All Chapters of Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi: Chapter 201 - Chapter 210

253 Chapters

Terpaksa Bohong

“ARUM, tumben kamu ke sini!!” seru Bu Rahayu.Usai bertemu dengan Dokter Sandy, Arum tidak langsung pulang melainkan ke panti tempatnya tinggal dulu. Bu Rahayu terkejut saat melihat kehadiran Arum saat ini. Arum hanya diam, wajahnya tampak murung bahkan rambut hitam panjangnya yang biasa rapi tampak berantakan.“Ada apa? Kamu sakit?” tanya Bu Rahayu.Arum tidak menjawab, menggelengkan kepala. Belum habis rasa terkejut Bu Rahayu, kini Arum malah menangis. Tentu saja Bu Rahayu makin bingung.“Arum … ada apa? Kamu bertengkar dengan Danu?”Tidak ada jawaban, kini hanya kepala Arum yang menggeleng. Akhirnya Bu Rahayu memilih diam dan membiarkan Arum mencurahkan kesedihannya. Selang beberapa saat, Arum sudah tenang. Ia menyeka air mata di pipinya sambil merapikan rambutnya.“Bu … apa Ibu ingat dengan Anjani?” Tiba-tiba Arum bertanya seperti itu.Wanita paruh baya itu tampak terke
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Keingintahuan Tuan Prada

“WAH!! Kebetulan kalian berdua di sini,” seru Nyonya Lani.Arum menjeda kalimatnya dan kini melirik ke arah pintu utama. Danu juga melakukan hal yang sama. Mereka melihat Nyonya Lani datang bersama Tuan Prada dan sedang berdiri di sana.“Papa! Kok tumben tidak menelepon dulu.” Danu tidak menjawab sapaan Nyonya Lani malah bertanya ke Tuan Prada.Nyonya Lani tampak kesal bahkan sudah melengos kali ini. Danu berdiri dan menghampiri Tuan Prada. Hal yang sama juga dilakukan Arum.“Papa hanya sekedar mampir, Danu. Kebetulan sedang berada di sekitar sini.”Danu manggut-manggut mendengar jawaban papanya. Arum sudah berdiri di sebelah Danu, tersenyum sambil membungkukkan badan memberi salam.“Kebetulan kami belum makan malam. Papa mau bergabung?” tawar Danu.Tuan Prada mengangguk sambil tersenyum lebar. Tak lama mereka sudah duduk bersama di ruang makan. Tidak banyak obrolan yang dibicarakan hany
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Harapan Arum

“Apa Tuan Rafael yang mengatakannya?” kata Danu balik bertanya.Tuan Prada tidak menjawab hanya menganggukkan kepala. Danu terdiam sesaat sambil menghela napas panjang.“Pa … itu hanya janji yang diucapkan seorang bocah belum dewasa. Apa itu dijadikan sebuah patokan? Lagi pula saat itu aku mengatakannya sambil lalu dan sama sekali tidak memikirkannya dengan sungguh-sungguh.”Danu mencoba memberi alasan. Tuan Prada kembali menganggukkan kepala.“Iya, Papa juga berpikir seperti itu. Namun, kita tidak tahu bagaimana kondisi Nadia. Dia beranggapan kamu sungguh-sungguh saat itu.”Danu berdecak meraup wajahnya dengan kasar. “Iya, aku juga yang salah. Harusnya aku bersikap tegas padanya sejak awal bukan memanjakannya hingga pada akhirnya dia salah sangka.”Tuan Prada hanya diam sambil menganggukkan kepala berulang.“Aku rasa Nadia sudah berada di tangan yang tepat sekarang. Aku yakin cepat lambat dia akan membaik. Mungkin aku akan mengajak Arum untuk menjenguknya. Namun, itu pun kalau kondis
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Mencari Titik Cerah

“Bud, aku minta kamu selidiki obat apa ini sebenarnya?” ucap Danu.Pagi itu begitu tiba di kantor, Danu langsung memanggil Budi dan memintanya melakukan tugas spesial. Budi hanya diam sambil menerima botol obat yang baru saja diberi Danu.“Aku minta semua komposisi di obat itu beserta takarannya terlihat jelas. Kamu bisa melakukannya, kan?”Budi mengangguk sambil tersenyum. “Beres, Tuan. Setelah ini juga saya akan melakukan permintaan Tuan.”Danu manggut-manggut kemudian tampak mulai menyalakan laptop. Budi masih berdiri diam menunggu di depan meja kerja Danu.“Eng … apa sudah bertemu Nyonya, Tuan? Beliau jadi memberi kejutan ke Anda?”Danu berdecak, mendongak kemudian terlihat sekali kekecewaan di wajahnya.“Padahal aku berharap mendapat kabar baik darinya kemarin. Namun, nyatanya dia malah halangan semalam. Apa kamu tahu artinya itu, Bud?”Budi mengatupkan rap
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Penyelidikan Dimulai

“Iya, tentu. Saya akan menjaga rahasianya,” ucap Tuan Arya.Meski sebelumnya Tuan Arya sedikit bingung dengan permintaan Arum, tapi pada akhirnya dia menurut. Tuan Arya sudah mengakhiri panggilannya dan kini tampak bingung. Sesekali pria paruh baya itu mengurut dagunya.“Memang apa yang ingin dibicarakan Nona Anjani hingga dia tidak mau suaminya tahu. Apa mereka saling menyembunyikan sesuatu satu sama lain?”Tuan Arya kembali bermonolog sendiri. Sementara Arum sudah menyimpan ponselnya dan tampak kembali sibuk dengan kerjaannya. Baru pukul setengah sebelas, Arum berpamitan keluar kantor. Sebenarnya Lisa curiga, dia yang paling tahu jadwal bosnya.Namun, Lisa menepis prasangkanya. Lisa pikir jika Arum meninggalkan kantor di luar jadwal pasti ada urusan pribadi yang harus dia lakukan. Tentu saja kalau sudah urusan pribadi, Lisa tidak mau mencampuri.Pukul sebelas kurang sepuluh menit saat Arum tiba di kafe tempat dia janjian b
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Dilema Arum

“Mas Danu!! Kamu di sini juga?” seru Arum.Meski dia sedikit terkejut dengan kehadiran Danu, tapi sebisa mungkin Arum menutupinya. Untung saja Danu tahu kalau antara dia dan Tuan Arya sedang melakukan kerja sama bisnis. Sehingga Danu tidak mencurigainya kali ini.“Apa saya boleh bergabung?” Danu langsung menarik kursi dan duduk di sebelah Arum.“Tentu, Tuan. Kami sudah selesai membahas kerjaan.” Tuan Arya kini yang bersuara.Danu mengangguk sambil sesekali tersenyum ke arah Arum. Kini mereka terlihat sibuk menikmati makan siang. Kebetulan usai pembicaraan Arum dan Tuan Arya berakhir, berbarengan dengan jam makan siang. Tentu saja mereka langsung melanjutkan ke makan siang.“Maaf … sepertinya saya tidak bisa berlama-lama. Saya ada janji lagi setelah ini. Jadi saya mohon diri dulu.” Tuan Arya bangkit dan berpamitan.“Iya, Tuan. Terima kasih atas waktunya. Tolong kabari saya untuk sem
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Tetaplah Menjadi Teman

“APA!! Kenapa Anda melakukannya tanpa seizin saya?” sergah Arum marah.Danu yang duduk di sebelahnya tampak bingung. Ia mengernyitkan alis sambil menatap Arum dengan penuh pertanyaan.“Karena aku yakin kamu tidak akan mengusutnya dengan tuntas. Kamu sudah jatuh cinta padanya dan aku yakin kamu akan melindunginya. Lalu kamu melupakan sahabatmu.” Dokter Sandy di seberang sana sudah memberi argumen.Arum berdecak, menyugar rambut hitamnya sambil menggelengkan kepala.“Anda salah, Dok. Saya tidak melupakannya. Saya hanya sedang mengumpulkan bukti lain.”“Jadi kamu tidak percaya dengan hasil penyelidikanku. Kamu pikir, aku asal tuduh, begitu?”Arum tidak menjawab. Dia hanya diam, sambil melirik Danu yang semakin sering melihat ke arahnya. Arum lupa kalau dia sedang berada di dalam mobil bersama Danu. Harusnya dia tidak berkata seperti itu tadi.“Terserah apa maumu. Yang pasti aku sudah
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Kedatangan Tuan Berengsek

“Saya akan melaporkan semuanya ke polisi jika semua bukti terkumpul dengan lengkap. Tidak ada salahnya menunggu, bukan?” imbuh Arum.Dokter Sandy terdiam, tapi mata kecilnya terus menatap tajam ke arah Arum. Arum berdecak sambil menggelengkan kepala.“Apa Anda masih meragukan keseriusan saya mengusut kasus Anjani ini, Dok?”Dokter Sandy menghela napas panjang dan menggeleng dengan cepat.“Tidak. Saya sangat berharap semua yang kamu katakan bukan hanya sekedar isapan jempol.”Arum tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Saya janji. Saya akan mengusutnya dengan cepat. Semakin cepat, semakin baik.”Dokter Sandy tersenyum sambil menganggukkan kepala. Arum menghela napas lega. Kemudian dia sudah keluar dari dalam mobil dan masuk kembali ke mobilnya. Arum bersiap untuk pergi dari pelataran parkir kantor polisi itu diiringi Dokter Sandy.Mereka tidak tahu jika ada sebuah mobil yang sejak
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Perhatian Sang Ayah

“Jadi Om sedang mengancamku?” sergah Danu.Pria bermata elang itu tampak marah dan kini sudah bangkit dari duduknya. Tuan Rafael tersenyum miring sambil menatap Danu dengan dingin.“Akhirnya kamu ketakutan juga, kan? Kamu takut nama baikmu tercoreng. Tidak hanya namamu saja, tapi juga berimbas ke nama Arum.”Danu tidak menjawab, tangannya sudah mengepal menahan amarah sementara wajahnya menegang dengan mata elangnya yang berkilatan tajam.“Saya tidak takut. Silakan lakukan apa yang Om inginkan. Asalkan satu, jangan usik istri saya!!”Tuan Rafael sontak tergelak begitu mendengar ucapan Danu. Sementara Danu hanya diam masih bergeming di posisinya.“Jadi kamu sudah jatuh cinta pada gadis udik itu. Ternyata benar apa yang dikatakan Nadia, seleramu memang rendahan, Danu. Tidak berkelas sama sekali.”Danu meradang, matanya semakin tajam menatap Tuan Rafael. Jakunnya bergerak naik turun dengan
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bermain Siasat

“Selamat sore, Tuan Rafael,” sapa Nyonya Lani di telepon.Usai mendengar pembicaraan Danu dan Tuan Prada, Nyonya Lani langsung masuk kamar dan melakukan panggilan dengan Tuan Rafael.“Sore, Nyonya Lani. Tumben sekali Anda menelepon.”Nyonya Lani tersenyum. “Saya hanya sekedar ingin menanyakan kabar Nadia. Apa dia baik-baik saja?”Tuan Rafael berdecak sambil menggelengkan kepala.“Apa pun yang terjadi dengan putri saya, bukan urusan Anda, Nyonya.”Nyonya Lani tersenyum masam usai mendengar jawaban Tuan Rafael yang pedas.“Iya, saya tahu. Saya hanya ingin menanyakan kabar saja. Sejujurnya, saya juga prihatin akan keadaan Nadia. Saya yakin semua yang dialami Nadia pasti ada penyebabnya. Benar kan, Tuan?”Tuan Rafael tidak menjawab hanya helaan napas panjang yang terdengar. Nyonya Lani tersenyum, ia rasa Tuan Rafael paham apa yang diinginkannya kali ini.“Apak
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
26
DMCA.com Protection Status