Home / Romansa / Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan: Chapter 31 - Chapter 40

47 Chapters

31. Lelang Akbar (1)

Lelang Akbar yang Arjuna dan Marla datangi berlokasi di salah satu ballroom hotel berbintang paling megah yang ada di Ibu kota. Sepanjang perjalanan, salah tingkah Marla akibat kecupan Arjuna di butik tadi menguap, saat dia mendapati Julie turut menaiki limosin yang sama.Marla berusaha membalas senyuman yang Julie lemparkan. Namun, wanita itu terheran-heran mengapa Julie berada di sisi lain Arjuna dengan santainya. 'Ah! Kenapa aku jadi berpikiran yang tidak-tidak begini sih? Julie kan tidak berbuat apa-apa. Astaga ....'Marla lekas menggeleng, kembali menenangkan diri setelah dirasa limosin yang dinaikinya ini telah berhenti tepat di depan lobi hotel yang dituju. "Nah," Arjuna menggenggam tangan Marla, memberinya senyum penenang. "Sekarang, saatnya kita turun, Marla."Marla mengangguk, lantas mengekori jejak sang suami, menyisakan Julie di belakang keduanya dengan penuh percaya diri. Beberapa pasang mata yang berlalu-lalang di lobi, mengalihkan pandang ke arahnya—atau lebih tepatny
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

32. Lelang Akbar (2)

Lelang dimulai. Marla duduk di samping Arjuna, menegapkan tubuh dan bersikap selayaknya seorang Nyonya Muda yang diam-diam dia pelajari. Beberapa orang sempat bergumam di belakangnya, yang isinya kurang lebih; hendak mengetahui siapa sosok Marla yang sesungguhnya.Sebab, mereka pikir; pastinya seorang Arjuna Wirajaya yang merupakan pewaris tunggal dari keluarga terkaya itu menikahi seorang wanita yang 'sederajat'.Marla mengembuskan napas perlahan. Bagaimana bila mereka tahu bahwa Marla hanyalah seorang yatim piatu yang lemah, bahkan sudah pernah menikah?Sepertinya kabar tentang dirinya itu akan tersiar pada kalangan atas tidak lama lagi. Mengingat bahwa terdapat sepasang manusia yang tampaknya enggan membiarkan Marla hidup tenang barang sekejap. Berjarak satu meja, Marla memergoki Yudha dan Kamilia yang saling bercengkerama dengan senyum arogan. Seakan-akan memperlihatkan bahwa hidup mereka baik-baik saja, padahal perusahaan Anugerah sedang berada di ambang kebangkrutan. Entah apa
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

33. Selepas Lelang

"Baik! Lukisan karya Bernafouldi dimenangkan oleh Tuan bernomor dua puluh empat senilai dua puluh lima miliar!"Keputusan yang disiarkan oleh juru lelang tersebut membuat seluruh peserta lelang terperangah. Siapa pun tak menduga bahwa yang memenangkan lelang atas barang utama berupa lukisan karya Bernafouldi ialah seorang Yudha Anugerah.Arjuna dan Marla saling melempar pandang. Meskipun Arjuna menyayangkan lukisan yang sudah diincar oleh ayahnya itu, tetapi tidak dapat dimungkiri bila dia ingin menghindari rencana licik Yudha melebihi apa pun.Yudha memasang senyum arogannya, walau dalam hati sedang kelimpungan. Dia baru saja memenangkan lelang? Yang benar saja! Seharusnya tidak berjalan seperti ini!Kamilia yang tetap terlihat besar kepala, mendekat ke arah Yudha. "Mas, kenapa malah jadi begini? Bukankah kamu berniat untuk menguras uangnya si Wirajaya? Kenapa malah kita yang kena sekarang?"Yudha berbisik seraya menggertakkan gigi perlahan. Kedua tangannya terkepal erat, memandang s
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

34. Kebingungan Yudha

"Astaga, Yud! Kamu ini bagaimana sih?! Katanya kemungkinan besar kita akan mendapatkan untung dari pelelangan malam hari ini? Kenapa malah sekarang kita yang bingung soal uang dua puluh lima miliar?!"Gerutu Kamilia sambil mondar-mandir di depan meja kerja Yudha. Sementara itu, sang suami tengah bertopang dagu, berpikir akan rencana B yang belum tentu akan berjalan sesuai perkiraan mereka."Ck! Diamlah, Kamilia! Kamu pikir aku ini tidak sedang berpikir apa?! Aku juga sibuk mati-matian berpikir! Kita harus mengembalikan uang sebanyak itu yang kita pinjam dari perusahaan Mahagana."Kamilia mendengkus kasar. Mahagana. Keluarga terkaya kedua setelah Wirajaya yang ada di dalam negeri. Tentu saja—rival abadi dari Wirajaya sejak dulu. Perkaranya, Mahagana merupakan keluarga yang kebanyakan berkecimpung dalam dunia malam. Dikarenakan memiliki jaringan dengan organisasi underground, beberapa transaksi gelap di bawah perlindungan orang dalam, Mahagana menjadi salah satu keluarga yang sangat di
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

35. Alasan Terselubung

Arjuna cepat-cepat menggeleng, menarik napas rakus selagi mengalihkan pandang untuk beberapa saat. Dia tidak mengira, bahwa dia bisa menjadi pria yang salah tingkah hanya karena hendak menggantikan pakaian istrinya sendiri."Astaga ...."Arjuna meraup kasar wajahnya menggunakan kedua tangan. Kembali mengomposisikan diri sebelum mengambil piama yang akan dipasangkan pada Marla . Pria itu menelan ludah susah payah. Mulutnya mendadak kering, hanya dengan memandang tubuh indah sang istri dalam balutan pakaian dalam berwarna hitam.Menggigit bibir bawah, Arjuna mulai memasang bagian celana piama. Tatapan pria itu sempat tertuju pada bagian pusat tubuh sang istri, tetapi secepat mungkin membuang muka. Dengan wajah memerah, Arjuna meneruskan memakaikan bagian atas piama, tak sengaja bersentuhan dengan dada wanita itu saat mengancingi piamanya.Pria itu membeku seketika. Sentuhan singkat itu berhasil membuat sesuatu dalam diri Arjuna bangkit tanpa bisa dicegah. Membenahi dua kancing terakhir,
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

36. Kepikiran

Marla melayani pembeli terakhir sebelum dia memasuki ruang istirahat di belakang bersama Bu Sani. Sepagian itu, jujur saja dia tidak bisa berkonsentrasi. Entah mengapa, sekarang saat mendengar cara Arjuna memanggil nama Julie, membuatnya gusar sendiri.'Duh! Padahal mereka kan tidak setiap hari berinteraksi pula. Kenapa aku harus sebingung ini? Kalau Mas Arjuna tahu isi pikiranku yang aneh ini, yang ada Mas Arjuna makin menganggapku aneh dan benar-benar menjadi beban baru.'Marla mendengkus kasar, duduk di sofa seraya memandang langit-langit ruang istirahat. Berjarak beberapa langkah darinya, Bu Sani terduduk di sofa tunggal sambil bertelepon dengan perawat pribadi yang selama ini menjaga anaknya di rumah sakit. Tentu saja, perawat pribadi itu direkrut oleh Arjuna.Permbicaraan Bu Sani dan sang perawat yang terdengar, membuat Marla bisa mengalihkan perhatian barang sejenak. Namun, bayangan jarum jam yang menginjak waktu istirahat makan siang membuatnya kalut sendiri.Dia teringat bahw
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

37. Pembeli atau Pengacau?

Kamilia memang menyebalkan. Kenapa mantan sahabatnya itu enggan melepasnya setelah berhasil merebut Yudha dan menjadi Nyonya Muda keluarga Anugerah seperti yang diharap-harapkan?Marla mendesah lelah. "Kamilia, kamu boleh menggangguku sepuas hatimu, tapi jangan di sini! Ini bukan sembarang tempat yang bisa kamu acak-acak begitu saja.""Ah, benarkah? Tidakkah kamu ingat, bahwa pemilik toko roti kampungan ini hampir pernah mempermalukanmu demi mendapatkan kepercayaanku, Marla?"Kamilia terkekeh, melipat tangan di depan dada, sengaja membusungkan dada serta meninggikan dagu. Wanita itu masih berpendapat bahwa dirinyalah yang merupakan seorang superior."Pasti tidak ada seorang pun di keluarga Wirajaya yang mau menerima wanita kampungan sepertimu, Marla. Bahkan, Arjuna sendiri pastinya mulai menyadari kalau menikah denganmu itu hanya akan membuatnya menyesal di kemudian hari. Lagi pula, apa kamu lupa—soal foto yang pernah kukirimkan padamu? Aku dan Arjuna ... bertemu di hotel lho!"Marla
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

38. Ajakan Mendebarkan

Secepat kilat, Marla mundur. Revan menaikkan satu alisnya, terkekeh sebelum menarik tangan kembali ke sisi tubuh pria itu."Ah, sepertinya ipar saya yang satu ini tidak menyukai kedekatan antara saudara ipar ya? Tidak masalah, saya tidak akan memaksamu, Marla."Revan menyampirkan lengannya pada pundak wanita yang bersamanya. Pria itu tersenyum timpang, kembali mengamati penampilan Marla untuk yang kedua kalinya.Tidak mau membiarkan Revan berada di sana sesiangan penuh, Marla bergegas mengemas roti yang pria itu beli—dengan setengah hati. Siapa pun bisa melihatnya. Revan hanya 'sekadar' membeli tanpa mengetahui apa yang dibelinya barusan."Ini. Pembayarannya bisa langsung di kasir, silakan! Terima kasih atas kunjungannya, Revan."Revan mengangguk singkat, kemudian berlalu ke kasir bersama wanita yang masih betah bergelayut manja padanya. Sementara itu, Kamilia bersedekap tak senang. Melihat bagaimana cara Revan berinteraksi dengan Marla barusan, kembali memunculkan rasa iri yang mengg
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

39. Mandi Bersama

Marla mondar-mandir di depan pintu kamar mandi dalam balutan jubah mandi. Wanita itu dilanda gugup, cemas, antisipasi, semuanya bercampur aduk. Kenapa bisa setiba-tiba ini?"Seharusnya tidak ada masalah kan? Mas Arjuna itu suamiku, dan aku istrinya—tapi ... kenapa aku bertingkah seperti perawan yang baru mau melakukan malam pertama?"Wanita itu menggigit bibir bawahnya, bergerak bak setrika. Arjuna sudah menunggu di kamar mandi, mungkin telah menantinya di dalam bak mandi. Marla sudah bisa membayangkan betapa intim suasana di kamar mandi. Dengan Arjuna yang telah menantinya tanpa busana, bersandar pada dinding porselen bak mandi dengan tubuh yang kekar dan tegap.Marla merasakan pipinya memanas. Tanpa perlu bertanya lagi, dia tahu apa yang akan terjadi sesaat setelah dia memasuki kamar mandi. Tentunya bukan sekadar mandi biasa.Akan tetapi, dia tidak mungkin menghindar dan lari begitu saja dengan berbagai macam alasan. Kalau dipikir-pikir, ini memang sudah waktunya bagi mereka untuk
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

40. Datang Lagi

Tidak berbeda jauh dengan Arjuna, Marla sendiri terus mengumbar senyum yang kelewat ramah pada para pembeli di Toko Roti. Bu Sani dan para junior-nya saling melempar pandang, tetapi mereka memutuskan untuk tidak mempertanyakannya secara langsung ke hadapan Marla."Marla," panggil Bu Sani pelan, "beristirahatlah! Sedari tadi kamu terus yang melayani pembeli. Bahkan, kamu tidak memberi kami kesempatan untuk melayani mereka.""Ah ...." Marla meringis.Memang benar, dia tidak berhenti melayani pembeli. Namun, dia sendiri juga tidak mengetahui alasannya. Apakah karena semalam dia dan sang suami baru saja lebih terbuka? Serta, rasanya dia tidak merasa lelah sama sekali.Mau mondar-mandir sampai tahun depan juga rasanya tidak masalah. Marla sanggup-sanggup saja. Namun, yang dikatakan Bu Sani memang benar. Dia harus beristirahat, membiarkan para junior-nya melayani pembeli yang lain, jadi tidak terkesan sebagai pajangan saja."Baiklah, Bu, saya akan—""Selamat siang, Ipar!"Marla tersentak sa
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status