Share

Bab 153 - Sayang

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 14:59:49
“Rein, turunkan aku,” cicit Alicia seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling lobi rumah sakit.

Saat ini ia masih berada dalam gendongan Reinhard. Meskipun mereka telah menjadi bahan tontonan seisi penghuni rumah sakit, tetapi suaminya tetap terlihat tidak peduli dan terus melangkah keluar dari gedung tersebut.

“Kamu kenapa sih, Rein? Haruskah sampai melakukan hal seperti ini?” keluh Alicia.

Walaupun ia tahu bahwa Reinhard hanya ingin menunjukkan dominasinya di hadapan Jason tadi, tetapi ia merasa sandiwara yang perlu mereka pertontonkan sudah cukup.

Bukannya menjawab, Reinhard hanya melirik wanita itu sekilas, kemudian menyeringai tipis. “Kalau kamu masih mau membantah, aku akan menciummu di sini,” godanya.

Refleks, Alicia membulatkan matanya, kemudian mengatupkan bibirnya rapat-rapat. ‘Kenapa sih dia? Apa dia salah makan obat hari ini?’ sungutnya di dalam hati atas sikap tidak wajar suaminya tersebut.

Suara tawa kecil dari bibir Reinhard mengalihkan lamunan Alicia. Pria itu seakan
AliceLin

Mau juga dong dipanggil "Sayang" hahahaha

| 12
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (14)
goodnovel comment avatar
AliceLin
wkwkwk bencana membawa berkah
goodnovel comment avatar
AliceLin
hahhaaha iya nih, kelepek2 dah
goodnovel comment avatar
AliceLin
antri kakk wkwkkw
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 154 - Perasaan yang Tidak Tersampaikan

    “Tidak ada tapi lagi, Anya. Kamu dengarkan aku sekali ini saja,” ujar Reinhard dengan tegas. Suaranya menepis kekagetan yang baru menerpa Alicia.Dengan cepat, Alicia berusaha menguasai dirinya kembali dan mencoba membujuk pria itu. “Rein … aku masih bisa bekerja dengan baik kok. Pengujian Miracle akan selesai sebentar lagi. Aku tidak ingin menundanya hanya karena masalah kecil,” ucapnya, berharap Reinhard akan memberikannya kesempatan.Sayangnya, Reinhard tetap pada pendiriannya. “Tidak, Anya. Anggap saja ini hukuman untukmu yang tidak mau mendengarkan peringatanku,” timpalnya dengan suara lembut, tetapi tak terbantahkan.Alicia mulai frustrasi. “Rein, bukan aku─”“Aku sudah pernah memberitahumu untuk tidak bertemu dengan si gondrong itu lagi, tapi kamu tidak mau mendengarku,” sela Reinhard, tidak memberikan wanita itu kesempatan untuk mencari alasan membantahnya lagi.“Lihatlah apa yang terjadi tadi. Untung saja tidak terjadi hal yang buruk padamu,” imbuh Reinhard sembari mengusap le

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 155 - Godaan yang Sulit Diabaikan

    “Anya, buka pintunya.” Reinhard mengetuk pintu kamar tidurnya. Pria itu berdiri dengan punggung bersandar pada dinding di sebelah pintu kamarnya.Sejak kembali dari rumah sakit, Alicia tidak kunjung meninggalkan kamarnya. Bahkan wanita itu mengunci dirinya di kamar seolah menunjukkan unjuk rasanya atas sikap Reinhard sebelumnya. Karena itulah, Reinhard merasa khawatir.Meskipun ia menyadari bahwa ucapannya memang sedikit berlebihan, tetapi Reinhard melakukannya agar Alicia menyadari perasaannya saja. Siapa yang menyangka wanita itu malah kesal dan tidak mau melihat wajahnya sekarang.Tidak ada sahutan dari dalam kamarnya, Reinhard kembali mengetuk pintu tersebut dengan lebih kuat lagi. “Anya, jawab aku. Kalau kamu masih tidak mau menjawab, aku akan mendobrak pintu ini,” ancamnya.Mendengar hal tersebut, Alicia yang baru saja keluar dari kamar mandi, berhenti di tengah langkahnya. Air menetes ke lantai dari rambutnya yang masih basah.Alicia pun menatap pintu kamarnya dengan kekesalan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 156 - Pergulatan Hati

    Alicia merasa marah pada dirinya sendiri, pada kelemahannya yang selalu takluk setiap kali Reinhard menunjukkan sisi menggoda yang memikat hatinya seperti saat ini. Apalagi ketika sorot mata amber pria itu mengunci manik mata birunya, membuat Alicia meruntuhkan dinding pertahanan yang susah payah dibangunnya.Namun, ia tetap mencoba menenangkan dirinya yang mulai goyah. Netranya mulai bergerak gelisah saat Reinhard bergerak semakin mendekat. Ia sampai menahan napasnya saat deru napas hangat pria itu menyapu wajahnya.“Ja-jangan mendekat,” cicit Alicia dengan gugup. “Bu-bukankah tadi kamu sudah berjanji tidak akan menyentuhku?”Seringai nakal terbit di bibir Reinhard saat melihat kegelisahan yang terpatri pada wajah Alicia. “Apa yang sudah otak mesummu ini pikirkan, Istriku?” ledeknya sembari menjitak pelan kening wanita itu.Manik mata biru Alicia mengerjap berulang kali, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya. Sebelum ia sempat menanggapi, Reinhard telah mengambil alih handuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 157 - Aku Takut Mencintaimu Lagi

    Manik mata biru Alicia menelusuri langkah Reinhard, mengamati pria itu dengan seksama. Reinhard tidak berjalan keluar dari kamar. Pria itu mencari sesuatu dari dalam laci yang ada di meja rias.Tidak berapa lama kemudian, Reinhard kembali dengan membawa alat pengering rambut yang diambilnya tadi. Ia menghampiri Alicia dan mencolokkan alat di tangannya ke stopkontak yang berada di dekat mereka.Setelah memahami tindakan suaminya tersebut, Alicia pun berniat mengambil hairdryer tersebut dari tangan pria itu. “Aku bisa melakukannya sendiri,” ucapnya.Akan tetapi, Reinhard menghindar dengan mudah dan melengkungkan senyuman di bibirnya. “Akan lebih cepat kalau dibantu,” dalihnya.“Angin malam di luar tadi terlalu kencang. Tidak baik untuk tubuhmu. Apalagi kamu baru selesai keramas. Jangan sampai sakit. Bukankah besok kamu masih mau kerja?” imbuh Reinhard, secara tidak langsung menjelaskan maksud dari tindakannya tadi.Ucapan Reinhard yang lembut mengubah suasana yang canggung menjadi lebih

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 158 - Perpaduan yang Unik

    Alicia baru saja menyelesaikan makanannya. Ia melirik sepiring steak yang masih utuh di atas meja makan tersebut.“Sepertinya aku sudah keterlaluan,” gumam Alicia, menyadari sikapnya yang terlalu dingin dalam merespon perhatian Reinhard sehingga pria itu berniat melewatkan makan malam tersebut demi menjaga perasaannya.Helaan napas pelan bergulir dari bibir Alicia. Ia pun beranjak dari tempatnya sembari membawa piring steak tersebut ke dapur, kemudian ia menghangatkan daging sapi yang sudah dingin tersebut dengan menggunakan oven.Sembari menunggu steak tersebut selesai dihangatkan, Alicia memutuskan untuk menyeduh teh jahe yang ditemukannya dari salah satu rak penyimpanan yang ada di dapur sebagai bentuk permintaan maafnya atas sikapnya tadi dan juga balasan perhatiannya kepada pria itu.Namun, tanpa sengaja Alicia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya di mana terdapat satu botol kaca kecil di antara rak penyimpanan tersebut. Ia mengambil botol tersebut, kemudian mengeluarkan i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 159 - Suasana Hati yang Berubah

    “Memang benar, makanan akan terasa lebih nikmat ketika ada yang menemani,” ucap Reinhard setelah menghabiskan steaknya. Ia meletakkan piring kosong di meja sambil melirik Alicia, yang lebih sibuk dengan ponselnya daripada memperhatikannya.“Apalagi kalau ditemani istri yang cantik,” lanjut Reinhard dengan nada menggoda, sengaja mencuri perhatian Alicia dan taktiknya berhasil.Alicia, yang sejak tadi fokus pada layar ponselnya, langsung menghentikan kegiatannya dan melirik Reinhard sekilas. “Sudah selesai? Kalau begitu, kita bisa mulai diskusi sekarang?” tanyanya dengan nada serius.Satu alis Reinhard terangkat dan ia menatap Alicia dengan intens. “Kenapa terburu-buru begitu? Apa kamu tidak nyaman dengan duduk bersamaku?” selidiknya.Alicia menggeleng pelan. “Ti-tidak. Aku hanya tidak ingin terlalu lama menyita waktumu yang berharga saja,” gumamnya tanpa berani menatap langsung matanya.Bibir Reinhard melengkung tipis. “Kamu sama sekali tidak menggangguku. Waktuku selalu ada untukmu, I

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 160 - Pertemuan di Masa Lalu

    "Aku minta maaf padamu karena mungkin ceritaku nanti akan membuatmu tidak senang," cicit Alicia dengan wajah tertunduk.Reinhard mendengus pelan. "Kamu belum bicara, bagaimana aku bisa tahu aku akan tidak senang atau tidak?" Alicia meremas jemarinya dengan gugup. Sorot mata Reinhard terasa menekannya. “Berjanjilah tidak akan marah dengan apa pun yang aku katakan nanti," pintanya kepada pria itu. Namun, suaranya terdengar penuh keraguan.Tanpa berpikir dua kali, Reinhard langsung menjawab, “Aku janji.”Alicia terkejut. Bibirnya terbuka sedikit, tetapi melihat senyuman pria itu, ia merasa sedikit lega.Reinhard menyandarkan tubuhnya dan menatap Alicia dengan penuh perhatian. “Sekarang katakanlah. Aku akan berusaha untuk menepati janjiku,” ucapnya, siap mendengarkan apa pun yang ingin diutarakan wanita itu padanyaAlicia terdiam sejenak. Keraguan masih menyelimuti sepasang netranya, tetapi kemudian ia bergumam, “Baiklah, kalau begitu … Aku akan membicarakan tentang pertemuanku dengan Ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 161 - Aku Pantas Mendapatkan Balasannya

    “Jangan termakan janji buayanya, Anya. Dia hanya ingin memanfaatkanmu.” Suara dengusan kasar dan peringatan Reinhard membuyarkan lamunan Alicia. Wanita itu terkejut dan langsung mengalihkan pandangannya kembali kepada Reinhard. Sudut bibir Reinhard terangkat sinis. “Venusku? Dia benar-benar sudah bosan hidup.” Alicia mengerutkan alisnya saat mendengar gumaman Reinhard yang tidak jelas tersebut. “Kamu bilang apa?” “Tidak apa-apa,” Reinhard berdeham pelan, lalu melanjutkan, “Apa ada hal lain yang dibicarakan selain itu? Atau dia sudah melakukan hal yang tidak pantas padamu?” Alicia tertunduk sejenak, lalu menggeleng pelan. “Waktu itu kamu langsung masuk ke dalam ruangan dan mengira aku dan dia melakukan hal yang tidak-tidak,” jawabnya mengingatkan hal yang terjadi saat itu. “Jadi, kamu percaya dengan ceritanya?” cecar Reinhard dengan penuh selidik. Alicia mengedikkan bahunya. “Aku juga tidak yakin karena aku tidak ingat pernah bertemu dan melakukan hal yang dia ucapkan,” akunya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 315

    Noel tidak menjawab. Ia hanya membereskan peralatan medisnya ke dalam tas.Alicia pun tidak ingin menggodanya lebih lanjut karena ia tahu bahwa cinta pertama tidak semudah itu dapat dilupakan.“Ryu ternyata anak yang sangat aktif juga,” ucap Alicia, mengalihkan pembicaraan.“Sifatnya mirip denganmu, Alicia,” celetuk Noel.Alicia memutar bola matanya dengan malas. “Aku tidak seperti itu,” tampiknya.Noel terkekeh pelan. “Kamu tidak ingat? Dulu kamu juga sering membuat para pelayan panik dengan ulahmu dan ayahmu sampai menebang semua pohon di taman belakang itu.”Pipi Alicia langsung memerah. "Kenapa sih yang diingat malah hal-hal memalukan?" gerutunya.Noel tersenyum tipis, lalu perlahan ekspresinya berubah serius. “Sekarang … bisakah kamu menceritakan padaku apa yang terjadi?”Alicia terdiam sejenak, menatap lurus pria itu. Setelah merasa ragu selama beberapa saat, akhirnya ia pun menjelaskan kondisi yang dirasakannya kepada pria itu.Noel mendengarkan dengan seksama tanpa menyelanya.

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 314

    “Alicia.”Suara lembut yang memanggil namanya terdengar samar di telinganya, tetapi semakin lama semakin terdengar jelas dan menarik kesadarannya kembali. Kelopak mata Alicia berkedut sebelum akhirnya terbuka perlahan.Cahaya lampu ruangan menyambut pandangannya, memberikan efek menyilaukan yang membuat Alicia kembali menutup matanya dengan cepat. Namun, ia membuka matanya kembali dengan perlahan-lahan.Alicia melihat sosok wanita yang tidak lain adalah kakak iparnya, Amora Lysander. Wanita itu tidak sendiri, tetapi bersama Noel yang sedang memeriksa kondisinya dengan peralatan yang dibawanya.“Syukurlah kamu sudah sadar, Alicia,” Amora bergumam dengan penuh kelegaan.Alicia berkedip beberapa kali, mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Kepalanya masih terasa berat, dan ada sensasi berdenyut yang samar di pelipisnya.“Alicia, bagaimana perasaanmu?” tanya Amora dengan suara lembut.Namun, Alicia tidak menjawab sehingga Amora pun menoleh pada Noel dan bertanya, “Apa ada

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 313

    Alicia menatap langit-langit kamar, pikirannya tak henti-henti mengembara. Semakin Reinhard memintanya untuk melupakan pertanyaan itu, semakin besar rasa ingin tahunya."Kenapa Xavier tiba-tiba menanyakan kecelakaan itu?" gumamnya pelan.Alicia menghela napas panjang dan berbalik, memeluk bantalnya.Ia tahu Reinhard tidak akan menanyakan hal itu tanpa alasan. Pria itu mungkin menyembunyikan sesuatu darinya dan seperti biasanya, Alicia lagi-lagi merasa berkecil hati.“Ah, tidak! Apa yang aku pikirkan?” Alicia menggelengkan kepalanya dengan kuat, mencoba mengusir rasa khawatirnya yang berlebihan.“Aku harus percaya padanya. Xavier bertanya seperti itu, pasti karena ada sesuatu yang penting yang ingin dipastikannya saja.”Embusan napas kasar bergulir dari bibir Alicia. Ia pun memejamkan matanya kembali, mencoba untuk mencari potongan ingatan yang hilang di dalam memorinya tersebut.Namun, semakin ia mencoba, semakin kuat rasa sakit yang menghantamnya. Seolah ada dinding tebal yang mengha

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 312

    “Daripada membicarakan dia, ada hal penting yang ingin kutanyakan padamu,” ucap Reinhard, suaranya tiba-tiba menjadi lebih serius.“Hal apa?” tanya Alicia. Suaranya masih diselimuti kekhawatiran.Namun, Reinhard tidak langsung menjawab sehingga keheningan yang tercipta di antara mereka membuat rasa ingin tahu Alicia yang berada di ujung telepon tersebut semakin besar.“Xavier─”Sebelum Alicia sempat mendesaknya, Reinhard akhirnya bersuara. “Alicia, mengenai kecelakaanmu waktu itu, apa kamu bisa menceritakannya padaku?”“Kecelakaanku?” gumam Alicia yang diliputi kebingungan.“Maaf, aku bukan ingin memaksamu untuk mengingat kenangan buruk itu. Tapi …,” Reinhard menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, “aku ingin tahu bagaimana kamu bisa tidak ada di dalam pesawat waktu itu?”“Kenapa kamu bertanya tentang hal ini?” tanya Alicia dengan bingung.“Aku hanya ingin tahu semuanya tentangmu, Sayang,” dalih Reinhard.Ia terpaksa berbohong. Ia tidak ingin Alicia mengetahui permasalahan rumi

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 311

    Siapa lagi yang bisa mengubah suasana hati Reinhard secepat ini jika bukan istri tercintanya, Alicia Lorenzo?Ternyata, wanita itu sudah mengirimkan beberapa pesan untuknya tanpa ia sadari.Reinhard bergegas membuka pesan-pesan tersebut dan membacanya dengan penuh antusias.[Kamu lagi apa, Suamiku?][Kamu lagi sibuk?][Sesibuk-sibuknya kamu, jangan sampai lupa makan. Aku tidak ingin kamu sakit.][Kamu tidak rindu aku?][Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Selamat bekerja.]Ketegangan yang dirasakan Reinhard seketika menguap saat membaca pesan singkat beruntun dari istrinya tersebut. Tanpa membuang waktu, ia langsung menekan nomor kontak wanita pujaannya itu dan melakukan panggilan video.Baru dering pertama, panggilan tersebut langsung terhubung. Akan tetapi, Alicia tidak menyalakan kameranya sehingga Reinhard tidak dapat melihat wajahnya.“Halo,” sahut Alicia di seberang teleponnya.“Sayang, kameramu belum on,” ucap Reinhard mengingatkan.“Aku memang sengaja,” timpal Alicia, t

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 310

    Di ruang kerjanya yang berada di kantor pusat Divine, Reinhard duduk bersandar di kursinya, mendengarkan laporan dari Owen dan Ethan Millano, salah satu anggota tim khusus yang ia tempatkan di Nexus."Seperti yang Anda duga, proyek kerja sama ini memang mencurigakan," ujar Ethan dengan nada serius.Pria bertubuh kurus dan berpenampilan necis itu kembali melanjutkan, “Saya sudah menelusurinya dan sejak awal Tuan Muda Nicklah yang menerima kerja sama ini. Tapi, beliau tidak tahu kalau perusahaan rekanan ini sangat bermasalah.”Reinhard, yang sejak tadi bersandar di kursinya, menyipitkan mata. “Teruskan.”Ethan mengeluarkan beberapa dokumen dan menyerahkannya kepada Owen, yang kemudian meneruskannya kepada Reinhard. “Perusahaan rekanan ini, Vega Tech, sebenarnya hanya sebuah perusahaan cangkang. Tidak ada proyek besar yang pernah mereka tangani sebelumnya, dan sumber pendanaan mereka juga tidak jelas.”Reinhard membuka dokumen itu dan meneliti setiap lembarannya. Dahinya berkerut saat me

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 309

    “Nexus, ya?” Liliana tiba-tiba ikut menimpali. “Tadi Tante juga sempat lihat beritanya di TV. Sepertinya lagi jadi trending topic.”Mendengar hal tersebut, Alicia segera mengambil remote televisi dan mencari saluran berita yang sedang tayang. Amora, Liliana, dan Winny ikut memperhatikan layar dengan penuh rasa ingin tahu.Tak lama, sebuah berita bisnis muncul di layar. Seorang reporter sedang berbicara dengan latar belakang gedung tinggi yang memiliki logo Nexus di bagian depannya.“… pengambilalihan mendadak ini mengundang banyak spekulasi di antara para pebisnis. Walaupun Reinhard Xavier Hernandez tidak membuat pernyataan secara langsung, tetapi kehadirannya di Nexus memicu asumsi mengenai perubahan kepemilikan perusahaan tersebut.”Alicia terpaku menatap layar televisi tersebut. Wajah Reinhard disorot oleh kamera media. Pria itu berjalan keluar dari gedung Nexus dengan pengawalan ketat dan mengabaikan semua pertanyaan dari para wartawan.“Kamu beruntung dapat pria hebat, Alicia,” p

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 308

    “Nenek, bagaimana keadaanmu?”Suara riang Amora terdengar memenuhi ruangan saat ia masuk bersama ibu mertuanya, Liliana Ritter.Alicia dan neneknya langsung menoleh bersamaan. Melihat kedatangan mereka, Alicia segera bangkit dari tempat duduknya, menghampiri Amora dan menuntun langkahnya menuju tempat duduknya tadi.“Terima kasih, Alicia,” ucap Amora seraya tersenyum kecil dan menatap adik iparnya dengan seksama.Ia kemudian terkekeh kecil. "Kalau dipikir-pikir, kamu benar-benar sudah dewasa sekarang. Sudah tahu bagaimana merawat orang lain."Alicia terkejut dengan pujian itu. "Ka-Kak Amora?" Wajahnya langsung memerah.Amora tersenyum penuh arti. Ia ingat betul, dulu saat ia masih mengandung Ryuji, Alicia hampir tak pernah menunjukkan kepedulian seperti ini."Memangnya dulu aku seburuk itu sampai Kakak harus menggodaku begitu?" gerutu Alicia, pura-pura kesal."Aku memujimu, Alicia," sahut Amora seraya memutar bola matanya.Liliana Ritter, yang sejak tadi meletakkan barang bawaannya di

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 307

    Reinhard menghentikan langkahnya sejenak di dekat parkiran mobil setelah berada di luar rumah terlantar tersebut. Ia menoleh sekilas ke arah bangunan yang kini bergema oleh jeritan putus asa Edwin.Owen, yang berdiri di sampingnya, melirik ekspresi dingin Reinhard sekilas sebelum akhirnya bertanya dengan hati-hati, “Tuan Muda, apa Anda percaya dengan ucapan Edwin tadi?”Reinhard menghela napas pelan, tatapannya masih terpaku pada rumah itu. "Percaya atau tidak, dia pantas mendapatkan semua ini."Owen meneguk salivanya dengan kasar, lalu mengangguk pelan. Ia dapat memahami kebencian Reinhard terhadap Edwin, mengingat semua hal yang dilakukan pria itu pada Alicia selama tiga tahun ini.Owen melirik darah Edwin yang masih menempel pada telapak tangan tuan mudanya tersebut. Ia pun memberikan sapu tangannya kepada Reinhard dan kembali bertanya, “Apa Anda tidak ingin menanyakannya langsung kepada Nyonya mengenai masalah ini, Tuan Muda?”Reinhard menerima sapu tangan itu tanpa berkata apa-ap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status