Semua Bab Terikat Cinta CEO Posesif: Bab 21 - Bab 30

84 Bab

Bab 21. Persaingan

Nona Marvino memperhatikan Kean yang terus meneguk minumannya berkali-kali. Gadis itu melirik ke arah Allen menyuruh kakaknya untuk menghentikan lelaki itu, tetapi kakaknya justru menolak dan mengatakan bahwa mereka memang harus menikmati pesta. Lino datang menghampiri meja mereka. Dia menghela napas saat melihat Kean yang sudah dalam keadaan mabuk. Lelaki itu duduk dan menyapa Allen beserta Nona Marvino. Melihat kedatangan Lino, terlintas di pikiran Nona Marvino untuk membicarakan tentang proyek kerja sama mereka. Karena Kean sudah diambang batas kesadaran, gadis itu memilih mengajak Lino untuk berdiskusi. Perusahaan Marvino ingin melebarkan sayapnya lebih luas. Mereka ingin membangun beberapa hotel lagi, mereka akan membangun hotel di dekat pantai, agar saat para tamu beristirahat, mereka bisa menikmati keindahan laut dari dalam kamar mereka masing-masing. Dan mereka mempercayakan desain bangunan yang bagus pada Perusahaan Adhlino. "Bagaimana dengan desainnya, Tuan Lino? Apa
Baca selengkapnya

Bab 22. Mulai Beraksi

Pesta mulai sepi karena para tamu pulang bergantian. Lino memapah tubuh Kean memasukkannya ke dalam mobil. Dia menelepon supir sewaan untuk membawanya dan Kean pulang. Dirinya juga tak bisa menyetir karena sedikit mabuk. Setelah supir panggilan datang, mereka langsung pulang. Kean melangkah memasuki apartementnya. Semua lampu belum menyala menandakan bahwa Azelyn juga belum pulang. Lelaki itu melangkah dengan sempoyongan menuju dapur dan mengambil sebotol air putih. Dia langsung meneguknya hingga tersisa setengah. Kean berjalan menuju kamar dan membaringkan tubuhnya di ranjang. Dia memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Pria itu sangat ingin memejamkan matanya, tetapi lagi-lagi dia tak bisa tidur dengan tenang. Kean meraih ponselnya mencoba menghubungi Azelyn, tetapi gadis itu sama sekali tak menjawab panggilannya. Dia mencoba berulang kali dan tetap tak ada jawaban. Kean bangkit lalu kembali berjalan menuju dapur. Dia berniat membuat makanan untuk menghilangkan sedikit ras
Baca selengkapnya

Bab 23. Siapa yang berbohong

Nona Marvino berjalan memasuki kantor bersama dengan Allen. Semua karyawan langsung membungkuk hormat menyambut kedatangan mereka. Saat mereka berdua sudah jauh, beberapa karyawan berbisik karena melihat Nona Marvino yang menggunakan topeng. Allen mengajak adiknya ke ruangannya. Lelaki itu memanggil asistennya untuk mengajak Nona Marvino berkeliling. Gadis itu langsung menurut dan mengekori asisten kakaknya. Sebelum mengajak Nona Marvino berkeliling, gadis yang menjadi asisten Allen itu memperkenalkan diri terlebih dahulu. Dia adalah Wulan yang sudah bekerja sebagai asisten Allen selama 2 tahun. Nona Marvino juga ikut memperkenalkan dirinya secara resmi. Wulan mengajak Nona Marvino mengelilingi perusahaan dan menjelaskannya satu per satu. Setiap ruangan yang di singgahi, para karyawan membungkuk hormat, tetapi saat Nona Marvino pergi dari ruangan itu mereka langsung bergosip. Banyak yang menggosipkan tentang Nona Marvino yang menggunakan topeng. Ada yang bergosip menduga-duga
Baca selengkapnya

Bab 24. Membuat Keputusan

Semua orang yang berada di dalam ruangan terkejut mendengar ucapan Nona Marvino. Elena langsung mengambil desain miliknya dan Laura. Dia melihat desain mereka memang benar-benar sangat mirip. Elena merasa syok karena desain ini adalah desain yang dia buat saat sekolah, hanya dia sendiri yang mengetahui ini. Dia menggunakan desain ini karena sangat cocok dengan proyek Perusahaan Marvino sehingga merevisinya kembali. Elena melirik ke arah Laura yang duduk diam tak merespon. Bram merebut desain itu pada Elena dan melihatnya. "Elena, apa kamu mengambil desain milik Laura?" tanya Bram menatap tajam pada gadis itu. "Tidak! Saya membuat desain ini saat sekolah lalu menggunakannya sekarang," jelas Elena membela diri. Laura tiba-tiba menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Beberapa detik kemudian dia mendongakkan kepala melihat Elena sambil menangis. "Tapi aku juga membuat desain ini setelah mendengar kriteria dari Perusahaan Marvino. Aku bahkan menanyakan pada Bram dan meminta sarann
Baca selengkapnya

Bab 25. Informasi yang didapatkan

Kean mendapatkan informasi dari asistennya tentang masalah yang terjadi di Perusahaan Marvino. Dirinya tak menyangka bahwa akan ada kejadian seperti itu. Lelaki itu menyuruh Lino untuk menghubungi pihak Perusahaan Marvino agar meluangkan waktu untuk bertemu. Kean melanjutkan memeriksa berkas yang menumpuk di mejanya. Sesekali dia melirik ke arah ponselnya, sampai sekarang Azelyn belum menghubunginya lagi. Sudah waktu jam makan siang, tetapi gadis itu belum juga kembali. Kean tak bisa fokus pada pekerjaannya karena memikirkan Azelyn. Dia khawatir dengan keadaan gadis itu. Lelaki itu memutar-mutar kursinya mencoba menjernihkan pikiran. Lino masuk ke dalam ruangan dan mengatakan bahwa karyawan mereka sudah kembali. Kean menyuruh semuanya menghadap ke arahnya untuk melaporkan apa yang terjadi. 10 karyawan itu memasuki ruangan, mereka semua menunduk menyesali kesalahan. Bram meminta maaf karena tidak memeriksa dengan teliti berkasnya terlebih dahulu sebelum menyerahkan pada Perusah
Baca selengkapnya

Bab 26. Akting

Informasi yang tak kalah penting Kean dapatkan adalah bahwa alasan Azelyn diceraikan karena ada hubungan gelap antara Kevin dan Laura. Kini Kean mengerti arah percakapan Kevin dan Laura di pesta malam itu. Kean memilih merebahkan tubuhnya di sofa untuk menenangkan pikirannya. Terlalu banyak hal yang harus dia pikirkan hari ini. Tiba-tiba pesan dari Lino masuk, lelaki itu mengirimkan video hasil pemeriksaan CCTV-nya. Kean langsung menonton rekaman itu. Lelaki itu memanggil Laura dan Elena untuk datang ke ruangannya. Kean memainkan jari-jarinya sambil memandangi Elena dan Laura secara bergantian. Tak ada yang berbicara satu pun. Ruangan terasa sangat hening, hanya ada suara dari jari-jari Kean yang bersentuhan dengan meja. "Apa kalian tahu maksud dari memanggil kalian ke sini?" tanya Kean menatap dingin pada mereka berdua. Laura dan Elena hanya menunduk takut untuk berbicara. "Siapa di antara kalian yang mencuri desain milik rekan sendiri? Apa tak ada yang ingin mengaku?" tanya K
Baca selengkapnya

Bab 27. Khawatir

Elena melepaskan pelukan Laura di kakinya lalu menuntunnya untuk berdiri. "Baiklah, aku tak akan membuat Pak Kean memecatmu, aku hanya akan meminta pada Pak Kean untuk memberikanmu diskors," ucap Elena sambil menatap kasihan pada Laura. Mendengar itu Laura langsung memeluk Elena erat dan berterima kasih berkali-kali. Di balik pelukannya, gadis itu tersenyum licik karena berhasil mengambil simpati dari Elena. Meski Laura mengambil desainnya, tetapi Elena berhasil mendapatkan proyek itu bahkan juga berhasil menjadi pemimpin dari proyek tersebut. Elena merasa bersyukur karena Perusahaan Marvino memberikan penilaian secara netral dan adil. Gadis itu ingin berterima kasih pada Nona Marvino di lain kesempatan. Sesuai perkataan Elena, Kean hanya memberikan diskors pada Laura dan juga mengeluarkan gadis itu dari proyek yang sedang dia kerjaan. Walau berhasil mengambil simpati dari Elena, tetapi Laura tak bisa membuat Kean berpihak padanya. Laura terpaksa harus merelakan semua proyekny
Baca selengkapnya

Bab 28. Syarat kontrak dihilangkan

"Apa? Apa maksudmu merubah kontrak?" tanya Azelyn semakin bingung. Kean masih terdiam tak berbicara lagi membuat gadis itu kesal. Azelyn menatap wajah Kean mencoba menyuruh lelaki itu kembali berbicara. Kean menopang dagunya melihat wajah kesal gadis itu. "Aku ingin mengubah kontrak dan menghilangkan syarat yang kamu ajukan dulu," ucap Kean yang langsung membuat Azelyn melotot tak percaya. "Bagaimana bisa syaratnya dihilangkan! Padahal kamu sudah setuju dengan itu!" protes Azelyn tak setuju dengan keinginan Kean. "Memang, tapi syarat itu membuatmu bersikap seenaknya. Bukankah aku bilang kamu harus hadir saat itu juga saat kupanggil? Tapi kamu mematikan ponselmu dan menghilang seharian. Apa kamu pikir aku akan melepaskanmu begitu saja?" tegas Kean menatap dingin pada Azelyn. Lelaki itu mendekatkan tubuhnya pada Azelyn dan mengangkat dagu gadis itu dengan jari telunjuknya. "Hukumanmu adalah kamu harus berada di bawah kendaliku. Aku akan tetap membantumu membalas dendam, tetapi se
Baca selengkapnya

Bab 29. Hubungan yang terikat

Lino berjalan menuju ruangan Kean sambil membaca berkas yang akan dia berikan pada lelaki itu. Dia mengetuk pintu ruangan, tak ada suara Kean yang menyuruhnya masuk. Pria itu tak terlalu memikirkannya dan memegang gagang pintu untuk segera masuk. "Pak Lino!" panggil seseorang membuat Lino mengurungkan niatnya membuka pintu. Orang yang memanggil Lino adalah satpam penjaga pintu utama perusahaan. Penjaga itu mengatakan bahwa seseorang mencarinya dan menyuruhnya keluar Lino bingung siapa yang mencarinya tanpa menghubunginya lebih dulu. Karena penasaran, Lino menunda untuk memberitahu Kean tentang kesepakatan bersama Perusahaan Marvino dan pergi menemui orang yang mencarinya. Penjaga itu membawa Lino ke sebuah mobil yang terparkir di depan perusahaan. Lino berjalan menghampiri mobil itu dan mengintip dari kaca mobil mencoba melihat siapa yang berada di dalam mobil tersebut. Seorang wanita dengan kacamata hitamnya duduk dengan anggun di kursi penumpang. Wanita itu membuka kacama
Baca selengkapnya

Bab 30. Pernyataan sekali lagi

Azelyn berjalan keluar ruangan dan tak sengaja bertemu dengan Lino yang baru saja memasuki ruangan. Gadis itu menatap kesal pada Lino, dia marah karena pria itu terlambat masuk ke ruangan. Seandainya saja Lino masuk lebih cepat, pasti hubungan panas itu tak akan terjadi. Lino bingung dengan tatapan yang ditujukan Azelyn padanya. Lelaki itu berjalan memasuki ruangan dan terkejut melihat sahabatnya yang bertelanjang dada. Pikiran Lino mulai bekerja, dia bisa menebak apa yang terjadi di ruangan ini. Lino tertawa kecil mengingat beberapa waktu lalu dia berniat masuk, untungnya Reliza memanggilnya sehingga dia gagal menghentikan aktivitas mereka berdua. Lino menepuk bahu Kean sambil memberikan ucapan selamat pada sahabatnya itu. Kean hanya tersenyum tipis sebagai jawaban. Dia mengambil air mineral yang berada di meja kerjanya lalu meneguknya hingga tersisa setengah. "Kenapa kamu ke sini?" tanya Kean sambil kembali memakai kemejanya. "Aku hanya ingin memberikan informasi beberapa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status