Share

Kedatangan Tuan Berengsek

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 11:00:12

“Saya akan melaporkan semuanya ke polisi jika semua bukti terkumpul dengan lengkap. Tidak ada salahnya menunggu, bukan?” imbuh Arum.

Dokter Sandy terdiam, tapi mata kecilnya terus menatap tajam ke arah Arum. Arum berdecak sambil menggelengkan kepala.

“Apa Anda masih meragukan keseriusan saya mengusut kasus Anjani ini, Dok?”

Dokter Sandy menghela napas panjang dan menggeleng dengan cepat.

“Tidak. Saya sangat berharap semua yang kamu katakan bukan hanya sekedar isapan jempol.”

Arum tersenyum sambil menggelengkan kepala.

“Saya janji. Saya akan mengusutnya dengan cepat. Semakin cepat, semakin baik.”

Dokter Sandy tersenyum sambil menganggukkan kepala. Arum menghela napas lega. Kemudian dia sudah keluar dari dalam mobil dan masuk kembali ke mobilnya. Arum bersiap untuk pergi dari pelataran parkir kantor polisi itu diiringi Dokter Sandy.

Mereka tidak tahu jika ada sebuah mobil yang sejak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Michellyn
kenapa skrg upnya hanya 1 bab
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
yaa tantang balik lah Danu . blg laporin aja, trus ancam bklan bawa smua keluarganya Rafael kalo mrk ikut trlibat jg . liat berani gak Tuan Rafael . kan dia yg sembunyiin bukti, trus tetiba nglaporin stlh sekian thn . mestinya itu bsa buat Danu ngancam balik kalo seluruh keluarga Rafael jg terlibat.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Perhatian Sang Ayah

    “Jadi Om sedang mengancamku?” sergah Danu.Pria bermata elang itu tampak marah dan kini sudah bangkit dari duduknya. Tuan Rafael tersenyum miring sambil menatap Danu dengan dingin.“Akhirnya kamu ketakutan juga, kan? Kamu takut nama baikmu tercoreng. Tidak hanya namamu saja, tapi juga berimbas ke nama Arum.”Danu tidak menjawab, tangannya sudah mengepal menahan amarah sementara wajahnya menegang dengan mata elangnya yang berkilatan tajam.“Saya tidak takut. Silakan lakukan apa yang Om inginkan. Asalkan satu, jangan usik istri saya!!”Tuan Rafael sontak tergelak begitu mendengar ucapan Danu. Sementara Danu hanya diam masih bergeming di posisinya.“Jadi kamu sudah jatuh cinta pada gadis udik itu. Ternyata benar apa yang dikatakan Nadia, seleramu memang rendahan, Danu. Tidak berkelas sama sekali.”Danu meradang, matanya semakin tajam menatap Tuan Rafael. Jakunnya bergerak naik turun dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Bermain Siasat

    “Selamat sore, Tuan Rafael,” sapa Nyonya Lani di telepon.Usai mendengar pembicaraan Danu dan Tuan Prada, Nyonya Lani langsung masuk kamar dan melakukan panggilan dengan Tuan Rafael.“Sore, Nyonya Lani. Tumben sekali Anda menelepon.”Nyonya Lani tersenyum. “Saya hanya sekedar ingin menanyakan kabar Nadia. Apa dia baik-baik saja?”Tuan Rafael berdecak sambil menggelengkan kepala.“Apa pun yang terjadi dengan putri saya, bukan urusan Anda, Nyonya.”Nyonya Lani tersenyum masam usai mendengar jawaban Tuan Rafael yang pedas.“Iya, saya tahu. Saya hanya ingin menanyakan kabar saja. Sejujurnya, saya juga prihatin akan keadaan Nadia. Saya yakin semua yang dialami Nadia pasti ada penyebabnya. Benar kan, Tuan?”Tuan Rafael tidak menjawab hanya helaan napas panjang yang terdengar. Nyonya Lani tersenyum, ia rasa Tuan Rafael paham apa yang diinginkannya kali ini.“Apak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Kecurigaan Danu

    “Bukti? Bukti apa yang dia cari?” gumam Danu dalam hati.Sementara Arum sudah berjalan menuju balkon dan memilih menerima telepon di sana. Danu urung masuk kembali ke kamar mandi dan memilih mengikuti Arum. Kali ini dia sengaja sembunyi di belakang tirai.“Iya, Tuan. Saya tahu kejadiannya sudah lama sekali. Itu sebabnya minim bukti,” ujar Arum.“Benar, Arum. Saya sudah meminta orang kepercayaan saya untuk menyelidikinya. Saya juga sudah menyerahkan bukti yang kamu bawa tadi,” jawab Tuan Arya di seberang sana.Arum menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala.“Terima kasih, Tuan. Saya tidak tahu apa jadinya kalau tanpa bantuan Anda.”Tuan Arya ikut tersenyum, sayangnya mereka tidak saling melihat kali ini.“Satu hal yang ingin saya tanyakan. Apa boleh jika saya datang ke makam Anjani dan panti tempat tinggal kalian. Ada beberapa hal yang ingin diselidiki oleh orang saya.&rdqu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Terjebak Balas Budi

    “Polisi? Untuk apa mencariku?” tanya Danu.Budi tidak menjawab hanya menggelengkan kepala sambil menatap ke arah Danu. Seketika Danu teringat dengan ucapan Tuan Rafael kemarin. Apa pria itu sudah melakukan ancamannya? Melaporkan Danu ke polisi atas kasus tabrak lari beberapa waktu silam.Danu menghela napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Wajahnya yang ceria berubah muram dan terlihat tegang. Namun, sebisa mungkin Danu menutupinya.“Ya sudah, akan aku temui!” putus Danu.Budi mengangguk kemudian mengekor di belakang Danu. Mereka sudah masuk ke dalam lift menuju lantai tempat ruangan Danu berada.“Tuan, apa tidak sebaiknya kita panggil pengacara Anda. Saya takut ---”Budi tidak meneruskan kalimatnya karena Danu sudah menoleh ke arahnya dengan mata menghunus tajam.“Apa maksudmu, Bud?”Budi menarik napas sambil menundukkan kepala. “Maaf, Tuan. Kemarin … saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Pagi Menguras Emosi

    “APA!!!?” seru Danu.Ia sangat terkejut saat Dokter Sandy berkata seperti itu. Memang Danu tahu, jika dokter terapi istrinya ini menyimpan perasaan pada istrinya. Namun, bukankah Dokter Sandy tahu kalau Arum sudah menentukan pilihannya. Mengapa seolah Dokter Sandy belum bisa menerima kenyataan.“Anda pikir saya melakukan itu dengan cuma-cuma, Tuan. Anda salah,” jawab Dokter Sandy di seberang sana.“Saya juga tidak minta Anda melakukan itu. Saya malah lebih senang jika Nadia divonis gila daripada seperti ini.” Danu tidak kalah sengit berargumen menjawab pernyataan Dokter Sandy.“DENGAR, TUAN DANU NAGENDRA!!! Saya melakukan semua ini karena ada alasannya dan Anda sebagai suami Arum seharusnya paham.”Danu terdiam. Kini dia benar-benar bingung dengan ucapan Dokter Sandy.“Arum tidak akan bahagia jika bersama Anda. Anda pikir Nadia akan diam saja. Dia sudah merencanakan banyak hal selama di r

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Kemarahan yang Tertahan

    “PAPA!! Untuk apa Papa ke sini?” seru Danu.Pria tampan bermata elang itu tampak terkejut saat melihat kedatangan Tuan Prada ke kantornya. Tuan Prada tersenyum kemudian mengajak Danu masuk kembali ke ruangannya. Danu menurut. Pada akhirnya dia harus melupakan keinginannya menyusul Arum.Mereka berdua sudah duduk di sofa saling berhadapan. Tuan Prada mengamati putranya dengan seksama kemudian sudah memulai pembicaraan.“Tadi Budi yang menelepon kalau ada polisi yang datang ke sini mencarimu. Apa ada hubungannya dengan ancaman Tuan Rafael?”Danu menghela napas panjang. Ia sudah menduga pasti kehadiran Tuan Prada ke sini karena ulah Budi dan ternyata benar. Asistennya itu memang selalu selangkah lebih cepat untuk mempersiapkan segala sesuatu.Danu tersenyum sambil menggeleng.“Enggak, kok, Pa. Kedatangan mereka sama sekali tidak ada hubungannya dengan ancaman Tuan Rafael.”Tuan Prada terdiam, menatap D

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Dokter Sandy yang Ingin Tahu

    “Apa aku telepon Nona Arum saja, ya?” gumam Lisa.Ia menekan nomor Arum dan bersiap melakukan panggilan. Namun, malah hanya mesin penjawab telepon yang terdengar dari sana. Lisa menghela napas panjang sambil menyandarkan punggungnya ke kursi.“Pantas saja Tuan Danu marah. Nona Arum benar-benar tidak bisa dihubungi. Semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan Nona,” batin Lisa.Sementara itu Arum tampak sedang asyik berbincang dengan Dokter Sandy di sebuah kafe. Kafe yang sama dengan pertemuannya tempo hari bersama Tuan Arya.“Apa Dokter Sandy hendak menemui pasien?” tanya Arum membuka pembicaraan.Dokter Sandy mengulum senyum sambil menggelengkan kepala.“Enggak. Aku sedang ingin sarapan di sini saja. Kalau kamu?”Arum tersenyum sekilas. Sebenarnya ia ingin merahasiakan pertemuannya dengan Tuan Arya, apalagi kali ini kepentingannya bukan untuk urusan bisnis.“Eng … saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sang Penguntit

    “Iya, Tuan. Saya masih mengikutinya,” jawab pria itu.Danu menghela napas panjang sambil mengurut dadanya. Sepertinya keputusannya tepat saat meminta salah satu anak buahnya mengikuti Arum. Ternyata memang banyak hal yang masih disembunyikan Arum darinya.“Apa kamu tahu dia baru bertemu dengan siapa?” Kembali Danu bertanya dan terlihat penasaran.Pria itu mengangguk sambil terus fokus menatap lalu lintas di depan. Untung saja dia menggunakan ear phone kali ini sehingga tidak mengganggu konsentrasi mengemudinya.“Nyonya baru saja keluar dari kafe Venezia, Tuan.”“Kafe Venezia. Untuk apa dia di sana? Bertemu klien?”Pria itu mengangguk. Memang dia sempat turun dari mobil dan masuk ke dalam kafe untuk mengawasi Arum. Untung saja Arum tidak mengenalinya saat di dalam kafe tadi sehingga dia dengan bebas mengawasi.“Iya, Tuan. Namun, sebelumnya Nyonya bertemu dengan Dokter Sandy.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Bertemu Teman Lama

    “Selamat sore, apa benar ini rumah Tuan Burhan?” tanya Tuan Simon.Usai memastikan foto yang sama, sore itu Tuan Simon berkunjung ke rumah keluarga Dokter Sandy. Seorang wanita paruh baya tampak terkejut mendapati kedatangan Tuan Simon. Wanita itu hanya diam tak menjawab sambil menatap Tuan Simon dengan ketakutan.Tuan Simon tersenyum, membungkukkan badan seakan sedang memberi salam.“Jangan takut. Saya hanya ingin bertemu dengan teman saya. Sampaikan pada Tuan Burhan, ada Simon yang mencarinya.”Wanita paruh baya itu tampak ragu. Lagi-lagi ia tidak berkomentar hanya menatap Tuan Simon dengan bingung. Tuan Simon menunggu dengan sabar hingga akhirnya wanita paruh baya itu bersuara.“Tuan Burhan sedang istirahat. Saya … saya tidak berani membangunkannya.”Tuan Simon berdecak sambil menggelengkan kepala.“Sayang sekali … padahal saya datang dari jauh untuk melihat keadaannya.”

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Siapa yang Terkecoh, Siapa yang Menang

    “Silakan, Tuan!!” ujar seorang pria.Dia tampak membungkuk sambil memberi jalan seorang pria berkepala plontos masuk ke dalam rumah sakit. Pria itu berjalan menyusuri koridor hingga menuju ruang praktek Dokter Andi. Seorang perawat menyambut pria paruh baya itu dengan ramah.“Selamat pagi, Pak!! Tunggu sebentar, Dokter akan segera memeriksa Anda.”Pak Sudibyo hanya tersenyum menyeringai sambil menatap perawat di depannya dengan tatapan liar. Sementara perawat itu buru-buru menunduk dan berlalu pergi dari ruang periksa. Pak Sudibyo kini sudah duduk di kursi periksa. Mungkin karena faktor usia, banyak giginya yang sering linu dan sakit digunakan untuk mengunyah. Selain itu ada juga yang berlubang dan itu menyulitkannya.Pak Sudibyo sedang asyik memainkan ponselnya saat pintu ruang periksa terbuka. Pak Sudibyo melirik sekilas dan melihat seorang pria mengenakan pakaian dokter masuk. Kali ini pria itu juga mengenakan masker putih. Pak

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Perlahan Terbalas

    “PAPA!!! Papa!!!” seru Nyonya Maria.Wajahnya tampak cemas dan sudah berlarian keluar rumah. Lalu kakinya terhenti saat melihat suaminya keluar dari dalam mobil dengan tangan terborgol. Nyonya Maria tercengang, mulutnya terbuka dengan mata terbelalak.“Pa … ,” cicitnya lirih.Tuan Rafael sebenarnya ada di rumah dan hendak melarikan diri, tapi keburu polisi datang ke rumahnya. Lalu ia memilih sembunyi di garasi, tapi malang, malah ketahuan.Salah satu petugas polisi langsung mendatangi Nyonya Maria.“Anda juga harus ikut kami ke kantor, Nyonya. Anda sudah berbohong dan mengelabui petugas.”Mata Nyonya Maria sontak melotot dan tak lama ia sudah jatuh pingsan. Untung saja petugas polisi yang berdiri di depannya sigap menangkap tubuhnya. Hingga wanita paruh baya itu tidak sampai jatuh ke tanah.Sementara Tuan Rafael hanya menatap istrinya dengan sendu. Matanya berkaca dan terlihat penyesalan di w

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Tak Ada Tempat Sembunyi

    “Tuan, ini foto Pak Burhan,” ujar Bu Rahayu.Wanita paruh baya itu tampak jalan tergesa keluar rumah menghampiri Tuan Simon. Tuan Simon tersenyum kemudian menerima selembar foto yang baru saja diberikan Bu Rahayu. Tuan Simon tampak diam sambil mengernyitkan alis menatap foto itu dengan seksama.“Apa pria yang berdiri di belakang anak-anak ini, Bu?” tanya Tuan Simon.“Iya, benar sekali, Tuan. Dulu saya punya fotonya yang jelas, tapi sepertinya sudah rusak termakan usia. Hanya itu yang tersisa.”Tuan Simon hanya diam sambil memandang foto yang terlihat usang dan lecek itu. Wajah Pak Burhan sama sekali tidak jelas terlihat. Wajahnya buram, tapi sosok tubuhnya terlihat tegap dan proposional.“Apa boleh saya simpan, Bu?”Bu Rahayu tersenyum sambil mengangguk. “Tentu saja, Pak. Silakan.”Tuan Simon mengangguk dan segera menyimpan foto itu ke dalam tasnya. Tak lama setelahnya dia su

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sosok yang Sama?

    “Mau apa lagi? Bukankah urusanmu sudah beres berpuluh tahun lalu,” ujar Dokter Sandy.Pria berkepala plontos itu tersenyum menyeringai sambil mengurut dagunya. Ia menatap Dokter Sandy dengan sinis dan penuh ejekan.“Jadi begini balas budimu setelah aku menyekolahkanmu hingga menjadi seorang dokter yang sukses?”Dokter Sandy berdecak sambil menggelengkan kepala.“Katakan saja berapa biaya yang kamu keluarkan untuk menyekolahkanku. Aku akan menggantinya.”Sontak pria itu terkekeh mendengar ucapan Dokter Sandy.“Sombong sekali kamu, Sandy. Merasa sudah hebat, ya? Jadi kamu sudah lupa siapa yang selama ini membantu keluargamu. Begitu!!!”Dokter Sandy tidak menjawab hanya diam sambil menatap pria berkepala plontos itu dengan mata berkilatan. Pria bertubuh gempal itu berdiri, berjalan menghampiri Dokter Sandy hingga sejajar di depannya.“Dengar, ya!! Gara-gara kamu, ada yang sedan

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Kedatangan Penyusup

    “Tuan, makanan ini saya apakan?” tanya Beni.Pria bertubuh tinggi besar itu sudah menunjuk paper bag berisi makanan yang diberikan Nyonya Lani tadi. Danu diam sejenak sambil melirik paper bag tersebut. Sementara hidung Arum tampak mengendus aroma makanan tersebut.“Baunya enak sekali. Aku jadi ingin mencobanya, Mas.”Danu langsung memelotot ke Arum. Arum tampak terkejut, mengernyitkan alis dengan tatapan penuh tanya.“Maaf, Mas. Sejak hamil hidungku sangat sensitive kalau mencium bau sedap seperti ini. Aku jadi laper.”Arum berkata sambil tersenyum meringis.Danu ikut tersenyum sembari mengelus kepala Arum.“Iya, aku tahu. Mungkin itu bawaan ibu hamil. Kamu boleh makan apa saja, tapi jangan masakan Mama Lani.”Arum terlihat semakin bingung mendengarnya. Danu melihat reaksi Arum. Ia tersenyum sekilas sambil mengajak Arum duduk di sofa. Tuan Prada masih terlelap di brankarnya. Ada Ben

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Yang Tak Kenal Menyerah

    “Tuan, saya Beni. Maaf, ini nomor telepon baru saya,” ucap Beni.Danu menghela napas panjang sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Ia sudah tegang sekaligus kesal setengah mati.“Ada apa, Ben?”Terdengar helaan napas panjang dari seberang sana.“Tuan … maaf, saya pulang lebih awal dari rumah sakit untuk menyelidiki Nyonya Lani.”Danu mengernyitkan alis, tapi kepalanya sudah mengangguk kali ini.“Lalu … kamu menemukan sesuatu? Dia menemui siapa?”“Belum, Tuan. Hanya saja Nyonya Lani tampak sedang berkemas saat ini. Tidak hanya beliau, putrinya Nona Citra juga sedang sibuk berkemas. Beberapa kali saya melihat mereka memindahkan barang-barang ke sebuah apartemen mewah di pinggir kota.”Danu menganggukkan kepala sambil sibuk menerka di mana lokasi apartemen yang dimaksud.“Papa memang sudah menceraikan Mama Lani. Mungkin itu sebabnya mereka tamp

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   babak Baru untuk Arum

    “Sayang … sudah bangun?” tanya Danu.Ia langsung masuk usai berbincang dengan Budi dan Beni tadi. Arum yang tadi hendak keluar segera duduk di sofa dan hanya tersenyum saat melihat Danu. Kebetulan Art mereka sedang keluar untuk membeli makanan.Danu menggeser duduknya mendekat ke Arum, kemudian mengecup keningnya sekilas.“Kita pulang habis ini. Aku sudah minta Beni berjaga di sini membantu Bibi.”Arum hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia melihat Beni dan Budi ikut masuk ke dalam ruangan. Dua orang kepercayaan Danu itu tampak membungkuk memberi salam ke Arum. Arum hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.Arum berharap semoga saja dua orang ini tidak menemukan keterlibatan Tuan Arya pada semua hal yang dilakukan Nyonya Lani. Arum akan sangat kecewa jika itu semua terjadi nantinya.Selang beberapa saat, Arum dan Danu sudah tiba di rumah. Usai makan malam, mereka langsung masuk kamar untuk beristirahat. Sepan

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Satu Selesai

    “Baguslah. Aku tunggu di sini.” Danu mengakhiri panggilannya.Ia melirik Arum dan tersenyum saat melihat istrinya masih terlelap. Dengan hati-hati, Danu mengangkat kepala Arum dan meletakkannya di atas bantal. Selanjutnya ia sudah keluar kamar menunggu kedatangan Budi dan Beni di teras.Selang beberapa saat tampak Budi dan Beni mendekat. Dua orang kepercayaan Danu itu tersenyum lebar berjalan mendatangi Danu.“Jadi katakan siapa pelakunya, Bud!!” seru Danu tak sabar.Budi tersenyum, menganggukkan kepala sambil menatap Danu dengan senyum penuh kemenangan.“Anda pasti sangat terkejut begitu tahu siapa orang yang ada di balik semua ini, Tuan,” ucap Budi.Danu mengernyitkan alis menatap Budi dengan penuh tanya. Sementara Beni dan Budi hanya saling pandang dengan senyum lebar.“Baik, kalau begitu katakan siapa dia? Apa Dokter Sandy lagi atau Mama Lani?”Tentu saja Budi dan Beni tampak

DMCA.com Protection Status