Home / Pendekar / Giok Langit / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Giok Langit: Chapter 21 - Chapter 30

49 Chapters

Bab 21 : Yang Berhasil Lolos

Memang keadaan Yang Feng mengenaskan sekali. Kakek yang sudah tua dan bertubuh kurus itu kini sedang terkapar di bawah anak tangga. Rambut dan jenggot panjangnya yang putih sudah berubah warna menjadi merah karena darahnya sendiri. Tangannya putus satu, yaitu tangan kanan. Tongkat pusaka yang menjadi senjatanya masih tergenggam di tangan yang putus itu.Long Wei tidak tahu apa yang terjadi, benar-benar tidak tahu, dan dia pun tidak mengenal siapa adanya tiga orang itu sampai memusuhi gurunya. Namun, Long Wei segera memutar otak dan mencapai satu kesimpulan. Kemungkinan besar mereka datang ke sini dan melakukan pembunuhan adalah untuk mencari Giok Langit. Apalagi yang masuk akal? Sudah dua kali dia mengalami kericuhan yang berujung kepada Giok Langit. Yang pertama adalah di Desa Qinglan, dan yang kedua adalah tentang Si Maut Kembar.“Aku tidak tertarik dengan segala apa yang kalian cari. Aku pergi,” ujar Shi Yu, seorang kakek sepuh berpakaian sederhana itu sebelum berjalan dengan tenan
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 22 : Mengembara

Rasanya matahari pagi ini tidak bersinar seterang pagi sebelumnya. Rasanya langit yang membentang sejauh mata memandang tidak sebiru seperti hari kemarin. Rasanya kicau burung yang selalu berisik itu tidak sesunyi hari ini. Entah kenapa, Long Wei merasakan beberapa perbedaan di sekelilingnya. Atau semua itu berubah karena perasannya yang juga ikut berubah?Selama tujuh tahun Long Wei tinggal di sini, hidup berdua dengan Yang Feng untuk menuntut ilmu. Pada tahun-tahun awal, Long Wei selalu berpikir “Aku ingin balas dendam.” Seiring berjalannya waktu, pikirannya berubah menjadi “Aku ingin jadi pendekar.” Kemudian hari ini, tepat beberapa waktu lalu, belum terlalu lama, hatinya berbisik “Kakek ini guruku.”Bertahun-tahun ia hidup bersama Yang Feng, bahkan melakukan perjalanan jauh mencari tempat sembunyi, menjadi buronan, kini harus berakhir di sini. Setelah bertahun-tahun, baru kali inilah Long Wei mengakui Yang Feng sebagai sosok guru setelah selama ini bersikeras dengan pesan mendiang
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 23 : Hartawan Cia

Hal pertama yang ia ingin lakukan adalah mencari musuh-musuh lamanya yaitu Zhu Ren pemimpin bajak laut Iblis Laut. Kemudian Pertapa Putih dan Tangan Maut. Long Wei rasanya belum bisa menjadi seorang anak yang berbakti seandainya belum menghabisi nyawa ketiga orang tersebut.Dari barat, dia menuju timur ke kawasan sungai Bai He. Tempat Desa Mingxia dan persembunyian mereka sudah menyeberangi sungai tersebut, maka ketika Long Wei tiba sana, ia berada di sisi barat.Pemuda ini mengikuti arus sungai dengan berjalan kaki. Di wilayah ini memang sepi sekali manusia karena masih jarang terdapat desa. Jika sekali waktu nampak seseorang, mungkin adalah orang yang sedang melakukan perjalanan jauh. Jika hanya nelayan pencari ikan di sungai, agaknya tak mungkin sampai di tempat seperti ini.Ketika sedang berjalan itulah dia melihat satu perahu yang cukup besar lewat perlahan dari arah utara ke selatan mengikuti arus sungai. Perahu itu kelihatan kokoh kuat dan terawat. Long Wei mengamati penuh perh
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 24 : Naga dan Cacing

Dari lima belas orang yang Long Wei lihat, tiga di antaranya dalam keadaan berdiri dan tiga orang ini pula yang tadi membentak preman terakhir. Mereka masih muda-muda, umurnya mungkin sekitar dua puluh sampai tiga puluh tahun.Sedangkan untuk dua belas biksu lain yang seumuran dan lebih tua, masih duduk menikmati hidangan di atas meja. Semuanya berupa sayur, tidak ada daging.“Kau juga bagian dari mereka?” tanya salah satu biksu yang sedang berdiri itu. “Kalau iya, sebaiknya lekas bawa kawan-kawanmu pergi dari sini.”Long Wei terkejut dan spontan melihat dirinya sendiri. Jubah putih sederhana, apakah menandakan kalau dia bagian dari mereka yang berpakaian kasar-kasar seperti para bajak itu?Pemuda itu mengangkat tangan. “Bukan, aku pengunjung di sini,” katanya diakhiri senyum tipis.Tiga biksu itu masih memicingkan mata sampai salah satu dari mereka, orang muda tapi yang sikapnya lebih dewasa, menegur. “Biarkan saja. Kalau dia bagian dari mereka pun, biarlah asal tidak mengganggu.” Pr
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 25 : Putri Xi Yan

Di sisi lain sungai itu, lebih tepatnya di selatan, terdapat pula desa nelayan yang keadaannya jauh lebih baik dari tempat Long Wei berada. Desa ini lebih besar dan otomatis lebih ramai. Namanya adalah Desa Cin Wu, sebuah desa nelayan yang masih berada dalam naungan bajak laut Iblis Laut pimpinan Zhu Ren.Jika desa tempat Long Wei berada selalu ketakutan dengan sosok bernama Hartawan Cia, maka di sini yang mereka takuti langsung adalah Zhu Ren atau yang biasa mereka panggil Raja Zhu. Lelaki ini memimpin desanya dengan sedikit lebih baik ketimbang Hartawan Cia, tapi tetap saja kejam dan semena-mena. Aturan yang dibuat bersifat mutlak dan tak bisa ditawar lagi. Hal ini membuat banyak orang di sana selalu menundukkan kepala dengan murung.Siang itu mereka kedatangan tamu dari tempat jauh, seorang gadis berjubah merah dengan motif bunga teratai. Rambut hitam panjangnya digelung di atas kepala, membiarkan beberapa hela berjuntai menutupi dahi di sisi kanan dan kiri. Matanya walau tampak le
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 26 : Kerajaan Zhu Ren

Maka terlupakanlah segala rencana tadi. Bersama tujuh pengawal yang dibawa Xi Yan sebelumnya, Cang Er pergi menuju pondok yang dimaksudkan.Tempat tinggal Zhu Ren berada di sisi timur desa. Di sana terdapat satu komplek bangunan yang dikelilingi tembok tinggi, sudah seperti istana saja kelihatannya. Semua orang tahu di balik tembok tinggi itu terdapat raja bajak laut yang selama ini sudah terkenal namanya, Zhu Ren.Ini juga termasuk dalam tugas Cang Er untuk datang ke desa ini. Dia mendapat perintah dari Cao Yin untuk meluruskan sepak terjang Zhu Ren yang sudah belok. Gadis ini telah mendengar secara singkat betapa beberapa tahun lalu ada satu bajak laut besar yang bernama Hantu Samudra. Bajak laut itu hancur setelah Cao Yin sendiri terjun dalam pertarungan dibantu oleh bajak laut lain yaitu bajak laut milik Zhu Ren.Sudah ada perjanjian pula bahwa setelah itu Zhu Ren tak akan membajak orang dengan semena-mena lagi kecuali para pejabat korup atau orang kaya yang berlaku seenaknya. Nam
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 27 : Usaha Cang Er

Suara jerit tertahan menyusul setelah bunga api terlontar ke mana-mana. Kepala pengawal tadi yang menangkis lemparan pasak lawan dengan pedangnya yang langsung patah seketika. Namun, akibat perbuatannya ini serangan itu berhasil dibelokkan.“Terima kasih.” Cang Er buru-buru bangkit lalu keluar dari ruangan membawa Xi An diikuti oleh kepala pengawal.Di depan, lima orang pengawal sudah berkumpul dengan sikap tegang menanti-nanti apa yang akan terjadi. Ketegangan menjalar ke segenap sendi dan seluruh aliran darah mereka. Beberapa orang bahkan sampai kesulitan mengatur napas, satu hal yang wajar saat menghadapi maut di depan mata.“Kalian bawa Nona Xi An ini kepada Paman Xi.” Cang Er menyerahkan gadis tersebut. “Biar kutahan dia.”Lagi-lagi kepala pengawal membantah. “Kubilang jangan gegabah, dia kuat sekali. Lebih baik kita pergi dari sini sekarang.”Gadis itu merasa jengkel juga bahwa setiap keputusan yang diambilnya selalu mendapat bantahan dari orang ini. Cang Er ingin memberontak ka
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 28 : Syarat

Dengan kemarahan yang ditahan-tahan, Cang Er tidak punya pilihan lain selain ikut bersama rombongan tersebut. Dia meletakkan pedang dengan pasrah, membiarkan seorang tukang pukul mengambil dan mengaguminya kemudian tiga orang lain mengikat tangannya.Shi dan pria berkumis panjang tadi masih memperdebatkan soal Cang Er dan Xi An.“Kalian juga membunuh para pengawal Nona ini, kenapa tidak membiarkanku membunuhnya?” Shi membantah.“Mereka hanya pengawal tak berguna. Dua Nona ini pasti lebih berguna, makanya jangan dibunuh.”“Dasar penjilat!” bentak Shi jijik. “Kau hanya ingin menyerahkan mereka kepada raja agar mendapat keuntungan.”Wajah pria berkumis tadi menandakan kejengkelan luar biasa. Terpaksa orang itu hanya mampu menelan kemarahan dan berbalik pergi memimpin rombongan menuju komplek Zhu Ren.Dari jauh Shi bersorak. “Pek Sian Si Penjilat!”Pria berkumis itu, yang ternyata bernama Pek Sian, melontarkan sumpah serapah sambil terus berjalan. Mereka melewati tempat mayat-mayat para p
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 29 : Desa Cin Wu

Setelah menginap di desa tersebut selama satu malam, Long Wei bersama lima belas biksu Taring Naga bersiap melanjutkan perjalanan. Pada saat itulah Long Wei kaget sekali ketika melihat keributan di luar. Ternyata dia adalah Gu Peng, orang yang membantu menyeberangkan Long Wei, sedang dikelilingi oleh orang-orang desa.Mereka berseru-seru seolah bergembira karena sesuatu. Long Wei menduga mereka tentu senang sekali setelah kepergian para tukang pukul itu.Salah satu warga terdengar berteriak nyaring. “Kepala desa kembali!”Tanpa terasa pula Long Wei terhenyak. “Kepala desa?”Pada saat itu ia bersama rombongan Taring Naga berdiri di parahu besar tempat menginap mereka tadi malam, dan mereka menonton keramaian itu dari air.“Kau kenal dia?” Siauw Ki, pemuda yang menjadi pimpinan rombongan ini, yang sejak kemarin memperlihatkan sikap lebih bijak daripada teman-temannya, bertanya.“Dia yang menyeberangkanku kemarin.”“Oh?”“Dia mengaku hanya sebagai orang biasa,” lanjut Long Wei. “Tak kusa
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 30 : Keterkejutan

Ada rasa girang menghampiri Long Wei. Desa Cin Wu yang cukup besar ini telah kedatangan tamu-tamu orang sakti. Pertama adalah rombongan dari Taring Naga, lalu kakek dengan rambut tipis yang amat disayangkan telah tumbang, kemudian lelaki berbaju biru tua itu. Long Wei hampir tertawa membayangkan wajah Zhu Ren ketika sadar keadaannya amat terancam. Tentu saja mereka mengincar Zhu Ren atas kelakuannya yang semena-mena, memangnya apa lagi? Demikian pikir Long Wei.Long Wei memutuskan untuk mengikuti lelaki berpakaian serba biru itu dari jauh. Karena lelaki itu bergerak cepat dan buru-buru, Long Wei pikir lebih baik menguntit saja daripada menyapa.Sosok itu menuju sebelah komplek Zhu Ren yang berupa hutan. Setelah menengok ke kanan dan kiri, dia melompat tinggi melewati pagar tembok, tampak mudah sekali. Long Wei melakukan aksi yang sama.Sampai di atas tembok, sejenak Long Wei terbelalak melihat kemegahan komplek ini. Bangunan-bangunan mewah tersebar ke segenap penjuru. Tidak ada satu p
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status