Gia menatap putranya yang tertidur sangat damai di pelukannya saat ini, ia usap selembut bulu kepala Theodore lalu mencium keningnya lama. "Mommy tau mungkin kau menunggu lama untuk hal ini Theo, tapi kau juga harus mengerti. Ada saatnya, dear. Saat dimana kau dan Mommy akan tinggal bersama," lirih Gia seraya mengusap pipi kemerahan putranya.Tiba-tiba ponsel Gia bergetar, wanita itu lekas melihat si penelpon dan mengangkat teleponnya. "Ya, ada apa Sergio?""Maaf Nyonya, anda harus segera pulang. Saya dengar dari France, katanya Tuan akan pulang besok atau besok malam.""Bagaimana bisa? Bukankah Alfonzo akan pulang dua sampai tiga hari lagi?""Saya kurang tau, Nyonya. Yang jelas Tuan akan segera pulang.""Baiklah, terimakasih Sergio." Gia memutuskan sambungan teleponnya, wanita itu kembali menatap wajah putranya lalu mencium gurat wajah Theodore tak bersisa, air mata kembali mengalir di matanya saat menyadari kebersamaanya dengan Theodore hanya bersifat sementara."Gia?" panggil suara
Read more