Share

Bab 172 - Skandal

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-11 15:14:34

"Hei, kalian sudah dengar hot topic hari ini?" Seorang wanita tiba-tiba membuka percakapan di dalam lift yang padat dengan nada penuh semangat. Pertanyaannya itu langsung mengundang minat semua pengguna lift.

"Hot topic apa?" sahut rekan yang lain, penasaran.

"Itu, Iris Smith! Dia kena skandal lagi."

"Siapa lagi kali ini yang jadi korban skandalnya?" Seseorang menimpali dengan nada ingin tahu.

Wanita itu memeriksa ponselnya dan menjawab, "Katanya sih ... direktur kita."

Lift yang tadinya hanya dipenuhi obrolan ringan mendadak hening, semua mata kini tertuju pada wanita tersebut. Bahkan Alicia, yang berdiri di sudut belakang, tak bisa mengabaikan percakapan itu.

"Direktur kita? Maksudmu Reinhard Hernandez?!" seru seorang wanita lain dengan nada tak percaya.

"Ya, siapa lagi? Nih, lihat sendiri!" Wanita itu mengacungkan ponselnya, menunjukkan sebuah artikel. "Mereka tertangkap paparazzi makan malam di Paris."

Alicia tercekat. Paris?

Reinhard memang sedang di sana dan pria itu me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
Alicia kebanyakan pikiran nih, bisa jd kurang tidur bisa juga sedang hamil makanya pingsan
goodnovel comment avatar
Popy Try
antara kurang tidur dan hamil siih,, berharap hamil trus rein pulang tp alicia marah sm rein ,,, xixixi
goodnovel comment avatar
santi
rein istrimu pingsan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 173 - Ketidaksiapan

    “Apa yang terjadi, Margaret?” Salah seorang rekan sejawat mereka yang masih berada di dalam ruangan segera menghampiri Margaret. “Anya kenapa?” Namun, Margaret tidak menjawab. Ia masih mengguncang pelan tubuh istri Reinhard. “Anya, bangunlah! Tolong jawab aku!” serunya dengan panik. “Sebaiknya kita bawa ke rumah sakit, Mar,” usul salah seorang rekan mereka yang lain dengan cemas. Margaret menoleh, lalu mengangguk setuju. Ia meminta kedua rekannya untuk membantunya memapah wanita itu. Akan tetapi, gerakan mereka terhenti saat mendengar suara bisikan lemah dari Alicia. “Berhenti menggoyangkan tubuhku. Kalian membuatku semakin pusing.” “A-Anya? Kamu … masih sadar?” gumam Margaret dengan bingung. Namun, kekhawatiran masih terlukis jelas di wajahnya saat melihat wajah pucat wanita itu. “Kamu benar-benar menakutiku,” gerutunya. Alicia mencoba membuka matanya sepenuhnya, meskipun kepalanya masih terasa berat. “Sebaiknya kita tetap bawa dia ke rumah sakit saja, Mar,” timpal rekan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 174 - Pengecut

    "Nyonya, dia ...." Margaret menggigit bibirnya dengan gugup. Ia menatap Alicia, meminta jawabannya. Alicia bergegas menyilangkan kedua tangannya sebagai isyarat untuk menolak telepon tersebut. "Nona Carson, berikan handphone-mu kepada nyonya." Owen kembali menegaskan. “Tapi ….” Suara Margaret terdengar ragu. Namun, sebelum ia sempat memberikan tanggapan lebih lanjut, suara Reinhard sudah terdengar di seberang teleponnya. “Nona Carson, di mana istri saya?” Suara berat yang terdengar menekan tersebut membuat wajah Margaret berubah pias. Ia meneguk salivanya dengan kasar, lalu dengan penuh keterpaksaan dan tekanan, ia menyerahkan ponsel di tangannya kepada Alicia yang telah menghindarinya. "Kamu harus bicara dengannya. Kalau tidak, aku bisa habis dimarahi, Anya,”bisik Margaret, satu tangannya menutupi speaker agar suara mereka tak terdengar di telepon. Namun, Alicia masih menatap ponsel yang disodorkan rekan kerjanya itu dengan bimbang. “Anya,” panggil Margaret lagi dengan suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 175 - Masih Jelas di Dalam Ingatan

    Margaret mendekat perlahan, Dengan penuh kehati-hatian, ia meletakkan tangannya di pundak Alicia, memberi dukungan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sementara Alicia masih menutup wajahnya dengan kedua tangan, berusaha menghapus jejak air mata yang mengalir di pipinya. Punggungnya tampak bergetar. Meskipun Margaret tidak mendengar suara isak tangisnya, tetapi ia dapat merasakan kepedihan yang berusaha keras dipendam oleh wanita itu darinya. Margaret tidak menyangka dapat melihat sisi rapuh Alicia. Biasanya wanita itu selalu menunjukkan ketangguhan dan sikap percaya dirinya. Ia tahu saat ini apa pun yang ia katakan tidak akan sepenuhnya menenangkannya. Beberapa saat kemudian Alicia mengangkat wajahnya, mencoba tersenyum meskipun senyuman itu tidak berhasil menyembunyikan rasa sakit yang dirasakannya. “Aku baik-baik saja, Mar. Jangan khawatir,” ucapnya dengan suara yang bergetar. Namun, Margaret tahu jawaban itu hanyalah upaya wanita itu untuk terlihat kuat di depannya. "Matamu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 176 - Keputusan yang Emosional

    Crowne Hotel, Paris. “Bagaimana tanggapan nyonya, Tuan Muda? Apa beliau tidak mengatakan sesuatu?” Pertanyaan Owen hanya membuat mata amber Reinhard memancarkan kemarahan. Dengan sorot tajam, Owen pun menundukkan wajah, tak berani menatap langsung atasannya.‘Apa nyonya sama sekali tidak merindukannya?’ batin Owen bertanya-tanya. Padahal Owen mengira, wanita itu setidaknya akan menanyakan masalah rumor yang saat ini sedang beredar dan mengajukan protesnya kepada Reinhard untuk mengklarifikasi hal tersebut. Namun, melihat ekspresi atasannya saat ini, jawabannya sudah jelas. Reinhard menghela napas berat, jemarinya meremas erat ponsel yang masih di tangannya. “Dia tidak mengatakan apa-apa, Owen. Tidak ada protes, tidak ada pertanyaan, bahkan tidak ada rasa ingin tahu,” gumamnya dengan nada yang lebih dingin daripada biasanya.'Ternyata benar, nyonya tidak peduli,' batin Owen, merasa sangat menyayangkan hal tersebut. Owen mencoba meredakan kemarahan tuan mudanya tersebut dan berkat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 177 - Menyembunyikan Luka

    “Ugh!” Suara ringisan kecil meluncur dari bibir Reinhard. Matanya terpejam erat, menahan rasa sakit yang menjalar pada lengan kanannya tersebut.Owen segera bergerak cepat, menarik kursi untuk Reinhard dan berniat melepaskan perban yang membalut lengan majikannya itu. Akan tetapi, Reinhard menahan tangannya.“Tidak apa-apa. Sepertinya efek obat pereda nyerinya sudah habis,” gumam Reinhard seraya menyingkirkan tangan asistennya tersebut.Owen masih memandang pria itu dengan cemas. Ia tahu Reinhard hanya ingin menutupi rasa sakitnya seorang diri. Selama ini atasannya itu tidak pernah menunjukkan kelemahannya di hadapan orang lain.“Tuan Muda, sebaiknya Anda beristirahat. Luka Anda akan terbuka lagi kalau Anda banyak bergerak dan memaksakan diri seperti ini.” Owen mencoba membujuk Reinhard agar mau berbaring di ranjang.Akan tetapi, seperti dugaannya, pria itu tidak semudah itu dibujuk.“Ini hanya luka kecil,” gumam Reinhard sembari beranjak dari tempat duduknya, melangkah menuju jendela

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 178 - Apakah Kamu Tidak Merindukanku?

    Reinhard kembali mengertakkan giginya. Peluh dingin kembali membanjiri keningnya. Rasa sakit yang menggelayuti lengan kanannya semakin menyiksa.Owen yang masih berdiri di belakangnya, bergegas menopang tubuh Reinhard yang terlihat seperti pohon kokoh yang dapat roboh sewaktu-waktu.“Apa Anda ingin saya menghubungi Dokter Lawrence?” tanya Owen dengan wajah yang tampak prihatin.Tanpa menunggu keputusan Reinhard, Owen telah mengeluarkan ponselnya dengan satu tangannya. Akan tetapi, satu isyarat tangan yang terangkat dari Reinhard menghentikannya."Tuan Muda─”“Tidak usah merepotkannya. Saya masih bisa menahannya. Tadi dia sudah memberikan obat pereda nyerinya,” sela Reinhard sebelum Owen melanjutkan bantahannya.“Obatnya ada di laci,” imbuh Reinhard.Owen pun mendudukkan Reinhard kembali ke kursi, lalu bergegas mengambilkan obat tersebut dan segelas air untuknya,Setelah meminum obat pereda nyeri tersebut, Reinhard merasa lebih baik meskipun tidak untuk hatinya yang dipenuhi kerisauan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 179 - Keterlambatan yang Mengundang Perhatian

    Pagi ini, ruang pertemuan Divine dipenuhi oleh para direktur dan manajer divisi yang berkumpul untuk mendengarkan presentasi produk terbaru perusahaan. Produk ini dijadwalkan untuk diluncurkan dalam waktu dekat dan telah dinanti oleh banyak pihak termasuk mitra bisnis utama perusahaan seperti Helios.Suasana awalnya formal, diwarnai dengan percakapan ringan dan diskusi sebelum acara dimulai. Namun, kericuhan mulai muncul ketika pembicara yang seharusnya membuka presentasi belum juga hadir, mengubah suasana menjadi penuh bisikan dan mempertanyakan keterlambatan yang terjadi.Clara Lewis, selaku manajer R&D, terpaksa melangkah maju untuk meredakan ketegangan yang mulai memenuhi ruangan. Pasalnya, pembicara pagi ini adalah bawahannya sendiri, Anya Hernandez.Dengan langkah tenang ia berdiri di depan meja rapat berukuran berukuran besar yang dikelilingi para direktur, manajer dan mitra bisnis Divine. “Mohon perhatian, Bapak dan Ibu sekalian,” ujar Clara sambil menatap semua wajah di dalam

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 180 - Perhatian yang Tidak Diinginkan

    “Anya, kamu sakit, ya?” tanya Jason dengan nada khawatir.“Kelihatannya kamu lebih kurus sekarang. Padahal aku baru seminggu tidak melihatmu.” Pria itu memandang Alicia dengan sorot perhatian yang tulus. Sejak wanita itu masuk ke dalam ruangan itu, Jason tidak melepaskan tatapannya sedikit pun darinya.Di satu sisi, Alicia masih terkejut dengan situasi yang terjadi di hadapannya. Dari sudut matanya, ia dapat melihat wajah beberapa orang di sekitarnya yang tampak mencuri pandang, menunggu reaksinya atas ucapan Jason.Sembari mengulas senyuman kecil, Alicia melepaskan mantel yang diberikan Jason dari pundaknya. “Terima kasih atas perhatian Anda, Direktur Hughes,” jawabnya dengan lembut seraya mengembalikan mantel di tangannya kepada pria itu. “Minggu lalu saya memang sempat terserang flu. Tapi, sekarang sudah membaik.”Jason menerima mantel itu sambil meliriknya sebentar. Wajahnya menunjukkan sedikit kekecewaan. “Kamu tidak seharusnya memaksakan diri seperti ini, Anya,” katanya pelan.A

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 194 - Dipermalukan

    “Malam ini adalah pesta pelepasan lajangku, Anya. Minggu depan aku akan menikah dengan Thalia,” ucap Edwin sembari mengamati kemolekan tubuh mantan istrinya tersebut.“Bukan urusanku,” desis Alicia dengan dingin.Ia mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Edwin, tetapi keramaian yang menyesakkan di lantai dansa tersebut membuat Alicia semakin sulit bergerak. Apalagi alkohol yang diminumnya tadi membuat kepala Alicia terasa berat.“Tidak usah berpura-pura, Anya. Aku tahu kamu pasti masih ada rasa padaku,” lanjut Edwin tanpa melewatkan setiap inchi lekuk tubuh wanita itu. “Daripada menjadi wanita panggilan Direktur Hernandez, lebih baik kamu menjadi wanita panggilanku saja.”Alicia menyipitkan matanya dengan tajam. ‘Bajingan gila ini bilang apa? Wanita panggilan? Jadi, Nicholas Hernandez tidak memberitahu hubungan kami?’ pikirnya.Alicia menerka bahwa Nicholas tidak mengetahui bahwa dirinya adalah mantan istri Edwin. Sepertinya Edwin juga tidak memberitahunya.Mengingat berita skandal

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 193 - Diawasi

    Cahaya lampu strobo yang terus berputar menciptakan suasana yang semakin membakar semangat pengunjung Valery Club. Setiap kilatan lampu seakan menambah energi liar di lantai dansa, membuat setiap gerakan tubuh terasa lebih hidup dan intens.Suasana malam semakin panas, dentuman bass yang mengguncang menggiring para pengunjung untuk menumpahkan segala kegembiraan mereka. Lantai dansa yang sebelumnya cukup luas kini penuh sesak dengan lautan manusia, masing-masing tenggelam dalam irama musik dan euforia malam.Ivona, meskipun awalnya ragu, akhirnya mengikuti Alicia yang sudah lebih dulu bergerak lincah di tengah lantai dansa."Ayo, Ivona! Jangan kaku begitu!" teriak Alicia sambil tertawa riang. Rambutnya yang bergelombang tampak berkilauan di bawah cahaya neon, sementara senyumnya menunjukkan bahwa ia benar-benar mencoba melepaskan semua beban yang selama ini menghimpitnya.Ivona akhirnya menyerah dan mulai ikut bergerak mengikuti irama. Awalnya ia hanya bergoyang kecil, tetapi semakin

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 192 - Malam Kebebasan

    “Suaramu kecil sekali, Alicia. Aku tidak bisa mendengarmu!” teriak Ivona yang berusaha menangkap ucapan Alicia sebelumnya di sela-sela dentuman musik yang membuatnya frustrasi.Namun, Alicia tidak menanggapinya. Gelas kristal di tangan Alicia berhenti berputar, lalu ia menenggak minuman itu hingga habis. Rasa hangat dari alkohol mengalir di tenggorokannya, membawa sensasi membakar yang membuat perasaannya terasa lebih tenang dan melayang.Ivona memandang Alicia dengan alis sedikit terangkat, menangkap kesedihan di balik senyuman yang tersisa di bibir wanita itu. Ia tertegun, mengamati dengan lekat ekspresi wanita itu.“Sebenarnya hal apa yang sudah kamu lalui selama tiga tahun ini, Alicia?” teriak Ivona dengan rasa ingin tahu yang semakin menumpuk.Akan tetapi, Alicia hanya membisu. Ia menatap gelas kristalnya yang kosong dengan cincin berlian yang tergeletak di dasar gelas tersebut, seperti simbol dari kisah yang tak ingin lagi ia bicarakan.Keheningan yang tercipta di tengah gemuruh

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 191 - Gemerlap Dunia Malam

    Saat memasuki gedung kelab malam tersebut, Alicia dan Ivona langsung disambut dengan gemerlap lampu sorot yang berputar-putar di langit-langit. Suara dentuman bass yang menghentak keras turut memeriahkan suasana dan terasa menggetarkan hati para pengunjung kelab, menenggelamkan mereka ke dalam dunia malam yang mendebarkan.Kedua wanita itu pun menerobos lautan manusia yang diselimuti dengan aroma campuran parfum mahal serta minuman keras yang menyengat.Alicia memandang sekitarnya dengan penuh kekaguman. Kelab malam ini lebih mewah dari yang dibayangkannya. Lampu-lampu neon berwarna-warni menyinari setiap sudut ruangan, menciptakan efek yang seakan-akan dunia ini terjebak dalam dimensi yang penuh cahaya dan energi.Lantai dansa dipenuhi oleh tubuh-tubuh yang bergerak lincah mengikuti irama musik yang keras, sementara meja bar marmer di sisi ruangan ramai dengan pengunjung yang duduk dan bercakap-cakap, menikmati minuman mereka.Di sudut yang berseberangan, Alicia melihat beberapa ruan

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 190 - Sisi Alicia yang Sebenarnya

    Owen menundukkan wajahnya dalam-dalam. Ia melirik kepalan tangan Reinhard yang masih memegang ponselnya. Terlihat urat yang menonjol di tangan tuan mudanya itu, mencerminkan amarah yang luar biasa yang sedang ditahan olehnya. Akan tetapi, Owen dapat melihat kecemasan yang begitu kentara pada wajah atasannya itu. Dengan penuh rasa bersalah dan keraguan, Owen menatap tuan mudanya. “Tuan Muda, maaf saya─” Ucapan Owen terhenti tatkala Reinhard mengembalikan ponselnya. Dengan suara rendah dan terasa dingin, Reinhard berkata, “Coba hubungi dia." Owen mengangguk, lalu dengan cepat melakukan panggilan pada nomor kontak Alicia. Sayangnya, hanya suara operator yang menjawab di ujung telepon tersebut. Owen menggigit bibir bawahnya, menatap layar ponsel dengan ragu sebelum akhirnya mengangkat wajahnya kembali ke arah Reinhard. "Sepertinya telepon nyonya tidak aktif, Tuan Muda," ucap Owen dengan suara pelan, penuh kehati-hatian. Ia bisa merasakan suhu ruangan yang menurun drastis, dipengaru

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 189 - Menghilang

    “Tapi, Tuan Muda … gosip Anda dengan Nona Smith sempat menyebar. Kalau Anda memberikan kontrak itu kepadanya, orang-orang akan berpikir─”“Saya tahu, Owen,” potong Reinhard yang telah menatap asistennya itu dengan tajam. Ia memahami kekhawatiran pria itu.Reinhard juga tahu bahwa Iris menaruh perasaan padanya. Namun, ia tidak akan memberikan harapan kepada wanita itu. Karena itulah, ia membuat keputusan ini.“Saya tidak ingin memiliki hutang budi dengannya, Owen,” terang Reinhard atas maksud dari keputusannya tersebut.Owen tertegun sejenak, mencerna ucapan majikannya tersebut. Namun, sebelum Owen mendalami lebih lanjut, Reinhard kembali bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi pagi? Apa ada kendala?”“Tidak, Tuan Muda. Nyonya membawakannya dengan baik. Beliau juga bisa memberikan jawaban yang memuaskan bagi para investor,” jawab Owen dengan penuh semangat.“Oh, ya?” Reinhard menaikkan sedikit satu alisnya. “Sepertinya dia sangat luar biasa. Apa semua lelaki tadi terpesona sama seper

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 188 - Berita yang Lebih Sensasional

    "Kamu pikir kamu siapa? Beraninya mengatur-ngatur saya seperti ini?" Walaupun Iris berbicara dengan nada penuh amarah, tetapi Owen tidak gentar sedikit pun. Melihat asisten Reinhard tersebut tetap menghalangi jalannya, Iris pun memanggil Reinhard yang masih berdiri memunggunginya. “Katakan sesuatu, Rein. Apa kamu biarkan dia berbicara tidak sopan seperti ini padaku?” teriak Iris, suaranya terdengar semakin meninggi. Wanita itu tidak peduli meskipun beberapa pasang mata telah tertuju padanya dan suara riuh rendah mulai menghiasi area kedatangan bandara tersebut. Beberapa pengawal Reinhard bergegas mengerubunginya, mencegah orang-orang untuk mengambil gambar dari situasi yang tidak akan menguntungkan majikan mereka. Reinhard berbalik perlahan. Mata ambernya menatap Iris dengan tajam, lalu dengan wajah dingin, ia berkata, “Apa yang dikatakan Owen adalah maksudku. Berhentilah membuat masalah. Aku tidak ada waktu untuk bermain drama denganmu.” Iris terperanjat. Meskipun ia suda

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 187 - Menyamar

    ‘Rein akan pulang?’Jantung Alicia mendadak berdegup cepat. Rasa rindu yang bercampur dengan kecemasan memenuhi dadanya. Namun, ia dengan cepat menggelengkan kepala, berusaha menepis harapan yang mulai tumbuh di dalam hatinya.‘Jangan bodoh, Alicia! Satu minggu tidak pulang dan tidak memberikan kabar, kamu masih ingin percaya dengan ucapan Owen? Dia itu anjing setia Rein. Tentu saja dia memihaknya!’ Suara hati Alicia terus berteriak, memaksa dirinya untuk tidak lagi berharap pada pria itu. Meskipun tadi pagi Owen sudah mengklarifikasi skandal Reinhard dengan Iris, tetapi hati Alicia yang sudah terlanjur terluka, masih tidak semudah itu percaya. Terlebih lagi saat makan siang tadi ia sempat mendengar kembali berita Reinhard dan Iris yang kepergok keluar dari rumah sakit bersama-sama. Alicia tidak tahu hal apa yang keduanya lakukan dan kenapa Reinhard harus ke rumah sakit dengan wanita itu. Alicia bingung. Ia ingin percaya bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa, tapi kenyataan yang ad

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 186 - Reinhard Pulang?

    Owen menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan. “Maafkan saya, Nyonya Muda. Tolong jangan mempersulit saya,” pintanya dengan suara rendah.Meskipun terjebak dalam pilihan yang sulit, tetapi pada akhirnya ia tetap memilih berpihak kepada tuan mudanya. Ia tidak bisa mengkhianati tuannya, apapun yang terjadi.Sementara itu, manik mata Alicia masih menatap pria itu dengan tajam. Ia menyadari bahwa Owen hanyalah seorang bawahan yang menjalankan perintah saja. Ia tahu bahwa pria itu juga berada dalam posisi yang sulit untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya. Sebelum Alicia sempat mengatakan sesuatu, Owen telah lebih dulu menambahkan, “Tapi, saya bisa pastikan kalau tuan muda tidak akan mengkhianati kepercayaan Anda, Nyonya.”Pria itu mengangkat salah satu tangannya seolah bersumpah akan ucapannya. Meskipun ia tidak bisa melanggar perintah tuan mudanya, tetapi ia tidak akan membiarkan nama baik tuan mudanya tercoreng karena skandal tersebut. Apalagi sampai membuat nyonya mudanya meragu

DMCA.com Protection Status