Semua Bab Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi: Bab 221 - Bab 230

266 Bab

Cerita Arum

“APA!!!??” seru Arum.Ia sangat terkejut saat Danu berkata seperti itu. Memang sebelumnya Arum tahu jika Danu katanya pembunuh Anjani. Itu pun diketahui Arum dari berkas yang diberikan Dokter Sandy tempo hari. Bahkan gara-gara itu, Arum minta bantuan Tuan Arya untuk mengusut kasus Anjani. Dia tidak percaya jika Danu pembunuhnya.Danu mengangguk sambil menatap Arum dengan lesu.“Iya, Arum. Aku yang membunuh sahabatmu, Anjani. Aku minta maaf, tapi kejadian malam itu memang di luar kuasaku,” ucap Danu.Arum hanya diam membisu dengan mata yang menatap tajam ke arah Danu.“Aku sedang kacau malam itu, Papa tiba-tiba memberitahu akan menikah dengan Tante Lani. Padahal saat itu Mama baru satu tahun meninggal. Aku berpikir jika Papa juga akan menyingkirkanku. Aku benar-benar kacau.”Danu memulai ceritanya dan Arum hanya membisu dengan telinga tegak mendengarkan.“Saat itu usiaku masih 16 tahun. Aku kel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Satu Persatu Terselesaikan

“Saya datang ke sini berhubungan dengan surat panggilan dari kantor polisi semalam, Pak,” ujar Danu.Pagi ini, dia bersama Arum datang ke kantor polisi untuk memenuhi panggilan semalam. Seorang petugas polisi tampak menganggukkan kepala.“Namun, ada satu hal lagi yang harus Anda tahu, Pak.” Kini Arum yang bersuara.Petuga polisi itu menoleh ke Arum.“Ada apa lagi, Nyonya? Kalau berdasarkan surat ini, suami Anda harus mendekam di kantor polisi untuk melakukan proses penyelidikan,” urai petugas itu.“Penyelidikan apa?” sergah Arum.“Tentu saja penyelidikan kasus tabrak lari yang dilakukan suami Anda, Nyonya.”Arum berdecak sambil menggelengkan kepala. Sementara Danu hanya menatap Arum dengan sendu.“Pak, biar saya jelaskan. Saya tidak pernah ---”Belum sempat Danu menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba sebuah langkah berat mendekat. Arum dan Danu menoleh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Musuh yang Marah

“Dokter Sandy!!” seru Arum.Danu langsung berdecak sambil tersenyum sinis ke arah Dokter Sandy. Ia masih kesal saat mengingat ucapan terakhir Dokter Sandy padanya tempo hari di telepon.“Kita bertemu lagi, Tuan!” Kini Dokter Sandy menyapa Tuan Arya dan Tuan Simon.Tuan Arya dan Tuan Simon hanya tersenyum sekilas sambil menganggukkan kepala. Sementara Danu masih bergeming di posisinya dan kini semakin menggenggam erat tangan Arum. Dokter Sandy melihat reaksi Danu dan hanya tersenyum masam.“Kamu sendiri ngapain ke sini? Sengaja membuntuti kami?” sergah Danu.Ia tahu jika tempo hari Dokter Sandy membuntuti Arum. Danu tahu dari Beni, orang suruhannya.“Akh … Anda terlalu curiga pada saya, Tuan. Saya ke sini untuk menyerahkan berkas Nona Nadia. Bukankah mulai hari ini penyelidikannya akan diusut lagi. Jangan-jangan Anda ke sini juga untuk hal itu.”Danu tidak menjawab hanya melirik Do
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Rencana Jahat Dua Musuh

“Apa ini?” tanya Tuan Rafael.Keesokan harinya usai melakukan panggilan dengan Nyonya Lani. Tuan Rafael bertemu dengannya di sebuah kafe. Nyonya Lani langsung menyodorkan sebuah botol kecil ke arah Tuan Rafael.“Itu adalah benda yang dapat membantu kita, Tuan,” jawab Nyonya Lani.Tuan Rafael mengangkat alisnya satu sambil menatap tajam ke arah Nyonya Lani. Ia mengambil botol kecil itu dan membacanya.“Vitamin?” Tuan Rafael semakin menunjukkan keterkejutannya. Sedangkan Nyonya Lani malah tersenyum melihat reaksinya.“Botolnya bertuliskan vitamin, tapi isinya bukan. Saya sudah mengganti semuanya.”Tuan Rafael menghela napas panjang.“Lalu mau Anda berikan kepada siapa? Arum atau Danu? Lalu bagaimana kalau mereka benar-benar mati setelah meminumnya. Polisi akan mengetahui lebih dulu penyebabnya dan tentu saja Anda bisa langsung ditangkap, Nyonya.”Nyonya Lani tertawa mendengar penjelasan Tuan Rafael.“Anda polos sekali, Tuan. Memang benar yang Anda katakan, tapi asal Anda tahu cara ini s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Berita Bahagia Dari Arum

“Apa, Mas?” jawab Arum.Ia sangat terkejut saat tiba-tiba Danu keluar dari kamar mandi, urung mandi malah berdiri tegak di depannya. Danu terdiam, bahunya naik turun mengolah udara dengan tatapan mata elangnya nan tajam.Arum terlihat bingung dan memperhatikan Danu dengan seksama. Hingga perlahan Danu menunjukkan sebuah test pack yang baru ia temukan di laci vanities. Mata Arum menunjukkan keterkejutan dan itu ditangkap oleh Danu.“Ini punyamu, kan?” tanya Danu.Arum tidak menjawab hanya berulang menelan saliva sambil menatap tanpa kedip ke arah Danu. Cukup lama mereka saling diam, hingga akhirnya Danu berjalan mendekat dan duduk di tepi kasur. Matanya menatap Arum dengan sendu.“Kamu … hamil, Sayang?”Arum menarik napas panjang, membalas tatapan Danu dengan senyuman kemudian mengangguk. Seketika sebuah senyuman terkembang indah di raut tampan Danu. Matanya berkaca-kaca lalu berhambur memeluk Arum.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Perlahan Diasingkan

“Lani!! Kamu apa-apaan?” seru Tuan Prada.Ternyata sosok yang mendekat itu adalah Nyonya Lani. Di sebelahnya tampak Citra berjalan dengan santai. Mereka berdua mengenakan pakaian yang glamour. Sepertinya baru saja menghadiri sebuah acara penting.Nyonya Lani tersenyum sekilas ke Tuan Prada kemudian menatap Arum yang duduk tak jauh dari tempatnya berdiri. Mata Nyonya Lani kini menelisik Arum dengan seksama kemudian berhenti saat matanya tertuju ke perut Arum.“Apa benar anak yang kamu kandung itu anak Danu, Arum?” tiba-tiba Nyonya Lani bersuara seperti itu.Seketika Danu terperangah mendengar ucapan ibu tirinya. Ia bahkan bersiap berdiri. Namun, tangan Arum lebih dulu mencegah dan menenangkan Danu.Danu melirik sekilas dan menganggukkan kepala. Ia menurut dan kembali duduk tenang di samping Arum.“Lani, kamu jangan asal ngomong. Mana mungkin itu bukan anak Danu.” Kini malah Tuan Prada yang membelanya.Nyonya Lani berdecak kemudian memilih duduk di sebelah Tuan Prada. Ada Citra juga yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Bukan Keputusan Terlambat

“Gak, Ma. Aku gak mau. Aku gak mau jadi gembel dan jatuh miskin,” ucap Citra.Dia tampak panik dan ketakutan. Nyonya Lani hanya tersenyum menyeringai.“Terus kita harus gimana, Ma? Hans juga kenapa belum bergerak, katanya dia punya cara untuk menjatuhkan Arum. Mana buktinya?”Nyonya Lani menarik napas panjang sambil menatap Citra dengan kesal.“Jaga mulutmu, Citra!! Jangan keras-keras kalau bicara. Kamu mau rencana kita gagal?”Citra terdiam sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. Bersamaan matanya tampak beredar memperhatikan sekitar. Ia lupa jika sedang berada di rumah dan tentu saja para penghuni rumah ini lebih memihak kepada majikannya dari pada dia.“Ayo, kita ke kamar! Ada banyak hal yang harus kita bicarakan di sana.”Nyonya Lani bangkit lebih dulu diikuti Citra. Mereka berjalan dengan tergesa dan masuk kamar dengan bunyi pintu yang bedebam. Tanpa mereka sadari ada yang sejak dari tadi memperhatikan gerak gerik ibu dan anak itu dengan seksama.Sementara itu, Danu, Arum da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Menunggu Mentari Bersinar Lagi

“Cerai??!!” tanya Danu dan Arum secara bersamaan.Tuan Prada tersenyum sambil menganggukkan kepala. Pria paruh baya itu kini terdiam lama sambil menatap Danu dan Arum secara bergantian. Danu yang pertama kali tersenyum sambil menyentuh tangan papanya.“Jujur, aku sangat lega mendengarnya, Pa. Meski perceraian kadang diartikan dengan kesedihan, tapi aku bahagia mendengarnya.”Tuan Prada langsung tersenyum lebar sementara Arum hanya diam, tidak berkomentar. Tentu saja reaksi Arum mendapat perhatian Tuan Prada kali ini.“Kamu tidak suka Papa bercerai dengan Mama Lani, Arum?”Arum buru-buru menggelengkan kepala.“Tidak, Pa. Apa pun keputusan Papa, saya setuju saja. Hanya saja, apa Mama sudah tahu mengenai ini?”Tuan Prada berdecak, menautkan kedua tangan sambil menggelengkan kepala.“Tidak. Aku sengaja tidak memberi tahunya. Sengaja Papa mengurus semuanya dengan diam-diam, bahka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Mendapat Serangan

“Selamat pagi, Tuan Arya. Apa yang bisa saya bantu hari ini?” tanya Arum.Hari itu, baru saja sampai kantornya Arum sudah mendapat panggilan dari Tuan Arya. Tuan Arya di seberang sana tersenyum saat mendengar suara Arum.“Ada beberapa hal yang ingin ditanyakan Tuan Simon. Apa kamu ada waktu hari ini?”Arum terdiam sejenak sambil menatap Lisa yang baru saja masuk ke ruangannya.“Eng … tunggu sebentar. Saya lihat jadwal saya dulu, nanti saya beri kabar lagi, Tuan.”“Iya, baiklah. Saya akan menunggu. Tolong, kabari saya secepatnya, ya!!”Arum mengangguk, tapi tentu saja gerakannya itu tidak terlihat oleh Tuan Arya. Tuan Arya sudah mengakhiri panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Arum.“Lisa, apa saja jadwalku hari ini?” Kini Arum sudah mengalihkan pertanyaan ke Lisa.Lisa menghentikan langkahnya, berdiri di depan meja Arum sambil memeriksa tablet yang ia bawa.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Membuka Kenangan Menyakitkan

 “SIALAN!! BERENGSEK!!!” maki DanuIa meremas foto itu dan melemparnya ke lantai. Budi hanya diam mengamati dan tidak berani mengambil foto yang sudah lecek itu.“Cari tahu siapa pengirimnya!! Akan aku cincang habis jika ketemu!!!” sergah Danu penuh amarah.Budi hanya diam sambil berulang menganggukkan kepala. Tanpa berkata apa-apa lagi, Danu berjalan keluar ruangan. Sementara Budi langsung merunduk, mengambil foto yang baru saja diremas Danu. Ia sangat penasaran mengapa bosnya semarah itu usai melihat foto tersebut.Pelan, Budi membuka foto tersebut dan langsung tercengang. Ia melihat Arum sedang digendong oleh asisten Tuan Arya. Arum tampak terlelap dalam gendongan asisten Tuan Arya. Sementara Tuan Arya berjalan di sisinya melirik Arum dengan tatapan penuh arti.Budi makin penasaran dan melihat ke dalam amplop. Di sana masih ada beberapa foto interaksi Arum dan Tuan Arya. Mereka tampak saling mengobrol di sebu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2122232425
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status