All Chapters of Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi: Chapter 31 - Chapter 40

55 Chapters

Bab 31

31. SEMANGKUK KELAPA PARUT UNTUK LAUK MASI Gali Lubang Tutup Lubang Penulis : Lusia Sudarti Part 31"Aa, ayo buka mulut Sayang!" aku menyuapi Nayla makan dahulu. Setelahnya baru aku. "Enak ya Ma!" seru Nayla. "Tentunya, siapa dulu yang masak," suamiku membusungkan dada. Aku dan Anak-anak tersenyum melihat Suamiku.***Hari-hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Semakin hari semakin sulit, bukan tak ada pekerjaan. Melainkan semua minta waktu. Seperti hari ini, apa pun yang ada dijual untuk menutupi kebutuhan. Hanya untuk sementara, aku termenung sesaat berfikir dari mana lagi untuk makan? Membuka megicom, nasi hanya cukup untuk sarapan dan makan siang. Sorenya dari mana lagi Ya Allah? Lauk pun tak ada, hanya ada satu genggam cabai rawit sisa kemarin. Aku memetik tangkai cabai dan kugoreng. Subhanallah, aku terhenyak saat mengangkat botol minyak sayur yang ternyata juga kosong ... oh Tuhan, nikmat sekali ujian dari-Mu ini. Sampai kapankah engkau menguji kami dengan materi?"
Read more

Bab 32

32. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Mendapat Job Penulis : Lusia Sudarti Part 32Ia mengusap rambutku dan menyelipkan anak rambut di telingaku. "Sabar ya," kedua netranya sedikit berembun menatapku. Anak-anak hanya makan lauk masako seperti Adeknya tadi."Makan Ma, makan Pa," ujar Rani sama halnya dengan Indra. "Iya," jawab kami berdua. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Anak-nak kerumah Mbak Neni, mereka beli beras lima kilogram, beli sabun dan mie instant juga beberapa ribu jajan untuk Nayla. Yang seratus aku bayarin kelistrik. Alhasil hanya tersisa sepuluh ribu.Tak mengapa, yang penting mereka bisa makan seenggaknya untuk lima hari kedepan, nanti difikirin lagi untuk kedepannya. "Pa, sisa sepuluh ribu," ungkapku dengan nada sedih. Aku menatapnya, begitu pun Suamiku. "Iya Ma sabar ya?" katanya lirih. "Tapi kucing kita belum kebeli whiskas." "Nanti kita kasih makan nasi dulu, kalau dapat rejeki kita beliin whiskas lagi," hibur Suamiku. Aku mengangguk. "Ma, makasih Adek dibeliin ja
Read more

Bab 33

33. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Istri Sahabat Suamiku, Mencari Perhatian Suamiku. Penulis : Lusia Sudarti Part 33"Assalamualaikum," terdengar salam dari teras. Aku beranjak keluar melihat siapa yang bertamu disaat hampir magrib begini. "Waalaikumsalam, oh Mbak Desti, tumben kesini?" Ucapku berbasa-basi. "Ayo masuk Mbak," ajakku. "Iya, makasih. Tadi ikut Suami tapi aku inget ada kamu, ya udah aku main dirumah kamu aja. Males ikut kelokasi." jawabnya, ia melangkah masuk mengiringi langkahku. "Kenapa emang nggak mau ikut Mbak? Terus Awang sama siapa?" tanyaku sedikit kepo. "Sama Neneknya Mbak, Suamimu mana Mbak? Adek Nay juga," ia celingukan dan melongok dalam kamar. "Mereka kewarung." "Oh ...!" Suara deru motor berhenti di samping. "Itu mereka pulang," ujarku sambil menatap kearah dapur. "Mama Adek pulang," teriak Nayla dari dapur.Ia berhenti ketika netranya melihat ada yang bertamu di rumah. "Ma, ini pesanannya," teriak Suamiku dari dapur. "Iya taruh aja di
Read more

Bab 34

34. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Istri Sahabat Suamiku Menggoda Suamiku. Penulis : Lusia SudartiPart 34Aku terhanyut dengan lembut dan manisnya belaian Suamiku yang menginginkanku malam ini. Jiwaku terbang melayang, menggapai surga rumah tangga. Setelah menyelesaikan kewajibanku, aku pun tertidur dalam dekapannya.Tok! Tok! Tok! "Mbak, Mas," panggil Desti dan mengetuk-ngetuk daun pintu kamarku. Aku jadi kesal dibuatnya. Ganggu istirahat orang aja," gerutu ku kesal. Di pintu masih terdengar ketukan dan juga panggilan. Aku takut penghuni rumah terbangun.Aku bergegas memungut pakaian yang berserakan di lantai lalu memakainya.Gegas aku membuka pintu kamar. "Ada apa sih, berisik banget. Ini tengah malam lho, perasaan kok kamu nggak sopan banget ya?" cerocosku begitu daun pintu kubuka dan kepalaku nyembul sedikit. Wajahnya langsung terlihat keruh begitu mendengar ucapanku. "Maaf Mbak, saya mau pulang. Ini Suamiku udah kasih kabar?" ia memberanikan diri menatap mataku.
Read more

Bab 35

35. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Kejujuran Suamiku Penulis : Lusia Sudarti Part 35"Mama nggak usah ikut dulu ya?" kasihan Adek, takutnya kecapean. Mama juga belum terlalu sehat," tukas Suamiku. "Iya Pa." "Terus, sebenarnya Mama tadi kenapa? Kok jutek." "Nih, lihat aja sama Papa," aku memperlihatkan wa dari Desti semalam. Suamiku membuka Aplikasi hijau dan membaca chat dari Desti. Raut wajahnya berubah kesal setelah membaca semuanya. "Ya udah biarin aja Ma, nggak usah dibalas lagi, Papa mau berangkat ya Ma. Udah siang," ucap Suamiku. "Baiklah Pa, hati-hati ya?" aku meraih punggung tangannya lalu kucium takzim. Ia mengecup keningku. "Adek, Papa berangkat ya? Adek nggak usah ikut dulu, capek ya!" ia memeluk Nayla, mencium pipinya dengan gemas. "Kenapa Adek nggak ikut Pa?" rengeknya manja. "Istirahat dulu, besok lagi ikutnya," Suami membujuk Nayla sejenak lalu ia pun berangkat dengan mengendarai motor maticnya. Aku duduk kembali setelah mengantarkannya di depan p
Read more

Bab 36

36. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Desti Membuat Ulah Penulis : Lusia Sudarti Part 36"Hayooo, Adek kepo," balas Suamiku sembari mengangkat Nayla dan dibawa masuk untuk di gelitik.Nayla tertawa-tawa karena geli. Aku tersenyum melihat mereka. 'Semoga kami selalu berbahagia. Amiiin," doaku panjatkan kehadirat Allah swt.🥀🥀🥀🥀🥀🥀Tok! Tok! Tok! "Assalamualaikum, Mbak!" dari luar terdengar seseorang mengucap salam.Aku yang hendak mandi mengurungkan niatku. Aku membuka daun pintu. "Waalaikumsalam, siap...," aku menggantung pertanyaanku setelah melihat siapa yang datang.Wajahku berubah kesal. "Masuk, mau apa?" ujarku ketus.Aku memberikan celah untuk Desti masuk. Ya, tamu tak diundang itu Desti dan bertamu jika waktu menjelang maghrib. "Ada perlu apa?" tanyaku datar. "Biasa Mbak, nunggu Suamiku!" jawabnya ringan seolah tanpa beban, dan menjatuhkan bobot dikursi tanpa minta ijin, atau kuijinkan.'Dasar tak tau malu," umpatku dalam hati. "Adek sama Papa dulu ya, Ma
Read more

Bab 37

37. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Aku Terciduk Penulis : Lusia Sudarti Part 37Aku menulis novel baru tentang, seorang Istri yang tega merusak kehidupan rumah tangga sahabat Suaminya. Setelah kuposting ternyata banyak yang like dan komen. Tak terasa waktu menunjukkan jam dua dinihari, kedua netraku pun terasa berat. Akhirnya aku merebahkan diri disisi Suamiku.🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Suara adzan subuh menggema di seantero desa. Aku menggeliat dan mengucek kedua bola mataku yang masih begitu berat. Karena aku tidur hanya dua jam. Kupaksakan untuk bangun dan sholat subuh. Aku membangunkan semua Anak-anakku untuk sholat. Setelah selesai sholat, aku memasak untuk sarapan. Pagi ini mau masak apa ya? Semua udah menipis. Mau bikin sambal aja deh masih ada teri sedikit. Kusiapkan cabai, ikan teri dan bawang.Hanya itu yang tersisa, untuk nanti sore tak tau apa lagi," gumamku. "Ma, Pa ...! Berangkat sekolah dulu ya?" pamit Rani dan Indra ketika mereka selesai sarapan. "Iya! Belajar yang
Read more

Bab 38

38. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Lauk Sambal Singkong Penulis: Lusia Sudarti Part 38"Terus yang diiris kecil-kecil ini buat apa Ma?" tanya Indra, ia duduk disampingku. "Buat disambal Mas," "Lapar Ma, belum mateng ya?" "Belum, tapi masih ada sambal tadi pagi," jawabku.ia lalu mencuci tangan dan mengambil nasi. "Assalamualaikum." "Waalaikum salam." "Aku menatap kerah Rani! Rani pulang sekolah. "Mama masak apa?" Rani mencium punggung tanganku. "Bikin sambal singkong Mbak." "Enak Ma, rasanya kaya sambal kentang," sahut Rani sembari melangkah masuk. "Iya sambal kentang-kentangan," ujarku tersenyum. "Udah mateng Ma?" Indra menghampiriku yang masih mengaduk sambal supaya bumbunya merata. "Udah nih!" aku menuang sambal singkong kedalam mangkuk. Dan kuhidangkan diatas meja. "Ma, pedes nggak?" tanya Nayla. "Enggak terlalu pedas kok Sayang," jawabku. "Adek mau Ma!" "Oke, tunggu ya, Mama ambil nasi buat Adek!" aku beranjak masuk mengambil nasi untuk Nayla.Sedangkan
Read more

Bab 39

39. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Enggak Apa Makan Singkong Ma, Enak Kok. Penulis : Lusia Sudarti Part 39Setelah sholat aku bergegas naik ketempat tidur dan merebahkan diri. Doa tidurku lafazdkan dalam hati. Berharap esok pagi akan lebih baik dari hari ini. Aamiin.Adzan berkumandang, menandakan waktu subuh telah tiba. Aku menggeliat dan mengucek kedua bola mataku, yang terasa berat.Aku duduk sejenak, meregangkan otot-otot agar sedikit mengendur. "Mbak, Mas. Bangun sudah subuh, mandi dan segera sholat, keburu habis waktu!" aku membangunkan kedua Anakku, setelah aku selesai sholat. "Iya Ma," jawab mereka sembari menguap dan mengucek mata. Aku kedapur untuk menghangatkan sisa nasi dan memeriksa persediaan beras. 'Cuma dua mug yang tersisa," gumamku lirih. Tak apa, cukup untuk sarapan dulu. Aku menghangatkan juga sambal singkong, aku membuatnya banyak. Sengaja ... karena hanya itu cabai yang tersisa.Alhamdulillah, cukup untuk dua hari. Rani membantu beres-beres rumah,
Read more

Bab 40

40. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi Merawat Suamiku. Penulis : Lusia Sudarti Part 40"Ini uangnya Mbak, keluarin motornya sana Mas," titahku kepada Indra. Rani mencatat keperluan yang akan dibeli. Ya Allah terimakasih ... Aamiin," syukurku atas nikmat rizqi hari ini.??? Setelah Rani dan Indra kewarung. Aku masuk kedalam kamar kami, bermaksud hendak membangunkan Suami. Tapi alangkah terkejutnya melihat ia begitu pucat, dan suhu tubuhnya panas.Tak terasa luruh air mataku. "Pa, Papa...," aku menyentuh keningnya.Ia mengerjapkan kedua netranya dan menatapku sendu. " Kenapa Mama menangis? Jangan menangis donk, Papa nggak kenapa-napa kok, cuma capek," hiburnya sembari mengusap jejak air mata dikedua pelupuk mataku. Bagaimana aku tidak menangis, karena pahlawan keluarga kami sedang mengalami puncak dari kelelahan mencari sesuap nasi untuk kami. Dan berjuang keras tanpa mengenal lelah, tanpa mengenal waktu, bahkan rela kelaparan disaat bekerja. Hanya demi kami Anak dan Istrinya
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status