56. Anda Yakin Ingin Bekerja Sama?

Rintik hujan masih membasahi kota Zimo. Tampak redup dan sayu seperti raut wajah Dahayu yang kini tengah duduk tenang bersama Aksa di dalam mobil.Dia memang sudah keluar dari rumah sakit sejak dua hari yang lalu. Namun, tak sedikitpun ada tarikan senyum sejak saat itu.Terlebih ketika Dahayu tahu jika ada orang yang menangkap kebersamaannya dengan Satya dan menyebarluaskan di internet.Rumor yang mengatakan bahwa Dahayu adalah wanita penggoda kembali marak diperbincangkan di dunia maya.Statusnya sebagai istri Aksa tentu saja semakin memperburuk keadaan.Wanita tak tahu diri dan tak cukup dengan satu pria. Menjadi topik paling menjijikkan yang Dahayu baca.[Apa dia benar-benar wanita bodoh? setelah mendapatkan penguasa. Masih saja merayu pengusaha restoran yang jelas-jelas tak ada sepucuk kukunya CEO konsorium Jayanta.]Itu komentar yang paling Dahayu ingat dari sekian banyak hujatan yang mengarah padanya.Dahayu menghela napas samar. Berita miring tentangnya memang sudah lenyap dari
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

57. Sayangnya Tidak Punya

Rivan terpaku sejenak, tapi kemudian menggelengkan kepala."Ya sudah, tunggu apa lagi? Perusahaan kita tidak akan bisa beroperasi jika tidak ada bahan baku yang bisa diolah. Sementara pesanan yang masih belum terpenuhi masih banyak." Dahayu sungguh tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.Rivan pun akhirnya mengangguk dan bergegas menghubungi nomor yang tertera.Setelah beberapa waktu Rivan kembali ke ruangan Dahayu untuk melapor."Direktur Dahayu. Untuk sementara waktu pimpinan Gardenia parfum tidak akan menerima klien, beliau sedang mempersiapkan acara ulang tahun suaminya nanti malam."Dahayu mendesah. "Lalu bagaimana dengan sisa bahan baku yang kita punya?"Seketika wajah Rivan meredup dan menjawab, "Habis, mungkin bagian produksi mulai besok akan berhenti beroperasi."Dahayu kembali mendesah kesal, kemudian bertitah, "Pesankan aku tiket pesawat ke kota Mada sekarang juga.""Baik, akan segera saya laksanakan."Tidak ada cara lain, Dahayu harus mendapatkan undangan pesta ulang tahu
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

58. Semoga Berhasil

Seketika wajah Dahayu meredup, ada benar kekecewaan di wajah cantik itu. Matanya menurun ketika dia berucap, "Oh, begitu ya?" Alis Satya bergerak satu persatu melihat kekecewaan di wajah Dahayu, bibirnya menunjukkan senyum tipis yang sangat elegan. "Apakah kamu sungguh ingin pergi ke pesta itu? " Dahayu mengangguk. "Aku tidak punya cara lain. Ini adalah kesempatan terakhirku memperjuangkan Golden Jay." "Aku memang tidak punya undangannya, tapi aku bisa membantumu datang ke sana jika kamu ingin." Saat Dahayu mendongak, dia melihat senyum manis Satya yang melihatnya. Satya kemudian membuka lacinya dan mengambil sesuatu. "Ini milik ibuku, Dia mempunyai akses untuk berada di pesta itu, aku rasa jika kamu menunjukkan ini pada penjaga mereka akan mengizinkan kamu masuk untuk mengikuti pesta." Dahayu melihat rajutan benang warna kuning yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah gantungan sederhana tapi sangat unik. "Ini ...." "Ambillah." "Ibumu juga ada di sana?" "Hmm ...
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

59. Antar ke Toko Pakaian

Dahayu sudah tiba di Golden Jay, tapi kekecewaan segera menghinggapi hatinya kala Rivan melapor. "Direktur Dahayu, ada masalah. Pembelian tiket pesawat dibatalkan secara sepihak." Mata Dahayu membola. "Apa masalahnya?" Rivan menunduk pelan, namun dia juga berkata pelan. "Nyonya, apakah sebelumnya Anda sudah meminta izin pada CEO kantor pusat?" "Kenapa harus meminta izin? Suamiku sudah mempercayakan perusahaan ini padaku, bagaimana caraku mengelola tentu saja terserah aku." Dahayu mulai emosi. "Jika begitu, sebaiknya Anda memikirkan dulu jika ingin bekerja sama dengan Gardenia Parfum." Rivan agak sedikit ragu. Tapi itu justru membuat alis Dahayu bergerak satu persatu. "Ada apa dengan Gardenia Parfum?" "Gardenia Parfum adalah bagian dari Grup Mantila, Nyonya." "Lalu?" Raut wajah Rivan terlihat sedikit gugup. "Nyonya, apa Anda benar-benar tidak tahu?" Alis Dahayu semakin mengernyit. "Ceritakan padaku dengan jelas." "Nyonya, Anda bercanda?" Melihat wajah bodoh Rivan Dahayu mala
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

60. Siapa Dia?

One shoulder dress warna sampanye sudah membalut tubuh Dahayu dengan sempurna. Riasan tipis, tapi terlihat elegan juga menyempurnakan wajah cantiknya.Ketika dahayu berbalik, dia melihat wanita yang tadinya memakai jas hitam gagah kini sudah berubah menjadi wanita cantik yang layak dipuji."Sempurna," ucap Dahayu tersenyum sembari menatap Ketty."Kita mau ke mana, Nyonya? Kenapa harus berdandan seperti ini?" Ketty terlihat tidak nyaman dengan gaun yang dia pakai."Kamu tidak nyaman ya dengan gaunnya?""Nyaman, Nyonya, nyaman." Ketty buru-buru menjawab takut disuruh ganti baju lagi oleh Dahayu, entah sudah ke berapa kali dia harus berganti gaun setelah dia mengatakan tidak nyaman."Baiklah, ayo kita datang ke pesta."Ketty segera mengikuti majikannya yang terlihat bersemangat itu.Sampai di tempat tujuan tentu saja mereka langsung dihadang penjaga untuk diminta menunjukkan kartu undangan."Maaf, saya tidak punya kartu undangan. Tapi saya mempunyai ini." Dahayu menunjukkan rajutan benan
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status