All Chapters of Identitas Tersembunyi: Rahasia Kekayaan Tanpa Batas: Chapter 141 - Chapter 150

222 Chapters

141. Ketika Ridel menolong Fania

Mendengar suara yang berasal dari dalam kamar hotel 501, membuat Fania langsung saja berlari memasuki ruangan itu yang memang tidak dikunci. Namun, Fania terkejut melihat layar TV didepannya. Ternyata suara dan bunyi barang pecah itu hanya berasal dari TV. Keterkejutan Fania bertambah ketika pria itu justru mengunci pintunya. "Apa yang kau lakukan, Brengsek! Buka pintunya sekarang atau kau akan merasakan akibatnya?" bentak Fania berusaha tegas, padahal dia ketakutan. Pria itu tersenyum, "Kenapa marah cantik? Apa aku memintamu masuk? Bukankah tidak? Kau sendiri yang memilih masuk. Jadi salahku di mana? Kenapa kau jadi membentak ku? Tenang saja, malam ini aku akan memberikan malam terindah untukmu. Kita akan menghabiskan malam penuh kenikmatan." "Jangan pernah bermimpi untuk menyentuh tubuhku dengan tangan kotor mu itu, bajingan!" teriak Fania emosi. "Kau tau benar kalau ini bukanlah mimpi! Ini adalah kenyataan! Kau tidak akan pernah bisa melangkah keluar karena pintu ini hanya
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

142. Ketika Ridel tersakiti

Kenapa tidak ada cinta untukku, Fania? Apakah mantan kekasihmu masih menempati posisi terindah di dalam hatimu? Sebenarnya kenangan apa yang dia berikan padamu, hingga kau sulit untuk melupakannya? Ingin rasanya Ridel bertanya kenangan seperti apa yang ditinggalkan mantan kekasih Fania, tapi itu tak mungkin. Sudah pasti itu akan membawa masalah baru bagi hubungan mereka, walaupun hanya sebatas sahabat. Fania mengerutkan keningnya, ketika menatap Ridel yang eskpresinya terlihat sedih, “Kau kenapa?” “Aku ingin melahapmu,” jawab Ridel mengalihkan perhatian Fania. Dia tahu persis hanya itu satu-satunya cara untuk menghadapi sosok seperti Fania, yang selalu penasaran. Fania mendengus dan langsung melemparkan bantal yang ada dikasur kepada Ridel. Bukkk !!! “Ternyata kau tak ada bedanya dengan pria bajingan lainnya. Kau ingin tubuhku sebagai balas budi karena telah menolongku, kan? Baik! Silahkan!” geram Fania sambil membuka kancing pakaiannya satu demi satu. Ridel mendekati Fan
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

143. Perlakukan Fania seperti ini!

*** Brakkk !!! Pria tampan yang mengenakan pakaian hitam-hitam itu mengebrak meja dengan keras. Fania ... kita lihat sampai kapan keberuntungan akan ada dipihakmu! "Siapa yang menolongnya?" tanya pria tampan itu terlihat marah. "Ridel, bos." Prangg !!! Prangg !!! Pria itu melemparkan barang apa saja yang berada disisinya, sehingga membuat anak buahnya semakin ketakutan. “Kau ke sini!” perintah pria tampan itu kepada seorang gadis yang merupakan anak buahnya. Dengan gemetar gadis itu mendekat. Belum sempat bertanya, pria tampan itu sudah menarik kasar rambutnya dan merobek pakaian yang dikenakan sang gadis. “Sesuai perrintah kakakku, tangkap Fania dan perlakukan dia seperti ini!” geram pria tampan itu marah. Tangannya tidak berhenti sampai di situ, dia menggenggam bukit kembar gadis itu dan meremasnnya dengan ganas. Auw ... Gadia itu merintih kesakitan, “Bos, sakit.” “Buat dia menjerit seperti ini!” “Bos, sakit,” rintih gadis itu tapi takut untuk melawan.
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

144. Kau gila, Ridel!

Sang kakak menggunakan keahlian medisnya dalam mengobati seorang pria tua. Sebagai tanda terima kasihnya, pria tua itu mengabulkan permintaan dokter Albert. Itulah awal ke duanya mengganti identitas dan dibesarkan oleh seorang kakek kaya raya yang hidupnya diselamatkan oleh dokter Albert. Bukkk !!! Prangg !!! Kepalan tangan lelaki yang sedang marah itu mendarat tepat dilayar komputer yang ada di atas meja kerjanya. Ridel … siapa kau sebenarnya? Kenapa selalu kau yang menyelamatkan wanita brengsek itu? ***** Keesokkan harinya di Perusahaan RnB … Bukkk !!! Bukkk !!! Ridel jatuh terjerembab ke lantai perusahaan, ketika Alex Smith memukulnya secara bertubi-tubi, tapi Ridel sama sekali tidak membalas ataupun menghindar. Alex Smit menarik krah kemeja Ridel dan dengan amarah yang tidak bisa dikendalikan lagi, dia berteriak emosi, "Kamu gila, Ridel! Benar-benar gila! Sumpah ... Aku tidak tahu jalan pikiranmu, apa kamu sama sekali tidak memikirkan orangtuamu?" Ridel terdia
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

145. Office boy merangkap sopir

Ridel tak berkutik mendengar ancaman terakhir dari sang sahabat. Bagaimana ini? Kalau sampai Fania tahu, bukankah itu akan lebih sulit lagi? Bisa-bisa Fania melarikan diri dan menjauh dariku. Sedangkan aku? Aku tak bisa hidup tanpanya. Setelah berpikir panjang, akhirnya Ridel menyerah. Dia setuju Alex Smith ikut membantunya. "Tambah anak buah untuk mengawasi Fania! Berikan mobil dinas kepadanya dan aku adalah office boy merangkap supir pribadi untuknya!" ujar Ridel memberi perintah seenaknya. "Astaga, Ridel. Kalau sampai karyawan lainnya tahu, bukankah itu akan berdampak negatif pada karir Fania?" Alex Smith menatap Alex dengan kesal. "Aku lebih mengkhawatirkan keselamatan Fania, dari pada pandangan orang lain. Jadi urusan karyawan lainnya itu akan menjadi tugas kamu, agar sopir pribadi itu tidak sampai kepada ayahku, kau paham kan maksudku?" ujar Ridel sebelum meninggalkan ruangan. "Ridel sialan!" umpat Alex Smith kesal. Alex Smith melangkah memasuki lift kemudian menekan
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

146. Sepertinya bos meremehkan orang yang salah

*** Setelah puas mengutak-atik komputer, Ridel berdiri dan meregangkan sendi dan otot lehernya yang terasa kaku. Kemudian merangsek ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia membaringkan tubuhnya di tempat tidur dengan mata terpejam. Memikirkan cara untuk meyakinkan orangtuanya, jika suatu saat kebenaran berbicara. Lamunannya buyar, ketika ponsel jadulnya berbunyi. "Kenapa?" tanya Ridel dengan suara malas. "Cepat ke rumah kontrakan, Fania berada dalam bahaya!" Ridel tercengang, dia menatap sejenak ponselnya yang sambungannya sudah terputus. Dia langsung saja menyambar kunci motor dari nakas dan berlari keluar kamar, menuju lantai satu dengan panik. "Kau terlihat panik? Apa terjadi sesuatu, Ridel?" tanya sang ayah kebingungan. "Temanku masuk rumah sakit dan butuh pengobatan secepatnya. Namun, pihak rumah sakit mempersulitnya. Aku pergi dulu, Yah. Aku akan bertemu Alex di rumah sakit," bohong Ridel dan langsung berlari meninggalkan rumah. Bernard Liu dan sang istri
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

147. Ketika Ridel murka

Tak mau salah mengambil keputusan dan membuat sang bos tambah murka, akhirnya mereka memilih melaporkan tentang menghilangnya Raditya. Pranggg !!! Pranggg !!! Dokter Albert marah besar mendengar laporan sang adik, kalau rencana mereka gagal total. Di rumah sakit. Fania langsung ditangani oleh dokter dibawah pengawasan Ridel. Ketakutannya berganti kelegaan, ketika Fania tidak mengalami luka serius. "Bagaimana kondisi Fania?" tanya Alex Smith ketika tiba di ruang perawatan. "Bagaimana? Apa kalian berhasil menangkap salah satu dari mereka?" tanya Ridel dengan geram. Dia tidak menggubris pertanyaan Alex. "Mereka sangat lihai dalam hal melarikan diri. Namun, sesuai perintah mu. Disaat semua sibuk berkelahi dan mengincar mu, maka kami menarik salah seorang dari mereka yang tidak sadarkan diri," ujar Alex Smith. "Bawa dia ke sini sekarang juga, sebelum Fania sadar dari pengaruh obat tidur." Alex Smith langsung saja menelepon. Tak butuh waktu lama, seorang perawat mema
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

148. Misterius mematikan

*** Keesokan harinya. Fania membuka mata, menatap sekelilingnya. Dia hanya menemukan Ridel yang tertelungkup di samping kasur tempatnya terbaring. Kewaspadaan Ridel, membuatnya langsung menyadari adanya pergerakan dari Fania. Namun, ketakutannya berubah menjadi kebahagiaan ketika melihat Fania membuka mata dan tersenyum lirih kearahnya. "Bagaimana keadaanmu? Apakah masih sakit? Haruskah ku panggilkan dokter?" Ridel langsung menyerbu Fania dengan berbagai pertanyaan. "Apa kau yang menolong ku kemarin? Tapi bagaimana kau mengalahkan banyak orang yang jelas-jelas sangat ahli dalam beladiri?" tanya Fania curiga. "Saat melewati kontrakan mu, aku melihat adanya ketidak beresan. Jadi aku langsung menghubungi teman-teman ojek online ku dulu. Mereka langsung saja beramai-ramai datang ke kontrakan mu. Mungkin karena terkejut banyaknya motor-motor, mereka langsung kabur semua meninggalkan kau yang terbaring tanpa daya di lantai," jawab Ridel berbohong. Sama seperti sebelumnya,
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

149. Ketika Jovan kena mental

"Aku memiliki tiga identitas. Pertama sebagai pewaris tunggal keluarga Liu. Kedua sebagai Elgan, sosok yang dikenal sebagai raja investasi sekaligus pemain saham tapi menghilang selama tujuh tahun tahun lebih. Ketiga, sosok yang baru kau sebutkan tadi, Misterius Mematikan," jawab Ridel masih terlihat santai. Bukannya percaya, dokter Albert dan sang adik justru tertawa terbahak-bahak. "Hahaha, apa kau pikir aku akan percaya kalau kau adalah peretas handal yang pernah membantu perusahaan adikku saat mengatasi masalah? Begitu?' 'Dari mana notebook itu berasal? Bukankah tadi dia hanya memegang ponsel?' Ya! Disaat semua mata tertuju pada dua sosok yang sedang mentertawakan-nya, Ridel menekan lima digit angka pada ponsel. Itulah kenapa tak seorang pun menyadari asal muasal notebook yang kini berada dalam genggaman Ridel, termasuk Alex Smith dan Adrian. "Ridel ... Ridel ... apa kau pikir bisa terus-terusan menahan kami di sini? Tidak! Percaya atau tidak, tapi banyak petinggi kepolisi
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

150. Kehancuran Jovan dan dokter Albert

Detik berikutnya Jovan tertawa, "Melihat ekspresi penuh kemenangan kalian, aku benar-benar puas. Bagaimana? Bukankah tidak enak, jika di permainan kan?" "Jadi kau pikir aku berbohong?" Alex Smith tak percaya dengan pendengarannya. Ridel yang sejak awal tahu Jovan tidak akan semudah itu percaya, akhirnya menarik ponsel Alex dan menelepon, kemudian mengaktifkan speaker ponsel. "Halo, ada apa menelepon, Alex?" terdengar suara Augusto dari seberang. "Putusan semua jenis kerjasama dengan perusahaan AJ detik ini juga! Masukkan mereka ke dalam daftar hitam perusahaan!" Mendengar suara yang sangat dikenalnya, Augusto langsung saja menjawab, "Baik, Tuan Muda." Tut ... Tut ... Tut .... Ridel memutuskan sambungan telepon, kemudian menatap jam tangannya dengan senyuman. Seolah-olah sedang menunggu telepon penting. Tiba-tiba ponsel Jovan berbunyi, ada panggilan masuk. Ridel langsung saja mendekati Jovan, kemudian menekan tombol warna hijau dan mengaktifkan speaker ponsel. "Hal
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status