Semua Bab Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi: Bab 11 - Bab 20

55 Bab

Bab 11

11. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Tetap Bersyukur Penulis: Lusia Sudarti Part 11 RATE 18++ *** Hatiku mencelos melihatnya begitu menderita, tak seperti Anak-anak sebayanya yang tak pernah kekurangan. Alhamdulillah buat makan masih ada walau pun ala kadarnya. Jauh dari kata mewah, tapi seenggaknya, tidak kelaparan. Jika keadaan seperti ini terus, aku tak tau, bisa apa tidak aku menyekolahkan Anak-anakku kelak. Yang penting aku dan Suami akan terus berusaha untuk mereka, sampai titik darah penghabisan ....! Huuffft! 'Ya Allah Ya Robb ... berilah sedikit rizqi-Mu untuk kami. AMIIN. Pukul 15:05 saat Suami pulang dari kerja.Aku termenung, apa yang akan kulakukan sekarang ini? Entahlah aku juga tak tau? "Assalamualaikum Ma," ia mengucap salam ketika sampai di depan rumah. "Waalaikumsalam Pa!" kusambut dan kuraih tangannya untukku cium takzim. "Kemana Anak-anak Ma? Kok sepi?" ia celingukan mencari kesana-sini keberadaan Anak-anaknya. "Main Pa!" sahutku dari dalam men
Baca selengkapnya

Bab 12

12. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Jangan Tinggalin Papa Ma Penulis:Lusia SudartiRATE 18++++ Part 12 ***Aku begitu geli melihat tingkah Dewi. Ingin cepat keluar dari persembunyian, tapi kutahan dulu. "S1nt1n9 kamu Wi, bisa-bisa dijadiin besi sama Suci," ucap Endang. Aku mendengarkan dari balik persembunyianku dipinggir jalan dibalik rerimbunan bonsai pagar. "Aku nggak takut Ndang sama Suci," ujarnya sinis. "Oh ya, benarkah? Kamu nggak takut?" seru Endang menatap lekat kearah Dewi yang tersenyum penuh arti. Emosiku semakin tak terbendung, aliran darahku seperti lava panas yang siap meledak dari dadaku. Kedua tanganku terkepal, rasanya ingin sekali aku memberinya pelajaran yang takkan pernah dia lupa. Ku atur nafas, untuk meredakan sedikit amarah yang memuncak.Dengan langkah tegas, kuhampiri mereka berdua. Tentu saja mereka kaget bukan kepalang. Terlebih Dewi sang janda genit, penggoda Suami orang. "Su-Su-Suci ... ," Endang gugup dan ketakutan. Sedang Dewi wajahn
Baca selengkapnya

Bab 13

13. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Maaf, Tolong, Terimakasih Penulis: Lusia Sudarti Part 13 ***"Adek cali Mama, tapi kata Mbak, Mama beli sabun, ya udah Adek main sama Mbak, sekalang Adek pulang," cerocosnya. "Terus, sekarang Adek lapar?" tanyaku. "Iya Adek lapel Ma," ujarnyacsambil bergelayut manja. "Ya udah, Adek makan dulu, habis makan Mama punya hadiah, tapi harus makan dulu," aku mau memberikan hadiah kecil, berupa susu kotak. "Oke, siaap Ma!" ia begitu antusias mendengarkan kata-kataku. Aku dan Suami tersenyum bangga. "Ini makannya!" aku memberikan sepiring kecil nasi, sayur serta tempe goreng. "Adek cuci tangan dulu ya Ma!" katanya sambil berjalan menuju tempat cuci tangan. Aku tersenyum dan mengangguk. Setelah Nayla selesai makan, kedua Kakaknya pulang dari bermain, kemudian mereka pun ikut makan, karena memang sudah waktunya makan siang. "Mbak, Mas, Adek mau di kasih hadiah lho sama Mama, iya kan Ma?" Nayla memberi tau kedua Kakaknya. "Iya Ma ... ?" s
Baca selengkapnya

Bab 14

14. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Kapankah Semua Ini kan Berakhir? Penulis : Lusia Sudarti Part 14*** Sedang Dewi, wajahnya langsung merah melihat perlakuan manis Suami kepadaku.Tanpa pamit ia langsung pergi begitu saja. "Dasar janda gatel," umpat Mbak Mita, yang melihat Dewi nyelonong pulang tanpa pamit. "Hust nggak baik bilang gitu Dek," Mas Cipto menasihati Istrinya. "Biarin aja, memang kenyataannya. Hemm, apa jangan-jangan Mas ada hati ya sama Dewi?" ketus Mbak Mita, dengan wajah yang memerah menahan amarah. "Astagfirrulah Dek, ngomong apa sih? Malu sama Mas Iman dan Mbak Suci!" tegasnya kemudian, ia menatap kami dengan raut wajah memerah. Kami pura-pura tak mendengar dan pura-pura tak melihat. Dalam hati aku membathin, ternyata bukan hanya aku yang tak menyukai sikap Dewi. "Maaf ya Mas, Mbak, kalo suasananya jadi kurang mengenakkan?" ujar Mas Cipto. "Aahh biasa Mas, Istri saya juga suka begitu, malah lebih parah Istri saya Mas, hehehe," seloroh Suamiku, dan
Baca selengkapnya

Bab 15

15. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Selalu Bertahan Penulis: Lusia Sudarti Part 15 *** "Siap Mas, jadi bagaimana nih? Langsung kita selesaikan pembayarannya oke?" sambung bos. "Boleh bos, kebetulan lagi kismin banget nih, hehehe," canda Suamiku disambut gelak tawa bos dan Istrinya.Setelah beres semua dan kami pun berpamitan, setelah Suami berpesan untuk tetap merayen mobil selama 12 jam.Akhirnys kami sampai rumah, aku dan Suami menghitung sisa uang dari bos. Ternyata cukup untuk bayar kontrakan dan beli sembako selama dua minggu. "Ma, ini dibagi-bagi dulu ya, asal cukup untuk makan dan bekal selama kita kerja ditempat baru. Sisanya untuk bayar lampu dan kontrakan!" ujarnya menyerahkan uang hasil kerja. "Iya Pa, alhamdulillah, tetap harus disyukuri seberapa pun itu!" sahutku. Suami mengangguk. *** Kebetulan hari masih siang, saat kami sampai rumah. Anak-anak sedang melakukan aktivitas hariannya, belajar sebentar sepulang sekolah, sementara Nayla tidur siang. Aku ber
Baca selengkapnya

Bab 16

16. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Ujian Belum Berakhir Penulis: Lusia Sudarti Part 16 *** "Ma, tolong percaya Papa ya!" diraihnya tanganku dan digenggamnya hangat. "Udah Pa, Mama nggak mau disentuh Papa, karena tubuh Papa bekas pelukan Dewi!" emosiku kembali memuncak, saat ingat Dewi memeluknya dari belakang. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Teriknya matahari membuatku harus beristirahat di saung yang ada di bengkel. Keringat membanjiri seluruh tubuhku. "Ma, Adek ngantuk, Adek mau bobo ya?" rengek Nayla kepadaku. "Aduhh bidadari Mama ngantuk, ya udah sini bobo, Mama temani dulu!" jawabku sambil menyusun tempat untuk Nayla bobo. "Anak gadis Papa ngantuk ya, Papa kipasin ya!" sahutnya seraya ngipasin Nayla pakai potongan kardus. Tak lama kemudian ia pun terlelap. "Percayalah Ma, Papa nggak akan menyakiti Mama, apa pun yang terjadi," ungkap Suamiku dengan lirih sambil menatapku dengan tatapan sendu. Aku bingung dengan hatiku sendiri, padahal jelas aku meliha
Baca selengkapnya

Bab 17

17. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Ternyata Begitu Lelah Penulis: Lusia Sudarti Part 17 *** "Iya Yar, mau bayar helper nggak sanggup, jadi bawa helper yang gratis," Suamiku membalas candaan mereka, sedang aku pun tersenyum. "Adek juga ikut ya?" tanya Kakak perempuan Yarli. "Iya Wak, Adek ikut," Nayla menjawab sambil tersenyum malu.Membuat semua orang pun tersenyum dan gemas. Sementara aku menyiapkan kunci-kunci, Suami dibantu pemilik mobil membuka dan memeriksa semua kerusakan. Nayla bermain dengan teman barunya.Hari ini ngecek alat apa aja yang perlu diganti. "Yar, ini semua harus diganti, poring dua, satu set ring piston, pak deksel, lem silicon!" ujar Suamiku sambil menunjukkan semua yang perlu diganti. "Oh iya Mas, besok ikut belanja ya Mas?" Yarli mengajak serta Suami. "Oh iya, block juga harus di skrensap, askruk harus ganti," sambung Suami lagi. "Jadi kira-kira berapa Mas biaya semua?" tanya Yarli sembari meneliti alat-alat mobil. "Kalau itu saya nggak
Baca selengkapnya

Bab 18

18. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Motor Mogok Penulis: Lusia Sudarti Part 18**** 'Apa aku harus promosiin ceritaku melalui Author ternama ya?" gumamku. Aku berfikir sejenak. 'Oh iya aku masih punya saldo DANA, cukup untuk promosi lima bab." 'Baiklah, besok akan kuhubungi Author favoriteku untuk promosiin cerita-ceritaku," batinku berucap. Setelah nego, aku pun dibantu mempromosikan ceritaku, alhamdulillah likeku menjadi seribu lebih kurangnya, dan mereka berlanjut ke App. Tapi untuk komen mau pun like di App belum bertambah, hanya pembacanya saja yang mencapai ribuan. Aku menutup Appku, ada nada dering panggilan whatsap. Di layar tertera. Yarli memanggil ....! [Halo Mbak, ada Mamas, saya sedang dalam perjalanan kerumah Mbak] ketika panggilan tersambung. [Ada Om, ini sudah siap kok] jawabku, sementara Suami dan Nayla telah menunggu jemputan dari Yarli. [Oke Mbak] Panggilan pun terputus. "Oom ya Ma?" seru Nayla girang. "Iya Sayang," jawabku. Dan tak lama ke
Baca selengkapnya

Bab 19

19. SEMANGKUK KELAPA PARUT UNTUK LAUK NASI Bingung Bekal Sudah Mau Habis Penulis: Lusia Sudarti Part 19 ***"Mama donk gantian makannya, masa dari tadi Papa aja yang disuap, sedang Mama nggak makan-makan!" suara lembut Suamiku menyadarkan lamunanku. "Oh iya ya, Mama lupa! Habisnya Adek lucu banget sih," ujarku sambil menyuapi Nayla gantian. Kami melanjutkan pekerjaan lagi, setelah beristirahat sebentar.Nayla tidur dibale-bale, karena siang ini sangat panas. Tak terasa hari sudah sore, kami pun bersiap untuk pulang. Dengan langkah gontai, kami menyusuri jalan berdebu. Nayla begitu riang, bernyanyi, berlari-lari kecil seolah tak merasakan capek sama sekali. Di tengah perjalanan. "Pa, bekal kita udah mau habis, mana semua juga udah menipis, beras sekitar lima kilo lagi Pa, minyak setengah kilo, gula masih cukup untuk satu minggu. Nanti sore beli tempe aja dua papan ya Pa?" ujarku. Suami menoleh kearahku. "Atur aja sama Mama, mudah-mudahan lusa kita dapat bayaran dari sisa k
Baca selengkapnya

Bab 20

20. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Kucingku Membawakan Sekotak Nasi Untuk Kami dan Anak-anak Adopsinya. Penulis : Lusia Sudarti Part 20***"Sama-sama Sayang! Ya udah Mbak, Mas dilanjut, maaf mengganggu," Mbak Mita tersenyum lembut kearahku. "Mbak Mita, makasih banyak lho Mbak, saya jadi nggak enak nih, ngrepotin," aku merasa benar-benar tak enak hati. "Tenang Mbak, Mbak nggak ngrepotin kok! Ya udah Mbak, Mas, Adek Tante pamit dulu ya? Da da!" Ia pun menstater motornya dan melaju perlahan menuju rumahnya. "Da da Tante!" Nayla melambaikan tangannya dan tersenyum riang. "Ma, Pa ... Adek mau beli jajan ya?" tanya Nayla sambil menatapku penuh harap. "Iya Sayang, tapi jangan banyak-banyak ya," aku tersenyum melihat ia begitu riang. Dan ada sedih kalau mengingatnya harus ikut sengsara seperti ini. Saat melewati sebuah warung, aku pun menggandeng tangan Nayla untuk membeli jajan yang dimintanya, Alhamdulillah dapat rejeki untuk menyambung hidup. Setelah membayar, kami pun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status