Semua Bab Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku: Bab 271 - Bab 280

286 Bab

Bab 271

"Pantas saja kamu begitu terburu-buru ingin bercerai denganku, ternyata kamu sudah menjalin hubungan dengan pamanku. Rhea, kamu nggak ada bedanya dengan wanita-wanita jalang di luar sana.""Plak!"Rhea langsung melayangkan satu tamparan ke wajah pria itu. Sontak saja hal ini menarik perhatian banyak orang di sekeliling mereka.Jerico tidak pernah merasa sebegitu malunya. Api amarah di matanya seakan-akan sudah hampir menyembur keluar. Dia langsung mengulurkan lengannya, ingin mencekik Rhea.Namun, sebelum dia bisa menyentuh wanita itu, dia sudah ditendang hingga terjatuh ke lantai.Sambil merangkul Rhea, Arieson mengalihkan pandangannya ke arah Jerico dan berkata, "Dia adalah calon bibimu. Kelak, jaga sopan santunmu saat berbicara dengannya. Kalau nggak, yang akan kamu terima bukan hanya sekadar satu tendangan saja."Mendengar dua kata "calon bibi" keluar dari mulut Arieson, ekspresi Jerico langsung berubah menjadi muram."Paman, Kakek dan Nenek nggak akan mengizinkanmu untuk menikahi
Baca selengkapnya

Bab 272

Setelah terdiam selama beberapa detik, Arieson berkata dengan ekspresi dingin, "Selesai rapat aku akan ke sana."Siang harinya, begitu Rhea sampai di lantai paling atas, Tio langsung menghentikannya."Nona Rhea, Pak Arieson sedang nggak berada di dalam ruangannya sekarang.""Dia masih sedang rapat?"Tio menggelengkan kepalanya, lalu menatap Rhea dan berkata, "Nggak. Pagi ini Tuan Besar Thamnin meneleponnya, memintanya untuk pulang. Hingga sekarang dia masih belum kembali."Hati Rhea langsung mencelus. Tanpa perlu ditebak, dia juga sudah tahu alasan Arieson dipanggil pulang pasti karena masalah pagi ini."Aku mengerti. Terima kasih sudah memberitahuku hal ini, Pak Tio."Melihat hampir tidak ada perubahan apa pun yang terlihat di wajah Rhea, Tio mengerutkan keningnya dan berkata, "Nona Rhea, apa kamu nggak berencana untuk ke sana?""Biarpun aku ke sana, juga nggak ada gunanya. Selain itu, kalau orang-orang Keluarga Thamnin melihatku sekarang, mereka hanya akan makin emosi."Tio menatap l
Baca selengkapnya

Bab 273

...Setelah mendengar kata-kata mereka, Ivory kesal setengah mati. Dia langsung berjalan menghampiri beberapa orang wanita itu, lalu mencibir dan berkata, "Oh, pantas saja tempat ini baunya kecut sekali, ternyata ada yang cemburu di sini!"Salah seorang wanita di antaranya memelototi Ivory dengan marah dan berkata, "Kami hanya berbicara jujur. Lagi pula, orang yang bersangkutan saja masih belum buka suara, untuk apa kamu heboh? Jangan sampai diri sendiri dijadikan sebagai tameng, kamu malah nggak sadar. Bagaimanapun juga, orang yang bisa menjalin hubungan dengan Pak Arieson, pasti sudah ahli dalam memainkan trik!""Kalau kamu juga punya kemampuan itu, coba saja sendiri! Kalau nggak punya kemampuan, tutup mulutmu! Bisa-bisanya kalian bilang penampilan Kak Rhea biasa-biasa saja! Bagaimana kalau aku membelikan cermin untuk kalian agar kalian bisa melihat wajah kalian dengan jelas?""Kamu!"Ivory mengangkat dagunya, lalu berkata, "Apa, hah? Kalau kalian memang berkemampuan, coba katakan ap
Baca selengkapnya

Bab 274

Kilatan kasihan melintasi mata Tuan Besar Thamnin. "Apa kamu pikir kamu masih bisa menjadi menantu Keluarga Thamnin?"Sekarang Arieson bisa membangkang padanya demi wanita itu, hanya karena ketertarikan sesaat.Namun, tanpa butuh waktu lama, dia yakin putranya ini akan mengerti kesenjangan antara menikahi seorang istri yang tidak bisa memberinya bantuan apa pun dengan menikahi seorang istri yang bisa memberinya bantuan.Saat itu tiba, apa mungkin Arieson akan memilih Rhea?Kalau Rhea cukup cerdas, seharusnya dia berinisiatif untuk meninggalkan Arieson pada saat ini."Tuan Besar, mungkin ada banyak orang yang ingin menjadi menantu Keluarga Thamnin, tapi aku nggak berminat. Saat aku menikah dengan Jerico dulu, juga karena dia sendiri, bukan karena Keluarga Thamnin. Sekarang aku bersama Arieson, juga hanya karena dia adalah Arieson."Tuan Besar Thamnin mendengus dingin dan berkata, "Apa kamu berani bersumpah kamu bersamanya tanpa adanya niat lain sama sekali? Kamu bersamanya hanya karena
Baca selengkapnya

Bab 275

Jerico menggertakkan giginya, amarah menyelimuti hatinya.Bagaimana mungkin dia tidak sadar? Jelas-jelas Tuan Besar Thamnin sangat pilih kasih, masih saja memihak pada Arieson.Namun, berbeda dari Arieson yang memiliki perusahaan sendiri, dia juga tidak berani melawan Tuan Besar Thamnin.Dia buru-buru menundukkan kepalanya, lalu berkata dengan ekspresi bersalah, "Kakek benar ... saat itu aku hanya gegabah sesaat ... tapi, bagaimanapun juga, Stella sedang mengandung anakku ....""Sudahlah, aku nggak ingin repot-repot memikirkan tentang hubungan asmara kalian lagi. Kamu pergi sana."Melihat ekspresi tidak sabar di wajah Tuan Besar Thamnin, Jerico menarik napas dalam-dalam, lalu memaksakan seulas senyum dan berkata, "Baik."Setelah berjalan keluar dari Kediaman Keluarga Thamnin, Arieson baru melepaskan genggamannya pada tangan Rhea."Jelas-jelas kamu tahu kamu pasti akan dipersulit kalau datang ke sini, kenapa kamu tetap datang?"Mendengar nada bicara marah samar dalam ucapan pria itu, se
Baca selengkapnya

Bab 276

"Nggak."Rhea mengangkat alisnya dan berkata dalam hati, 'Jelas-jelas nada bicaranya kaku begitu, tapi dia malah bilang dia nggak marah?'"Mengapa kamu marah? Karena aku bicara dengan Jerico?"Sorot mata Arieson berubah menjadi gelap. "Aku nggak kekanak-kanakan seperti itu.""Kalau begitu, mengapa kamu marah?"Tadi, selain mengucapkan beberapa patah kata dengan Jerico, Rhea merasa dia tidak melakukan sesuatu yang memicu amarah pria itu.Selain itu, sekarang dia sudah bercerai dengan Jerico, juga berbicara dengan pria menjijikkan itu tepat di hadapan Arieson, apa yang membuat Arieson marah?Setelah terdiam selama beberapa detik, Arieson berkata dengan suara rendah, "Hak paten obat penyakit jantung yang dikeluarkannya waktu itu adalah pemberianmu?"Rhea tertegun sejenak, lalu mengangguk."Hmm, saat itu dia baru mulai bekerja di Grup Thamnin, para pemegang saham nggak menyukainya. Selain itu, waktu itu kami sudah menikah, kalau kehidupannya baik, aku baru bisa menjalani kehidupan yang bai
Baca selengkapnya

Bab 277

Detik berikutnya, dia merasakan sensasi yang lembut di keningnya.Bagaikan ada bulu yang menyapu keningnya, terasa gatal, serta membuat hatinya bergetar.Setelah mengecup keningnya dengan lembut, Arieson segera mundur. Pria itu menatapnya dengan sorot mata diliputi rasa bersalah."Rhea, maafkan aku. Tadi, memikirkanmu pernah melakukan hal sebanyak itu demi Jerico, aku merasa sedikit nggak nyaman. Tapi ini nggak adil untukmu."Saat memutuskan untuk bersama Rhea, seharusnya dia sudah menerima masa lalu wanita itu, bukannya malah marah padanya.Rhea tertegun sejenak. Kemudian, dia mengulurkan lengannya untuk memeluk pinggang pria itu, bersandar di dadanya dan berkata dengan suara rendah, "Hmm."Tubuh wanita dalam pelukannya ini sangat lembut. Aroma khas wanita ini membuat sorot mata Arieson berubah menjadi gelap."Rhea, kalau kamu terus memelukku seperti ini, aku nggak berani jamin nggak akan terjadi apa-apa."Merasakan hasrat yang tertahan dalam suara pria itu, hati Rhea juga ikut berget
Baca selengkapnya

Bab 278

Mendengar amarah dan kekesalan yang mewarnai nada bicara Rhea, Arieson terkekeh pelan, lalu segera melepaskan wanita itu.Dia takut kalau dia terus bercanda pada Rhea seperti ini, mungkin Rhea akan benar-benar marah padanya.Rhea melangkah mundur dua langkah, mengulurkan lengannya untuk merapikan rambutnya yang tadinya sedikit berantakan akibat "aksi tarik-menarik" dengan sang presdir. Sambil merapikan rambutnya, dia menatap Arieson dengan tatapan kesal."Sudah, sudah, jangan marah lagi. Malam ini mungkin aku akan bekerja lembur, aku akan meminta sopir untuk mengantarmu pulang dulu."Rhea mengerutkan keningnya dan berkata, "Lukamu perlu ganti obat. Selain itu, kamu bekerja lembur sampai jam berapa?""Hmm, belum bisa dipastikan. Mengenai ganti obat, aku akan meminta Tio untuk melakukannya."Melihat ekspresi tidak peduli Arieson, Rhea merasa agak marah. Dia memasang ekspresi dingin tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Arieson berkata dengan agak tidak berdaya, "Aku benar-baik saja, hanya
Baca selengkapnya

Bab 279

Nada bicara agak sedih terdengar dalam ucapannya.Rhea tertegun sejenak, lalu menatap pria itu dan berkata, "Aku berencana untuk naik ke atas selesai beres-beres.""Karena aku sudah turun, kamu bantu aku ganti obat di sini saja. Nanti aku masih ada rapat.""Oke, kamu buka dulu pakaianmu."Rhea menundukkan kepalanya untuk menyiapkan kain kasa dan obat. Begitu dia mendongak, dia melihat setengah badan telanjang Arieson. Tanpa dia sadari, cengkeramannya pada kain kasa menjadi makin erat.Tubuh dengan otot-otot yang terpahat dengan sempurna itu, membuat pria itu terlihat penuh dengan kekuatan liar.Melihat Rhea menatap oto-ototnya dengan agak linglung, Arieson berdeham pelan dan berkata, "Kalau kamu ingin lihat, sepulang ke rumah nanti malam, aku akan melepaskan pakaianku, agar kamu bisa melihat sepuasmu."Mendengar nada bicara main-main dalam ucapan Arieson, wajah Rhea langsung memerah.'Ah! Benar-benar memalukan!''Bisa-bisanya aku melamun melihat otot-ototnya!'Namun, dia tidak ingin me
Baca selengkapnya

Bab 280

Rhea mengatupkan bibirnya, berjalan memasuki bangsal, lalu menatap Bagas dan berkata, "Ayah, aku berencana mengirim Ayah ke luar negeri untuk menerima perawatan di sana. Dokter yang bertanggung jawab menangani Ayah sudah setuju. Setelah kondisi tubuh Ayah sedikit baikan dan pengaturan di luar negeri juga sudah beres, aku akan membelikan tiket pesawat untuk Bibi Vani dan Ayah, agar kalian bisa keluar negeri."Begitu dia selesai berbicara, Bagas langsung menolak tanpa berpikir sama sekali. "Aku nggak mau pergi, aku ingin tetap berada di sini."Rhea mengerutkan keningnya dan berkata, "Ayah, peralatan dan pengobatan luar negeri lebih bagus dibandingkan di dalam negeri. Selain itu, penyakit ini mengharuskan Ayah untuk banyak istirahat ...."Bagas langsung menyela putrinya, "Setelah kamu mengirimku dan Vani ke luar negeri, apa rencanamu selanjutnya? Kamu ingin melawan Keluarga Thamnin seorang diri?"Rhea mengalihkan pandangannya ke bawah, lalu berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Nggak, b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
242526272829
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status