Share

39. Mandi Bersama

Author: Hannfirda
last update Last Updated: 2024-12-23 18:46:05

Marla mondar-mandir di depan pintu kamar mandi dalam balutan jubah mandi. Wanita itu dilanda gugup, cemas, antisipasi, semuanya bercampur aduk.

Kenapa bisa setiba-tiba ini?

"Seharusnya tidak ada masalah kan? Mas Arjuna itu suamiku, dan aku istrinya—tapi ... kenapa aku bertingkah seperti perawan yang baru mau melakukan malam pertama?"

Wanita itu menggigit bibir bawahnya, bergerak bak setrika. Arjuna sudah menunggu di kamar mandi, mungkin telah menantinya di dalam bak mandi. Marla sudah bisa membayangkan betapa intim suasana di kamar mandi. Dengan Arjuna yang telah menantinya tanpa busana, bersandar pada dinding porselen bak mandi dengan tubuh yang kekar dan tegap.

Marla merasakan pipinya memanas. Tanpa perlu bertanya lagi, dia tahu apa yang akan terjadi sesaat setelah dia memasuki kamar mandi. Tentunya bukan sekadar mandi biasa.

Akan tetapi, dia tidak mungkin menghindar dan lari begitu saja dengan berbagai macam alasan. Kalau dipikir-pikir, ini memang sudah waktunya bagi mereka untuk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   40. Datang Lagi

    Tidak berbeda jauh dengan Arjuna, Marla sendiri terus mengumbar senyum yang kelewat ramah pada para pembeli di Toko Roti. Bu Sani dan para junior-nya saling melempar pandang, tetapi mereka memutuskan untuk tidak mempertanyakannya secara langsung ke hadapan Marla."Marla," panggil Bu Sani pelan, "beristirahatlah! Sedari tadi kamu terus yang melayani pembeli. Bahkan, kamu tidak memberi kami kesempatan untuk melayani mereka.""Ah ...." Marla meringis.Memang benar, dia tidak berhenti melayani pembeli. Namun, dia sendiri juga tidak mengetahui alasannya. Apakah karena semalam dia dan sang suami baru saja lebih terbuka? Serta, rasanya dia tidak merasa lelah sama sekali.Mau mondar-mandir sampai tahun depan juga rasanya tidak masalah. Marla sanggup-sanggup saja. Namun, yang dikatakan Bu Sani memang benar. Dia harus beristirahat, membiarkan para junior-nya melayani pembeli yang lain, jadi tidak terkesan sebagai pajangan saja."Baiklah, Bu, saya akan—""Selamat siang, Ipar!"Marla tersentak sa

    Last Updated : 2024-12-24
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   41. Menepis Keanehan

    "Karena Pak Hindrawan tidak bisa datang, lebih baik kita pergi saja, Julie. Bagaimana?"Pertanyaan Arjuna mengalihkan fokus Julie, yang sebelumnya terpatri pada tablet yang berada pada genggaman. Julie melirik jam tangan, lantas mengangguk pasrah."Yah, memang lebih baik kita pergi dari sini. Maaf karena sudah membawa Tuan Muda jauh-jauh ke sini, tapi tidak sampai bertemu dengan Pak Hindrawan." Julie menunduk sekilas sebagai permintaan maaf.Arjuna mengibaskan tangan, "tidak masalah. Mungkin beliau memang berhalangan hadir karena suatu hal yang lebih penting. Omong-omong, kenapa Pak Hindrawan tidak sekalian menghubungi saya saja? Pastinya terlalu berbelit-belit kalau menghubungimu terlebih dahulu, Julie.""Saya sendiri juga tidak tahu, Tuan Muda. Yang pasti, beliau membuat janji tepat sore kemarin, saat bertamu di kediaman utama. Tuan Besar menyuruh saya untuk melakukan reservasi di restoran ini. Saya mau memberi tahu Tuan Muda semalam, tetapi saya sendiri masih mengurus beberapa berk

    Last Updated : 2024-12-24
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   42. Tidak Tenang Lagi

    Aneh.Arjuna belum pulang, bahkan ketika jarum jam menunjukkan angka sepuluh pada malam hari. Marla menggigit bibir bawahnya gelisah, mondar-mandir di ruang tamu."Apakah terjadi sesuatu terhadap Mas Arjuna? Kalau pulang telat, pastinya Mas Arjuna akan memberi tahu, mengirimiku pesan. Tapi, sudah jam segini, Mas Arjuna tidak memberi kabar apa pun."Marla mendudukkan diri di sofa, menarik napas perlahan sembari menepis berbagai asumsi yang kerap muncul di saat yang tidak tepat."Aduh! Ada apa denganku? Kenapa aku selalu berpikiran yang tidak-tidak belakangan ini?" Baru saja wanita itu menutup mata untuk menenangkan diri, tahu-tahu saja suara pintu gerbang utama terdengar tengah dibuka oleh sang satpam. Dengan sigap, Marla beranjak, melangkah ke teras rumah.Tampak lelah, Arjuna keluar dari mobil. Ketika pria itu mendongak dan bertemu tatap dengan sang istri, kening Arjuna berkerut heran. "Marla? Kamu belum tidur? Sudah jam segini."Marla menyalami sang suami, mencium punggung tangan p

    Last Updated : 2024-12-25
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   43. Menghadiri Resepsi

    Menempuh dua jam perjalanan, akhirnya seluruh rombongan Wirajaya datang ke kota tujuan. Mereka langsung disambut apik oleh pihak bandara. Bahkan, Marla berusaha untuk tidak menganga saat dia mendapatkan dua lanjur barisan pengawal dalam perjalanan menuju keluar area bandara.'Astaga, sudah mengalahi para artis saja! Tapi, mengingat betapa besar kekayaan Wirajaya, sepertinya wajar-wajar saja kan?'Arjuna menoleh ke arahnya, melingkarkan salah satu lengan pria itu pada pinggang Marla. "Jangan jauh-jauh, Marla. Nanti kalau ada yang menculikmu, bagaimana? Pastinya aku tidak bisa tenang barang sedetik pun."Marla mengulum senyum. "Mas, aku bukan seorang anak kecil lagi. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Lagi pula, pengawal yang kelewat banyak ini pastinya juga akan melaksanakan tugas mereka dengan baik saat mengetahui ada yang aneh, 'kan?""Iya, memang benar," lanjut Arjuna, "tapi tetap saja, apakah seorang suami tidak boleh mencemaskan keselamatan istrinya sendiri? Pokoknya, kamu harus dek

    Last Updated : 2024-12-26
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   44. Sebuah Kebetulan

    Marla menoleh ke arah yang Sherry tuju. Manik mata wanita itu langsung mengenali pasangan paruh baya yang tidak asing. Mengetahui keberadaan Marla, pasangan tersebut pun tersenyum lebar ke arahnyq.Sherry menyapa pasangan tersebut, "selamat datang, Tuan Soni Purnama dan Nyonya Almira Purnama. Kalian berdua sudah jauh-jauh datang dari luar kota sampai ke sini. Silakan menikmati hidangan yang ada, Tuan dan Nyonya Purnama. Terima kasih sudah mau menyempatkan waktunya untuk datang ke resepsi pernikahan ini."Almira Purnama tersenyum kalem. Menyelamati Sherry atas pernikahan wanita itu, lalu tatapan Almira jatuh kepada sosok Marla yang berdiri tenang dengan senyum simpulnya."Suatu kebetulan, kita bertemu lagi di sini, Mbak." Almira mengulurkan tangan, yang langsung dijabat oleh Marla secepat mungkin. "Ah, iya, suatu kebetulan, Nyonya Almira Purnama. Benar? Maafkan saya kalau saya salah menyebut nama Nyonya." Kata Marla.Almira Purnama terkekeh pelan, senyum keibuannya membuat hati Marla

    Last Updated : 2024-12-26
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   45. Yudha Makin Edan

    Baik Arjuna maupun Marla tidak ada yang senang atas kedatangan pasangan tersebut. Bahkan, yang membuat Arjuna bertanya-tanya, mengapa Yudha dan Kamilia berani menampakkan diri di resepsi pernikahan Mahagana yang menjadi tempat pria itu untuk meminjam uang?Sepertinya ada yang tidak beres dengan jalan pikiran Yudha dan Kamilia.Kamilia dengan santainya mengambil duduk di samping Arjuna, seolah-olah mereka cukup dekat. Padahal, Yudha mengamati Kamilia dengan kening berkerut. Tadinya Yudha ingin menegur Kamilia, tetapi Arjuna telah membuka suara terlebih dahulu."Seingat saya, Sherry tidak mengundang kalian untuk datang ke sini, Tuan Yudha dan Nona Kamilia."Senyum Kamilia luntur dalam sekejap mata, sebelum berdeham dan kembali meninggikan dagu, jelas tidak mau kalah."Siapa bilang? Yang mengundang kami adalah keluarga sang mempelai pria, keluarga Mahagana." Elak Kamilia, yang tentunya cuma sekadar membual.Arjuna menggeleng lelah. Padahal, dia tahu sendiri bahwa keluarga Mahagana enggan

    Last Updated : 2025-01-01
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   46. Insisting?

    Perkataan Yudha membuat tiga kepala yang mengitarinya terkejut. Jangankan Arjuna ataupun Marla, bahkan Kamilia yang saat ini berstatus sebagai istri barunya pun terperanjat."Yudha! Apa-apaan kamu! Kenapa kamu ma—""Diam, Kamilia! Aku tidak membutuhkan pendapatmu."Kamilia membelalak, "apa, Yudha? Kamu tidak membutuhkan pendapatku? Aku ini istrimu! Istrimu yang sekarang! Kenapa kamu—""Diam!"Kamilia mengatupkan bibir rapat-rapat, menggeram pelan dengan kedua tangan mengepal hingga buku-buku jari wanita itu memutih.Sementara itu, Arjuna membuka suara meskipun dia juga telah berusaha untuk menahan amatah. Sebab siapa pun mengetahui bahwa yang Yudha ucapkan tadi sangatlah tidak masuk akal."Tuan Yudha, sepertinya Anda membutuhkan udara segar, karena berbicara Anda sudah tidak beraturan seperti itu." Sarkasnya, sembari menggenggam tangan Marla begitu erat—enggan melepasnya walau sedetik.Marla sendiri tidak mampu mempercayainya. Bisa-bisanya Yudha berkata demikian? Selepas seluruh sakit

    Last Updated : 2025-01-02
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   47. Who?

    Datang lagi.Sosok Julie datang lagi di saat yang tidak tepat—atau itu hanya firasat Marla saja?Marla tahu apa yang hendak Arjuna katakan, tetapi terhenti akibat kedatangan Julie. Menarik napas perlahan, Marla cepat-cepat menggeleng. Kenapa dia selalu mempunyai asumsi buruk di saat yang tidak tepat sih?'Mungkin saja, Julie hanya ingin berbicara terkait pekerjaan.'Segera menepis pikiran anehnya, Marla kembali merutuki diri sendiri. Lagi pula, Arjuna bukanlah orang biasa. Pria itu memiliki banyak hal yang harus diurus, meskipun sedang menghadiri resepsi pernikahan salah satu anggota keluarga besar sekaligus.Selagi Arjuna menghampiri Julie dan bercakap mengenai sesuatu yang terpampang pada layar ponsel Julie, Marla menunggu di gazebo dalam diam."Sungguh? Kamu sudah memastikannya, Julie?"Suara Arjuna yang terdengar antuasias, mengalihkan fokus Marla dalam titik keheranan. Sekiranya, apa yang membuat sang suami bersemangat. Tidak—lebih dari sekadar bersemangat di mata Marla.Arjuna s

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   62. Hadiah?

    Pasangan Purnama tengah bercakap dengan rekan bisnis lain. Melihat kesempatan tersebut, Mariana meneruskan langkah ke arah Marla yang berdiri agak menepi. Selagi hidangan belum disajikan, sebenarnya Marla ingin sekali pergi keluar ruang naratama untuk mencari angin segar—sekaligus melarikan diri. Namun, sepertinya dia tidak akan bisa lolos dengan mudah. "Ternyata benar dugaanku. Kita akan bertemu di sini lagi, Nona Marla. Kamu terlihat cantik sekali," puji Mariana setengah hati dengan tatapan merendahkan. Tidak perlu diragukan, Marla bisa mengenalinya. Mariana seperti mengejek penampilan Marla yang tidak dalam balutan gaun mewah nan mahal seperti yang Mariana kenakan. "Kamu juga cantik sekali, Mariana. Jujur saja, aku menyukai gaya rambutmu malam ini." Balasnya. Alis kanan Mariana meninggi. "Benarkah? Yah, aku mengaturnya di salon sejak dua jam yang lalu, sekaligus melakukan perawatan rutin. Kalau seluruh tubuhku tidak dijaga dengan baik, apalah gunanya uang yang telah Ayah dan B

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   61. Pertemuan Bisnis

    Marla telah mendapati sang suami menanti di meja makan, melahap makanan seraya memindai tablet yang terpampang pada sisi kanan piring pria itu.Entah kapan Arjuna pulang ke rumah, saking pudarnya kehangatan dalam hubungan mereka, Marla tidak tahu kapan suaminya pulang. Tidak seperti dulu, saat dia menunggu kepulangan Arjuna dengan hati berdebar, sekarang rasanya berbeda.Mau ditunggu, rasanya seakan-akan suaminya itu sengaja memperlambat diri pulang ke rumah. Alhasil, Marla jadi kelelahan sendiri hanya untuk menunggu kepulangan sang suami.Menarik napas perlahan, Marla memantapkan diri sebelum mengambil tempat di meja makan. Wanita itu berupaya untuk tak mencuri lirikan ke arah sang suami.Jujur saja, semalam tidurnya tidak nyenyak sama sekali. Bahkan, dia mendapati diri terjaga di tengah malam setelah bermimpi buruk.Tidak bisa dimungkiri, mimpi buruk itu datang lantaran dipicu oleh foto yang didapatkannya. Arjuna dan Julie. Sebetulnya apa yang mereka sembunyikan darinya?Apakah bena

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   60. Si Pengancam (1)

    Arjuna melirik arloji yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Pria itu mendesah lelah, menyandarkan diri pada punggung kursi kerjanya.Seharian ini dia sudah dibuat kesal lantaran Yudha datang tanpa pemberitahuan ke rumahnya hanya untuk membujuk Marla lagi.Kening pria itu berkerut, tidak memahami mengapa sekarang Yudha ingin sekali kembali mengambil Marla, setelah dulu memperlakukan wanita itu semena-mena."Tuan, saya mendapat laporan dari mata-mata, semuanya berjalan sesuai rencana."Arjuna hanya mengangguk sekilas saat mendengar ucapan Julie. Seharusnya dia merasa puas atas segala sesuatu yang berjalan sesuai rencana. Namun, mengingat belakangan ini dia harus menjaga jarak dengan Marla meski sebentar, membuat suasana hatinya memburuk."Lalu, apakah sudah ada kabar dari si pengancam?" tanyanya dengan tangan mengepal erat.Mendengar pertanyaan tersebut, sepasang alis Julie bertaut serius. Bukan hanya Arjuna, tetapi Julie turut waspada akan si pengancam yang selama ini sedang meng

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   59. Culprit

    Marla tengah melayani salah satu pembeli saat dia mendapatkan pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. [Hai, Marla? Apa kamu tidak penasaran dengan seseorang yang sudah menjebakmu sehingga tidur dengan Arjuna malam itu? Ya, malam terakhir di mana kamu bermalam di kediaman Anugerah, seseorang menjebak kalian berdua.] Kening wanita itu berkerut, memindai kata-kata yang tersusun tepat di layar ponselnya. Kemudian, ditiliknya nomor asing yang tidak pernah diketahui sebelumnya itu. "Siapa pun yang mengirim ini, sepertinya dia mengetahui banyak hal tentangku yang tidak aku ketahui sama sekali." Marla menahan pergerakan ibu jarinya yang hendak melayangkan pesan balasan. Untuk sesaat, dia berdiam diri dengan mata berkedip gelisah. Haruskah dia menanggapi pesan tersebut? Bagaimana kalau semua itu hanya berupa tipuan belaka? Jangan-jangan pesan tersebut berasal dari Yudha? Mengingat pagi tadi, mantan suaminya itu telah menimbulkan keributan kecil di rumahnya. "Tapi ... Yudha tidak m

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   58. Di Balik Topeng

    "Cepat bawa orang itu keluar dari sini!"Marla belum genap mencerna perkataan Yudha, ketika Arjuna datang dengan dua pengawal yang datang bersamanya. Sepertinya, suaminya itu sudah berada di perjalanan ke suatu tempat, terlihat dari setelan Arjuna yang cukup rapi seperti hari-hari biasanya.Yudha berdecak kesal, tak mengira jika Arjuna akan datang lebih cepat dari perkiraannya. Lantaran dia enggan diseret secara paksa, Yudha mengangkat kedua tangan tanda menyerah."Baiklah, baiklah, aku akan pergi dengan sendirinya, puas?"Meski Yudha berkata demikian, tatapan pria itu membuat Arjuna kesal bukan main. Sebelum Yudha memutar langkah, dia sempat bertatapan dengan Marla.Segaris kebingungan masih mendominasi wajah wanita itu. Marla ingin bertanya, tetapi yang ada malah memperlihatkan jika dirinya mudah terpancing oleh omongan Yudha.Tidak. Bisa saja Yudha sedang bermain-main dengannya. Bisa saja mantan suaminya itu ingin mengetahui seberapa bodoh Marla agar bisa ditipu untuk yang kesekian

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   57. Kepingan Baru

    Malam itu, Marla pulang lebih larut dari biasanya. Dia sudah mempersiapkan alasan bila Arjuna bertanya mengenai keterlambatannya, atas eksistensinya saat membantu Bu Sani di festival. Lantaran sudah telanjur tahu, Marla akan berterus terang saja soal rencananya yang ingin membangun cabang baru, tetapi atas namanya. Dia ingin memperlihatkan passion yang satu-satunya dimiliki. Akan tetapi, rumah dalam keadaan sepi, sunyi, senyap. Begitu meniliki garasi, mobil suaminya juga belum datang.Mengembuskan napas perlahan, Marla merebahkan diri di sofa. Berhenti sejenak selagi memutar kejadian hari ini.Tentu saja, kilas yang berisikan Arjuna dan Julie di festival tadi menjadi hantu nomor satu dalam pikirannya.Semakin lama, seolah-olah Marla tengah diejek oleh dunia, bahwa tempatnya memang bukan berada di samping Arjuna. Dia tidak ada apa-apanya dibanding Julie."Astaga, lagi-lagi pikiran semacam ini ...."Marla mendesah lelah, memijit pelipis dengan insekuritas yang kembali membayangi tiap

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   56. Telepon Misterius (1)

    Mengatupkan sepasang kelopak mata secara perlahan, Marla menarik napas rakus. Lima degup jantung kemudian, wanita itu membuka mata, dengan manik yang tertuju pada sosok sang suami. Punggung tegap pria itu kian menjauh, tetapi tidak bersamanya.Di antara keramaian festival, Arjuna berjalan beriringan dengan Julie. Kini, menyisakan Marla yang menahan perih luka gores pada siku kanannya. Meskipun lukanya tidak seberapa besar—serta Bu Sani sedang membersihkannya agar tidak terkena infeksi, tetapi nyeri yang bersarang pada hatinya lebih terasa.Marla tidak bisa membohongi diri sendiri. Arjuna dan Julie kian menjauh, lalu tenggelam di antara keramaian festival yang seharusnya menjadikan dirinya penuh semangat. Tadinya memang seperti itu. Namun, kehadiran sang suami beserta Julie membuat pikirannya jadi kacau sebentar."Apa perlu ke puskesmas terdekat, Ipar? Barangkali saja kau membutuhkan pertolongan lebih lanjut?" tawar Revan, yang masih duduk dengan tenang sambil melirik ke arahnya.Marl

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   55. Tenggat Utang

    "Jadi, kapan kalian akan membayarnya? Setidaknya cicil sedikit, sebagai jaminan bahwa kalian akan benar-benar membayar utang yang sudah kalian perbuat itu."Yudha menggigit pipi dalamnya cemas, kemudian berkata sambil memasang senyum yang diramah-ramahkan. Sedangkan Kamilia, duduk di sampingnya dengan dagu terangkat tinggi, seakan-akan pembicaraan mereka tidak perkara utang dua pulih lima miliar yang tak kunjung lunas itu."Tunggu sebentar, Tuan Matthew," Yudha melirik putra sulung keluarga Mahagana itu dengan harapan mau mendengar kilahnya, "tenggat waktunya masih tersisa beberapa hari lagi sebelum menginjak satu bulan penuh."Matthew bersandar pada punggung kursi empuk kafe yang didatanginya, lantas memberi tanda bagi Yudha untuk meneruskan."Jadi, begini, kenapa kami harus repot-repot menyicil kalau tepat di akhir bulan nanti, kami bisa membayarnya tepat waktu? Dan sebetulnya kami cukup terkejut karena Tuan Matthew sendiri yang datang untuk menemui saya seperti ini. Seharusnya Tuan

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   54. Festival (3)

    Mendengar ucapan Arjuna, membuat Revan meninggikan salah satu alisnya. Namun, dalam dua detik pertama, pria itu tampak terkejut lantaran saudara tirinya membawa topik tersebut."Tidak biasanya kamu membahas soal Ayah, Bang. Ada apa ini? Apakah kamu mulai takut, kalau Ayah tiba-tiba saja berakhir di tangan seorang musuh?" timpal Revan, berupaya agar tetap tenang.Arjuna mendesah lelah, bersandar pada punggung kursi plastik yang dia dapat dari Bu Sani. Di sampingnya, Julie duduk dengan telinga terpasang lebar-lebar. "Bukan takut lagi," Arjuna memandang sosok Marla yang masih sibuk dengan para penikmat festival untuk beberapa saat sebelum melanjutkan, "tapi kenyataannya memang begitu. Tidak heran kalau tiba-tiba saja Ayah meninggal di tahan musuh dalam selimut."Revan tersenyum timpang, "sepertinya kamu mulai paranoid, Bang. Apakah itu hasil setelah lama menjadi montir biasa yang mampunya mengamati dari kejauhan, beberapa tahun ini?""Kamu tidak paham apa-apa, Revan. Dan satu lagi, kamu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status