Semua Bab Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan: Bab 171 - Bab 180

373 Bab

Bab 171 - Menghindar

“Tidak ada yang terjadi pada tuan muda, Nyonya,” jawab Owen dengan nada tenang yang dipaksakan. “Beliau hanya sedang sibuk dengan urusan yang penting.”Alicia tidak terpengaruh oleh jawaban itu. Ia menatap Owen dengan tatapan yang tajam, penuh rasa curiga. “Sibuk?” ulangnya dengan suara rendah namun menekan.“Tuan muda sangat baik, Nyonya. Anda tidak perlu cemas,” imbuh Owen, mencoba meyakinkannya. Akan tetapi, ucapannya malah semakin menambah kecurigaan Alicia.“Apa dia ke kantor hari ini?” selidik Alicia.“Tentu saja, Nyonya. Hari ini tuan muda akan membahas kembali pembaruan kontrak Helios dan ada beberapa hal lainnya yang harus dilakukan. Jadi, mungkin beliau akan benar-benar sibuk selama beberapa hari ini,” papar Owen.Alicia tertegun, mencerna informasi yang baru saja didengarnya. ‘Jadi, dia bermaksud untuk menghindariku selama beberapa hari?’ terkanya di dalam hati.Alicia masih menatap asisten suaminya dengan tajam. Hatinya masih diselimuti kecurigaan yang kuat, tetapi ia tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 172 - Skandal

"Hei, kalian sudah dengar hot topic hari ini?" Seorang wanita tiba-tiba membuka percakapan di dalam lift yang padat dengan nada penuh semangat. Pertanyaannya itu langsung mengundang minat semua pengguna lift. "Hot topic apa?" sahut rekan yang lain, penasaran. "Itu, Iris Smith! Dia kena skandal lagi." "Siapa lagi kali ini yang jadi korban skandalnya?" Seseorang menimpali dengan nada ingin tahu. Wanita itu memeriksa ponselnya dan menjawab, "Katanya sih ... direktur kita." Lift yang tadinya hanya dipenuhi obrolan ringan mendadak hening, semua mata kini tertuju pada wanita tersebut. Bahkan Alicia, yang berdiri di sudut belakang, tak bisa mengabaikan percakapan itu. "Direktur kita? Maksudmu Reinhard Hernandez?!" seru seorang wanita lain dengan nada tak percaya. "Ya, siapa lagi? Nih, lihat sendiri!" Wanita itu mengacungkan ponselnya, menunjukkan sebuah artikel. "Mereka tertangkap paparazzi makan malam di Paris." Alicia tercekat. Paris? Reinhard memang sedang di sana dan pria itu me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 173 - Ketidaksiapan

“Apa yang terjadi, Margaret?” Salah seorang rekan sejawat mereka yang masih berada di dalam ruangan segera menghampiri Margaret. “Anya kenapa?” Namun, Margaret tidak menjawab. Ia masih mengguncang pelan tubuh istri Reinhard. “Anya, bangunlah! Tolong jawab aku!” serunya dengan panik. “Sebaiknya kita bawa ke rumah sakit, Mar,” usul salah seorang rekan mereka yang lain dengan cemas. Margaret menoleh, lalu mengangguk setuju. Ia meminta kedua rekannya untuk membantunya memapah wanita itu. Akan tetapi, gerakan mereka terhenti saat mendengar suara bisikan lemah dari Alicia. “Berhenti menggoyangkan tubuhku. Kalian membuatku semakin pusing.” “A-Anya? Kamu … masih sadar?” gumam Margaret dengan bingung. Namun, kekhawatiran masih terlukis jelas di wajahnya saat melihat wajah pucat wanita itu. “Kamu benar-benar menakutiku,” gerutunya. Alicia mencoba membuka matanya sepenuhnya, meskipun kepalanya masih terasa berat. “Sebaiknya kita tetap bawa dia ke rumah sakit saja, Mar,” timpal rekan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 174 - Pengecut

"Nyonya, dia ...." Margaret menggigit bibirnya dengan gugup. Ia menatap Alicia, meminta jawabannya. Alicia bergegas menyilangkan kedua tangannya sebagai isyarat untuk menolak telepon tersebut. "Nona Carson, berikan handphone-mu kepada nyonya." Owen kembali menegaskan. “Tapi ….” Suara Margaret terdengar ragu. Namun, sebelum ia sempat memberikan tanggapan lebih lanjut, suara Reinhard sudah terdengar di seberang teleponnya. “Nona Carson, di mana istri saya?” Suara berat yang terdengar menekan tersebut membuat wajah Margaret berubah pias. Ia meneguk salivanya dengan kasar, lalu dengan penuh keterpaksaan dan tekanan, ia menyerahkan ponsel di tangannya kepada Alicia yang telah menghindarinya. "Kamu harus bicara dengannya. Kalau tidak, aku bisa habis dimarahi, Anya,”bisik Margaret, satu tangannya menutupi speaker agar suara mereka tak terdengar di telepon. Namun, Alicia masih menatap ponsel yang disodorkan rekan kerjanya itu dengan bimbang. “Anya,” panggil Margaret lagi dengan suara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 175 - Masih Jelas di Dalam Ingatan

Margaret mendekat perlahan, Dengan penuh kehati-hatian, ia meletakkan tangannya di pundak Alicia, memberi dukungan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sementara Alicia masih menutup wajahnya dengan kedua tangan, berusaha menghapus jejak air mata yang mengalir di pipinya. Punggungnya tampak bergetar. Meskipun Margaret tidak mendengar suara isak tangisnya, tetapi ia dapat merasakan kepedihan yang berusaha keras dipendam oleh wanita itu darinya. Margaret tidak menyangka dapat melihat sisi rapuh Alicia. Biasanya wanita itu selalu menunjukkan ketangguhan dan sikap percaya dirinya. Ia tahu saat ini apa pun yang ia katakan tidak akan sepenuhnya menenangkannya. Beberapa saat kemudian Alicia mengangkat wajahnya, mencoba tersenyum meskipun senyuman itu tidak berhasil menyembunyikan rasa sakit yang dirasakannya. “Aku baik-baik saja, Mar. Jangan khawatir,” ucapnya dengan suara yang bergetar. Namun, Margaret tahu jawaban itu hanyalah upaya wanita itu untuk terlihat kuat di depannya. "Matamu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 176 - Keputusan yang Emosional

Crowne Hotel, Paris. “Bagaimana tanggapan nyonya, Tuan Muda? Apa beliau tidak mengatakan sesuatu?” Pertanyaan Owen hanya membuat mata amber Reinhard memancarkan kemarahan. Dengan sorot tajam, Owen pun menundukkan wajah, tak berani menatap langsung atasannya.‘Apa nyonya sama sekali tidak merindukannya?’ batin Owen bertanya-tanya. Padahal Owen mengira, wanita itu setidaknya akan menanyakan masalah rumor yang saat ini sedang beredar dan mengajukan protesnya kepada Reinhard untuk mengklarifikasi hal tersebut. Namun, melihat ekspresi atasannya saat ini, jawabannya sudah jelas. Reinhard menghela napas berat, jemarinya meremas erat ponsel yang masih di tangannya. “Dia tidak mengatakan apa-apa, Owen. Tidak ada protes, tidak ada pertanyaan, bahkan tidak ada rasa ingin tahu,” gumamnya dengan nada yang lebih dingin daripada biasanya.'Ternyata benar, nyonya tidak peduli,' batin Owen, merasa sangat menyayangkan hal tersebut. Owen mencoba meredakan kemarahan tuan mudanya tersebut dan berkat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 177 - Menyembunyikan Luka

“Ugh!” Suara ringisan kecil meluncur dari bibir Reinhard. Matanya terpejam erat, menahan rasa sakit yang menjalar pada lengan kanannya tersebut.Owen segera bergerak cepat, menarik kursi untuk Reinhard dan berniat melepaskan perban yang membalut lengan majikannya itu. Akan tetapi, Reinhard menahan tangannya.“Tidak apa-apa. Sepertinya efek obat pereda nyerinya sudah habis,” gumam Reinhard seraya menyingkirkan tangan asistennya tersebut.Owen masih memandang pria itu dengan cemas. Ia tahu Reinhard hanya ingin menutupi rasa sakitnya seorang diri. Selama ini atasannya itu tidak pernah menunjukkan kelemahannya di hadapan orang lain.“Tuan Muda, sebaiknya Anda beristirahat. Luka Anda akan terbuka lagi kalau Anda banyak bergerak dan memaksakan diri seperti ini.” Owen mencoba membujuk Reinhard agar mau berbaring di ranjang.Akan tetapi, seperti dugaannya, pria itu tidak semudah itu dibujuk.“Ini hanya luka kecil,” gumam Reinhard sembari beranjak dari tempat duduknya, melangkah menuju jendela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 178 - Apakah Kamu Tidak Merindukanku?

Reinhard kembali mengertakkan giginya. Peluh dingin kembali membanjiri keningnya. Rasa sakit yang menggelayuti lengan kanannya semakin menyiksa.Owen yang masih berdiri di belakangnya, bergegas menopang tubuh Reinhard yang terlihat seperti pohon kokoh yang dapat roboh sewaktu-waktu.“Apa Anda ingin saya menghubungi Dokter Lawrence?” tanya Owen dengan wajah yang tampak prihatin.Tanpa menunggu keputusan Reinhard, Owen telah mengeluarkan ponselnya dengan satu tangannya. Akan tetapi, satu isyarat tangan yang terangkat dari Reinhard menghentikannya."Tuan Muda─”“Tidak usah merepotkannya. Saya masih bisa menahannya. Tadi dia sudah memberikan obat pereda nyerinya,” sela Reinhard sebelum Owen melanjutkan bantahannya.“Obatnya ada di laci,” imbuh Reinhard.Owen pun mendudukkan Reinhard kembali ke kursi, lalu bergegas mengambilkan obat tersebut dan segelas air untuknya,Setelah meminum obat pereda nyeri tersebut, Reinhard merasa lebih baik meskipun tidak untuk hatinya yang dipenuhi kerisauan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 179 - Keterlambatan yang Mengundang Perhatian

Pagi ini, ruang pertemuan Divine dipenuhi oleh para direktur dan manajer divisi yang berkumpul untuk mendengarkan presentasi produk terbaru perusahaan. Produk ini dijadwalkan untuk diluncurkan dalam waktu dekat dan telah dinanti oleh banyak pihak termasuk mitra bisnis utama perusahaan seperti Helios.Suasana awalnya formal, diwarnai dengan percakapan ringan dan diskusi sebelum acara dimulai. Namun, kericuhan mulai muncul ketika pembicara yang seharusnya membuka presentasi belum juga hadir, mengubah suasana menjadi penuh bisikan dan mempertanyakan keterlambatan yang terjadi.Clara Lewis, selaku manajer R&D, terpaksa melangkah maju untuk meredakan ketegangan yang mulai memenuhi ruangan. Pasalnya, pembicara pagi ini adalah bawahannya sendiri, Anya Hernandez.Dengan langkah tenang ia berdiri di depan meja rapat berukuran berukuran besar yang dikelilingi para direktur, manajer dan mitra bisnis Divine. “Mohon perhatian, Bapak dan Ibu sekalian,” ujar Clara sambil menatap semua wajah di dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 180 - Perhatian yang Tidak Diinginkan

“Anya, kamu sakit, ya?” tanya Jason dengan nada khawatir.“Kelihatannya kamu lebih kurus sekarang. Padahal aku baru seminggu tidak melihatmu.” Pria itu memandang Alicia dengan sorot perhatian yang tulus. Sejak wanita itu masuk ke dalam ruangan itu, Jason tidak melepaskan tatapannya sedikit pun darinya.Di satu sisi, Alicia masih terkejut dengan situasi yang terjadi di hadapannya. Dari sudut matanya, ia dapat melihat wajah beberapa orang di sekitarnya yang tampak mencuri pandang, menunggu reaksinya atas ucapan Jason.Sembari mengulas senyuman kecil, Alicia melepaskan mantel yang diberikan Jason dari pundaknya. “Terima kasih atas perhatian Anda, Direktur Hughes,” jawabnya dengan lembut seraya mengembalikan mantel di tangannya kepada pria itu. “Minggu lalu saya memang sempat terserang flu. Tapi, sekarang sudah membaik.”Jason menerima mantel itu sambil meliriknya sebentar. Wajahnya menunjukkan sedikit kekecewaan. “Kamu tidak seharusnya memaksakan diri seperti ini, Anya,” katanya pelan.A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
38
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status