Home / Romansa / The Heaven Jail / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of The Heaven Jail: Chapter 21 - Chapter 30

55 Chapters

BAB 21 || UNEXPECTED

Leonardo memanggil pelayan restoran dan meraih beberapa uang di dalam dompetnya dan memberikannya pada si pelayan. "Tuan ini terlalu banyak," ucap si pelayan kembali menyerahkan sisa uang Leonardo."Itu tip untukmu," jawab Leonardo menolak uang itu.Si pelayan langsung tersenyum sumringah, ia lalu menatap Florence dan Leonardo bergantian. "Istriku sedang hamil," adu Leonardo dengan cengirannya."Ah iya?" tanya si pelayan dan dibalas anggukkan pelan dari Florence."Ku doakan anak kalian akan jadi anak yang cantik atau tampan terlihat dari orang tuanya yang tampan dan cantik. Semoga bayi kalian selalu sehat, dan nyonya juga," doa si pelayan."Terimakasih banyak," ucap Florence dengan senyum manisnya.Setelah itu mereka kembali memasuki mobil dan mobil itu pun kembali bergerak menuju mall.Setelah sampai di parkiran mall, Leonardo dengan sigap membukakan pintu mobil untuk istrinya. Lalu ia mengapit lengan Florence sementara Gia tetap mengikuti mereka dari belakang.Leonardo menghentikan
Read more

BAB 22 || KETULUSAN

Alfonzo terus memeluk tubuh Gia yang tertidur di dalam dekapannya saat ini, pria itu menyampirkan anak rambut Gia tepat di belakang wanita itu, ia pandangi wajah damai Gia hingga ia baru sadar bahwa wanita itu tampak sangat berbeda saat ia bangun."Sig?""Hm?" balas Alfonzo dengan deheman atas panggilan dari supirnya. "Kemana kita akan pergi?" tanya si supir membuat Alfonzo mengangguk paham."Kembali ke panthouse ku," ujar Alfonzo dibalas anggukan patuh dari sang supir.Sesampainya di panthouse, Alfonzo segera membawa tubuh Gia dan ia membuka pintu panthouse-nya dengan satu kaki kemudian melanjutkan langkah kakinya semakin memasuki panthouse tersebut. Pria dengan tubuh tinggi tegap itu merebahkan tubuh Gia di atas ranjangnya yang berselimut putih kemudian menaikan selimut tersebut hingga menutupi tubuh Gia. Ia pandangi lagi wajah wanita itu, kemudian mencium pipinya lembut penuh perasaan.***Keesokan paginya, Alfonzo bangun dari tidurnya yang kurang nyaman, wajar karena ia tidur di s
Read more

BAB 23 || LEMBARAN BARU

Keheningan benar-benar menyiksa Florence, Gia sama sekali tak berniat membuka suara. Florence gemas dengan keadaan ia pun meneguk air lalu berdehem. "Gia," panggil Florence mendongakkan kepala Gia."Ya?""Aku ingin minta maaf atas perlakuan dan kata-kataku padamu waktu itu," sesal Florence dengan tulus."Ya tak apa," balas Gia tak berselera."Aku juga tak paham, bagaimana bisa aku bisa mengatakan hal yang bisa menyakitimu waktu itu.""Tak usah pikirkan, aku bisa paham keadaanmu.""Terimakasih.""Aku juga salah, tak seharusnya aku terus mengejar suamimu.""Gia.""Aku melupakan fakta bahwa kau tengah mengandung anak dari pria yang kucintai, aku tak perduli dengan keadaanmu. Yang selalu aku pikirkan adalah cara mendapatkan Leonardo, aku menyesal, Flo. Aku malu menatapmu, aku tak bisa berpikir jernih. Maafkan aku."Florence terenyuh saat mendengar setiap kata yang diucapkan Gia. Wanita itu segera memutar meja dan berdiri tepat di samping Gia. Florence menarik tangan Gia agar berdiri dan m
Read more

BAB 24 || BERUBAH

Alfonzo menatap Gia yang sudah berjalan menuju kamarnya yang terpisah. Ya, Alfonzo memutusakan untuk memisahkan kamar mereka agar Gia bisa merasa nyaman atas kedekatan mereka yang bisa dibilang memulai kembali dari awal. Alfonzo menolehkan kepalanya ke belakang dan menatap Gia yang tampak tengah membuka knop pintunya. "Gia?" panggil Alfonzo membuat Gia menolehkan kepalanya ke belakang dan menatap pria itu dengan penuh tanda tanya."Hm?""Tidak, aku hanya ingin mengatakan sesuatu," ucap Alfonzo dibalas balikan badan dari Gia."Apa?" tanyanya balik."Selamat malam," ujar Alfonzo dengan senyum tipis di bibirnya.Gia balas tersenyum pada pria itu kemudian menganggukkan kepalanya. "Ya, selamat malam juga untukmu," ucap Gia dengan pelan.Gia kembali membalikkan tubuhnya lalu memutar knop pintu dan mendorong pintu tersebut bahkan hendak melangkahkan kakinya memasuki kamar namun hal itu terhenti saat suara Alfonzo kembali menyapa pendengarannya. "Gia?"Gia kembali membalikkan tubuhnya dan men
Read more

BAB 25 || PEMBALASAN

Gia menolehkan kepalanya ke arah Alfonzo yang tengah serius menyetir tepat di sampingnya saat ini, wanita itu meremas tangannya yang terasa dingin ia menggigit bibirnya risau. Namun tiba-tiba bisa Gia rasakan genggaman erat dari Alfonzo. "Kenapa Gia?" tanya Alfonzo dengan satu alisnya yang terangkat. Gia menggelengkan kepalanya dan ia hanya mampu menghembuskan napasnya pelan. "Aku hanya sedikit takut," jawabnya.Alfonzo mengusap rambut wanita itu kemudian menggenggam tangannya lagi. "Apa yang kau takutkan, Gia? Aku akan berada di sampingmu," ucap Alfonzo dengan nada rendahnya.Gia mengangguk setuju ia menatap kembali ke depan lalu berucap. "Belok kiri," ucapnya langsung di wujudkan oleh Alfonzo. Mobil hitam Alfonzo menepi tepat di depan club yang Gia beri tahu lalu mereka pun keluar bergantian.Alfonzo menatap Gia dan meraih lengan wanita itu. "Kenapa kita ke club?" tanya Alfonzo pelan. Gia tersenyum mendengar pertanyaan dari Alfonzo ia hanya menarik tangan Alfonzo memasuki club ters
Read more

BAB 26 || KETERBUKAAN

Gia menggenggan tangan Alfonzo yang masih terasa dingin sesaat setelah lima menit yang lalu pria itu menangis di dalam dekapannya, wanita itu menatap manik Alfonzo tajam. "Percayalah, Agatha pasti sangat bahagia memiliki pria yang sangat mencintainya," ucap Gia membuat Alfonzo menatapnya dan menghentikan acara makannya.Alfonzo mengangguk pelan, ia membersihkan sekitar bibirnya dengan tisu lalu meminum jus jeruk yang tersedia di atas meja. "Ya, semoga ia tenang," balas Alfonzo membalas tatapan Gia.Gia menelan salivanya susah payah, ia mengigit bibirnya pelan saat rasa gugup menghantuinya, ia ingin bertanya pada Alfonzo namun apakah pria itu akan marah dan justru menolaknya atau bagaimana reaksinya? Entahlah Gia hanya takut. "Al," panggilnya lembut.Alfonzo menatap Gia dan berdehem membalas panggilan dari Gia. "Kenapa? Kau butuh sesuatu?" tanya Alfonzo penuh perhatian."Nothing, aku hanya ingin menanyakan satu hal," ucap Gia dibalas satu angkatan alis dari Alfonzo."Katakan apa yang
Read more

BAB 27 || KELEMBUTAN

Gia tersenyum seraya mengagumi isi dari mansion milik Alfonzo yang tengah ia pijak saat ini, ia menolehkan kepalanya ke samping dimana Alfonzo berada. "Jika tubuhmu lelah, kau bisa langsung naik ke kamarmu. Pintu silver itu milikmu, kau bisa gunakan semaumu, kau bisa menatanya ulang atau lakukan apapun itu hak mu sekarang," ujar Alfonzo semakin membuat Gia tersenyum amat manis."Terimakasih," ucap Gia tulus, ia senang setidaknya ia bisa mencoba hal-hal yang akan mendekatkannya dengan Alfonzo.Gia menaiki tangga dan berhenti tepat di depan pintu berwarna silver yang Alfonzo tunjukkan tadi, ia membuka knop pintu lalu mendorong pintu itu pelan. Wanita itu memasuki kamarnya dan menutup pintunya pelan, ia segera melemparkan tubuhnya tepat ke atas ranjang, ia menatap langit-langit kamarnya yang tergambar langit malam, ya langit-langit kamarnya dari kaca!Gia semakin nyaman di posisinya, tubuhnya yang lelah dan pegal-pegal membuatnya cepat terbang ke alam mimpi.Sementara di ruang tengah, Al
Read more

BAB 28 || HARAPAN

Davis mendudukkan tubuhnya tepat di hadapan Alfonzo yang saat ini pun tengah menatapnya tanpa celah. Davis meraih sebuah peta lalu ia jabarkan tepat di atas meja diantara dirinya dan Alfonzo berada. Jari Davis menunjuk satu titik tepat di tepi laut mati di Rusia."Salah satu kapal selam berada disini, sebagai contohnya jika mereka berhasil menggerakan benda sialan itu, sudah dipastikan mereka akan memprogramnya dan membuat kapal selam yang berisi awak palsu dari Maxcyz menuju ke Amerika atau Korea Utara. Apabila salah satu dari negara itu mulai merasakan dampak kerusakan akibat serangan misil yang pertama maka lima belas menit berikutnya setelah misil ke empat di luncurkan maka kapal selam itu akan meluncurkan nuklir yang di simpannya, dan anda bisa menebaknya dengan jelas Mr. Renzuis.""Negara itu hancur tak bersisa," sela Alfonzo mulai paham dimana arah pembicaraan dari Davis."Mereka akan terpancing dan Amerika ataupun Korea Utara akan tau dari mana asal dari kapal siluman itu, dan
Read more

BAB 29 || MISI

Alfonzo membuka matanya perlahan kala suara dentingan ponsel mengganggu tidurnya yang kurang, pria itu dengan malas meraih ponselnya yang berada di atas nakas lalu menggeser ikon hijau tanpa melihat terlebih dahulu pelakunya. "Ya?! Kau mengganggu tidurku!" semburnya kesal.Terdengar gelak tawa yang cukup ringan dari seberang telepon, Alfonzo segera mendengus sebal. Sialan! Siapa yang berani menertawai seorang Alfonzo?!"Siapa kau dan apa mau mu?! Aku tak banyak waktu," sentak Alfonzo dengan kemarahan yang tertahan.Suara di ujung telepon semakin senyap, digantikan dengan deheman pelan. "Delta 0-02," ucapnya yang langsung membuat Alfonzo terduduk dan bersandar di kepala ranjangnya."Agen Horb?" ucap Alfonzo menebak pelaku yang menertawainya.Gelak tawa kembali terdengar dan di susul dengan deheman pelan. "Ya, Al. Maaf mengganggu tidurmu yang sepertinya sangat nyenyak itu, sampai-sampai suaramu begitu parau," ujar Davis dengan kekehan gelinya."Diam kau Horb! Jangan banyak bicara. Katak
Read more

BAB 30 || AKSI

Alfonzo menghembuskan napasnya berat, ia mengigit bibirnya gugup sungguh otaknya belum siap diajak berpikir namun untungnya feelingnya masih bekerja, ia menatap France yang berdiri bak pria bodoh di ujung meja. "France," panggil Alfonzo yang langsung membuat pria itu mendudukkan tubuhnya tegak."Yes, Sig," balasnya.Alfonzo berdehem pelan, ia mendekati France lalu membalikkan tubuhnya menatap Ben. "Kau akan antarkan Ben menuju kapal selam itu, kau juga harus pastikan ia mendapat izin dari pihak Rusia untuk memasuki kapalnya aku tak mau tau, kau urus dengan Agen Horb dan kau juga temani Ben di dalam kapal itu kau harus membantunya, kau mengerti tugasmu France?" tanya Alfonzo diangguki oleh France."Bagus sekali, baiklah kita lanjutkan." Alfonzo mendekati proyektor dan menggerakkan telunjuknya yang otomatis menggeser slide selanjutnya. "Troy Bosch, kita sebut saja target. Dia adalah tersangka yang merupakan anggota dari Maxcyz, benarkan Agen Horb?" tanya Alfonzo diiyakan oleh pria itu.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status