Home / Romansa / Hati yang Kau Sakiti / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Hati yang Kau Sakiti: Chapter 81 - Chapter 90

125 Chapters

Bab 81 : Mengejarmu

Kiran memutar tubuhnya ke belakang, dan seketika itu juga, ia terkesiap melihat seseorang yang berdiri di belakangnya. "Di ... dia orangnya?" gumam Kiran tak percaya, sambil menoleh ke arah Arga lagi. "Kenapa? Kamu tidak percaya?" Kiran hanya mampu menggelengkan kepala, pikirannya masih kalut. Ia tak tahu harus bereaksi bagaimana. Selama ini, ia selalu berasumsi bahwa wanita yang dekat dengan Arga adalah Nina atau Vanya. Namun kini, di cermin besar yang tergantung di dinding, Kiran melihat pantulan dirinya sendiri. Arga tertawa kecil melihat wajah lucu Kiran yang kaget, lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Kiran, lelaki itu berbisik lirih. "Itu kamu." Kiran menelan ludah, menatap dirinya sendiri di cermin dengan bingung. "A-aku pikir ...." "Apa yang kamu pikirkan? Hm?" Arga meneliti wajah Kiran lekat-lekat, menanti penjelasan dari wanita yang tampak kebingungan di hadapannya. Kiran menghela napas panjang. "Aku pikir ... aku pikir kamu sedang dekat dengan orang lain,"
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Bab 82 : Dipecat

"Keputusan ini sudah final, Arka. Kami sudah memberi toleransi, tapi kamu tidak mampu memenuhi ekspektasi perusahaan." Arka merasa dadanya semakin berat mendengar kata-kata itu. Selama beberapa bulan terakhir, ia sering kali absen, meninggalkan tanggung jawab pekerjaannya demi merawat ibunya yang sakit. "Maaf, Pak ... tapi apa tidak bisa memberikan saya kesempatan sekali lagi?" Arka sudah putus asa. Ia berharap ada sedikit rasa simpati dari Pak Delon, atau setidaknya, pengertian atas situasi yang dihadapinya selama ini. Pak Delon menghela napas panjang, menunjukkan bahwa kesabarannya sudah mulai habis. "Perusahaan merasa kamu tidak menjalankan tugasmu dengan baik selama beberapa waktu ini. Bagaimana aku bisa memberikanmu kesempatan setelah ini?" "Tapi, Pak, saya absen karena merawat mama saya yang sakit. Saya sudah mengabdi lama di sini, dan saya selalu berusaha memberikan yang terbaik." "Kami paham dengan situasimu, tapi selama masa absenmu, ada beberapa proyek yang terbe
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Bab 83 : Sudahkah Kamu Mencintaiku

Arka terhuyung, suaranya terdengar ngelantur saat ia berkata, "Pak Delon … dia memecatku karena aku tidak becus bekerja." Lita mendesah kesal. "Bukannya aku sudah bilang sama kamu, Mas? Kamu harusnya fokus bekerja, bukan sibuk ngurusin Ibu terus di rumah sakit." Arka langsung menatap Lita tajam. "Kamu menyalahkan aku sekarang?" "Iya! Kamu salah! Coba kalau kamu lebih giat bekerja, mungkin semuanya tidak akan seperti ini!" Arka menyeringai sinis. "Coba kalau kamu bantuin aku merawat Mama, mungkin aku juga bisa fokus bekerja!" Ia menuduh balik. Selama ini, Arka memang sering meminta Lita untuk membantu merawat Maria, ibunya, tapi Lita selalu menolak dengan alasan harus menjaga anak mereka, Cleo, yang masih kecil. "Aku menjaga Cleo, Mas! Anak kita masih butuh perhatian! Kamu pikir gampang ngurus anak dan rumah sendirian?" Namun, Arka tidak peduli. Dalam keadaannya yang mabuk, ia hanya ingin melampiaskan segala kemarahan dan kekesalannya. "Kamu tahu siapa yang menggantika
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Bab 84 : Gembok Cinta

Arga yang mengenakan jaket tebal berwarna hitam tampak berusaha menahan dinginnya malam ini. Kancing jaketnya tertutup rapat, dan syal abu-abu melilit lehernya. Kiran hanya memperhatikan lelaki itu sedari tadi. "Siapa yang menelepon?" Kiran bertanya setelah Arga memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. "Miss Ayana," jawab Arga sambil mengangkat bahu. "Dia ingin mengundangku ke acara ulang tahunnya." "Miss Ayana? Siapa?" Kiran mengernyitkan dahi, ia merasa asing dengan nama itu. "Klien," jawab Arga singkat. "Oh." Kiran mengangguk, meski masih ada sedikit rasa penasaran di dalam dirinya. "Kamu mau ikut?" "Tapi aku tidak diundang," sahut Kiran sambil tertawa kecil. "Miss Ayana bilang, dia akan senang kalau aku membawa banyak orang," lanjut Arga, sambil memperbaiki letak jaketnya. "Bagaimana?" "Mmm ... akan aku pikirkan dulu." "Baiklah." Salju turun semakin deras, beberapa serpihan salju sudah menempel di rambut Arga. Kiran yang menyadari itu, mendekat dan deng
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Bab 85 : Penyesalan Bi Sri

Ketika Maria hendak memberitahu kebenarannya kepada Arka, tiba-tiba terdengar suara yang begitu familiar. "Mas!" Arka terkesiap ketika mendengar suara yang begitu nyaring dari ambang pintu, ia segera menoleh. Dan tepat pada saat itu, ia melihat Lita melangkah masuk. Tanpa disadari oleh Arka, beberapa detik sebelumnya Maria hampir berhasil mengungkapkan rahasia besar yang selama ini belum terungkap. Maria hanya bisa berbaring lemah, hatinya merasa frustrasi. Jika Lita tidak masuk pada saat itu, mungkin dia sudah bisa memberitahu Arka tentang siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi padanya. Namun, sekarang kesempatan itu musnah. "Mas, bagaimana kondisi Ibu?" Setelah beberapa saat hening akhirnya Lita bertanya. "Mama sudah sadar, tapi belum bisa bicara banyak." Lita melirik Maria dengan tatapan tajam, seolah-olah dia tahu bahwa wanita tua itu hampir saja membongkar rahasia kelam yang selama ini disimpannya rapat-rapat. "Semoga cepat sembuh ya, Bu …,"
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

Bab 86 : Pesona Kiran

Arga berdiri di depan cermin besar di sudut apartemennya untuk memastikan penampilannya sudah rapi sebelum berangkat ke acara ulang tahun Miss Ayana, salah satu klien pentingnya. Pakaian yang dikenakannya malam ini berbeda dari biasanya. Kali ini, ia memilih setelan jas formal berwarna navy yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi, dipadukan dengan kemeja putih yang kontras, serta dasi berwarna biru tua yang elegan. Kantong jasnya dihiasi saputangan putih yang dilipat rapi. Rambut hitamnya yang tebal disisir rapi ke belakang, menonjolkan wajahnya yang tegas dan menawan. Tatapan matanya yang tajam memancarkan aura percaya diri. Wajahnya menunjukkan keseriusan, tetapi ada sedikit kilatan senyum tipis yang menghiasi bibirnya—mungkin karena perasaan senang yang tak bisa ia sembunyikan. Arga merapikan dasinya sekali lagi, sebelum mengangkat ponselnya untuk mengecek waktu. Ia masih memiliki beberapa menit sebelum harus menjemput Kiran, wanita yang belakangan ini begitu memenuhi pikir
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 87 : My Girlfriend

"Kiran … kamu—" Arga berusaha mengatakan sesuatu, tetapi suara itu tertahan di tenggorokannya. Ia menggeleng pelan, berusaha menenangkan diri, lalu mencoba bersuara lagi. "Kamu … terlihat sangat cantik malam ini." Kiran berhenti beberapa langkah di depan Arga, ia tersenyum sambil mengusap sedikit ujung mantelnya yang besar. "Terima kasih. Aku senang kamu menyukainya." Arga terdiam sejenak, seolah masih memproses bahwa sosok anggun di depannya ini adalah Kiran, wanita yang sudah lama ia kenal. "Aku tidak hanya menyukainya. Kamu … benar-benar memukau." Pipi Kiran bersemu merah mendengar pujian Arga. Ia tertawa kecil, lalu menundukkan kepala sedikit. "Kamu juga terlihat sangat tampan malam ini. Setelan jas seperti itu sangat cocok denganmu." Arga hanya bisa tersenyum canggung, merasakan pipinya mulai memanas. "Ah, terima kasih. Tapi kurasa, aku jadi merasa kurang percaya diri berdiri di sampingmu. Kamu seperti bintang yang baru turun dari langit, sedangkan aku …." Arga tertawa ke
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 88 : Lantai Dansa

Kiran tak mengerti mengapa orang itu ada di sini? Di tempat Miss Ayana mengadakan pesta ulang tahun. Wanita yang mengenakan blouse berwarna hitam itu pun melangkah menuju ke tempat Kiran dan Arga berada. Langkahnya terlihat anggun, rambut hitamnya yang diikat terlihat menawan. Kiran menatap Nadira—sahabat lamanya—berdiri di sana. Nadira melangkah dengan percaya diri ke arahnya. Tatapan mata Nadira yang tajam tidak pernah lepas dari pandangan Kiran sedari tadi. "Halo, Kiran," sapa Nadira sambil melirik ke arah Arga sekilas, seolah memperhatikan sosok pria yang berdiri di samping Kiran. Kiran yang masih terpaku, ia berusaha memproses kehadiran Nadira. "Kamu … ngapain ada di sini?" Nadira mengangkat alisnya. "Harusnya aku yang tanya, Kiran. Ngapain kamu di sini?" "Aku … sedang menghadiri ulang tahun Miss Ayana," jawab Kiran dengan sedikit terbata. Ia masih tak percaya Nadira bisa muncul di tempat ini, di pesta ulang tahun Miss Ayana yang bersifat cukup eksklusif. "Kamu sen
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Bab 89 : Rekaman

Arka mengenakan setelan formal sederhana. Ia memakai kemeja biru muda dengan lengan panjang yang digulung hingga siku. Dasi hitam yang tidak terlalu mencolok terikat rapi di lehernya, sementara celana bahan berwarna hitam dan sepatu pantofel mengukuhkan kesan profesional. Rambutnya yang hitam dipotong pendek dan ditata rapi ke samping. Hari ini udara terasa lebih panas dari biasanya, matahari bersinar terik dan membuat Arka berkeringat meskipun ia sudah membuka beberapa kancing teratas kemejanya untuk mendapatkan sedikit sirkulasi udara. Ia melonggarkan dasinya sambil berjalan di tepi jalan yang ramai. Sudah lebih dari seminggu ia berkeliling kota untuk mencari pekerjaan yang cocok. Namun belum juga ada hasil yang memuaskan. Rasa lelah dan frustrasi mulai menyelinap, tapi ia menepisnya. Dia harus tetap berusaha untuk segera mendapatkan pekerjaan. Setelah beberapa saat berjalan, Arka memutuskan untuk mengunjungi tempat seorang kenalannya yang dulu merupakan salah satu kliennya ket
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Bab 90 : Badai

Arka mengepalkan tangannya begitu kuat hingga kuku-kuku jarinya memutih. Urat-urat di dahinya menonjol, napasnya sudah memburu hebat. Suara rekaman yang terus berputar di telinganya seperti belati tajam yang menusuk hatinya berulang kali. Rekaman itu membongkar seluruh kebohongan dan kebusukan yang selama ini disembunyikan oleh Lita, istrinya. Selama ini, Lita selalu mengatakan bahwa ia yatim piatu, tak memiliki siapa pun di dunia ini. Tapi ternyata, kenyataannya jauh berbeda. Ibunya sendiri bekerja di rumah mereka sebagai pembantu. Arka tertegun, otaknya berusaha mencerna kenyataan pahit yang baru ia ketahui. Selama ini Lita masuk ke dalam kehidupannya bukan karena cinta, bukan karena ingin membangun rumah tangga bersamanya. Tapi karena balas dendam. Ya, semua itu demi membalas dendam atas kematian kakak sepupunya yang dulu sangat mencintai Arka. Kakak sepupu Lita memilih mengakhiri hidupnya setelah Arka memutuskan menikah dengan Kiran, wanita yang selama ini selalu ada untu
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status