17. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Ternyata Begitu Lelah Penulis: Lusia Sudarti Part 17 *** "Iya Yar, mau bayar helper nggak sanggup, jadi bawa helper yang gratis," Suamiku membalas candaan mereka, sedang aku pun tersenyum. "Adek juga ikut ya?" tanya Kakak perempuan Yarli. "Iya Wak, Adek ikut," Nayla menjawab sambil tersenyum malu.Membuat semua orang pun tersenyum dan gemas. Sementara aku menyiapkan kunci-kunci, Suami dibantu pemilik mobil membuka dan memeriksa semua kerusakan. Nayla bermain dengan teman barunya.Hari ini ngecek alat apa aja yang perlu diganti. "Yar, ini semua harus diganti, poring dua, satu set ring piston, pak deksel, lem silicon!" ujar Suamiku sambil menunjukkan semua yang perlu diganti. "Oh iya Mas, besok ikut belanja ya Mas?" Yarli mengajak serta Suami. "Oh iya, block juga harus di skrensap, askruk harus ganti," sambung Suami lagi. "Jadi kira-kira berapa Mas biaya semua?" tanya Yarli sembari meneliti alat-alat mobil. "Kalau itu saya nggak
18. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Motor Mogok Penulis: Lusia Sudarti Part 18**** 'Apa aku harus promosiin ceritaku melalui Author ternama ya?" gumamku. Aku berfikir sejenak. 'Oh iya aku masih punya saldo DANA, cukup untuk promosi lima bab." 'Baiklah, besok akan kuhubungi Author favoriteku untuk promosiin cerita-ceritaku," batinku berucap. Setelah nego, aku pun dibantu mempromosikan ceritaku, alhamdulillah likeku menjadi seribu lebih kurangnya, dan mereka berlanjut ke App. Tapi untuk komen mau pun like di App belum bertambah, hanya pembacanya saja yang mencapai ribuan. Aku menutup Appku, ada nada dering panggilan whatsap. Di layar tertera. Yarli memanggil ....! [Halo Mbak, ada Mamas, saya sedang dalam perjalanan kerumah Mbak] ketika panggilan tersambung. [Ada Om, ini sudah siap kok] jawabku, sementara Suami dan Nayla telah menunggu jemputan dari Yarli. [Oke Mbak] Panggilan pun terputus. "Oom ya Ma?" seru Nayla girang. "Iya Sayang," jawabku. Dan tak lama ke
19. SEMANGKUK KELAPA PARUT UNTUK LAUK NASI Bingung Bekal Sudah Mau Habis Penulis: Lusia Sudarti Part 19 ***"Mama donk gantian makannya, masa dari tadi Papa aja yang disuap, sedang Mama nggak makan-makan!" suara lembut Suamiku menyadarkan lamunanku. "Oh iya ya, Mama lupa! Habisnya Adek lucu banget sih," ujarku sambil menyuapi Nayla gantian. Kami melanjutkan pekerjaan lagi, setelah beristirahat sebentar.Nayla tidur dibale-bale, karena siang ini sangat panas. Tak terasa hari sudah sore, kami pun bersiap untuk pulang. Dengan langkah gontai, kami menyusuri jalan berdebu. Nayla begitu riang, bernyanyi, berlari-lari kecil seolah tak merasakan capek sama sekali. Di tengah perjalanan. "Pa, bekal kita udah mau habis, mana semua juga udah menipis, beras sekitar lima kilo lagi Pa, minyak setengah kilo, gula masih cukup untuk satu minggu. Nanti sore beli tempe aja dua papan ya Pa?" ujarku. Suami menoleh kearahku. "Atur aja sama Mama, mudah-mudahan lusa kita dapat bayaran dari sisa k
20. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Kucingku Membawakan Sekotak Nasi Untuk Kami dan Anak-anak Adopsinya. Penulis : Lusia Sudarti Part 20***"Sama-sama Sayang! Ya udah Mbak, Mas dilanjut, maaf mengganggu," Mbak Mita tersenyum lembut kearahku. "Mbak Mita, makasih banyak lho Mbak, saya jadi nggak enak nih, ngrepotin," aku merasa benar-benar tak enak hati. "Tenang Mbak, Mbak nggak ngrepotin kok! Ya udah Mbak, Mas, Adek Tante pamit dulu ya? Da da!" Ia pun menstater motornya dan melaju perlahan menuju rumahnya. "Da da Tante!" Nayla melambaikan tangannya dan tersenyum riang. "Ma, Pa ... Adek mau beli jajan ya?" tanya Nayla sambil menatapku penuh harap. "Iya Sayang, tapi jangan banyak-banyak ya," aku tersenyum melihat ia begitu riang. Dan ada sedih kalau mengingatnya harus ikut sengsara seperti ini. Saat melewati sebuah warung, aku pun menggandeng tangan Nayla untuk membeli jajan yang dimintanya, Alhamdulillah dapat rejeki untuk menyambung hidup. Setelah membayar, kami pun
21. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Mencari Pinjaman Kembali. Penulis: Lusia Sudarti Part 21 Siapin tisu sebelum membaca ya? "Mpus dari mana nasi ini? Untuk Nayla sama anak-anakmu ya?" digendongnya sembari diusap-usap kepalanya. Mpus pun mengeong-ngeong.*** Aku meraih piring dan memindahkan nasinya dari kotak. 'Meong, meong." Mpus tak berhenti bersuara."Mpus ini ayamnya untukmu, ini untuk anak-anak mu." Aku membagi ayam geprek untuk mpus dan anak-anaknya. Setelah mereka makan, aku menyuapi Nayla," air mataku bak bendungan yang jebol, tumpah tak tertahankan. Terimakasih mpus, terima kasih. Di dalam ketidak berdayaan kami, kau menggantikan Suamiku dan aku mencari makan!" pilu hatiku bagai teriris sembilu. Dengan air mata berlinang-linang, aku memeluk dan menciumi mpusku. "Papa mau nyicip makanan dari mpus?" aku menatap sedih kearahnya. "Dikit aja Ma," jawabnya. Aku suap dengan perasaan campur aduk, air mata tak berhenti menetes, si mpus mendongak kearahku, memperhatik
22. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Ceritaku Penulis : Lusia Sudarti Part 22 *** "Iya, saya menyadari hal itu, tapi Mbak, saya mohon jangan ditinggalin mobil saya ya, saya minta maaf atas kesalahan saya!" suaranya melemah setelah mendengar ucapanku. "Itu tergantung dari Bos, saya sudah bilang dari awal! Saya juga sudah menolak berkali-kali, tapi Bapak selalu memohon dan meminta tolong, karena saya juga manusia Bos, mungkin suatu saat saya juga membutuhkan pertolongan dari Bos, jadi mau nggak mau, saya bersedia.Tapi jangan terhambat dari segi alat, saya nggak bisa terlalu lama menunggu dan tergantung dari mobil Bos, karena Anak-anak saya butuh makan Bos!" ujarku panjang lebar, untuk membuka hatinya, supaya mengerti akan keluhan kami sebagai mekanik. Sejenak ia termenung mendengar keluhanku, dan menoleh kepadaku seraya berkata. "Baiklah Mbak, akan saya usahakan untuk alat-alat yang diperlukan. Dan saya minta notes alat-alat yang akan dibeli Mbak?" sambungnya lagi. "Oke
23. SEMANGKUK KELAPA PARUT UNTUK LAUK NASI Firasat Buruk Penulis : Lusia SudartiPart 23"Mama masak apa?" tanyanya. "Masak sayur bening bayam, sambal ulek sama tempe goreng," "Heem mantap itu, ya udah Papa mandi dulu ya!" ia bangkit untuk mandi.Aku menyiapkan semua untuk makan Suamiku setelah mandi. ***"Anak-anak sudah makan Ma?" tanyanya ketika menerima piring nasi yang kusodorkan. "Alhamdulillah sudah Pa, sebelum Papa pulang tadi mereka makan!" jawabku sambil menghempaskan bobot disampingnya. "Oh iya Pa, tadi Bos Yadi datang kerumah, ia memohon supaya mobilnya jangan sampai ditinggalin karena terkendala dialat-alat." "Heem, terus?" ia berhenti sejenak dan menatapku. "Ya, tadi Mama sedikit keras sih, maksudnya jangan sampai berlarut-larut, karena kita juga butuh makan ....!" aku menjeda sejenak ucapanku. "Ia meminta catatan alat yang mau dibeli, dan memberikan uang dua ratus ribu, katanya buat operasional besok kalau kita ke pool," suami mendengarkan dengan seksama di se
24. Semangkuk Kelapa Parut Untuk Lauk Nasi. Karena Gelisah, Kususul Ke tempat Kerja Penulis : Lusia Sudarti Part 24Selepas kepergiannya, perasaanku bertambah cemas dan gelisah, apa lagi hingga sekarang belum pulang. Detak jantungku seolah berpacu dengan waktu. Aku pun berjalan kesana-kemari. Netraku tak lepas dari jalan yang gelap, menanti kedatangan Suami.*** "Ma, ini hpnya! Adek ngantuk," seru Nayla. "Sini Sayang, bobo disini!" ujarku menepuk pangkuan. Ia pun merebahkan diri dipangkuan. Kuusap lembut kepalanya, ia memejamkan mata dan akhirnya tertidur pulas. Heem kenapa belum pulang juga Suamiku ya? Mungkin nanti bareng Anak-anak pulang ngaji," gumamku seorang diri. Aku membawa Nayla ke kamar, biar enakkan tidurnya. Setelah aku kecup keningnya perlahan, aku menuju teras lagi untuk menanti kepulangan Suamiku. Hati ini masih begitu cemas menunggu kepulangannya! Dari jauh kulihat samar-samar bayangan sedang berjalan kaki, dua orang Anak. Apa mungkin itu kedua Anakku?" lirih ba