All Chapters of Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi: Chapter 231 - Chapter 240

253 Chapters

Petunjuk Dari Arum

“Iya, Tuan. Saya masih bisa melanjutkan ceritanya,” jawab Arum dengan mantap.Tuan Simon tersenyum sama halnya reaksi yang ditunjukkan Tuan Arya. Mereka kembali terdiam, menunggu Arum meneruskan ceritanya.“Saya berlari masuk kamar dan sembunyi di lemari. Tidak disangka pria itu juga masuk kemar bersama Anjani. Anjani langsung ditarik dan dihempaskan dengan kasar ke atas kasur. Saya bisa melihat dari rongga kayu di pintu lemari. Namun, saya tidak punya keberanian untuk keluar dan menolongnya.”Arum menunduk dan berurai air mata. Tuan Simon dan Tuan Arya hanya diam sambil berpandangan dalam satu pemikiran yang sama.“Kalau kamu tidak bisa meneruskannya, kamu bisa berhenti, Arum.” Tuan Arya yang bersuara.Perlahan Arum mengangkat kepala dan menggeleng.“Tidak. Saya sudah lama menjadi pengecut dan ini saatnya saya ungkapkan semua. Saya ingin tahu siapa sebenarnya pembunuh Anjani.”Tuan Arya
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Sepasang Mata yang Cemburu

“Tato naga di bahunya?” ulang Tuan Simon.Arum mengangkat kepala dan mengangguk dengan mantap.“Iya, saya baru saja mengingatnya, Tuan. Saya belum pernah mengatakan hal ini kepada siapa pun. Saya takut mengingat kejadian malam itu. Lalu … tadi ingatan itu tiba-tiba datang.”Tuan Arya tersenyum, menatap Arum dengan sendu seakan berusaha menenangkan wanita cantik itu. Tuan Simon kini terdiam, keningnya berkerut dengan mata sipitnya yang semakin menghilang. Terlihat sekali jika pria ini sedang berpikir keras.“Kamu ingat tato naganya di sebelah mana? Bahu kiri atau kanan lalu bentuknya bagaimana, kecil atau besar sampai ke lengan?”Arum terdiam kemudian menggelengkan kepala dengan cepat.“Saya … saya tidak tahu, Tuan. Ingatan tentang tato naga itu tiba-tiba muncul.”Tuan Simon menarik napas panjang dan terlihat sekali kalau ada kekecewaan di matanya. Tuan Arya memperhatikan re
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Majikan yang Penuh Amarah

“Apa maksud Anda tidak tahu tentang pengiriman itu?” tanya Danu.Ia sudah kembali ke kantor dan kali ini sedang menginterogasi Pak Andreas. Pria bertubuh tambun itu hanya menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Danu.“Bukankah Bapak yang bertanggung jawab dengan hal itu selama ini,” imbuh Danu.“Iya, benar, Tuan. Hanya saja pengiriman ini terjadi tanpa sepengetahuan saya. Beberapa hari lalu, saya cuti karena ada keperluan keluarga. Bisa jadi saat saya tidak ada, pengiriman itu terjadi.”Danu mendengkus sambil mengacak rambutnya.“Memangnya tidak ada yang bertanggung jawab selain Anda. Anda punya anak buah kan, Pak?”“Iya, benar, Tuan. Hanya saja saat saya bertanya ke mereka. Mereka bilang kalau yang melakukan pengecekan adalah orang baru yang saya kirim.”Danu mengernyitkan alis menatap dengan bingung ke arah Pak Andreas. Pria bertubuh tambun itu menarik napas panjang sambil
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Banyak Petunjuk Mendekat

“Ba-baik, Tuan,” jawab Budi.Ia tidak tahu mengapa Danu tiba-tiba semarah ini. Apa memang dia sedang dibakar cemburu atau karena adanya beberapa masalah hari ini membuat Danu kesal.Pukul tujuh malam saat Danu tiba di rumah. Gara-gara percakapannya dengan Pak Andreas tadi membuat Danu pulang lebih malam. Ia berjalan masuk langsung ke dalam kamar dan melihat Arum sedang terbaring miring di atas kasur.Seketika amarah Danu yang membara sejak di kantor tadi tiba-tiba pupus saat melihat istrinya tidur setenang itu. Danu menarik napas panjang sambil berjalan mendekat tanpa suara. Sebuah senyuman terukir di raut tampannya melunturkan segala amarahnya.Perlahan Danu duduk di tepi kasur, kemudian tangannya terulur dan menyentuh lembut rambut Arum yang menutupi wajahnya. Tak disangka ulah Danu itu membuat Arum membuka mata. Ia langsung tersenyum menatap Danu.“Mas … baru datang?” tanya Arum dengan suara seraknya khas bangun ti
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Danu yang Ingin Tahu

“Tato naganya berbentuk seperti itu,” ulang Arum.Sontak Tuan Arya, Tuan Simon dan Danu melihat ke gambar naga yang dimaksud. Gambar naga itu hanya kepala saja yang dengan mulut menganga, mata merah dan surai yang berkibaran tertiup angin dalam posisi miring. Ada lingkaran emas yang mengelilingi dengan dua inisial angka dan huruf di bagian bawah.Tuan Arya dan Tuan Simon saling berpandangan kemudian diam dalam satu pemikiran. Danu ikut diam dan kini menatap tajam ke arah dua pria di depannya ini.“Anda mengenalnya, Tuan?” tanya Danu.Tuan Arya menghela napas panjang. Hal sama juga dilakukan Tuan Simon. Mereka belum menjawab hanya diam dan membuat Danu makin penasaran.“Sebaiknya kita pindah tempat saja. Saya takut ada banyak telinga yang mendengar percakapan kita nantinya,” putus Tuan Simon.Tanpa pikir panjang, Danu dan Arum mengiyakan saja permintaan Tuan Simon. Kali ini mereka memilih singgah di rumah T
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Cemburu yang Meluruh

“Tentu, Tuan Danu. Tanyakan saja!!” jawab Tuan Arya.Ia meletakkan cangkir kopinya dan kini memberi perhatian penuh ke Danu. Danu terdiam sesaat kemudian menarik napas panjang sambil menatap tajam ke arah Tuan Arya.“Apa tidak ada maksud tertentu di balik pertolongan Anda kepada istri saya, Tuan?”Seketika Tuan Arya terkejut mendengar pertanyaan Danu. Mata tuanya kini menatap tajam dengan bibir yang mengatup rapat. Danu belum bersuara hanya memperhatikan pria paruh baya itu, kemudian karena tidak kunjung mendapat jawaban. Danu kembali membuka mulut.“Ada seseorang yang menunjukkan kalau perlakuan Anda kepada istri saya melebihi batas, Tuan.”Kembali Tuan Arya tercengang dan menatap Danu dengan reaksi yang sama seperti tadi.“Saya tahu, mungkin ini sedikit kurang sopan. Namun, ada baiknya saya tanyakan langsung ke Anda daripada saya mendengar desas desus tak sedap di luar sana tentang hubungan Anda da
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

DNA Pembanding

“Anda tidak perlu tahu siapa dia. Yang pasti saat semua sudah pasti saya akan memberi tahu,” jawab Tuan Simon.Arum sedikit ragu. Namun, dia juga sudah lama ingin tahu tentang asal usulnya. Selama ini, Arum berpikir dia hanya anak yang tidak diinginkan keluarganya. Anak yang dibuang, tapi setelah mendengar penjelasan Tuan Simon tadi, Arum seakan punya pemikiran baru.“Saya akan tentukan tempat dan waktunya. Anda tinggal datang saja.” Tuan Simon menambahkan.Arum mengangguk sambil tersenyum. “Baik, Tuan. Kalau memang itu yang terbaik, saya serahkan saja pada Anda.”Tuan Simon tersenyum sambil berulang menganggukkan kepala.“Lalu bagaimana dengan pria bertato itu, Tuan? Apa Anda sudah ada titik terangnya?”Tuan Simon menarik napas panjang sambil menyandarkan punggungnya ke kursi.“Saya mengenal beberapa dari mereka, tapi tentu saja saya harus mencari tahu siapa yang menyuruh sehingga
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Dugaan Tuan Simon

“Apa maksudmu, Simon?” tanya Tuan Arya.Pria paruh baya itu sangat terkejut dengan penjelasan Tuan Simon. Ia hanya diam sambil menatap tajam ke arah Tuan Simon. Tuan Simon tersenyum datar sambil membalas tatapan Tuan Arya.“Apa salahnya aku menyandingkan dengan DNA-mu, Arya?”Tuan Arya mendengkus sambil menggelengkan kepalanya.“Jangan berpikir kalau Arum itu adalah putriku, Simon.”Tuan Simon tidak menjawab hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum datar.“Memangnya kamu berpikir kalau dia putrimu, Arya?”Tuan Arya terdiam, ia menunduk kemudian perlahan menggeleng.“Tidak. Itu tidak mungkin. Roweina meninggal dalam kecelakaan. Aku yakin bayi dalam kandungannya juga ikut meninggal.”Tuan Simon menarik napas panjang sambil menatap tajam Tuan Arya.“Kamu melihat jasad bayinya?”Sontak Tuan Arya terperangah kaget dan melihat Tuan Simon den
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Sang Pelaku

“Dokter Sandy?” ulang Budi.“Iya, Tuan. Satu atau dua bulan sebelumnya, ia pernah mengantar surat kaleng juga untuk Tuan Danu. Mungkin Anda lupa, tapi saya yakin Tuan Danu pasti ingat tentang hal ini,” ulas Beni.Budi hanya diam, mengurut dagu sambil membenarkan keterangan Beni. Dia kini teringat kalau pernah membawa surat tanpa nama untuk Danu. Sayangnya, Danu tidak menanggapi surat itu dan dia tidak mendapat perintah apa pun dari Danu untuk bertindak.“Untuk apa Dokter Sandy melakukan itu?” gumam Budi.“Saya tidak tahu, Tuan. Hanya mereka berdua saja yang tahu alasannya.”Budi tersenyum sambil menganggukkann kepala.“Baik, kalau begitu aku akan menyampaikan semuanya ke Tuan Danu. Kamu bisa pulang, tapi besok aku masih membutuhkan tenagamu lagi.”Beni tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala. Dia sudah tahu soal itu. Bukankah dia memang dibayar untuk melakukan tugas seper
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Siapa Dokter Sandy

“Apa maksudnya ini? Tiba-tiba Anda menuduh saya,” sergah Dokter Sandy.Arum yang tadinya sibuk dengan kerjaannya kini merasa terganggu dan melihat dua pria yang tampak bersitegang itu. Ia berjalan mendekat menghampiri mereka.“Ada apa, Mas?” tanya Arum.Danu menghela napas panjang, menoleh ke Arum.“Dia … dia yang menyuruh orang mengirim surat kaleng ke kantorku, Arum.”Seketika Dokter Sandy terperangah kaget. Mata kecilnya di balik lensa minus itu menunjukkan keterkejutan. Arum kini ikut melihat Dokter Sandy dan terdiam beberapa lama.“Arum … aku bisa menjelaskan ini,” tutur Dokter Sandy.Arum menarik napas panjang dan menoleh ke Danu.“Aku tidak tahu dengan surat kaleng yang kamu maksud, Mas. Memangnya kamu pernah mendapat kiriman surat kaleng?”Danu mengangguk. “Iya, dua kali. Dan pengirimnya sama hanya penyuruhnya berbeda.”K
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status