Home / CEO / Terikat Cinta CEO Posesif / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Terikat Cinta CEO Posesif: Chapter 51 - Chapter 60

84 Chapters

Bab 51. Pertemuan yang dijanjikan

Laura melihat sekeliling ruangan, sudah jam 10 malam, tetapi pekerjaannya baru saja selesai. Gadis itu merenggangkan tubuhnya sebelum merapikan meja kerjanya. Gadis bermata coklat itu mencoba menghubungi Kevin. Mencoba mencari tahu apakah pria itu akan mengangkatnya atau tidak, tetapi nomornya tak bisa dihubungi. Sepertinya pria itu sedang menikmati waktunya bersama karyawan wanita tadi. Laura bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar ruangan. Tak sengaja dia bertemu dengan Rian yang baru saja akan masuk ke dalam lift. Pria itu mempersilahkan Laura untuk masuk lebih dulu. "Kenapa belum pulang?" tanya Rian sambil melirik ke arah Laura. Gadis itu terdiam sebentar lalu mengalihkan pandangannya pada Rian. "Aku gak punya teman pulang, apa kamu mau mengantarku?" tanya Laura sembari menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Rian mengangkat sudut bibirnya lalu merangkul Laura sebagai jawaban. Mereka pergi ke lantai basemen untuk mengambil mobil Rian yang terparkir kemudian pergi me
Read more

Bab 52. Apa Rencana Kevin Berhasil?

Setelah mendengar perkataan Nona Marvino, Kevin terdiam sebentar kemudian menyeringai. Pria itu langsung menghilangkan kecurigaan yang terlintas di benaknya sejak tadi. Dia pikir khayalannya tak masuk akal dan memilih untuk tak terlalu memikirkannya lagi dan fokus pada Nona Marvino yang berada di hadapannya sekarang. "Apa kamu siap menghabiskan waktu bersamaku, Nona?" ucap Kevin sambil mengambil minuman juicenya di meja. Kevin mengangkat gelasnya lalu menyeruputnya hingga tersisa setengah. Nona Marvino membalas itu kemudian meneguk winenya hingga habis. Mereka berdua kembali berbicara prihal bisnis yang akan menjadi proyek kerjasama antara perusahaan Adhlino dengan perusahaan Marvino. "Maaf karena mengatakan ini, tapi aku bukan pilihan yang tepat untuk membicarakan ini, karena aku tidak termasuk ke dalam karyawan yang menjalani proyek itu," ucap Kevin sambil memainkan gelasnya. "Mungkin jika aku masuk ke dalam kerjasama proyek, kita bisa membicarakannya dengan nyaman," lanju
Read more

Bab 53. Hari Berkencan

Kevin melirik ke arah empat orang lelaki bertubuh kekar dan memakai jas hitam datang menghampirinya. Salah satu pria itu menggenggam lengannya erat membuatnya merasa kesakitan. "Aku ingin mengantar temanku, apa masalah kalian?" ucap Kevin dengan suara keras. Salah satu pria itu merebut Nona Marvino dari gendongan Kevin membuat pria itu berdecak kesal. "Sebenarnya siapa kalian? Kenapa dengan sembarangan menyentuh temanku!" teriak Kevin sambil berusaha merebut Nona Marvino, tetapi salah satu pria itu menghentikannya. "Kami akan membawanya pulang. Anda bisa pergi sekarang, Tuan," ucap pria itu dengan suara berat. Kevin melototi mereka satu per satu. Dia memperhatikan penampilan mereka semua, memakai setelan hitam, tubuh yang kekar, dan memakai earpiece di salah satu telinga mereka."Apa kalian pengawal?" tanya Kevin dengan penuh selidik."Benar, kami pengawal Nona Marvino, jadi Anda bisa pergi sekarang," jawab salah satu pria itu lalu menggendong tubuh Nona Marvino keluar dari resta
Read more

Bab 54. Berkencan

"Setelah semalam kamu meninggalkanku, aku minum sampai mabuk. Karena tak bisa menyetir, aku memilih tidur di dalam mobil dan terbangun oleh telpon darimu," jelas Kevin mencari alasan yang bagus. Penjelasan itu diterima begitu saja oleh Nona Marvino membuat Kevin menghela napas lega. Gadis itu bangkit dari duduknya lalu berjalan mengajak Kevin keluar dari restauran. "Kita mau ke mana?" tanya Kevin mengekor di belakangnya. "Tentu saja berbelanja. Kamu gak mungkin kencan pakai baju semalaman, kan?" tanya Nona Marvino sambil tersenyum. Nona Marvino mendekatkan wajahnya ke arah tubuh Kevin dan sedikit mencium bau baju Kevin yang tercampur oleh parfum seseorang. "Lihat! Baumu menyengat sekali, tapi aku gak tahu bau minuman apa itu," ucap Nona Marvino sedikit penasaran. Mereka mengendarai mobil meninggalkan restauran dengan cepat. Beberapa mobil hitam di belakang mengikuti mobil Kevin membuat pria itu sesekali melihat ke kaca spion. Nona Marvino mengikuti arah pandangan Kevin
Read more

Bab 55. Perdebatan

Lino datang memasuki ruangan Kean sambil membawa berkas untuk mendiskusikan tampilan dekorasi di perusahaan nanti. Mereka ingin mengadakan pesta yang besar dan mengundang banyak pengusaha lain. Pesta ini diadakan bertujuan untuk menjalin kerjasama dengan lebih banyak perusahaan lainnya. Pesta ini juga akan didekorasi seindah dan sesempurna mungkin agar semakin banyak pembisnis yang ingin berinvestasi di perusahaan Adhlino. Lino memperhatikan Kean yang terus membolak-balikkan lembaran berkas dengan ekspresi kesal. Tak biasanya dia melihat Kean tidak fokus seperti itu sedangkan sejak dulu pria itu selalu fokus ketika menyangkut pekerjaan. "Ada apa denganmu?" tanya Lino membuat Kean berhenti bergerak. Kean menutup berkas itu kasar lalu bangkit dari tempat duduknya. Dia berjalan menuju gantungan jasnya kemudian memakainya dan mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja kerja. "Aku keluar sebentar, tolong selesaikan semuanya," pinta Kean sembari berjalan keluar ruangan tanpa me
Read more

Bab 56. Imbalan pertama

Kean mengangkat sebelah alisnya melihat ekspresi Nona Marvino yang tak bisa dia baca. Dirinya juga sedikit tak mengerti maksud dari ucapan gadis itu, begitu juga dengan Kevin yang hanya bisa mendengar tanpa tahu arah pembicaraan dua orang yang berada di hadapannya. Tanpa mereka bertiga sadari, sedari tadi mereka menjadi pusat perhatian di cafe. Bagaimana tidak, dengan dua pria tampan duduk di meja yang sama bersama seorang wanita yang memakai topeng unik, siapa yang tidak memperhatikan? Nona Marvino menyadari itu, setelah menghabiskan minumannya dia bangkit dari kursi untuk pergi dari tempat itu. "Sepertinya kamu memiliki kesibukan yang lain, Tuan Kean," ucap Nona Marvino sembari melirik Kean yang terus memperhatikan ponselnya. "Kalau begitu aku izin undur diri lebih dulu dari tempat ini," lanjutnya sambil membungkuk hormat. "Benar, aku sedang sibuk mencari karyawan yang kabur," lirih Kean sambil memijat pelipisnya. Nona Marvino mengangkat sebelah alisnya bingung, dia meliri
Read more

Bab 57. Pria yang berbahaya

Tinggal sehari lagi pesta akan diadakan. Beberapa pelayan yang diberikan tugas sibuk berlalu lalang mempersiapkan seluruh meja yang berada di ruangan. Dekorasi pesta benar-benar dibuat dengan megah sehingga siapapun yang melihatnya nanti akan langsung takjub dengan tampilan itu. Apalagi yang mendesain pesta ini adalah Kean sendiri, pendiri perusahaan termuda dan juga mendapatkan posisi sebagai pendesain terbaik di tahun ini mengalahkan beberapa perusahaan dari berbagai negara. Awalnya Kean berniat membuat pesta untuk perayaan proyeknya dengan Perusahaan Qazlion. Namun, dia memikirkan kembali dan mengubah rencananya seminggu yang lalu menjadi pesta besar-besaran dan mengundang banyak pihak. Kean tak tanggung-tanggung mengeluarkan biaya besar untuk mengadakan pesta ini demi memikat banyak investor nanti. Di tengah kesibukan para karyawan, Azelyn berjalan hati-hati memasuki perusahaan.
Read more

Bab 58. Rencana Laura

Azelyn membersihkan lantai aula pesta sendirian tanpa bantuan siapapun. Dia menarik kemejanya dan menguraikan rambutnya agar menutupi area leher yang memiliki banyak bekas akibat ulah Kean. Lagi-lagi pria itu melanggar kontrak untuk ketiga kalinya membuatnya penuh dengan amarah. "Dasar pria brengsek!" Azelyn melirik tajam ke arah Kean yang sedang memperhatikannya dari lantai dua. Pria itu mengangkat sudut bibirnya seperti sedang mentertawakan dirinya. Gadis bermata biru itu memilih untuk fokus membersihkan dan mempersiapkan ruangan pesta karena besok adalah puncak pesta tersebut. Dia menyapu lantai kemudian lanjut mengepel dan memasang alas meja satu per satu. Meja yang berada di dalam ruangan sekitaran ada 100, belum lagi ada di lantai dua dan tiga. Azelyn memilih langsung membawa semua alas meja itu dengan troli kemudian berkeliling dengan mendorong itu untuk memasangnya. Azelyn sama sekali tak merasa lelah. Dia justru bersemangat karena bekerja sendirian. Kean menyilang
Read more

Bab 59. Hari Pesta

Azelyn mengerjapkan mata beberapa kali mencoba mengembalikan fokusnya. Dia bisa merasakan kepalanya sedang bersandar di bahu seseorang. "Siapa yang memiliki bahu ini? Kenapa tubuh ini terasa familiar, ya?" gumam Azelyn sambil menggerakkan tangannya mencoba meraba tubuh pria itu. Azelyn bisa tahu dari tubuhnya bahwa dia adalah seorang pria yang memiliki bahu lebar serta memiliki otot yang kekar. Tak sengaja Azelyn meraba dan menyentuh dada pria itu, jantungnya langsung berdegup dengan kencang dan mencoba menahan napas takut pria itu akan menyadari aksinya. . Azelyn ingin mengangkat kepalanya, tetapi kepala dari orang yang dia sandar ini berada di atasnya. Beberapa menit kemudian seseorang yang berada di sampingnya itu tersadar, dirinya segera berpura-pura masih tertidur. Kean membuka matanya kemudian melirik ke arah samping, Azelyn masih tertidur di bahunya. Dia melirik jam tangannya, sudah pukul dua belas malam. Tanpa membangunkan Azelyn, Kean langsung bangkit sambil m
Read more

Bab 60. Pesta dan Rencana Laura dimulai

Azelyn mencoba menggerakkan pandangannya ke kiri dan ke kanan, semuanya terlihat gelap. Sepertinya ketika dia kehilangan kesadaran tadi kepalanya langsung di tutupi kain. Azelyn bisa merasakan bahwa ikatan di pergelangan tangannya di lepas. Dia merasa bingung mengapa dirinya diculik tapi sekarang dilepas begitu saja. Terakhir, mereka membuka penutup wajah Azelyn. Dia mengerjapkan mata mencoba memfokuskan penglihatannya kembali. Hal yang pertama kali Azelyn lihat adalah kaki seseorang yang memakai sepatu hitam berdiri di hadapannya sekarang. Ukuran sepatu itu terlihat milik seseorang yang sangat familiar untuknya. Gadis bermata biru itu mencoba mendongak untuk melihat apakah pria yang berdiri di hadapannya sekarang ini adalah orang yang dia kira. Seperti tebakannya, benar, orang yang berdiri di hadapannya sekarang adalah Kean. "Kean?...," lirih Azelyn bingung dengan maksud dari semua ini. Kean menyunggingkan senyum sambil memandangi Azelyn yang masih terduduk di kursi. Gadis itu
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status