POV ANASudah hampir satu jam Umi dan Dokter Mirza meninggalkanku. Aryo dan Hanin lebih memilih duduk di sofa bermain gawai, sepertinya mereka sama bosannya sepertiku. "Ana, kamu mau makan apa? Mbak ambilin!" tawar Mbak Lia yang duduk di kursi dekat ranjang."Nggak, Mbak, aku kenyang. Umi ke mana, ya, Mbak? Kok,lama?" tanyaku pada Mbak Lia."Mungkin lagi nanya soal keadaan kamu, An, sama Dokter Mirza, kalau ngantuk tidur aja. Mbak jagain sampe Umi datang," jawab mbak Lia. Aku bergeming."Kamu nanyain Umi apa Dokter Mirza, sih?" sambung Mbak Lia yang mulai mencoba menggodaku lagi."Mbak, jangan bahas itu, malu kalau orangnya denger," jawabku. "Bukannya dulu kamu nungguin? Kenapa giliran kamu ditungguin malah jual mahal?" ceplos Mbak Lia."Itu, kan dulu, sekarang jangan harap lah.""Mbak, kemarin Mbak Najwa ke sini. Memintaku kembali pada Mas Adrian," sambungku ingin curhat padanya."Apa?" sentak Mbak Lia, Hanin dan Aryo tampak menoleh ke arah kami."Jangan keras-keras, Mbak," bisikku
Terakhir Diperbarui : 2024-11-07 Baca selengkapnya