Home / Romansa / Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan: Chapter 21 - Chapter 30

47 Chapters

21. Ruangan Arjuna

Marla terhenyak. Suara itu—suara familier yang mampu mendidihkan darahnya. Menarik napas perlahan, wanita itu berbalik. Dilihatnya sosok Kamilia yang melangkah dengan percaya diri dalam balutan blus kerja ketat. Dia tidak kaget lagi. Cara berpakaian Kamilia memang sudah seperti itu, jauh sebelum dia bersahabat dengannya sejak kuliah dulu. Kamilia bersedekap, menghampiri Marla dengan senyum meremehkan, lalu memindai penampilan mantan sahabatnya itu diiringi decihan ringan."Ada apa ini? Berkunjung ke kantor Wirajaya dengan penampilan seperti ini? Pantas saja resepsionis itu tidak percaya kalau kamu itu suaminya Arjuna," celetuk Kamilia.Marla mengernyit, lantas melirik dirinya sendiri. Dia tampil normal; dalam balutan dress hijau selutut, rapi pula. Memang dasarnya si resepsionis saja yang tidak punya sopan santun saat menyambut tamu."Kenapa kamu ke sini? Kamu tidak bekerja di sini, Kamilia." Tanyanya memberanikan diri.Jika dulu dia merupakan wanita yang kebanyakan iya-iya saja dan
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

22. Makan Siang Eksklusif

Sedari tadi, Julie telah berada di ruangan Arjuna. Duduk manis di sofa sembari memindai beberapa berkas perbandingan yang semalam mereka bahas melalui telepon. Marla pikir, dia dan sang suami hanya akan makan siang berdua. Namun, rupanya terdapat orang tambahan. Mau tidak mau, Marla harus bersikap seramah mungkin. Tidak mungkin dia memberengut hanya karena masalah sepele seperti ini kan? Yang ada sang suami akan makin kecewa karena sebagai istri dari seorang Arjuna Wirajaya, dia masih terlalu kekanak-kanakan."Selamat siang, Nyonya Muda!" sapa Julie ramah, menunduk hormat ke arahnya sebelum meneruskan mengamati beberapa berkas."Selamat siang, Mbak Julie." Marla mendekat, duduk di samping wanita berparas serius itu, sedangkan Arjuna baru saja mendapatkan telepon."Sudah waktunya makan siang, kamu tidak mau beristirahat dulu, Mbak Julie?" tanya Marla ramah, yang sebetulnya penasaran; sudah berapa lama Julie berada di ruangan suaminya.Julie menoleh, tersenyum kalem ke arahnya. "Iya,
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

23. Sikap Mendadak Yudha

Marla tidak bisa menahan senyum sekembalinya dari kantor Arjuna. Wanita itu kembali mendapatkan kecupan manis yang membuat paras ayunya jadi lebih cerah. Begitu Marla menaiki mobil, dia ingin sekali berjalan-jalan mengelilingi kota, berhubung belakangan ini dia kerap berada di rumah secara terus menerus.Melewati satu jalanan yang tidak asing, wanita itu teringat akan toko roti tempatnya bekerja dulu."Ah, Bu Sani? Bagaimana kabarnya sekarang ya? Apakah dia baik-baik saja? Kalau tidak salah, saat itu dia berkata jika anaknya berada di rumah sakit selama sepuluh tahun kan? Astaga, sekarang bagaimana dengan kabarnya ya?"Secara perlahan, Marla menepikan mobilnya tepat di depan Toko Roti Salsa. Berbeda saat dia bekerja dulu, kini terlihat ramai. Bahkan, bisa dilihat jika terdapat etalase baru yang bingkainya seragam dengan cat dinding toko tersebut.Tanpa sadar, Marla tersenyum simpul. Sejahat apa pun Bu Sani terhadap dirinya dulu, wanita itu sebetulnya masih cukup baik. Mau memperkerjak
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

24. Digoda Suami

"Mas Arjuna melakukannya setelah hari itu, Bu Sani?"Marla menyimak penjelasan Bu Sani selepas ketiadaan Yudha. Bu Sani bercerita bahwa sebenarnya, diam-diam Arjuna telah membantu biaya pengobatan anak satu-satunya itu, menanam investasi serta beberapa perbaikan yang menjadikan toko roti beliau jadi seramai sekarang ini.Masih terkejut akan kenyataan yang diberitahukan, tahu-tahu saja Bu Sani meraih kedua tangannya. Menggenggam tangan Marla begitu erat, seolah-olah tengah melihat malaikat penyelamat."Maaf, Marla. Maafkan saya yang selama ini selalu berlaku buruk terhadap kamu setiap kamu bekerja di sini. Bahkan, pada waktu itu saja saya hampir mempermalukan kamu dengan tidak tahu dirinya di depan wanita licik itu."Setetes air mata Bu Sani terjatuh begitu saja, mengungkapkan betapa menyesalnya beliau atas sikapnya di masa lalu. Marla terhenyak. Sejujurnya, dia sendiri sudah tidak memikirkan hal tersebut. Dia hanya ingin mencari cara supaya kehidupannya jadi lebih berarti di mata san
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

25. Tidak Sanggup Menahan

Marla membelalak. Dia tahu betul apa yang sedang dimaksud oleh sang suami pada detik tersebut. Arjuna mengulum senyum, gemas sekali melihat roman Marla yang terkejut dan makin merona itu. Pria itu sengaja mempersempit jarak di antara keduanya.Bila mau, Arjuna bisa saja langsung mengecup bibir Marla—atau bahkan lebih dari sekadar kecupan. Hanya saja, Arjuna masih ingin melihat tampang Marla yang kelewat salah tingkah itu."M-mas ....""Kenapa, hm? Kenapa wajahmu memerah?"Marla mau memerotes, lantaran sang suami sendiri yang membuat pipinya jadi memerah selayaknya tomat itu. Namun, wanita itu malah tidak mampu mengatakan apa-apa.Arjuna kian mengeratkan tangannya yang melingkari pinggang Marla, membuat tubuh keduanya saling bersinggungan. Tubuh Marla yang masih membeku, dapat merasakan kehangatan dari sang suami yang mendadak dipenuhi sensualitas.Tatapan mata Arjuna kini beralih pada bibir Marla yang terbuka sedikit. Sadar akan ke mana tatapan sang suami mengarah, Marla bergegas mend
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

26. Tertunda

Marla tidak bisa mengelak. Ciuman yang Arjuna layangkan berhasil melelehkannya hanya dalam dua detik saja. Mengikuti nuansa yang telah sepenuhnya berubah, kedua tangan Marla saling bertaut melingkari leher sang suami, memperdalam ciuman yang ada.Tanpa sadar, keduanya mulai terbawa arus dibersamai embusan napas yang meningkat bersama tiap detik penuh gairah. Marla merasakan seluruh kesadarannya menguap seiring kehangatan yang memenuhi seluruh tubuhnya. Namun, sebelum dia bereaksi lebih, tahu-tahu saja suaminya itu menarik diri.Marla terpaku seraya menyambar udara sebanyak mungkin. Namun, wanita itu kebingungan. Kenapa tiba-tiba saja suaminya itu tidak melangkah lebih jauh?Eh? Kenapa jadi Marla yang merasa bernafsu sekali?Arjuna memiringkan kepala, menyeringai seraya membawa ibu jari tangan kanannya untuk mengelus bibir sang istri. "Kenapa, hm? Kamu mau melanjutkannya, Marla?"Kenapa suaminya harus bertanya seperti itu sih? Apakah Arjuna mengharapkan anggukan atau jawaban pemuh se
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

27. Pesan Pengganggu

Arjuna memasuki kantor. Seperti biasa, dia mendapatkan sapaan serta anggukan hormat dari para pegawainya yang semula meragukan kredibilitas pria itu lantaran baru saja muncul setelah menghilang sekian lamanya.Menuju ruang kerja pribadi di lantai terantas, Arjuna mendapatkan pesan dari nomor yang tak dikenal. Berisi;[Mau makan siang dengan saya, Tuan Muda Arjuna? Setelah makan siang, saya pastikan Tuan Muda Arjuna akan merasakan kepuasan yang berlebih dari yang pernah istrimu itu berikan.]Kening Arjuna berkerut dalam. Isi pesannya tidak menyenangkan sekali. Terlebih pada bagian yang menyinggung perkara Marla. Siapa pun si pengirim pesan, tentunya mengetahui bagaimana situasinya saat ini. Belum genap kembali menyimpan ponsel, Arjuna mendapatkan pesan susulan lagi dengan keterangan siapa si pengirim.[Trik licik yang Marla gunakan untuk Tuan Muda Arjuna sangatlah tidak bermoral. Saya yakin, pastinya orang seperti Tuan Muda Arjuna sangat menginginkan kenikmatan tak terhingga yang bena
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

28. Tidak Tenang

Marla nyaris menjatuhkan ponselnya. Apa yang sedang dilihatnya itu? Tidak salah lagi, foto setelan yang terkirim padanya itu memang yang sedang dikenakan oleh sang suami pagi tadi. Namun, ada sesuatu yang janggal.Foto tersebut hanya memperlihatkan setelan yang sama dengan milik sang suami saja. Tidak mencangkup rupa Arjuna yang seharusnya bisa menjadi bukti konkret atas apa yang Kamilia kirimkan."Sebentar ...."Marla memiringkan kepala, memindai foto tampak depan seseorang tanpa memperlihatkan wajah sosoknya. "Bisa saja, ini cuma akal-akalan Kamilia saja kan? Tapi, bagaimana bisa dia mengetahui pakaian yang dikenakan oleh Mas Arjuna? Jangan-jangan ... mereka memang bertemu?"Cepat-cepat menggeleng, Marla merutuki dirinya sendiri. "Tidak seharusnya aku berpikir seperti itu. Sejak dulu, Kamilia memang begitu kan? Tapi, artinya ... dia menempatkan seseorang untuk mengintai kami?"Marla mendecih, tidak habis pikir dengan jalan pikiran sang mantan sahabat yang telah berhasil menipunya s
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

29. Mempertanyakan

"Dan apa yang mau kamu beli di pelelangan lusa besok, Mas?" tanya Marla selagi menyajikan lauk makan malam untuk sang suami.Arjuna mengembuskan napas perlahan, menilik daftar yang tengah dibacanya. "Ayah menginginkan guci antik dan lukisan karya Bernafouldi."Marla mengernyit, "pastinya kalian akan mengeluarkan uang secara besar-besaran kan, Mas? Sedikit yang aku tahu, lukisan Bernafouldi yang tiruan persis saja harganya nyaris mencapai miliaran. Apalagi kalau yang asli, apakah bisa sampai triliun?""Iya, kamu benar, Marla." Arjuna tersenyum simpul, menyadari sesuatu. "Rupanya kamu cukup lihai dalam bidang seni ya? Kenapa tidak pernah bilang? Ah, lebih baik kamu menemaniku saja di pelelangan besok. Sepertinya itu lebih baik.""Menemani Mas Arjuna? Untuk agenda penting semacam itu? Bagaimana kalau yang ada, aku malah mengacau, Mas?" tanya Marla tidak percaya diri.Tadinya, wanita itu cuma sekadar basa-basi saja. Dia memang mengetahui beberapa hal perkara lukisan-lukisan langka yang be
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

30. Sebelum Pelelangan

Lagi-lagi, intimasi yang telah terbangun seiring kecapan yang melantun, ponsel Arjuna bergetar panjang. Sebuah telepon masuk membuat Arjuna menghentikan ciuman mereka dengan tampang gusar. "Astaga, siapa pula yang menelepon di saat-saat seperti ini?" gerutunya, sedangkan Marla masih kepayahan mencari pasokan oksigen setelah ciuman intens mereka tadi.Melihat siapa nama si penelepon, Arjuna mendesah lelah. "Dari Pak Broto. Maaf, Marla, tapi aku harus menyelesaikan semuanya dulu sebelum hadir di pelelangan lusa nanti. Kamu bisa tidur lebih dulu."Marla hanya mengangguk, bahkan selepas Arjuna menyempatkan kecupan manis pada puncak kepalanya. Sang suami lantas melenggang pergi, menyisakan Marla yang terdiam dengan kening berkerut. "Kenapa ... setiap mau melanjutkan ke tahap selanjutnya, selalu ada saja yang menginterupsi ya? Eh!"Wanita itu lekas menggeleng. "Ini cuma firasatku saja. Dasar! Sepertinya aku bisa gila kalau terus-terusan digoda seperti ini oleh Mas Arjuna."Biarpun berkata
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status