Home / Romansa / Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan / Chapter 41 - Chapter 47

All Chapters of Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan: Chapter 41 - Chapter 47

47 Chapters

41. Menepis Keanehan

"Karena Pak Hindrawan tidak bisa datang, lebih baik kita pergi saja, Julie. Bagaimana?"Pertanyaan Arjuna mengalihkan fokus Julie, yang sebelumnya terpatri pada tablet yang berada pada genggaman. Julie melirik jam tangan, lantas mengangguk pasrah."Yah, memang lebih baik kita pergi dari sini. Maaf karena sudah membawa Tuan Muda jauh-jauh ke sini, tapi tidak sampai bertemu dengan Pak Hindrawan." Julie menunduk sekilas sebagai permintaan maaf.Arjuna mengibaskan tangan, "tidak masalah. Mungkin beliau memang berhalangan hadir karena suatu hal yang lebih penting. Omong-omong, kenapa Pak Hindrawan tidak sekalian menghubungi saya saja? Pastinya terlalu berbelit-belit kalau menghubungimu terlebih dahulu, Julie.""Saya sendiri juga tidak tahu, Tuan Muda. Yang pasti, beliau membuat janji tepat sore kemarin, saat bertamu di kediaman utama. Tuan Besar menyuruh saya untuk melakukan reservasi di restoran ini. Saya mau memberi tahu Tuan Muda semalam, tetapi saya sendiri masih mengurus beberapa berk
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

42. Tidak Tenang Lagi

Aneh.Arjuna belum pulang, bahkan ketika jarum jam menunjukkan angka sepuluh pada malam hari. Marla menggigit bibir bawahnya gelisah, mondar-mandir di ruang tamu."Apakah terjadi sesuatu terhadap Mas Arjuna? Kalau pulang telat, pastinya Mas Arjuna akan memberi tahu, mengirimiku pesan. Tapi, sudah jam segini, Mas Arjuna tidak memberi kabar apa pun."Marla mendudukkan diri di sofa, menarik napas perlahan sembari menepis berbagai asumsi yang kerap muncul di saat yang tidak tepat."Aduh! Ada apa denganku? Kenapa aku selalu berpikiran yang tidak-tidak belakangan ini?" Baru saja wanita itu menutup mata untuk menenangkan diri, tahu-tahu saja suara pintu gerbang utama terdengar tengah dibuka oleh sang satpam. Dengan sigap, Marla beranjak, melangkah ke teras rumah.Tampak lelah, Arjuna keluar dari mobil. Ketika pria itu mendongak dan bertemu tatap dengan sang istri, kening Arjuna berkerut heran. "Marla? Kamu belum tidur? Sudah jam segini."Marla menyalami sang suami, mencium punggung tangan p
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

43. Menghadiri Resepsi

Menempuh dua jam perjalanan, akhirnya seluruh rombongan Wirajaya datang ke kota tujuan. Mereka langsung disambut apik oleh pihak bandara. Bahkan, Marla berusaha untuk tidak menganga saat dia mendapatkan dua lanjur barisan pengawal dalam perjalanan menuju keluar area bandara.'Astaga, sudah mengalahi para artis saja! Tapi, mengingat betapa besar kekayaan Wirajaya, sepertinya wajar-wajar saja kan?'Arjuna menoleh ke arahnya, melingkarkan salah satu lengan pria itu pada pinggang Marla. "Jangan jauh-jauh, Marla. Nanti kalau ada yang menculikmu, bagaimana? Pastinya aku tidak bisa tenang barang sedetik pun."Marla mengulum senyum. "Mas, aku bukan seorang anak kecil lagi. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Lagi pula, pengawal yang kelewat banyak ini pastinya juga akan melaksanakan tugas mereka dengan baik saat mengetahui ada yang aneh, 'kan?""Iya, memang benar," lanjut Arjuna, "tapi tetap saja, apakah seorang suami tidak boleh mencemaskan keselamatan istrinya sendiri? Pokoknya, kamu harus dek
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

44. Sebuah Kebetulan

Marla menoleh ke arah yang Sherry tuju. Manik mata wanita itu langsung mengenali pasangan paruh baya yang tidak asing. Mengetahui keberadaan Marla, pasangan tersebut pun tersenyum lebar ke arahnyq.Sherry menyapa pasangan tersebut, "selamat datang, Tuan Soni Purnama dan Nyonya Almira Purnama. Kalian berdua sudah jauh-jauh datang dari luar kota sampai ke sini. Silakan menikmati hidangan yang ada, Tuan dan Nyonya Purnama. Terima kasih sudah mau menyempatkan waktunya untuk datang ke resepsi pernikahan ini."Almira Purnama tersenyum kalem. Menyelamati Sherry atas pernikahan wanita itu, lalu tatapan Almira jatuh kepada sosok Marla yang berdiri tenang dengan senyum simpulnya."Suatu kebetulan, kita bertemu lagi di sini, Mbak." Almira mengulurkan tangan, yang langsung dijabat oleh Marla secepat mungkin. "Ah, iya, suatu kebetulan, Nyonya Almira Purnama. Benar? Maafkan saya kalau saya salah menyebut nama Nyonya." Kata Marla.Almira Purnama terkekeh pelan, senyum keibuannya membuat hati Marla
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

45. Yudha Makin Edan

Baik Arjuna maupun Marla tidak ada yang senang atas kedatangan pasangan tersebut. Bahkan, yang membuat Arjuna bertanya-tanya, mengapa Yudha dan Kamilia berani menampakkan diri di resepsi pernikahan Mahagana yang menjadi tempat pria itu untuk meminjam uang?Sepertinya ada yang tidak beres dengan jalan pikiran Yudha dan Kamilia.Kamilia dengan santainya mengambil duduk di samping Arjuna, seolah-olah mereka cukup dekat. Padahal, Yudha mengamati Kamilia dengan kening berkerut. Tadinya Yudha ingin menegur Kamilia, tetapi Arjuna telah membuka suara terlebih dahulu."Seingat saya, Sherry tidak mengundang kalian untuk datang ke sini, Tuan Yudha dan Nona Kamilia."Senyum Kamilia luntur dalam sekejap mata, sebelum berdeham dan kembali meninggikan dagu, jelas tidak mau kalah."Siapa bilang? Yang mengundang kami adalah keluarga sang mempelai pria, keluarga Mahagana." Elak Kamilia, yang tentunya cuma sekadar membual.Arjuna menggeleng lelah. Padahal, dia tahu sendiri bahwa keluarga Mahagana enggan
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

46. Insisting?

Perkataan Yudha membuat tiga kepala yang mengitarinya terkejut. Jangankan Arjuna ataupun Marla, bahkan Kamilia yang saat ini berstatus sebagai istri barunya pun terperanjat."Yudha! Apa-apaan kamu! Kenapa kamu ma—""Diam, Kamilia! Aku tidak membutuhkan pendapatmu."Kamilia membelalak, "apa, Yudha? Kamu tidak membutuhkan pendapatku? Aku ini istrimu! Istrimu yang sekarang! Kenapa kamu—""Diam!"Kamilia mengatupkan bibir rapat-rapat, menggeram pelan dengan kedua tangan mengepal hingga buku-buku jari wanita itu memutih.Sementara itu, Arjuna membuka suara meskipun dia juga telah berusaha untuk menahan amatah. Sebab siapa pun mengetahui bahwa yang Yudha ucapkan tadi sangatlah tidak masuk akal."Tuan Yudha, sepertinya Anda membutuhkan udara segar, karena berbicara Anda sudah tidak beraturan seperti itu." Sarkasnya, sembari menggenggam tangan Marla begitu erat—enggan melepasnya walau sedetik.Marla sendiri tidak mampu mempercayainya. Bisa-bisanya Yudha berkata demikian? Selepas seluruh sakit
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

47. Who?

Datang lagi.Sosok Julie datang lagi di saat yang tidak tepat—atau itu hanya firasat Marla saja?Marla tahu apa yang hendak Arjuna katakan, tetapi terhenti akibat kedatangan Julie. Menarik napas perlahan, Marla cepat-cepat menggeleng. Kenapa dia selalu mempunyai asumsi buruk di saat yang tidak tepat sih?'Mungkin saja, Julie hanya ingin berbicara terkait pekerjaan.'Segera menepis pikiran anehnya, Marla kembali merutuki diri sendiri. Lagi pula, Arjuna bukanlah orang biasa. Pria itu memiliki banyak hal yang harus diurus, meskipun sedang menghadiri resepsi pernikahan salah satu anggota keluarga besar sekaligus.Selagi Arjuna menghampiri Julie dan bercakap mengenai sesuatu yang terpampang pada layar ponsel Julie, Marla menunggu di gazebo dalam diam."Sungguh? Kamu sudah memastikannya, Julie?"Suara Arjuna yang terdengar antuasias, mengalihkan fokus Marla dalam titik keheranan. Sekiranya, apa yang membuat sang suami bersemangat. Tidak—lebih dari sekadar bersemangat di mata Marla.Arjuna s
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status