Beranda / Romansa / The Heaven Jail / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab The Heaven Jail: Bab 11 - Bab 20

55 Bab

BAB 11 || TERTANGKAP

Gia meraih ponsel sederhana yang ia beli saat mendapat uang hasil membantu Marry selama lima bulan setelah berhentinya anak buah Alfonzo yang mencarinya saat di Monako.Saat ini, Gia mengedarkan pandangannya mencari titik kemana ia akan melangkah di kota yang sedari kecil ia tinggali namun telah menorehkan luka yang masih belum sembuh untuknya, New York.Wanita itu menenteng tas lusuh yang diberikan Marry, tanpa membawa hal yang penting Gia hanya membawa uang dan ponsel di tasnya. Namun, Gia langsung berjalan menuju tempat Lilia, bahkan untuk menuju apartemen Lilia pun Gia hanya berjalan tanpa menggunakan taxi, ia melupakan kenyataan bahwa ia baru saja melahirkan.Sesampainya di apartemen milik Lilia, Gia mengetuk pintu itu tanpa jeda namun tak ada jawaban atau sahutan dari dalam sana, hal itu semakin membuat Gia kalut. Ia menatap sekitarnya namun tak ada satu orang pun disana. Pikiran buruk mulai bermunculan di otaknya, wanita itu secepat kilat menuju mansion Leonardo untuk memastika
Baca selengkapnya

BAB 12 || PENJARA

Alfonzo menjalankan kakinya dengan gagah memasuki kamar milik Gia, sesaat setelah ia membuka pintunya ia menatap Gia yang tampak menatap ke depan dengan pandangan kosongnya, wanita itu tak menolehkan sedikitpun wajahnya untuk melihat Alfonzo, ia lelah hanya lelah dan kepedihan yang ia rasakan kala menatap wajah pria itu.Pria dengan tubuh tegap itu berjalan dengan satu tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana, ia dudukkan tubuhnya tepat di tepi ranjang yang hanya berjarak lima senti saja dari tubuh Gia yang tampak kosong."Gia," panggil Alfonzo dengan suara rendahnya namun tak diindahkan oleh Gia, wanita itu justru memunggungi Alfonzo."Makanlah," ucap Alfonzo berusaha membujuk Gia agar wanita itu bersedia menerima sesuap atau dua suap nasi untuk mengganjal perutnya."Jika kau tak makan, kau akan sakit Gia," ucap Alfonzo lagi berusaha meruntuhkan kedinginan Gia."Jika kau sakit_""Apa? Kau takut kau tak dapat pelayanan dariku? Kau takut aku akan merepotkanmu? Kau pun takut jika ak
Baca selengkapnya

BAB 13 || MELAWAN MU

Gia tertawa lebar mendengar sentakan Alfonzo barusan, ia kebal dengan semua teriakan dan sentakan dari pria itu. Hatinya mati rasa setelah ia kehilangan wajah menggemaskan Theodore, ia hanya hidup dalam kehampaan. Wanita itu meminum jus jeruknya lalu berdiri dengan underwear yang telah basah menatap Alfonzo dari atas sampai bawah. "Mengapa marah Alfonzo? Bukankah kau hanya tuanku disaat malam?""Gia, jangan membuatku marah.""Well, jika dihitung kau lebih dari seribu kali marah padaku, Alfonzo," balas Gia tanpa takut pada Alfonzo.Pria itu menggeram dibuatnya, ia tak terima di tantang seperti ini oleh wanita yang sudah ia beli sepuluh juta dollar dua tahun yang lalu, harga diri Alfonzo terluka akibat ucapan Gia yang terlampau berubah seratus delapan puluh derajat.Alfonzo yang kesal karena Gia lebih memilih membalikkan tubuhnya dan menatap kolam biru di depannya langsung meraih tubuh Gia dan menggendongnya ala bridal dan menatap tajam manik wanita itu."Jadi, kemana kita akan pergi Mr
Baca selengkapnya

BAB 14 || KABUR

Alfonzo mengeringkan tubuh Gia dengan handuk di tangan kanannya, sesekali pria itu mengusap lembut bahu serta tulang selangka Gia yang masih terlihat basah, pria itu menatap lekat Gia yang terlihat mengigil kedinginan."I-ini semua karenamu! Jika aku sakit kau harus tanggung jawab!" sentak Gia dengan bibir yang mengigil hebat."Well, kau yang membuatku melakukan ini, Gia," balas Alfonzo tanpa menatap Gia. Alfonzo terus mengeringkan rambut Gia yang masih meneteskan air kemudian ia memberikan setelan dress pada wanita itu."Gantilah bajumu, Gia. Jika kau tak ingin sakit.""Tanpa kau suruh aku pasti akan mengganti bajuku!" balas Gia ketus dibalas senyum tipis di bibir Alfonzo, pria itu suka menggoda Gia hingga membuat wanita itu marah ataupun kesal terhadapnya.Alfonzo membalikkan tubuhnya dan mengeratkan tali bathrobe yang tengah ia pakai seraya kakinya melangkah keluar dari kamar mandi meninggalkan Gia dengan umpatannya terhadap Alfonzo.Gia mengumpat tanpa henti seraya mengeringkan tu
Baca selengkapnya

BAB 15 || BERTEMU KEMBALI

Alfonzo memasuki kamar resort yang sudah dipesannya, pria itu menjalankan kakinya dengan pikiran yang berkelana, saat ini ia akan berusaha membentengi dan tak membiarkan Gia pergi barang sejengkal pun dari kamarnya agar memastikan wanita itu tidak bertemu dengan Leonardo, akan menjadi bencana apabila Gia meminta bantuan Leonardo dan Leonardo memberitahu masalah ini pada Arthur.Klek!Alfonzo mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Gia, pria itu kembali menjalankan kakinya menuju kamar mandi namun tak juga menemukan Gia. Segera Alfonzo meraih ponsel dan menghubungi anak buahnya."Kau lihat Nyonya?""Ya Tuan, dua puluh menit yang lalu beliau keluar katanya ingin melihat sekitar sekaligus mencarimu.""Sial!""Ada masalah tuan?""Cari dia kemanapun, jika perlu bayar orang sini untuk melacak keberadaan Gia.""Baik Tuan."Alfonzo mematikan sambungan teleponnya cepat, pikirannya berkelana ia tak bisa diam saja. Meskipun ia masih memiliki waktu satu minggu lagi disini namun ia harus sege
Baca selengkapnya

BAB 16 || SAKIT HATI

Pagi yang cerah dengan suara burung yang berkicauan berpadu dengan suara deburan ombak di tepi pantai semakin membuat Gia termanjakan, wanita itu menurunkan kakinya dan menggeliat pekan, hari ini tak lagi sesak seperti biasanya, ia bahagia karena saat ini ada Leonardo yang dekat dengan dirinya. Ia segera keluar dari kamarnya namun pendengarannya mendengar suara candaan dari arah pantry.Gia menjalankan kakinya menuju pantry dan ia sedikit terpaku saat melihat Leonardo dan Florence yang tampak sedang bermesraan dengan canda gurau yang sesekali mereka lontarkan, di tempatnya berdiri Gia meremas dadanya yang sesak bahkan air mata hendak turun namun ia menahannya sekuat tenaga. Alhasil Gia mengedipkan matanya dengan menatap ke atas agar air mata itu tak menuruni pipi putihnya, serasa dirasa baik ia kembali menatap ke depannya kemudian berdehem menyadarkan sepasang suami istri di hadapannya."Ekhm!"Tampak Florence segera memperjarak antara dirinya dan Alfonzo sesaat setelah menyadari kebe
Baca selengkapnya

BAB 17 || MEMULAI RASA

Sudah sembilan hari terhitung sejak dirinya tidak bersama dengan Gia, kini hidup Alfonzo kembali ke dalam kehampaan. Pria itu memijit pelipisnya yang menegang, ia ingin ketenangan namun ia tak tau apa yang bisa menenangkan dirinya. Namun saat Alfonzo menjalankan kakinya menuju kamarnya, ia baru menyadari. Mansionnya yang besar dan megah hanya diisi oleh keheningan, dan hal itu semakin membuat Alfonzo tersakiti. Ia kembali ke niatan awalnya yaitu menuju kamarnya. Malam hari ini, kamarnya tak diterangi cahaya lampu hanya ada cahaya dari rembulan malam ini. Alfonzo menyingkap kain yang menutupi lukisan sang istri, ia usap lembut seakan mengusap kulit lembut Agatha-nya."Selamat malam Agatha. Lagi dan lagi aku datang dengan alasan merindukanmu, ku harap kau tak bosan mendengarkanku.""Maaf, maafkan aku yang sudah bertindak berengsek pada setiap wanita di luar sana namun aku tak bisa mengontrol diriku. Aku butuh orang yang mampu membuatku tenang dalam kebahagiaan di mansion ini. Dan semua
Baca selengkapnya

BAB 18 || MENGKLAIM

"G-Gia?" Maxime terbelalak saat menatap wanita yang setahunya sudah mati tiga tahun yang lalu, namun apa ini? Mengapa Gia tampak terlihat sangat sehat dan bugar di hadapannya saat ini.Gia menganggukkan kepalanya sesaat setelah menjalankan kakinya mendekati Maxime yang masih terpaku akibat kedatangannya yang tiba-tiba."Mengapa Max? Kau terkejut dengan kedatanganku? Atau kau pikir kau di datangi oleh arwah ku? No, Max. Aku belum mati, aku benar-benar Gia. Wanita yang kau hancurkan hidupnya tiga tahun lalu," ucap Gia seakan mengerti pemikiran dari Maxime.Pria itu tampak pucat di tempatnya, ia segera berjalan mendekati Gia dan menelisik wanita di hadapannya dengan tajam tanpa celah."Gia, aku_""Bagaimana kehidupanmu setelah mendapatkan club milikmu kembali, Max?""Gia maafkan aku, saat itu aku benar-benar buntu. Aku merasa bersalah atas kelakuan bodohku dengan mengorbankanmu, aku ingin membuatmu tutup mulut dengan cara baik-baik agar Leonardo tak marah padaku, namun di sisi lain aku b
Baca selengkapnya

BAB 19 || MENCARI KEBAHAGIAAN

Gia memakan makan siang yang dibuatkan Lilia untuknya dengan pelan, pikiran wanita itu berkelana pada sosok Alfonzo yang sedikit membuatnya kasihan. Dirinya yang kehilangan Leonardo untuk yang kedua kali saja sudah sangat amat menyakitkan, lalu bagaimana dengan Alfonzo yang ditinggalkan oleh istri dan calon anaknya, sungguh! Gia tak bisa membayangkan apabila ia berada di posisi Alfonzo."Gia?" panggil Lilia dengan menggenggam tangan Gia erat saat menyadari sahabatnya itu melamun."Ya? Em jangan khawatirkan aku Lilia. Aku baik.""Aku bahkan belum bertanya padamu Gia, hm." Lilia menyatukan tangannya kemudian menatap Gia dengan tatapan tajamnya. "Aku tau kau mungkin memikirkan Leonardo, bukan? Ia telah menikah dengan seorang wanita biasa, ya sepertiku yang hanya tinggal di apartemen namun ia lebih sedikit kekurangan. Mereka menikah karena kecelakaan.""Maksud mu dengan kecelakaan?" tanya Gia dengan mengangkat satu alisnya.Lilia tersenyum lembut lalu meraih sebotol wine dan menuangkannya
Baca selengkapnya

BAB 20 || MEMBUAT MASALAH

Gia dengan cepat menghapus air matanya dan menegakkan tubuhnya lalu menjalankan kakinya menuruni tangga dan mendekati Florence yang tengah memeluk Karin saat ini."Istri tak berguna!!" rutuk Gia tajam pada Florence.Florence langsung menatap Gia dengan mata sembabnya, ia terus menatap teman kecil suaminya yang tengah memperlihatkan wajah marahnya. "Kau tau! Karena mu Leonardo sampai seperti ini! Harusnya kau tak memberi udang di dalam dimsum itu! Sekarang lihatlah apa yang sudah kau lakukan! Karena mu Leonardo sesak napas saat ini!" sentak Gia beruntun pada Florence.Florence menegang ditempatnya, ia terus saja mengeluarkan air matanya. "A-Aku benar-benar tak tau Leo alergi udang," cicit Florence ditengah-tengah tangisannya."Tak tau?! Berarti kau memang istri yang tak berguna!" sentak Gia lagi semakin memojokkan Florence."Kau tak tau apa yang tak seharusnya dimakan oleh suami mu sendiri!! Artinya kau tak cukup baik mengenalinya!!" ucap Gia dengan menunjuk wajah Florence dengan telun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status