Home / Pernikahan / Hasrat Dendam Suamiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Hasrat Dendam Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30

76 Chapters

Bab 21. Briella yang Melarikan Diri

“Kau lihat, semalam Adrian menghabiskan malam di kamarku.”Mendengar perkataan Falla Jorell dengan nada mengejek, dada Briella jadi panas dan sesak. Napasnya tersekat, menahan air mata agar tak jatuh di saat yang paling tidak dia inginkan.“Adrian milikku, aku akan pastikan dia tetap menjadi milikku,” lanjut Falla percaya diri. “Kusarankan kau pergi dengan kakimu sendiri, sebelum Adrian mengusirmu.”Belum sempat Briella bisa menjawab, sebuah suara di belakannya menggema.“Kau pikir siapa kau, bisa mengusir menantuku dari mansion ini?” Dialah Rosalie, yang terlihat jauh lebih emosi daripada Briella setelah mengetahui ada perempuan muda bernama Falla Jorell tinggal di kediamannya. “Siapa namamu?”Falla memperhatikan Rosalie dari ujung kaki hingga ujung rambutnya, mencoba mencerna situasi. Sebenarnya siapa Rosalie ini? Apakah dia orang penting bagi Adrian? Atau hanya orangnya Briella?“Kenapa kau diam saja? Sebagai seorang tamu kau sangat tidak sopan!” seru Rosalie dengan nada cukup ting
Read more

Bab 22. Perasaan Putus Asa

“Apa kau sudah menemukannya?” tanya Adrian dengan raut wajah memancarkan jelas perasaan khawatir. Pria tampan itu berada di ruang kerja, tidak bisa mengatasi kecemasan dalam dirinya. Dia khawatir akan keberadaan Briella.“Tuan, maaf, tapi saya tidak bisa menemukan Nyonya Briella,” jawab Ben dengan nada gugup. Kegelisahan membentang karena dirinya belum mendapatkan informasi tentang keberadaan istri tuannya.Adrian menatap Ben dengan tajam, amarahnya memuncak. “Bagaimana mungkin kau tidak bisa mencari informasi kecil itu?! Kita memiliki jaringan yang luas dan kekuasaan di kota ini!”Ben menunduk, mencoba menjelaskan. “Semua itu karena Nyonya Briella dan Aster tidak menggunakan pesawat atau transportasi umum lainnya, jadi lebih sulit bagi saya untuk melacak keberadaan mereka.”Adrian memukul meja dengan frustrasi. “Sial! Ini tidak bisa diterima. Cari lagi, dan pastikan kau menemukan mereka!”Ben mengangguk cepat, lalu menambahkan, “Ada satu hal lagi yang perlu saya sampaikan, Tuan.”“Ka
Read more

Bab 23. Kelahiran Adrian Junior

Beberapa bulan kemudian, kehidupan di mansion Maven berjalan seperti biasa, meskipun kekosongan yang ditinggalkan oleh Briella tetap terasa. Adrian Maven, yang kini lebih dingin dan terfokus pada pekerjaannya, tidak pernah benar-benar melupakan kepergian Briella. Namun, dia berusaha untuk menenggelamkan diri dalam urusan bisnis demi mengalihkan pikirannya.Di sisi lain, Hunter Maven tetap berhubungan dengan Briella secara rahasia. Dia sering memastikan bahwa Briella dan Aster baik-baik saja di tempat persembunyian mereka. Suatu hari, Hunter menerima panggilan mendesak dari Aster.“Tuan Hunter, bisakah Anda ke sini? Saya rasa, Nyonya Briella akan segera melahirkan. Tanda-tandanya sudah terlihat jelas,” kata Aster dengan suara panik di telepon.Hunter merasakan gelombang kecemasan dan kegembiraan sekaligus. Dia tahu bahwa dia harus segera pergi ke tempat Briella, tetapi masalahnya adalah Adrian. Di ruang kerjanya, Adrian sedang mempersiapkan diri untuk bertemu dengan klien penting. Pert
Read more

Bab 24. Awal Mula yang Baru

Dua tahun kemudian …Hari itu, Ben mengetuk pintu ruang kerja Adrian dengan tergesa-gesa. “Tuan Adrian, Anda harus melihat ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah tablet.Adrian mengernyitkan dahi, menerima tablet tersebut dan mulai membaca berita yang ditunjukkan oleh Ben. Di layar, terdapat artikel dengan judul besar: “Bintang Pendatang Baru, Briella Moretti, Langsung Bersinar Setelah Sukses Menjadi Tokoh Utama Film Blind Devotion.”Adrian membaca artikel itu dengan penuh perhatian. Foto Briella terpampang besar di halaman utama, senyumannya yang anggun dan menawan terpancar dengan jelas. Hati Adrian berdebar tak menentu melihat wajah yang tak pernah bisa dia lupakan.Ben yang berdiri di dekatnya menambahkan, “Tuan, bukankah ini Nyonya Briella?”Adrian mengepalkan tangannya dengan kesal. “Sialan,” gumamnya dengan suara penuh amarah yang terpendam. “Seharusnya dia menulis Briella Maven, bukan Briella Moretti.”Ben memandang Adrian dengan khawatir. “Apa yang akan Anda lakukan, Tuan?”
Read more

Bab 25. Apa Maksud Semua Ini, Briella?

Hunter tersenyum tipis. “Kita bisa menggunakan pengaruh hukum dan media untuk melindungi hak asuhmu. Kau sekarang seorang artis terkenal, dan media bisa menjadi sekutu yang kuat. Kita bisa membuat perjanjian hukum yang jelas tentang hak asuh Fernandez, memastikan bahwa semua orang tahu kau adalah ibu yang terbaik untuknya.”Briella terdiam sejenak, mencerna kata-kata Hunter. “Tapi, apakah itu cukup? Adrian punya pengaruh besar, dia bisa memanipulasi situasi.”“Ada satu cara lagi.” Hunter tampak berhati-hati sebelum mengatakan, “Jadikan aku calon suamimu.”Briella terbelalak mendengar penawaran Hunter. “Ta-tapi—”“Hanya pura-pura, Briella, kita tidak akan sungguh-sungguh menikah. Kau perlu dunia tahu bahwa kau memiliki aku, sehingga Adrian akan berpikir dua kali untuk mengusik kita.”“Benarkah Adrian tak akan bisa merebut Nandy dengan cara itu?”“Aku mengerti kekhawatiranmu, tapi dengan pengacara yang tepat, dukungan publik, memiliki aku sebagai calon suamimu, kita bisa membuatnya lebi
Read more

Bab 26. Tanda Tanya Besar  

Adrian menatap ibunya, berharap menemukan dukungan. “Apa menurut Mom ini masuk akal? Bagaimana mungkin Hunter menikah dengan istriku?” tanyanya dengan nada yang lebih tinggi dari bisaanya, menahan amarah yang bergejolak di dalam dirinya.Rosalie belum sempat menjawab, tapi Briella sudah lebih dulu berkata dengan tegas, “Aku ke sini sekalian untuk membicarakan soal perceraian kita, Adrian.”Mendengar hal itu, Adrian semakin marah. “Aku tidak akan pernah menceraikanmu, Briella!” katanya dengan keras, menatap Briella dengan mata yang penuh dengan kemarahan dan kebingungan.Hunter, yang berdiri di samping Briella, tetap tenang dan tegas. “Adrian, kau tahu bahwa Briella bisa mengajukan gugatan cerai. Mengingat kalian sudah cukup lama berpisah, perceraian bukanlah hal yang mustahil untuk dikabulkan oleh hakim.”Adrian menatap Hunter dengan penuh kebencian, tetapi kata-kata adiknya masuk akal. Mereka memang telah lama berpisah, dan situasinya tidak seperti dulu lagi. Tampak Briella menghela
Read more

Bab 27. Perasaan yang Sulit Diungkapkan

“Nandy, apa kau suka kentangnya?” Briella berkata dengan mata berbinar melihat si gemuk sehat Fernandez memegang potongan kentang—yang direbus dan iris memanjang—lalu dimasukkan ke dalam mulutnya dengan lahap. “Suka tutu,” cerocos Fernandez dengan mulut penuh.Briella mengangguk seraya mengelus kepala putranya. “Iya, Mom tahu Nandy suka potato.”Sejak usia Fernandez masuk bulan ke enam, Aster dan Briella memang sudah memberinya MPASI dengan metode BLW atau baby led weaning untuk melatih kemampuan Fernandez dalam mengunyah dan menelan makanan sendiri. Mereka selalu mengusahakan agar bisa menikmati makan bersama, dengan menu yang tidak jauh berbeda. Namun sesekali Aster membuatkan bubur khusus untuk Fernandez.Suasana hangat dan akrab terasa di ruang makan itu, dengan tawa Aster yang sesekali memenuhi ruangan. Fernandez, balita mungil yang penuh keceriaan, duduk di kursi tinggi, mengamati orang-orang di sekitarnya dengan mata yang penuh rasa ingin tahu. Di tengah makan siang, pintu d
Read more

Bab 28. Terkurung dengan Pria Mesum

Briella tiba di bandara dengan penuh harapan dan semangat. Dia tahu perjalanan ini penting untuk kariernya, dan dia siap menghadapi segala tantangan yang mungkin muncul. Setelah melewati semua prosedur keamanan, Briella menuju gerbang boarding, siap untuk terbang ke New York untuk menghadiri promosi filmnya.Saat tiba waktunya untuk boarding, seorang petugas pesawat dengan ramah menyapanya dan mengantarnya ke kursi first class. Briella terkejut, karena setahu dia, dirinya akan terbang dengan kelas bisnis.“Maaf, kurasa ada kesalahan? Aku seharusnya berada di kelas bisnis,” kata Briella kepada si petugas.Petugas itu tersenyum dan menjelaskan, “Seseorang telah upgrade kursi Anda ke first class, Nona. Selamat menikmati penerbangan Anda.”Briella merasa bingung, tetapi dia menduga ini ulah Hunter yang selalu peduli dan perhatian padanya. Meskipun sedikit ragu, Briella memutuskan untuk duduk di kursi yang disediakan. Kursi first class yang nyaman itu membuatnya merasa lebih tenang, dan di
Read more

Bab 29. Hasrat yang Tersalurkan

Adrian terkejut dengan kekuatan perlawanan Briella, tapi dia hanya tertawa kecil. “Kau bisa melawan sekeras apa pun, Briella. Tapi kau tahu, aku tidak akan menyerah.”Briella menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian dan ketenangan. “Adrian, ini bukan tentang kau berhak atas diriku atau tidak. Ini tentang aku mengizinkanmu atau tidak. Kau tidak bisa memaksakan kehendakmu padaku seperti ini. Lagi pula aku ingin kita bercerai.”Adrian berhenti sejenak, tatapannya tetap tajam tapi ada keraguan yang muncul. “Briella, aku tidak akan pernah menceraikanmu.”Adrian tak membiarkan Briella bernegosiasi lebih jauh. Dia mengangkat rok Briella dan merobek celana dalam yang dikenakan istrinya. Briella kian panik, dia berlari ke sisi lain selagi Adrian menurunkan celana untuk membebaskan kejantanannya.“Ini tidak boleh terjadi, Adrian. Kita sedang dalam pesawat. Jangan macam-macam!”Adrian sama sekali tidak kesulitan menyudutkan Briella. Setiap kursi first class ini dirancang sebaga
Read more

Bab 30. Rencana Hunter

Setelah sampai di New York, Briella segera tenggelam dalam jadwal padat promo filmnya. Dari wawancara media hingga penampilan di berbagai acara talk show, kesibukannya mengalihkan pikirannya dari peristiwa yang terjadi di pesawat. Namun, Adrian tidak membiarkan sang istri melupakan kehadirannya.Setiap pagi, saat Briella keluar dari kamar hotelnya, dia selalu menemukan sesuatu yang dikirimkan Adrian untuknya. Pada hari pertama, dia menerima sekotak cokelat Belgia mewah dengan catatan kecil yang berbunyi, [Nikmati ini, Briella. –Adrian.]Briella meremas catatan itu dengan frustrasi. “Apa maksudnya ini? Kenapa dia tidak bisa membiarkanku sendiri?” gumamnya, melempar kotak cokelat itu ke meja.Hari berikutnya, sebuah buket bunga mawar merah besar menunggu di lobi hotel. [Untuk mempercantik harimu. –Adrian.] Briella menghela napas panjang, merasa risih dengan perhatian yang tidak diinginkannya.Selama makan siang dengan tim promosinya di restoran mewah, pelayan mengantarkan hidangan penut
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status