All Chapters of Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi: Chapter 211 - Chapter 220

253 Chapters

Kecurigaan Danu

“Bukti? Bukti apa yang dia cari?” gumam Danu dalam hati.Sementara Arum sudah berjalan menuju balkon dan memilih menerima telepon di sana. Danu urung masuk kembali ke kamar mandi dan memilih mengikuti Arum. Kali ini dia sengaja sembunyi di belakang tirai.“Iya, Tuan. Saya tahu kejadiannya sudah lama sekali. Itu sebabnya minim bukti,” ujar Arum.“Benar, Arum. Saya sudah meminta orang kepercayaan saya untuk menyelidikinya. Saya juga sudah menyerahkan bukti yang kamu bawa tadi,” jawab Tuan Arya di seberang sana.Arum menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala.“Terima kasih, Tuan. Saya tidak tahu apa jadinya kalau tanpa bantuan Anda.”Tuan Arya ikut tersenyum, sayangnya mereka tidak saling melihat kali ini.“Satu hal yang ingin saya tanyakan. Apa boleh jika saya datang ke makam Anjani dan panti tempat tinggal kalian. Ada beberapa hal yang ingin diselidiki oleh orang saya.&rdqu
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Terjebak Balas Budi

“Polisi? Untuk apa mencariku?” tanya Danu.Budi tidak menjawab hanya menggelengkan kepala sambil menatap ke arah Danu. Seketika Danu teringat dengan ucapan Tuan Rafael kemarin. Apa pria itu sudah melakukan ancamannya? Melaporkan Danu ke polisi atas kasus tabrak lari beberapa waktu silam.Danu menghela napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Wajahnya yang ceria berubah muram dan terlihat tegang. Namun, sebisa mungkin Danu menutupinya.“Ya sudah, akan aku temui!” putus Danu.Budi mengangguk kemudian mengekor di belakang Danu. Mereka sudah masuk ke dalam lift menuju lantai tempat ruangan Danu berada.“Tuan, apa tidak sebaiknya kita panggil pengacara Anda. Saya takut ---”Budi tidak meneruskan kalimatnya karena Danu sudah menoleh ke arahnya dengan mata menghunus tajam.“Apa maksudmu, Bud?”Budi menarik napas sambil menundukkan kepala. “Maaf, Tuan. Kemarin … saya
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Pagi Menguras Emosi

“APA!!!?” seru Danu.Ia sangat terkejut saat Dokter Sandy berkata seperti itu. Memang Danu tahu, jika dokter terapi istrinya ini menyimpan perasaan pada istrinya. Namun, bukankah Dokter Sandy tahu kalau Arum sudah menentukan pilihannya. Mengapa seolah Dokter Sandy belum bisa menerima kenyataan.“Anda pikir saya melakukan itu dengan cuma-cuma, Tuan. Anda salah,” jawab Dokter Sandy di seberang sana.“Saya juga tidak minta Anda melakukan itu. Saya malah lebih senang jika Nadia divonis gila daripada seperti ini.” Danu tidak kalah sengit berargumen menjawab pernyataan Dokter Sandy.“DENGAR, TUAN DANU NAGENDRA!!! Saya melakukan semua ini karena ada alasannya dan Anda sebagai suami Arum seharusnya paham.”Danu terdiam. Kini dia benar-benar bingung dengan ucapan Dokter Sandy.“Arum tidak akan bahagia jika bersama Anda. Anda pikir Nadia akan diam saja. Dia sudah merencanakan banyak hal selama di r
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Kemarahan yang Tertahan

“PAPA!! Untuk apa Papa ke sini?” seru Danu.Pria tampan bermata elang itu tampak terkejut saat melihat kedatangan Tuan Prada ke kantornya. Tuan Prada tersenyum kemudian mengajak Danu masuk kembali ke ruangannya. Danu menurut. Pada akhirnya dia harus melupakan keinginannya menyusul Arum.Mereka berdua sudah duduk di sofa saling berhadapan. Tuan Prada mengamati putranya dengan seksama kemudian sudah memulai pembicaraan.“Tadi Budi yang menelepon kalau ada polisi yang datang ke sini mencarimu. Apa ada hubungannya dengan ancaman Tuan Rafael?”Danu menghela napas panjang. Ia sudah menduga pasti kehadiran Tuan Prada ke sini karena ulah Budi dan ternyata benar. Asistennya itu memang selalu selangkah lebih cepat untuk mempersiapkan segala sesuatu.Danu tersenyum sambil menggeleng.“Enggak, kok, Pa. Kedatangan mereka sama sekali tidak ada hubungannya dengan ancaman Tuan Rafael.”Tuan Prada terdiam, menatap D
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Dokter Sandy yang Ingin Tahu

“Apa aku telepon Nona Arum saja, ya?” gumam Lisa.Ia menekan nomor Arum dan bersiap melakukan panggilan. Namun, malah hanya mesin penjawab telepon yang terdengar dari sana. Lisa menghela napas panjang sambil menyandarkan punggungnya ke kursi.“Pantas saja Tuan Danu marah. Nona Arum benar-benar tidak bisa dihubungi. Semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan Nona,” batin Lisa.Sementara itu Arum tampak sedang asyik berbincang dengan Dokter Sandy di sebuah kafe. Kafe yang sama dengan pertemuannya tempo hari bersama Tuan Arya.“Apa Dokter Sandy hendak menemui pasien?” tanya Arum membuka pembicaraan.Dokter Sandy mengulum senyum sambil menggelengkan kepala.“Enggak. Aku sedang ingin sarapan di sini saja. Kalau kamu?”Arum tersenyum sekilas. Sebenarnya ia ingin merahasiakan pertemuannya dengan Tuan Arya, apalagi kali ini kepentingannya bukan untuk urusan bisnis.“Eng … saya
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Sang Penguntit

“Iya, Tuan. Saya masih mengikutinya,” jawab pria itu.Danu menghela napas panjang sambil mengurut dadanya. Sepertinya keputusannya tepat saat meminta salah satu anak buahnya mengikuti Arum. Ternyata memang banyak hal yang masih disembunyikan Arum darinya.“Apa kamu tahu dia baru bertemu dengan siapa?” Kembali Danu bertanya dan terlihat penasaran.Pria itu mengangguk sambil terus fokus menatap lalu lintas di depan. Untung saja dia menggunakan ear phone kali ini sehingga tidak mengganggu konsentrasi mengemudinya.“Nyonya baru saja keluar dari kafe Venezia, Tuan.”“Kafe Venezia. Untuk apa dia di sana? Bertemu klien?”Pria itu mengangguk. Memang dia sempat turun dari mobil dan masuk ke dalam kafe untuk mengawasi Arum. Untung saja Arum tidak mengenalinya saat di dalam kafe tadi sehingga dia dengan bebas mengawasi.“Iya, Tuan. Namun, sebelumnya Nyonya bertemu dengan Dokter Sandy.”
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Terbuka Perlahan

“Aku akan mengirim pesan padanya,” ucap Tuan Arya kemudian.Pria paruh baya yang masih terlihat tampan itu mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan sudah mengetik sebuah pesan ke ponsel Arum. Jauh di depan, Arum sedang terjebak macet. Ia mendengar suara denting ponsel tanda sebuah pesan masuk. Arum membuka dan membacanya.[Arum, ada yang mengikuti kita. Kamu lanjut saja. Kita bertemu langsung di sana. Tolong share lokasinya!]Arum membisu usai membaca pesan tersebut.“Memangnya siapa yang sedang mengikutiku? Apa jangan-jangan Mas Danu meminta anak buahnya menguntitku?” gumam Arum.Ia menghela napas panjang sambil sibuk menulis jawaban pesan. Arum memutuskan meneruskan perjalanannya, usai mengirim pesan ke Tuan Arya. Sementara Tuan Arya memilih belok ke pertigaan tidak mengikuti Arum. Namun, dia sudah menerima lokasi yang dituju Arum.Di mobil yang berbeda tampak Dokter Sandy terkejut melihat dua mobil yang ia ikuti tidak bersama lagi.“Kenapa mereka berpisah? Apa mereka hanya tidak se
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Apa Dia Tahu?

“Ke panti dan makam Anjani?” seru Danu.Ia baru saja selesai bertemu klien saat Beni menghubunginya. Beni hanya menganggukkan kepala di seberang sana.“Jadi dia bersama Tuan Arya ke sana?” tebak Danu.“Tepat sekali, Tuan. Saya tidak melihat Dokter Sandy. Bisa jadi Dokter Sandy langsung pulang tadi.”Danu hanya diam sambil berulang mengetukkan jari ke atas meja.“Kamu tahu apa yang dikerjakan Arum di panti?”Beni menarik napas dalam-dalam sambil perlahan menghembuskannya.“Saya tidak tahu apa yang dilakukan di dalam panti, Tuan. Yang pasti mereka cukup lama berada di sana. Saya tidak bisa masuk ke sana tadi.”Danu terdiam sambil kembali menganggukkan kepala.“Lalu … apa yang di lakukan di makam?”“Mereka hanya berdoa seperti layaknya orang mengunjungi makam. Mereka hanya sebentar di sana lalu pulang.”Danu kini yang me
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Berita Dari Arum

“Mengapa kamu bertanya seperti itu?”Alih-alih menjawab pertanyaan Danu, Arum malah balik bertanya. Danu diam, menghela napas panjang dengan mata yang masih menatap Arum.“Aku hanya bertanya. Apa salah?”Arum diam, matanya ingin membalas tatapan suaminya. Namun, entah mengapa Arum kesulitan untuk memandangnya dan memilih menunduk. Danu memperhatikan dengan seksama. Bisa jadi semua kegiatan yang dilakukan Arum seharian ini membuat Danu memberi pertanyaan seperti itu.“Apa yang akan kamu lakukan jika tahu pelakunya? Kamu akan menuntutnya dan menjebloskan ke penjara?” Kembali Danu berkomentar.Arum mendongak, membuat dua pasang netra mereka bertemu.“Lalu menurutmu aku harus bagaimana, Mas? Bukankah penjahat harus diberikan hukuman setimpal. Kalau tidak, mereka pasti akan bebas berkeliaran di luar sana dan melakukan kejahatan yang sama.”Danu menarik napas panjang sambil melonggarkan rengku
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Pernyataan Danu

“TUAN!! NYONYA!! Ada polisi mencari Anda!!!”Belum sempat Arum meneruskan kalimatnya, tiba-tiba ia mendengar suara ketukan di pintu dibarengi suara sang Asisten rumah tangga. Arum terkejut dan menoleh ke arah Danu.“Biar aku temui. Pasti ini semua ada hubungannya dengan kasus Nadia,” ucap Danu.Dia mempercepat berganti baju kemudian berjalan ke arah pintu. Arum hanya bergeming di posisinya sambil menatap punggung Danu yang menghilang di balik pintu.“Kenapa aku gelisah? Apa akan terjadi sesuatu pada Mas Danu?” gumam Arum.Danu terus melangkah ke ruang tamu. Ia melihat dua orang petugas polisi sedang menunggunya di sana. Dua petugas polisi itu berbeda dengan petugas polisi yang ia temui tadi pagi.“Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanya Danu.“Iya, Anda Tuan Danu Nagendra?” Salah satu dari petugas berwajib itu bertanya.Danu tersenyum sambil mengangguk. “Iya, benar
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
26
DMCA.com Protection Status