Semua Bab Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan: Bab 151 - Bab 160

259 Bab

Bab 151 - Menegaskan Posisi

“Apa yang kamu lakukan di sini, Anya?” Suara Reinhard mengalihkan lamunan Alicia. Pria itu telah memasang wajah dingin, menatapnya seperti seorang tersangka yang telah melakukan kesalahan besar.Masih dengan pikiran yang kacau, Alicia menjawab, “Apa kamu tidak lihat? Dia terluka. Aku di sini menemaninya, Rein.”“Menemaninya? Memangnya kamu pengasuhnya?” cibir Reinhard, masih belum bisa meredakan rasa cemburunya terhadap Jason.Alicia menghela napas pelan. “Tadi dia sudah melindungiku. Jadi sudah sewajarnya aku menemaninya, Rein. Lagian kenapa kamu sampai datang ke sini?”Alih-alih menjawab pertanyaan wanita itu, Reinhard kembali menginterogasinya, “Kenapa dia sampai harus melindungimu? Apa yang terjadi?”Alicia pun menceritakan penyerangan yang baru dialami mereka beberapa waktu lalu kepada suaminya. Namun, ia tidak menjelaskan kepada Reinhard mengenai ajakan Jason sebelumnya.Wajah Reinhard seketika berubah pias. Pria itu pun menyadari bahwa dialah yang hampir mencelakai istrinya sen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 152 - Mesra

Walaupun merasa kesal atas kekalahan tersembunyinya, tetapi Jason berusaha untuk tetap tersenyum. “Kalau begitu, aku tidak akan sungkan menerimanya,” balasnya dengan suara yang dibuat sesantai mungkin.Reinhard memilih untuk tidak menanggapinya. Namun, ia sangat senang bahwa tindakan dan ucapannya berhasil memprovokasi pria itu.Reinhard pun mengalihkan pandangannya kepada Alicia, meraih tangan wanita itu dan bertanya, “Sayang, aku senang kamu tidak terluka.”Alicia sangat terkejut mendengar kalimat mesra dari suaminya. Namun, mereka sedang berada di tempat umum dan Jason juga sedang memperhatikan sehingga ia tidak memiliki pilihan selain menanggapinya dengan lembut, “Semua berkat Direktur Hughes. Kalau bukan karena dia, mungkin sekarang aku yang berbaring di tempat ini.”Mendengar pujian Alicia terhadap Jason, darah Reinhard kembali mendidih. Dari sudut matanya, ia dapat melihat senyuman Jason yang menyebalkan.Namun, Reinhard berusaha tetap tenang dan mencolek hidung Alicia. “Aku sud
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 153 - Sayang

“Rein, turunkan aku,” cicit Alicia seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling lobi rumah sakit.Saat ini ia masih berada dalam gendongan Reinhard. Meskipun mereka telah menjadi bahan tontonan seisi penghuni rumah sakit, tetapi suaminya tetap terlihat tidak peduli dan terus melangkah keluar dari gedung tersebut.“Kamu kenapa sih, Rein? Haruskah sampai melakukan hal seperti ini?” keluh Alicia.Walaupun ia tahu bahwa Reinhard hanya ingin menunjukkan dominasinya di hadapan Jason tadi, tetapi ia merasa sandiwara yang perlu mereka pertontonkan sudah cukup.Bukannya menjawab, Reinhard hanya melirik wanita itu sekilas, kemudian menyeringai tipis. “Kalau kamu masih mau membantah, aku akan menciummu di sini,” godanya.Refleks, Alicia membulatkan matanya, kemudian mengatupkan bibirnya rapat-rapat. ‘Kenapa sih dia? Apa dia salah makan obat hari ini?’ sungutnya di dalam hati atas sikap tidak wajar suaminya tersebut.Suara tawa kecil dari bibir Reinhard mengalihkan lamunan Alicia. Pria itu seakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 154 - Perasaan yang Tidak Tersampaikan

“Tidak ada tapi lagi, Anya. Kamu dengarkan aku sekali ini saja,” ujar Reinhard dengan tegas. Suaranya menepis kekagetan yang baru menerpa Alicia.Dengan cepat, Alicia berusaha menguasai dirinya kembali dan mencoba membujuk pria itu. “Rein … aku masih bisa bekerja dengan baik kok. Pengujian Miracle akan selesai sebentar lagi. Aku tidak ingin menundanya hanya karena masalah kecil,” ucapnya, berharap Reinhard akan memberikannya kesempatan.Sayangnya, Reinhard tetap pada pendiriannya. “Tidak, Anya. Anggap saja ini hukuman untukmu yang tidak mau mendengarkan peringatanku,” timpalnya dengan suara lembut, tetapi tak terbantahkan.Alicia mulai frustrasi. “Rein, bukan aku─”“Aku sudah pernah memberitahumu untuk tidak bertemu dengan si gondrong itu lagi, tapi kamu tidak mau mendengarku,” sela Reinhard, tidak memberikan wanita itu kesempatan untuk mencari alasan membantahnya lagi.“Lihatlah apa yang terjadi tadi. Untung saja tidak terjadi hal yang buruk padamu,” imbuh Reinhard sembari mengusap le
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 155 - Godaan yang Sulit Diabaikan

“Anya, buka pintunya.” Reinhard mengetuk pintu kamar tidurnya. Pria itu berdiri dengan punggung bersandar pada dinding di sebelah pintu kamarnya.Sejak kembali dari rumah sakit, Alicia tidak kunjung meninggalkan kamarnya. Bahkan wanita itu mengunci dirinya di kamar seolah menunjukkan unjuk rasanya atas sikap Reinhard sebelumnya. Karena itulah, Reinhard merasa khawatir.Meskipun ia menyadari bahwa ucapannya memang sedikit berlebihan, tetapi Reinhard melakukannya agar Alicia menyadari perasaannya saja. Siapa yang menyangka wanita itu malah kesal dan tidak mau melihat wajahnya sekarang.Tidak ada sahutan dari dalam kamarnya, Reinhard kembali mengetuk pintu tersebut dengan lebih kuat lagi. “Anya, jawab aku. Kalau kamu masih tidak mau menjawab, aku akan mendobrak pintu ini,” ancamnya.Mendengar hal tersebut, Alicia yang baru saja keluar dari kamar mandi, berhenti di tengah langkahnya. Air menetes ke lantai dari rambutnya yang masih basah.Alicia pun menatap pintu kamarnya dengan kekesalan y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 156 - Pergulatan Hati

Alicia merasa marah pada dirinya sendiri, pada kelemahannya yang selalu takluk setiap kali Reinhard menunjukkan sisi menggoda yang memikat hatinya seperti saat ini. Apalagi ketika sorot mata amber pria itu mengunci manik mata birunya, membuat Alicia meruntuhkan dinding pertahanan yang susah payah dibangunnya.Namun, ia tetap mencoba menenangkan dirinya yang mulai goyah. Netranya mulai bergerak gelisah saat Reinhard bergerak semakin mendekat. Ia sampai menahan napasnya saat deru napas hangat pria itu menyapu wajahnya.“Ja-jangan mendekat,” cicit Alicia dengan gugup. “Bu-bukankah tadi kamu sudah berjanji tidak akan menyentuhku?”Seringai nakal terbit di bibir Reinhard saat melihat kegelisahan yang terpatri pada wajah Alicia. “Apa yang sudah otak mesummu ini pikirkan, Istriku?” ledeknya sembari menjitak pelan kening wanita itu.Manik mata biru Alicia mengerjap berulang kali, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya. Sebelum ia sempat menanggapi, Reinhard telah mengambil alih handuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 157 - Aku Takut Mencintaimu Lagi

Manik mata biru Alicia menelusuri langkah Reinhard, mengamati pria itu dengan seksama. Reinhard tidak berjalan keluar dari kamar. Pria itu mencari sesuatu dari dalam laci yang ada di meja rias.Tidak berapa lama kemudian, Reinhard kembali dengan membawa alat pengering rambut yang diambilnya tadi. Ia menghampiri Alicia dan mencolokkan alat di tangannya ke stopkontak yang berada di dekat mereka.Setelah memahami tindakan suaminya tersebut, Alicia pun berniat mengambil hairdryer tersebut dari tangan pria itu. “Aku bisa melakukannya sendiri,” ucapnya.Akan tetapi, Reinhard menghindar dengan mudah dan melengkungkan senyuman di bibirnya. “Akan lebih cepat kalau dibantu,” dalihnya.“Angin malam di luar tadi terlalu kencang. Tidak baik untuk tubuhmu. Apalagi kamu baru selesai keramas. Jangan sampai sakit. Bukankah besok kamu masih mau kerja?” imbuh Reinhard, secara tidak langsung menjelaskan maksud dari tindakannya tadi.Ucapan Reinhard yang lembut mengubah suasana yang canggung menjadi lebih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 158 - Perpaduan yang Unik

Alicia baru saja menyelesaikan makanannya. Ia melirik sepiring steak yang masih utuh di atas meja makan tersebut.“Sepertinya aku sudah keterlaluan,” gumam Alicia, menyadari sikapnya yang terlalu dingin dalam merespon perhatian Reinhard sehingga pria itu berniat melewatkan makan malam tersebut demi menjaga perasaannya.Helaan napas pelan bergulir dari bibir Alicia. Ia pun beranjak dari tempatnya sembari membawa piring steak tersebut ke dapur, kemudian ia menghangatkan daging sapi yang sudah dingin tersebut dengan menggunakan oven.Sembari menunggu steak tersebut selesai dihangatkan, Alicia memutuskan untuk menyeduh teh jahe yang ditemukannya dari salah satu rak penyimpanan yang ada di dapur sebagai bentuk permintaan maafnya atas sikapnya tadi dan juga balasan perhatiannya kepada pria itu.Namun, tanpa sengaja Alicia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya di mana terdapat satu botol kaca kecil di antara rak penyimpanan tersebut. Ia mengambil botol tersebut, kemudian mengeluarkan i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 159 - Suasana Hati yang Berubah

“Memang benar, makanan akan terasa lebih nikmat ketika ada yang menemani,” ucap Reinhard setelah menghabiskan steaknya. Ia meletakkan piring kosong di meja sambil melirik Alicia, yang lebih sibuk dengan ponselnya daripada memperhatikannya.“Apalagi kalau ditemani istri yang cantik,” lanjut Reinhard dengan nada menggoda, sengaja mencuri perhatian Alicia dan taktiknya berhasil.Alicia, yang sejak tadi fokus pada layar ponselnya, langsung menghentikan kegiatannya dan melirik Reinhard sekilas. “Sudah selesai? Kalau begitu, kita bisa mulai diskusi sekarang?” tanyanya dengan nada serius.Satu alis Reinhard terangkat dan ia menatap Alicia dengan intens. “Kenapa terburu-buru begitu? Apa kamu tidak nyaman dengan duduk bersamaku?” selidiknya.Alicia menggeleng pelan. “Ti-tidak. Aku hanya tidak ingin terlalu lama menyita waktumu yang berharga saja,” gumamnya tanpa berani menatap langsung matanya.Bibir Reinhard melengkung tipis. “Kamu sama sekali tidak menggangguku. Waktuku selalu ada untukmu, I
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 160 - Pertemuan di Masa Lalu

"Aku minta maaf padamu karena mungkin ceritaku nanti akan membuatmu tidak senang," cicit Alicia dengan wajah tertunduk.Reinhard mendengus pelan. "Kamu belum bicara, bagaimana aku bisa tahu aku akan tidak senang atau tidak?" Alicia meremas jemarinya dengan gugup. Sorot mata Reinhard terasa menekannya. “Berjanjilah tidak akan marah dengan apa pun yang aku katakan nanti," pintanya kepada pria itu. Namun, suaranya terdengar penuh keraguan.Tanpa berpikir dua kali, Reinhard langsung menjawab, “Aku janji.”Alicia terkejut. Bibirnya terbuka sedikit, tetapi melihat senyuman pria itu, ia merasa sedikit lega.Reinhard menyandarkan tubuhnya dan menatap Alicia dengan penuh perhatian. “Sekarang katakanlah. Aku akan berusaha untuk menepati janjiku,” ucapnya, siap mendengarkan apa pun yang ingin diutarakan wanita itu padanyaAlicia terdiam sejenak. Keraguan masih menyelimuti sepasang netranya, tetapi kemudian ia bergumam, “Baiklah, kalau begitu … Aku akan membicarakan tentang pertemuanku dengan Ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
26
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status