Semua Bab Foto di Dalam Mobil Suamiku: Bab 21 - Bab 30

30 Bab

Bab 21

Mereka yang kusayang, mereka yang kubela ternyata menusuk dari belakang.“Akan ku balas rasa sakit ini, Mas. Begitu juga dengan perlakuan manipulatif keluargamu,” ucapku dengan tangan yang mengepal. Aku janji akan membalas semuanya, aku tidak akan menunjukkan kelemahanku di depan dirimu dan keluargamu, Mas. Ibu yang aku anggap tulus menyayangiku, bahkan dia seperti ibu kandungku. Kelembutannya mengobati rinduku pada Bunda yang telah pergi. Namun, aku benar-benar tidak menyangka, di balik semua itu hanyalah kebohongan yang selama ini disembunyikannya.Bahkan lebih menyakitkannya lagi, di balik pernikahan suamiku atas campur tangan ibu mertuaku, pantas saja mereka tidak pernah membahas lagi tentang foto pernikahan Mas Abian saat sarapan pagi satu Minggu yang lalu. Bahkan Ririn saja terlihat cuek dan tidak peduli.Jika mereka memainkan peran yang bagus selama ini, maka aku juga akan memainkan peranku sendiri. Jika mereka berkata hari ini adalah awal kehancuranku, maka hari ini juga awa
Baca selengkapnya

Bab 22

Yah, itu yang harus aku lakukan untuk saat ini. Sebelum ibu mertuaku menyadari kalau kuncinya telah aku ambil secara diam-diam. Kalau sampai dia tau, bisa-bisa aku…Ah, aku tidak bisa membayangkan jika ibu mengetahui bahwa aku yang mengambil kunci ini. Syukurlah aku sudah bersih-bersih setelah masak tadi, jadi aku bisa langsung pergi dari rumah secepatnya.Aku menghabiskan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di ruko pembuatan kunci. Yah, aku ingin membuat kunci duplikat kamar Siska, entah kenapa aku selalu memikirkan keadaanya. Aku heran kenapa ibu mertuaku selalu bilang kalau Siska tidak mau diganggu.Tidak mungkin orang sakit tidak membutuhkan bantuan orang lain. Setiap aku membawakan Siska makanan, ibu mertuaku selalu bilang kalau Siska sudah makan. Setelah apa yang aku dengar dan yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, membuatku tidak percaya akan apa yang dikatakan ibu mertuaku tentang keadaan Siska saat ini. Aku harus meminta bantuan pada siapa? Jika orang rumah saja semu
Baca selengkapnya

Bab 23

“Semua sudah beres, dia dengan mudah masuk dalam perangkap kita,” ucap Sintia setelah seorang yang dia hubungi di seberang sana sudah mengangkat panggilan miliknya. Sintia pun terus melanjutkan ucapannya. Tanpa mereka berdua sadari,. Sedari tadi, tidak jauh dari mereka ada sebuah keluarga yang mendengar semua percakapan mereka. Tidak lama pun Sintia ikut menyusul Areta keluar dari cefe tersebut. “Apakah Papa mendengar percakapan mereka?” tanya wanita paruh baya itu pada suaminya.Sedangkan suaminya hanya mengangguk lalu berkata, “Iya, Bunda. Papa mendengar semuanya, sepertinya wanita itu memang dalam keadaan bahaya. Tapi dia tidak menyadarinya, bahkan orang yang dia percaya menusuknya dari belakang.”“Kita harus membantunya, Pa. Cari tau tentang wanita tersebut. Bunda kasihan banget sama dia,” ucap wanita paruh baya itu lagi pada suaminya.“Cakra, bagaimana menurutmu? Apakah kamu tidak mau membantunya,” tany Angel pada putranya.Yah, keluarga yang mendengar percakapan Areta dan S
Baca selengkapnya

Bab 24

Sedangkan Cakra hanya tersenyum smirk mengingat rencana apa yang akan dia lakukan untuk membalas setetes air mata Areta.Jarinya dengan lancar mengirim pesan terhadap bawahannya. Tidak lama senyum tipis membunuh itu terbit di bibir Cakra.Sedangkan Angel yang sudah membaca semua informasi Areta masih sesegukan di pelukan suaminya. “Sayang, Zia sudah meninggal. Apa yang harus kita lakukan? Ternyata wanita tadi adalah Areta, anak dari sahabat aku sendiri. Selamatkan anak dan Cucu Zia, Pa,” ucap Angel dengan suara tercekat. “Kamu tenang, Sayang. Bukankah Cakra tadi bilang dia akan melindungi Areta. Jadi kita tunggu saja apa yang akan dilakukan Cakra untuk anak sahabat kamu itu, Sayang.” Tangan Adimarta menepuk pelan punggung Angel yang berada di pelukannya untuk menenangkan istrinya itu. “Aku juga tidak menyangka, Zia dan suaminya juga sudah meninggal. Lalu di mana tempat kuburannya, Pa?” ucap Angel lagi, “aku ingin mengunjungi sahabatku sendiri.”Cakra yang mendengar itu tentu saj
Baca selengkapnya

Bab 25

Sepulang dari pertemuanku dengan Sintia tadi, aku bergegas menancapkan motor butut itu menuju rumah kediaman suamiku.Disetiap jalan butiran bening itu terus saja mengalir tanpa diminta. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana takutnya putriku saat ini.Yah, Sintia benar aku harus memberitahukan Mas Abian kalau Keyra diculik. Tidak mungkin juga dia yang menculik anak kandungnya sendiri.Sampai di rumah, aku memanggil suamiku. Namun tidak ada jawaban yang aku dapatkan. Mungkin semuanya sudah bubar setelah makan bersama istri baru suamiku itu. Saat aku ingin berlari menuju kamar tiba-tiba langkahku terhenti mendengar suara tawa yang menggelegar. Aku mencoba sembunyi di bawah tangga. Tawa itu semakin jelas kudengar. Bahkan suara kaki yang menuruni tangga sangat jelas aku dengar juga. Tidak lama orang tersebut bicara, itu seperti suara ibu mertuaku. Yah, suara itu memang milik ibu mertuaku.“Sekap saja anak kecil itu, bahkan Abian sebagai ayahnya saja setuju untuk menculik anaknya sendiri,”
Baca selengkapnya

Bab 26

Dia hanya menggeleng, dia terus memperhatikan wajahku, tidak lama dia pun berkata, “Kak, cepatlah pergi dari rumah ini, bawa Keyra jauh dari sini. Kalau Kakak tidak pergi. Bisa-bisa …,”Dia menghentikan ucapannya dan melirik ke arah pintu kamar miliknya yang terbuka. Mungkin saja dia takut kalau ibu mertuaku datang secara tiba-tiba. Aku melihat tubuhnya gemetar hebat. Ya Allah, apakah mentalnya baik-baik saja? Apa yang telah dilakukan ibu mertuaku pada gadis manis yang selalu ceria ini. Aku melihat ada ketakutan pada dirinya, tubuhnya yang lebih kurus, bahkan tulang belulangnya sangat jelas terlihat. Tidak mungkin seseorang hanya sakit biasa selama satu Minggu bisa mengubah perubahan badan begitu drastis seperti Siska saat ini. Apa yang telah dilakukan ibu mertuaku padanya. Apakah Mas Abian mengetahui semua ini? Sepertinya dia tidak mengetahui keadaan adiknya sendiri.“Ceritakan semuanya sama Kakak, Siska. Apa yang Ibu lakukan padamu?” tanyaku padanya, “kenapa badanmu begitu kurus s
Baca selengkapnya

Bab 27

“Berhenti, Areta!” teriak seseorang mengejutkanku.Aku langsung menoleh ke arah sumber suara, mataku langsung saja membola.Kenapa ibu mertuaku melihat kami? Aku bergegas masuk ke dalam taksi. “Cepat, Pak, Cepat!” pintaku pada sopir taksi itu, “jangan sampai dia mengejar kami, Pak. Dia ingin membunuh adik saya!”“Baik, Nona,” kata sopir taksi itu. Syukurlah dia mengikuti permintaanku. Aku melihat ke arah belakang, ternyata mobil ibu mertuaku mengejar kami, ada rasa takut dalam hatiku. Jujur saja, dari hasil CCTV yang aku pindahkan ke flashdisk tadi, membuatku merinding melihat kekejaman ibu mertuaku.Dia menyiksa Siska seperti seekor binatang. Walaupun Siska hanya anak sambung, tetapi tidak sepantasnya Ibu memperlakukannya seperti itu. Aku terus melihat ke belakang, mobil ibu mertuaku ternyata masih mengejar taksi yang kami tumpangi.“Kamu tenang, ya, Dek. Jangan khawatir. Apapun yang akan terjadi Kakak akan tetap melindungimu,” ucapku menenangkannya, walaupun sebenarnya aku juga le
Baca selengkapnya

Bab 28

Sedangkan di kediaman Pratama tepatnya di ruang keluarga, Ida yang gagal mengejar Areta mengamuk di rumah tersebut. Kemarahan yang sejak tadi ditahan dia luapkan sepuasnya di kediaman Pratama. Semua barang habis berserakan, begitupun dengan barang pecah belah yang sudah hancur lebur.“Aaakh, Sialan kamu, Areta!” teriak Ida, “akan ku bunuh kalian semua, sedikit lagi aku akan mendapatkan harta keluarga Sanjaya, kenapa harus sekarang Areta tahu keadaan Siska, Aaakh!”“Aku akan menghabiskan mu tanpa harus menggunakan tanganku sendiri,” ucap Ida lagi.Tangannya terulur mengambil ponsel yang ada di tas bahu miliknya, tidak lama dia mengetik sebuah nama yang bisa membantunya untuk membalas apa yang sudah direncanakan oleh mereka, lalu dia menekan tombol hijau untuk menghubungi orang tersebut.“Areta sudah pergi membawa Siska, jangan sampai anak sialan itu menceritakan semuanya pada Areta. Kalau sampai itu terjadi, gagal sudah rencana kita. Cari tahu di mana Areta membawa Siska, jika sudah ke
Baca selengkapnya

Bab 29

Malam harinya aku masih berada di rumah sakit tepatnya di ruangan Siska. Yang mana ruangan Siska dan Keyra aku jadikan satu, dengan alasan agar aku bisa merawat mereka sekaligus. Tidak lupa juga Pria yang menarik tanganku di taman kota itu selalu menemaniku. Aku heran, kenapa dia selalu ada di waktu yang tepat, bahkan dia dan sahabatnya yang menyelamatkan putriku sendiri. Sungguh aku sangat berhutang budi padanya. Bukan hanya itu, ternyata sopir taksi yang aku tumpangi itu juga merupakan sahabatnya. Apakah ini memang disengaja atau hanya kebetulan saja.Aku duduk di sofa yang ada di ruangan itu, melihat putriku dan juga Siska yang sudah terlelap menuju alam mimpi. Yang aku syukuri mereka tidak menggunakan benda tajam untuk melukai putriku, sedangkan Siska, aku tidak menyangka mertuaku memberikan beberapa sayatan pada tubuhnya. Bagaimana dia bisa bertahan untuk menahan rasa sakit di tubuhnya, belum lagi ditambah racun yang diberikan ibu mertuaku untuknya. Sungguh mereka tidak bisa d
Baca selengkapnya

Bab 30

Aku pun langsung menerima map tersebut dan membacanya. Mataku langsung membola setelah mengetahui isi dari map tersebut. Apa-apaan ini, kenapa aku baru tau semuanya. Kalau…Aku langsung menatap ke arah Mas Cakra, dan berkata, “Apakah informasi ini asli? Dari mana Mas Cakra mendapatkan informasi sepenting ini?” tanyaku tidak sepenuhnya percayaDia hanya menatapku dalam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Aku Menarik nafas dalam, lalu aku hembuskan dengan kasar dan berkata, “Yang aku tau Bunda tidak memiliki saudara, Mas. Lalu bagaimana bisa aku percaya akan hal ini?”“Justru itu yang harus kita cari tahu, Areta. Aku rasa, ibu mertuamu terlalu banyak menyimpan rahasia,” ucapnya padaku. “Mas, tadi aku mendengar Ibu mengatakan kalau dia menyekap Bunda hanya karena ingin mendapatkan surat wasiat. Namun, sampai sekarang Ibu belum tahu surat wasiat itu di mana. Mungkin sampai sekarang Bunda masih menyimpan surat wasiat itu,” ucapku dengan penuh semangat menceritakan semuanya.Mas Cakra hany
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status