Share

Bab 153 - Sayang

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 14:59:49
“Rein, turunkan aku,” cicit Alicia seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling lobi rumah sakit.

Saat ini ia masih berada dalam gendongan Reinhard. Meskipun mereka telah menjadi bahan tontonan seisi penghuni rumah sakit, tetapi suaminya tetap terlihat tidak peduli dan terus melangkah keluar dari gedung tersebut.

“Kamu kenapa sih, Rein? Haruskah sampai melakukan hal seperti ini?” keluh Alicia.

Walaupun ia tahu bahwa Reinhard hanya ingin menunjukkan dominasinya di hadapan Jason tadi, tetapi ia merasa sandiwara yang perlu mereka pertontonkan sudah cukup.

Bukannya menjawab, Reinhard hanya melirik wanita itu sekilas, kemudian menyeringai tipis. “Kalau kamu masih mau membantah, aku akan menciummu di sini,” godanya.

Refleks, Alicia membulatkan matanya, kemudian mengatupkan bibirnya rapat-rapat. ‘Kenapa sih dia? Apa dia salah makan obat hari ini?’ sungutnya di dalam hati atas sikap tidak wajar suaminya tersebut.

Suara tawa kecil dari bibir Reinhard mengalihkan lamunan Alicia. Pria itu seakan
AliceLin

Mau juga dong dipanggil "Sayang" hahahaha

| 12
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (14)
goodnovel comment avatar
AliceLin
wkwkwk bencana membawa berkah
goodnovel comment avatar
AliceLin
hahhaaha iya nih, kelepek2 dah
goodnovel comment avatar
AliceLin
antri kakk wkwkkw
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 154 - Perasaan yang Tidak Tersampaikan

    “Tidak ada tapi lagi, Anya. Kamu dengarkan aku sekali ini saja,” ujar Reinhard dengan tegas. Suaranya menepis kekagetan yang baru menerpa Alicia.Dengan cepat, Alicia berusaha menguasai dirinya kembali dan mencoba membujuk pria itu. “Rein … aku masih bisa bekerja dengan baik kok. Pengujian Miracle akan selesai sebentar lagi. Aku tidak ingin menundanya hanya karena masalah kecil,” ucapnya, berharap Reinhard akan memberikannya kesempatan.Sayangnya, Reinhard tetap pada pendiriannya. “Tidak, Anya. Anggap saja ini hukuman untukmu yang tidak mau mendengarkan peringatanku,” timpalnya dengan suara lembut, tetapi tak terbantahkan.Alicia mulai frustrasi. “Rein, bukan aku─”“Aku sudah pernah memberitahumu untuk tidak bertemu dengan si gondrong itu lagi, tapi kamu tidak mau mendengarku,” sela Reinhard, tidak memberikan wanita itu kesempatan untuk mencari alasan membantahnya lagi.“Lihatlah apa yang terjadi tadi. Untung saja tidak terjadi hal yang buruk padamu,” imbuh Reinhard sembari mengusap le

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 155 - Godaan yang Sulit Diabaikan

    “Anya, buka pintunya.” Reinhard mengetuk pintu kamar tidurnya. Pria itu berdiri dengan punggung bersandar pada dinding di sebelah pintu kamarnya.Sejak kembali dari rumah sakit, Alicia tidak kunjung meninggalkan kamarnya. Bahkan wanita itu mengunci dirinya di kamar seolah menunjukkan unjuk rasanya atas sikap Reinhard sebelumnya. Karena itulah, Reinhard merasa khawatir.Meskipun ia menyadari bahwa ucapannya memang sedikit berlebihan, tetapi Reinhard melakukannya agar Alicia menyadari perasaannya saja. Siapa yang menyangka wanita itu malah kesal dan tidak mau melihat wajahnya sekarang.Tidak ada sahutan dari dalam kamarnya, Reinhard kembali mengetuk pintu tersebut dengan lebih kuat lagi. “Anya, jawab aku. Kalau kamu masih tidak mau menjawab, aku akan mendobrak pintu ini,” ancamnya.Mendengar hal tersebut, Alicia yang baru saja keluar dari kamar mandi, berhenti di tengah langkahnya. Air menetes ke lantai dari rambutnya yang masih basah.Alicia pun menatap pintu kamarnya dengan kekesalan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 156 - Pergulatan Hati

    Alicia merasa marah pada dirinya sendiri, pada kelemahannya yang selalu takluk setiap kali Reinhard menunjukkan sisi menggoda yang memikat hatinya seperti saat ini. Apalagi ketika sorot mata amber pria itu mengunci manik mata birunya, membuat Alicia meruntuhkan dinding pertahanan yang susah payah dibangunnya.Namun, ia tetap mencoba menenangkan dirinya yang mulai goyah. Netranya mulai bergerak gelisah saat Reinhard bergerak semakin mendekat. Ia sampai menahan napasnya saat deru napas hangat pria itu menyapu wajahnya.“Ja-jangan mendekat,” cicit Alicia dengan gugup. “Bu-bukankah tadi kamu sudah berjanji tidak akan menyentuhku?”Seringai nakal terbit di bibir Reinhard saat melihat kegelisahan yang terpatri pada wajah Alicia. “Apa yang sudah otak mesummu ini pikirkan, Istriku?” ledeknya sembari menjitak pelan kening wanita itu.Manik mata biru Alicia mengerjap berulang kali, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya. Sebelum ia sempat menanggapi, Reinhard telah mengambil alih handuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 157 - Aku Takut Mencintaimu Lagi

    Manik mata biru Alicia menelusuri langkah Reinhard, mengamati pria itu dengan seksama. Reinhard tidak berjalan keluar dari kamar. Pria itu mencari sesuatu dari dalam laci yang ada di meja rias.Tidak berapa lama kemudian, Reinhard kembali dengan membawa alat pengering rambut yang diambilnya tadi. Ia menghampiri Alicia dan mencolokkan alat di tangannya ke stopkontak yang berada di dekat mereka.Setelah memahami tindakan suaminya tersebut, Alicia pun berniat mengambil hairdryer tersebut dari tangan pria itu. “Aku bisa melakukannya sendiri,” ucapnya.Akan tetapi, Reinhard menghindar dengan mudah dan melengkungkan senyuman di bibirnya. “Akan lebih cepat kalau dibantu,” dalihnya.“Angin malam di luar tadi terlalu kencang. Tidak baik untuk tubuhmu. Apalagi kamu baru selesai keramas. Jangan sampai sakit. Bukankah besok kamu masih mau kerja?” imbuh Reinhard, secara tidak langsung menjelaskan maksud dari tindakannya tadi.Ucapan Reinhard yang lembut mengubah suasana yang canggung menjadi lebih

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 158 - Perpaduan yang Unik

    Alicia baru saja menyelesaikan makanannya. Ia melirik sepiring steak yang masih utuh di atas meja makan tersebut.“Sepertinya aku sudah keterlaluan,” gumam Alicia, menyadari sikapnya yang terlalu dingin dalam merespon perhatian Reinhard sehingga pria itu berniat melewatkan makan malam tersebut demi menjaga perasaannya.Helaan napas pelan bergulir dari bibir Alicia. Ia pun beranjak dari tempatnya sembari membawa piring steak tersebut ke dapur, kemudian ia menghangatkan daging sapi yang sudah dingin tersebut dengan menggunakan oven.Sembari menunggu steak tersebut selesai dihangatkan, Alicia memutuskan untuk menyeduh teh jahe yang ditemukannya dari salah satu rak penyimpanan yang ada di dapur sebagai bentuk permintaan maafnya atas sikapnya tadi dan juga balasan perhatiannya kepada pria itu.Namun, tanpa sengaja Alicia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya di mana terdapat satu botol kaca kecil di antara rak penyimpanan tersebut. Ia mengambil botol tersebut, kemudian mengeluarkan i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 159 - Suasana Hati yang Berubah

    “Memang benar, makanan akan terasa lebih nikmat ketika ada yang menemani,” ucap Reinhard setelah menghabiskan steaknya. Ia meletakkan piring kosong di meja sambil melirik Alicia, yang lebih sibuk dengan ponselnya daripada memperhatikannya.“Apalagi kalau ditemani istri yang cantik,” lanjut Reinhard dengan nada menggoda, sengaja mencuri perhatian Alicia dan taktiknya berhasil.Alicia, yang sejak tadi fokus pada layar ponselnya, langsung menghentikan kegiatannya dan melirik Reinhard sekilas. “Sudah selesai? Kalau begitu, kita bisa mulai diskusi sekarang?” tanyanya dengan nada serius.Satu alis Reinhard terangkat dan ia menatap Alicia dengan intens. “Kenapa terburu-buru begitu? Apa kamu tidak nyaman dengan duduk bersamaku?” selidiknya.Alicia menggeleng pelan. “Ti-tidak. Aku hanya tidak ingin terlalu lama menyita waktumu yang berharga saja,” gumamnya tanpa berani menatap langsung matanya.Bibir Reinhard melengkung tipis. “Kamu sama sekali tidak menggangguku. Waktuku selalu ada untukmu, I

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 160 - Pertemuan di Masa Lalu

    "Aku minta maaf padamu karena mungkin ceritaku nanti akan membuatmu tidak senang," cicit Alicia dengan wajah tertunduk.Reinhard mendengus pelan. "Kamu belum bicara, bagaimana aku bisa tahu aku akan tidak senang atau tidak?" Alicia meremas jemarinya dengan gugup. Sorot mata Reinhard terasa menekannya. “Berjanjilah tidak akan marah dengan apa pun yang aku katakan nanti," pintanya kepada pria itu. Namun, suaranya terdengar penuh keraguan.Tanpa berpikir dua kali, Reinhard langsung menjawab, “Aku janji.”Alicia terkejut. Bibirnya terbuka sedikit, tetapi melihat senyuman pria itu, ia merasa sedikit lega.Reinhard menyandarkan tubuhnya dan menatap Alicia dengan penuh perhatian. “Sekarang katakanlah. Aku akan berusaha untuk menepati janjiku,” ucapnya, siap mendengarkan apa pun yang ingin diutarakan wanita itu padanyaAlicia terdiam sejenak. Keraguan masih menyelimuti sepasang netranya, tetapi kemudian ia bergumam, “Baiklah, kalau begitu … Aku akan membicarakan tentang pertemuanku dengan Ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 161 - Aku Pantas Mendapatkan Balasannya

    “Jangan termakan janji buayanya, Anya. Dia hanya ingin memanfaatkanmu.” Suara dengusan kasar dan peringatan Reinhard membuyarkan lamunan Alicia. Wanita itu terkejut dan langsung mengalihkan pandangannya kembali kepada Reinhard. Sudut bibir Reinhard terangkat sinis. “Venusku? Dia benar-benar sudah bosan hidup.” Alicia mengerutkan alisnya saat mendengar gumaman Reinhard yang tidak jelas tersebut. “Kamu bilang apa?” “Tidak apa-apa,” Reinhard berdeham pelan, lalu melanjutkan, “Apa ada hal lain yang dibicarakan selain itu? Atau dia sudah melakukan hal yang tidak pantas padamu?” Alicia tertunduk sejenak, lalu menggeleng pelan. “Waktu itu kamu langsung masuk ke dalam ruangan dan mengira aku dan dia melakukan hal yang tidak-tidak,” jawabnya mengingatkan hal yang terjadi saat itu. “Jadi, kamu percaya dengan ceritanya?” cecar Reinhard dengan penuh selidik. Alicia mengedikkan bahunya. “Aku juga tidak yakin karena aku tidak ingat pernah bertemu dan melakukan hal yang dia ucapkan,” akunya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 257 - Kakak VS Suami Part 2

    Suasana di dalam ruangan kembali menjadi tegang, suara Regis berubah dingin dan disertai senyuman tipis yang tidak bersahabat. Namun, Reinhard tidak menggubris hal tersebut dan kembali bertanya, “Bukan begitu. Aku hanya ingin tahu … siapa yang sudah menyuruhmu datang ke hotel ini?”Regis mengamati wajah Reinhard dengan lekat. Walaupun Reinhard berusaha menutupi kecemasannya, tetapi Regis terlalu peka untuk tidak menyadarinya. Ia menyandarkan tubuhnya ke sofa dengan gerakan santai, tetapi tatapan tajamnya tetap menusuk.“Apa kalau tidak ada yang menyuruhku datang, kamu akan terus menyembunyikan masalah ini dariku, Xavier?” balas Regis tanpa mengubah ekspresi wajahnya.Intensitas ketegangan di antara kedua pria itu terasa berat kembali. Reinhard pun menyadari bahwa Regis sengaja mempersulitnya.Alicia juga dapat merasakan bahwa Regis masih ingin mencari gara-gara dengan Reinhard terkait situasi yang tengah terjadi saat ini maupun di masa lalu.Namun, Alicia tidak akan membiarkan kakakny

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 256 - Kakak VS Suami Part 1

    “Aku tidak perlu izinmu, Regis,” balas Reinhard dengan suara menggeram dingin.Aura penuh intimidasi pun kembali menyelimuti ruangan dan membuat Alicia yang berada di tengah mereka merasa frustrasi. Ia pun berpikir bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalahnya dengan Regis.Tanpa berpikir panjang, Alicia pun mengusulkan, “Bagaimana kalau kita bicara sambil makan?”Namun, tidak ada yang menjawabnya. Mereka hanya saling menatap tajam, suasana pun semakin memanas.Alicia pun mendengus kesal dan berkata, “Ya sudah. Kalau kalian memang masih mau berdiri di sini, silakan saja. Aku sudah lapar. Aku pergi cari makan sendiri saja.”Alicia berbalik untuk pergi, tapi sebelum ia sempat melangkah jauh, kedua pria itu bersamaan memanggil, “Alicia, tunggu!”Alicia melanjutkan langkahnya tanpa menoleh, membuat mereka terpaksa berhenti sejenak dari perdebatan mereka dan mengikuti langkahnya. Mark dan Owen juga tidak mau ketinggalan, keduanya mengikuti di belakang tuan mereka masing-m

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 255 - Terperangkap Di Antara Dua Pria

    Alicia memandang kakaknya dan Reinhard secara bergantian, lalu suara tawa Regis yang terdengar sinis mengalihkan kembali fokus Alicia padanya.“Dia memberitahuku? Kalau dia memberitahuku, apa aku masih harus mencari masalah dengannya sekarang?” cetus Regis dengan suara yang terdengar dingin.Reinhard memang tidak memberitahu Regis mengenai keberadaan Alicia. Meskipun beberapa waktu lalu Regis menghubunginya dan memberitahu kedatangannya ke kota tersebut, Reinhard juga tidak mengatakan apa pun terkait Alicia kepadanyaNamun, mereka telah sepakat untuk bertemu malam ini. Reinhard bermaksud untuk menceritakan tentang Alicia kepada Regis saat mereka bertemu nanti dengan mempertemukan mereka secara langsung.Hanya saja, secara tidak terduga, Regis tiba-tiba saja muncul di tengah acara tadi dan hal itu tentunya cukup mengejutkan Reinhard.Namun, Reinhard sangat bersyukur Regis dapat menyesuaikan skenario mereka saat menjatuhkan keluarga Stein, padahal mereka tidak pernah berdiskusi apa pun

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 254 - Menuntut Penjelasan

    “Mau ke mana? Urusan kita belum selesai, Alicia,” ucap Regis seraya menyeringai dingin. Sorot matanya terlihat tajam, membuat jantung Alicia berdegup semakin cepat karena merasa terintimidasi.“Me-memangnya ada urusan apa, Kak?” Alicia mengalihkan pandangannya dengan gugup.Netra Regis menyipit tajam. “Kamu mau berpura-pura bodoh, huh?”“Aku … aku tidak mengerti apa yang kamu katakan. Sekarang aku sangat lelah dan mau pulang,” sahut Alicia, berusaha menghindari pembicaraan dengan kakaknya.Meskipun sebelumnya Regis telah menerimanya kembali sebagai adik, tetapi Alicia tahu bahwa ada banyak hal yang harus dijelaskannya kepada kakaknya tersebut. Tatapan tajam Regis saat ini seakan menuntut penebusan dosa darinya.Alicia teringat kembali kejadian tiga tahun lalu di mana Regis sudah memperingatkannya untuk tidak lagi melakukan hal bodoh dengan menemui Reinhard.Regis merasa malu dengan perbuatan Alicia yang terus mengejar pria itu, meski sudah ditolak berkali-kali. Karena itu, Regis memblo

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 253 - Semua Sudah Berakhir

    Bisik-bisik tamu undangan perlahan memudar ketika satu per satu dari mereka memutuskan untuk meninggalkan acara yang telah berubah menjadi mimpi buruk. Beberapa melirik Miranda dengan simpati, tetapi tidak ada yang ingin mengulurkan tangan mereka untuk membantunya.Namun, langkah para tamu terhenti di depan pintu keluar aula saat melihat para pengawal Lorenzo dan Hernandez memblokir jalan mereka.“Apa yang kalian lakukan? Kenapa menghalangi jalan kami?” protes salah seorang tamu.Salah seorang pengawal Lorenzo pun menjawab, “Kami hanya ingin memeriksa ponsel Anda semua. Setelah itu kalian sudah boleh pergi.”Kegelisahan mulai menyelimuti para tamu undangan. Beberapa dari mereka saling berbisik, mencoba mempertimbangkan apakah harus menuruti permintaan tersebut.Namun, ada salah seorang tamu yang kembali mengajukan protesnya. “Apa maksudnya ponsel kami diperiksa? Ini melanggar privasi!”Meski menghadapi pen

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 252 - Runtuh Dalam Sekejap

    Mendengar pengakuan Thalia terkait janin di dalam rahimnya tersebut, Miranda sangat syok. Wanita paruh baya itu menatap putranya dengan tak percaya. “Ini … ini tidak benar, kan, Ed?”Alih-alih menjawab, Edwin malah memalingkan wajahnya.“Kenapa kamu melakukannya, Ed?” Miranda mendesak putranya lebih lanjut. Namun, pria itu masih tertunduk dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Pandangan Miranda pun tertuju kepada Thalia. Ia meraih kedua tangan wanita itu dan bertanya dengan wajah yang masih terlihat syok, “Thalia, kamu … kamu pasti berbohong, kan? Kamu sengaja mengatakan ini hanya untuk menyudutkan Edwin, bukan? Tolong katakan kalau ini tidak benar!”Miranda memohon dengan suara bergetar, seolah masih berharap menemukan celah untuk menyelamatkan nama baik putranya.Selama ini Miranda selalu memperlakukan Thalia dengan baik karena mengira wanita itu mengandung penerus keluarga Stein. Namun, ia tidak

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 251 - Kebenaran yang Lebih Mengejutkan

    Miranda terperangah. Ia pun bergegas menghampiri John dan memohon, “Tu-tuan Vale, Anda tidak boleh menggugurkannya. Dia … dia adalah penerus keluarga Stein.” John mendengus sinis. “Saya tidak mau punya keturunan dari darah daging seperti kalian!” cetusnya. Pandangan John beralih kepada cucunya yang tengah berdiri seperti mayat hidup. Wajahnya terlihat sangat kacau dengan air mata bercucuran di wajahnya.Kebenaran yang diterimanya mengenai Edwin sudah memberikan pukulan yang sangat besar bagi Thalia. Melihat kondisi cucunya tersebut, John hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kecewa yang dalam.“Kamu telah mempermalukan keluarga kita dengan laki-laki pilihanmu ini, Thalia,” ucap John seraya mendengus kasar.Thalia tersenyum pahit. Ia tidak berusaha membela diri. Saat ini tatapannya terlihat kosong seolah semua harapan hidupnya sudah lenyap tak berbekas. Selama ini Thalia mengira Edwin benar-benar mencintainya sepenuh hati hingga ia sangat membenci Alicia yang diangga

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 250 - Hadiah Kejutan Part 2

    “Keputusan yang sangat bagus, Tuan Vale.” Suara Alicia membuat perhatian John tertuju padanya.Pria tua itu menatapnya dengan bingung. Sebelum John bertanya lebih jauh, Alicia pun berkata, “Kebetulan saya masih ada kejutan lain yang harus Anda dan semuanya nikmati.”Mendengar hal tersebut, Edwin semakin panik dan berkata dengan murka, “Apa lagi yang kamu inginkan? Apa kamu belum puas menjebakku, Anya?!”Alicia hanya mendengus sinis, sama sekali tidak mengindahkan ucapan mantan suaminya tersebut. Ia memerintahkan Owen untuk menampilkan tayangan video berikutnya di mana terlihat cuplikan adegan panas yang sudah disensor sebelumnya.Dalam tayangan itu hanya memperlihatkan wajah Edwin dengan wanita bayarannya. Namun, orang-orang dapat melihat dengan jelas ekspresi Edwin yang sangat menikmati momen intimnya dengan wanita itu."Ya ampun, menjijikkan sekali.""Jadi dia juga sering jajan di luar? Benar-benar gila!"Berbagai umpatan dari orang-orang pun terdengar memenuhi aula. Air muka John V

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 249 - Hadiah Kejutan Part 1

    Alicia memberikan isyarat kepada Owen, yang dengan segera menyampaikan perintah melalui earpiece di telinganya. Seketika lampu-lampu di aula meredup, dan layar besar di ujung ruangan menyala, menampilkan sebuah video. Suasana menjadi hening. Semua mata tertuju pada layar. Wajah Edwin memucat seketika ketika ia melihat tayangan yang mulai diputar. Itu adalah rekaman suara dan video yang jelas memperlihatkan aksi Edwin yang sedang bercengkerama dengan seorang petinggi suatu instansi khusus perizinan produk. Selama seminggu terakhir ini produk Shiny terus mendapatkan laporan keluhan dari para konsumen dan terus menjadi bahan pemberitaan di media. Karena itu Mirage diminta untuk bekerja sama dalam melakukan pemeriksaan terhadap produk tersebut. Namun, Edwin menggunakan cara pintas untuk mempercepat pemulihan nama baik perusahaannya agar produk dapat dipasarkan kembali. Dalam rekaman tersebut terdengar jelas bagaimana Edwin memohon untuk diloloskan dengan mengimingi imbalan yang sangat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status