All Chapters of Identitas Tersembunyi: Rahasia Kekayaan Tanpa Batas: Chapter 151 - Chapter 160

222 Chapters

151. Jebakan

Wanita itu, diikuti dua sosok lainnya mendekati dokter Albert. Tangan mungilnya kemudian menyuntikkan sesuatu ke tubuh sang dokter, Jovan, dan yang lainnya. "Apa yang kau suntikan, Brengsek!" teriak dokter Albert murka. Ketika menemukan kenyataan, kalau tubuhnya sama sekali tidak bisa digerakkan. Satu-satunya, anggota tubuh yang bisa berfungsi dengan baik hanyalah mulut. Bukannya menjawab, tapi wanita itu menatap dua sosok lainnya, kemudian menganggukkan kepalanya. Tanpa menunggu lagi, dua sosok itu langsung saja membungkam mulut dokter Albert dan yang lainnya menggunakan lakban. Ridel mendekat dan tersenyum serta berkata, "Tenang saja, itu bukan obat yang bisa membuatmu meninggal secara berlahan. Seperti yang kau lakukan kepada pasien lainnya, salah satunya almarhumah Stefania Tzu. Percaya atau tidak efek itu akan hilang dalam waktu dua setengah jam." "Bagaimana? Apa kau sudah menghubungi ayah Putra Darmawangsa?" tanya Adrian. Ridel tidak menjawab, tapi langsung saja men
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

152. Obat pemberian Ridel

Fania memejamkan mata dan mencoba menenangkan pikirannya. Dia sama sekali tidak mengubris ucapan pria itu. Berlahan Fania membuka mata dan bertanya, “Apa aku tidak punya pilihan lain?” "Sayang sekali kau hanya mempunyai satu pilihan, melayaniku sampai aku puas malam ini!" ujar pria itu mendekatkan wajahnya mendekati wajah Fania. Pria itu tidak jadi membuka resleting celananya. Dia menatap Fania, tak percaya dengan tatapan teduh wanita itu. “Ok! Kau punya dua pilihan. Pertama melayaniku sampai puas, maka aku tidak akan memperlakukanmu dengan kasar. Kedua menolakku, maka aku akan memaksa menidurimu dengan cara apapun termasuk menyakitimu!” Fania berdiri dari kasur dan berbisik di telinga pria itu, “Kalau aku melayani mu dengan sukarela, apa jaminanku?” “Tentu saja aku tidak akan egois. Aku akan melakukan pemanasan dulu. Ketika kau sudah siap, maka aku akan langsung menggarapmu secara berlahan agar tidak sakit. Karena aku tidak diminta untuk membunuhmu, aku hanya disuruh untuk
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

153. Kesalahan pahaman

Obat yang berwarna orange merupakan pil yang berfungsi untuk menghilangkan obat perangsang. Namun, mengingat dia tak pernah mengkonsumsi apapun semenjak bertemu dengan pria itu, jadi Fania memilih tak meminumnya. Sedangkan obat yang berwarna putih, obat yang diminumkan Fania pada pria itu bukanlah sembarangan pil. Dia ingat betul, ketika Ridel mengingatkan kalau pil itu khusus digunakan jika seseorang terdesak ingin menodainya. Ya! Tanpa sepengetahuan Fania, obat yang diberikan Ridel itu akan membuat seseorang berhalusinasi. Jadi apabila orang tersebut menonton video, maka dia akan mengira tokoh utama dalam video adalah dirinya dan sosok yang menjadi incarannya. Karena obat itu akan mengambil alih pikirannya. Bukan itu saja, bahkan sampai pria itu sadar nanti, dia tidak akan pernah tahu kalau tidak pernah sekalipun menyentuh Fania. Untuk tambah meyakinkan Fania kemudian membuat pakaian yang dikenakannya acak-acakan, begitupun rambutnya. Seperti baru menghabiskan pergulatan panas
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

154. Kekecewaan Fania

Alex hanya diam, dia menerima setiap pukulan Ridel yang terbawa emosi. Dia dapat merasakan bagaimana perasaan Ridel yang hancur saat itu.Astaga! Pelet apa yang dipakai Fania? Kenapa hanya dalam hitungan bulan, dia bahkan bisa menguasai pikiran dan memenangkan hati Ridel?Apa sekarang kau sudah bisa membedakan rasa cinta dan pesona, Ridel? Kau terpesona dengan sikap manja Nadia. Namun, pada kenyataannya kau takluk pada wanita yang keras kepala dan mandiri.Sayangnya, dia tidak ada bedanya dengan Nadia. Sosok yang hanya melihat seseorang berdasarkan status.Fania akan ku buat kau menyesal karena telah menyia-nyiakan pria yang salah!Ingin rasanya Alex Smith melabrak Fania saat itu juga, tapi tak bisa dilakukannya.Alex terkejut, ketika Ridel melangkah kakinya menuju pintu keluar ruangannya."Kau mau ke mana, Ridel!"Teriakan Alex Smith sama sekali tak digubris. Tidak mau sang sahabat tambah murka, jika identitasnya terbongkar. Terpaksa Alex membuntuti Ridel.Dia terkejut, ketika melih
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

155. Ketika Fania tahu identitas Ridel sebenarnya

Kalimat yang keluar dari mulut Alex, seperti petir yang menggelegar di telinga Fania. Dia tak bisa mempercayai ucapan atasannya itu. Namun, memikirkan kembali setiap kebetulan yang terjadi. Dia juga tak bisa memungkiri, posisinya di Perusahaan RnB termasuk mustahil untuk didapatkan oleh pendatang baru sepertinya. "Demi kamu, Ridel melakukan semua itu. Tapi apa balasan kamu? Kau bahkan menginap di kamar kontrakan dengan seorang pria, tanpa memperdulikan pengorbanan Ridel, ha? Bukan itu saja, kau bahkan keluar ruangan keesokan harinya dengan wajah ceria disertai nyanyian kecil. Apa kau puas mempermainkan Ridel, ha? Bersyukurlah karena Bernad Liu tidak tahu sosok seperti apa kau sebenarnya, Brengsek!" teriak Alex Smith murka. Dia jijik setiap kali mengingat ekspresi Fania saat keluar dari rumah kontrakan. Memikirkan kalau Ridel Liu bukanlah sosok sembarangan, bukannya membuat Fania menyesal, tapi dia justru bersyukur karena tidak memberikan penjelasan apapun pada Ridel. Ridel tak pe
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

156. Ridel memecat karyawan RnB

***** Ridel melangkahkan kakinya memasuki Perusahaan RnB dalam keadaan marah. Tanpa banyak bertanya dia langsung menuju lift khusus bos. Namun, langkahnya langsung dicegat oleh salah satu karyawan. Karyawan yang sering menghinanya, saat sang ayah menurunkan posisi yang menurut sebagian besar karyawan, itu sangat memalukan. "Maaf, lift ini khusus bos. Kalau yang itu khusus karyawan dan tamu!" ujar lelaki itu sambil menunjuk dengan angkuh. Ridel tidak menjawab, tapi langsung berjalan menuju lift yang satunya lagi. Tapi tetap saja masih dicegat oleh karyawan yang sama. "Apa aku salah lift? Bukankah tadi Anda mengatakan kalau ini lift khusus karyawan dan tamu?" tanya Ridel menahan kesalnya. "Benar! Tapi Anda bukanlah karyawan penting dan juga bukan tamu penting! Yang bisa naik ke lantai atas, harus mendapatkan izin langsung dari bos Bernad Liu terlebih dahulu," Karyawan itu tetap pada pendiriannya. "Baiklah kalau begitu saya akan menelpon Pak Alex Smith!" ujar Ridel meng
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

157. Ketika salah meremehkan orang

Mengingat tujuan awalnya pagi-pagi ke Perusahaan, Ridel langsung saja menaiki lift menuju ruangan Alex Smith. Gubrakkk !!! Alex Smith terkejut, ketika Ridel mengebrak meja kerjanya dengan keras. "Apa yang kau katakan pada Fania sampai dia memutuskan mengundurkan diri, ha? Bukan itu saja, kini dia menghilang seperti di telan bumi!" "Mengundurkan diri? Maksudnya?" tanya Alex Smith mengerutkan dahi. Dia bingung. "Sekarang surat pengunduran diri Fania berada di bagian HRD, Brengsek!" "Mana aku tahu? Aku tidak memintanya mengundurkan diri!" "Satu-satunya yang bisa membuatnya pergi hanya satu, Brengsek! Apa kau membongkar identitas asliku? Jawab!" Wajah Alex Smith langsung pucat pasih. Dia tidak menyangka, kalau Fania pada akhirnya mengundurkan diri dan menghilang tanpa jejak seperti yang baru saja dikatakan sang sahabat. "Iya, dia tahu kau pewaris Perusahaan RnB," jawab Alex pelan. "Ternyata dugaanku benar, Fania tahu identitas asliku. Jadi tak ada salahnya kan, kalau
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

158. Ketika Ridel menang taruhan

Walaupun terkejut menemukan kenyataan, kalau David mengenal Ridel tapi tak membuat Fadly gentar. Ya! Dia yakin, tak ada satu pengusaha pun yang mau menolak kerjasama dengan Perusahaan RnB. Cukup lama David terdiam, sampai akhirnya dia memutuskan panggilan telepon secara sepihak. Fadly langsung saja tertawa dan berkata dengan penuh kemenangan, "Hahaha, apa kau pikir mudah untuk menjalin kerjasama? Tidak, Ridel. Kau lihat? Mereka bahkan langsung memutuskan panggilan telepon secara sepihak. Aku yakin, sedikit lagi David pasti akan menelepon ku." Benar saja, belum juga selesai berbicara, tiba-tiba telepon Fadly berbunyi. Ada panggilan video call masuk. "Hai, Pak David," sapa Fadly gembira. "Sebelumnya saya mohon maaf, Pak Fadly. Namun, setelah saya pikirkan matang-matang, sepertinya Bank Fuji tidak pantas menerima tawaran kerjasama dari Perusahaan RnB." Penolakan halus dari David sontak saja membuat seisi ruangan terkejut. Tak terkecuali dengan Alex Smith, juga Bernad Liu.
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

159. Gadis bisu

***** Dua bulan kemudian .... Langkah kaki seorang pria bertubuh pendek, gendut, dengan perut yang membuncit marah-marah kepada salah satu karyawan nya yang ketahuan datang terlambat. Tanpa rasa kasihan pria itu langsung saja melayangkan tamparan keras ke wajah gadis yang berdiri diam dihadapannya. Plakkk !!!!! Plakkk !!!!! Gadis itu hanya diam, tangannya tidak langsung mengelus pipinya yang perih akibat tamparan itu. Gadis itu hanya mampu menundukkan kepalanya. Dia tidak tahu apa yang terjadi, tapi akhir-akhir ini sang bos sering marah. Lima detik saja terlambat, sudah pasti tangan sang bos akan meninggalkan kenangan di wajahnya. Meskipun begitu gadis itu tak punya pilihan, karena restoran itu satu-satunya yang bisa menerimanya bekerja dengan semua kekurangan yang dimilikinya. "Apa ini caramu bersyukur, ha? Aku menerima mu kerja karena kasihan, tapi apa yang kau lakukan? Kau malah sering terlambat, Brengsek!" teriak pria itu emosi. Gadis itu mengeluarkan notes dan
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

160. Tawaran Kerjasama

Apa aku sedang bermimpi? Perusahaan RnB mau menginvestasikan uang ke restoran saya yang kecil ini? Bahkan membangunnya untuk menjadi restoran berkelas? Bukankah letak restoran ini tidak strategis? Pria itu diam mematung, tidak ada satu katapun keluar dari mulutnya. Dia seakan-akan sedang berada dalam dunia mimpi. Ridel menatap pria itu dengan senyuman, dia tahu persis apa yang ada dalam benak pria itu. "Apakah Anda keberatan kalau Perusahaan RnB menginvestasikan dana ke restoran ini?" tanya Ridel menatap sekelilingnya. Restoran yang sebenarnya cukup luas, hanya saja pengaturannya yang tidak tepat sehingga membuat bangunan itu terlihat sempit. "Saya tidak bermimpi kan, Pak Ridel?" Pria itu menampar keras kedua pipinya untuk memastikan kalau itu bukanlah mimpi. "Astaga, Pak. Walaupun bagi Anda ini mustahil, bukan berarti Anda akan menyakiti diri sendiri untuk memastikannya!" Ridel terkejut melihat atraksi nekat pemilik restoran. "Maaf, Pak Ridel. Kenapa Anda justru memilih r
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status