Share

31. Lelang Akbar (1)

Author: Hannfirda
last update Last Updated: 2024-12-20 23:59:28

Lelang Akbar yang Arjuna dan Marla datangi berlokasi di salah satu ballroom hotel berbintang paling megah yang ada di Ibu kota. Sepanjang perjalanan, salah tingkah Marla akibat kecupan Arjuna di butik tadi menguap, saat dia mendapati Julie turut menaiki limosin yang sama.

Marla berusaha membalas senyuman yang Julie lemparkan. Namun, wanita itu terheran-heran mengapa Julie berada di sisi lain Arjuna dengan santainya.

'Ah! Kenapa aku jadi berpikiran yang tidak-tidak begini sih? Julie kan tidak berbuat apa-apa. Astaga ....'

Marla lekas menggeleng, kembali menenangkan diri setelah dirasa limosin yang dinaikinya ini telah berhenti tepat di depan lobi hotel yang dituju.

"Nah," Arjuna menggenggam tangan Marla, memberinya senyum penenang. "Sekarang, saatnya kita turun, Marla."

Marla mengangguk, lantas mengekori jejak sang suami, menyisakan Julie di belakang keduanya dengan penuh percaya diri. Beberapa pasang mata yang berlalu-lalang di lobi, mengalihkan pandang ke arahnya—atau lebih tepatny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   32. Lelang Akbar (2)

    Lelang dimulai. Marla duduk di samping Arjuna, menegapkan tubuh dan bersikap selayaknya seorang Nyonya Muda yang diam-diam dia pelajari. Beberapa orang sempat bergumam di belakangnya, yang isinya kurang lebih; hendak mengetahui siapa sosok Marla yang sesungguhnya.Sebab, mereka pikir; pastinya seorang Arjuna Wirajaya yang merupakan pewaris tunggal dari keluarga terkaya itu menikahi seorang wanita yang 'sederajat'.Marla mengembuskan napas perlahan. Bagaimana bila mereka tahu bahwa Marla hanyalah seorang yatim piatu yang lemah, bahkan sudah pernah menikah?Sepertinya kabar tentang dirinya itu akan tersiar pada kalangan atas tidak lama lagi. Mengingat bahwa terdapat sepasang manusia yang tampaknya enggan membiarkan Marla hidup tenang barang sekejap. Berjarak satu meja, Marla memergoki Yudha dan Kamilia yang saling bercengkerama dengan senyum arogan. Seakan-akan memperlihatkan bahwa hidup mereka baik-baik saja, padahal perusahaan Anugerah sedang berada di ambang kebangkrutan. Entah apa

    Last Updated : 2024-12-21
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   33. Selepas Lelang

    "Baik! Lukisan karya Bernafouldi dimenangkan oleh Tuan bernomor dua puluh empat senilai dua puluh lima miliar!"Keputusan yang disiarkan oleh juru lelang tersebut membuat seluruh peserta lelang terperangah. Siapa pun tak menduga bahwa yang memenangkan lelang atas barang utama berupa lukisan karya Bernafouldi ialah seorang Yudha Anugerah.Arjuna dan Marla saling melempar pandang. Meskipun Arjuna menyayangkan lukisan yang sudah diincar oleh ayahnya itu, tetapi tidak dapat dimungkiri bila dia ingin menghindari rencana licik Yudha melebihi apa pun.Yudha memasang senyum arogannya, walau dalam hati sedang kelimpungan. Dia baru saja memenangkan lelang? Yang benar saja! Seharusnya tidak berjalan seperti ini!Kamilia yang tetap terlihat besar kepala, mendekat ke arah Yudha. "Mas, kenapa malah jadi begini? Bukankah kamu berniat untuk menguras uangnya si Wirajaya? Kenapa malah kita yang kena sekarang?"Yudha berbisik seraya menggertakkan gigi perlahan. Kedua tangannya terkepal erat, memandang s

    Last Updated : 2024-12-21
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   34. Kebingungan Yudha

    "Astaga, Yud! Kamu ini bagaimana sih?! Katanya kemungkinan besar kita akan mendapatkan untung dari pelelangan malam hari ini? Kenapa malah sekarang kita yang bingung soal uang dua puluh lima miliar?!"Gerutu Kamilia sambil mondar-mandir di depan meja kerja Yudha. Sementara itu, sang suami tengah bertopang dagu, berpikir akan rencana B yang belum tentu akan berjalan sesuai perkiraan mereka."Ck! Diamlah, Kamilia! Kamu pikir aku ini tidak sedang berpikir apa?! Aku juga sibuk mati-matian berpikir! Kita harus mengembalikan uang sebanyak itu yang kita pinjam dari perusahaan Mahagana."Kamilia mendengkus kasar. Mahagana. Keluarga terkaya kedua setelah Wirajaya yang ada di dalam negeri. Tentu saja—rival abadi dari Wirajaya sejak dulu. Perkaranya, Mahagana merupakan keluarga yang kebanyakan berkecimpung dalam dunia malam. Dikarenakan memiliki jaringan dengan organisasi underground, beberapa transaksi gelap di bawah perlindungan orang dalam, Mahagana menjadi salah satu keluarga yang sangat di

    Last Updated : 2024-12-21
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   35. Alasan Terselubung

    Arjuna cepat-cepat menggeleng, menarik napas rakus selagi mengalihkan pandang untuk beberapa saat. Dia tidak mengira, bahwa dia bisa menjadi pria yang salah tingkah hanya karena hendak menggantikan pakaian istrinya sendiri."Astaga ...."Arjuna meraup kasar wajahnya menggunakan kedua tangan. Kembali mengomposisikan diri sebelum mengambil piama yang akan dipasangkan pada Marla . Pria itu menelan ludah susah payah. Mulutnya mendadak kering, hanya dengan memandang tubuh indah sang istri dalam balutan pakaian dalam berwarna hitam.Menggigit bibir bawah, Arjuna mulai memasang bagian celana piama. Tatapan pria itu sempat tertuju pada bagian pusat tubuh sang istri, tetapi secepat mungkin membuang muka. Dengan wajah memerah, Arjuna meneruskan memakaikan bagian atas piama, tak sengaja bersentuhan dengan dada wanita itu saat mengancingi piamanya.Pria itu membeku seketika. Sentuhan singkat itu berhasil membuat sesuatu dalam diri Arjuna bangkit tanpa bisa dicegah. Membenahi dua kancing terakhir,

    Last Updated : 2024-12-22
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   36. Kepikiran

    Marla melayani pembeli terakhir sebelum dia memasuki ruang istirahat di belakang bersama Bu Sani. Sepagian itu, jujur saja dia tidak bisa berkonsentrasi. Entah mengapa, sekarang saat mendengar cara Arjuna memanggil nama Julie, membuatnya gusar sendiri.'Duh! Padahal mereka kan tidak setiap hari berinteraksi pula. Kenapa aku harus sebingung ini? Kalau Mas Arjuna tahu isi pikiranku yang aneh ini, yang ada Mas Arjuna makin menganggapku aneh dan benar-benar menjadi beban baru.'Marla mendengkus kasar, duduk di sofa seraya memandang langit-langit ruang istirahat. Berjarak beberapa langkah darinya, Bu Sani terduduk di sofa tunggal sambil bertelepon dengan perawat pribadi yang selama ini menjaga anaknya di rumah sakit. Tentu saja, perawat pribadi itu direkrut oleh Arjuna.Permbicaraan Bu Sani dan sang perawat yang terdengar, membuat Marla bisa mengalihkan perhatian barang sejenak. Namun, bayangan jarum jam yang menginjak waktu istirahat makan siang membuatnya kalut sendiri.Dia teringat bahw

    Last Updated : 2024-12-22
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   37. Pembeli atau Pengacau?

    Kamilia memang menyebalkan. Kenapa mantan sahabatnya itu enggan melepasnya setelah berhasil merebut Yudha dan menjadi Nyonya Muda keluarga Anugerah seperti yang diharap-harapkan?Marla mendesah lelah. "Kamilia, kamu boleh menggangguku sepuas hatimu, tapi jangan di sini! Ini bukan sembarang tempat yang bisa kamu acak-acak begitu saja.""Ah, benarkah? Tidakkah kamu ingat, bahwa pemilik toko roti kampungan ini hampir pernah mempermalukanmu demi mendapatkan kepercayaanku, Marla?"Kamilia terkekeh, melipat tangan di depan dada, sengaja membusungkan dada serta meninggikan dagu. Wanita itu masih berpendapat bahwa dirinyalah yang merupakan seorang superior."Pasti tidak ada seorang pun di keluarga Wirajaya yang mau menerima wanita kampungan sepertimu, Marla. Bahkan, Arjuna sendiri pastinya mulai menyadari kalau menikah denganmu itu hanya akan membuatnya menyesal di kemudian hari. Lagi pula, apa kamu lupa—soal foto yang pernah kukirimkan padamu? Aku dan Arjuna ... bertemu di hotel lho!"Marla

    Last Updated : 2024-12-22
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   38. Ajakan Mendebarkan

    Secepat kilat, Marla mundur. Revan menaikkan satu alisnya, terkekeh sebelum menarik tangan kembali ke sisi tubuh pria itu."Ah, sepertinya ipar saya yang satu ini tidak menyukai kedekatan antara saudara ipar ya? Tidak masalah, saya tidak akan memaksamu, Marla."Revan menyampirkan lengannya pada pundak wanita yang bersamanya. Pria itu tersenyum timpang, kembali mengamati penampilan Marla untuk yang kedua kalinya.Tidak mau membiarkan Revan berada di sana sesiangan penuh, Marla bergegas mengemas roti yang pria itu beli—dengan setengah hati. Siapa pun bisa melihatnya. Revan hanya 'sekadar' membeli tanpa mengetahui apa yang dibelinya barusan."Ini. Pembayarannya bisa langsung di kasir, silakan! Terima kasih atas kunjungannya, Revan."Revan mengangguk singkat, kemudian berlalu ke kasir bersama wanita yang masih betah bergelayut manja padanya. Sementara itu, Kamilia bersedekap tak senang. Melihat bagaimana cara Revan berinteraksi dengan Marla barusan, kembali memunculkan rasa iri yang mengg

    Last Updated : 2024-12-23
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   39. Mandi Bersama

    Marla mondar-mandir di depan pintu kamar mandi dalam balutan jubah mandi. Wanita itu dilanda gugup, cemas, antisipasi, semuanya bercampur aduk. Kenapa bisa setiba-tiba ini?"Seharusnya tidak ada masalah kan? Mas Arjuna itu suamiku, dan aku istrinya—tapi ... kenapa aku bertingkah seperti perawan yang baru mau melakukan malam pertama?"Wanita itu menggigit bibir bawahnya, bergerak bak setrika. Arjuna sudah menunggu di kamar mandi, mungkin telah menantinya di dalam bak mandi. Marla sudah bisa membayangkan betapa intim suasana di kamar mandi. Dengan Arjuna yang telah menantinya tanpa busana, bersandar pada dinding porselen bak mandi dengan tubuh yang kekar dan tegap.Marla merasakan pipinya memanas. Tanpa perlu bertanya lagi, dia tahu apa yang akan terjadi sesaat setelah dia memasuki kamar mandi. Tentunya bukan sekadar mandi biasa.Akan tetapi, dia tidak mungkin menghindar dan lari begitu saja dengan berbagai macam alasan. Kalau dipikir-pikir, ini memang sudah waktunya bagi mereka untuk

    Last Updated : 2024-12-23

Latest chapter

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   62. Hadiah?

    Pasangan Purnama tengah bercakap dengan rekan bisnis lain. Melihat kesempatan tersebut, Mariana meneruskan langkah ke arah Marla yang berdiri agak menepi. Selagi hidangan belum disajikan, sebenarnya Marla ingin sekali pergi keluar ruang naratama untuk mencari angin segar—sekaligus melarikan diri. Namun, sepertinya dia tidak akan bisa lolos dengan mudah. "Ternyata benar dugaanku. Kita akan bertemu di sini lagi, Nona Marla. Kamu terlihat cantik sekali," puji Mariana setengah hati dengan tatapan merendahkan. Tidak perlu diragukan, Marla bisa mengenalinya. Mariana seperti mengejek penampilan Marla yang tidak dalam balutan gaun mewah nan mahal seperti yang Mariana kenakan. "Kamu juga cantik sekali, Mariana. Jujur saja, aku menyukai gaya rambutmu malam ini." Balasnya. Alis kanan Mariana meninggi. "Benarkah? Yah, aku mengaturnya di salon sejak dua jam yang lalu, sekaligus melakukan perawatan rutin. Kalau seluruh tubuhku tidak dijaga dengan baik, apalah gunanya uang yang telah Ayah dan B

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   61. Pertemuan Bisnis

    Marla telah mendapati sang suami menanti di meja makan, melahap makanan seraya memindai tablet yang terpampang pada sisi kanan piring pria itu.Entah kapan Arjuna pulang ke rumah, saking pudarnya kehangatan dalam hubungan mereka, Marla tidak tahu kapan suaminya pulang. Tidak seperti dulu, saat dia menunggu kepulangan Arjuna dengan hati berdebar, sekarang rasanya berbeda.Mau ditunggu, rasanya seakan-akan suaminya itu sengaja memperlambat diri pulang ke rumah. Alhasil, Marla jadi kelelahan sendiri hanya untuk menunggu kepulangan sang suami.Menarik napas perlahan, Marla memantapkan diri sebelum mengambil tempat di meja makan. Wanita itu berupaya untuk tak mencuri lirikan ke arah sang suami.Jujur saja, semalam tidurnya tidak nyenyak sama sekali. Bahkan, dia mendapati diri terjaga di tengah malam setelah bermimpi buruk.Tidak bisa dimungkiri, mimpi buruk itu datang lantaran dipicu oleh foto yang didapatkannya. Arjuna dan Julie. Sebetulnya apa yang mereka sembunyikan darinya?Apakah bena

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   60. Si Pengancam (1)

    Arjuna melirik arloji yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Pria itu mendesah lelah, menyandarkan diri pada punggung kursi kerjanya.Seharian ini dia sudah dibuat kesal lantaran Yudha datang tanpa pemberitahuan ke rumahnya hanya untuk membujuk Marla lagi.Kening pria itu berkerut, tidak memahami mengapa sekarang Yudha ingin sekali kembali mengambil Marla, setelah dulu memperlakukan wanita itu semena-mena."Tuan, saya mendapat laporan dari mata-mata, semuanya berjalan sesuai rencana."Arjuna hanya mengangguk sekilas saat mendengar ucapan Julie. Seharusnya dia merasa puas atas segala sesuatu yang berjalan sesuai rencana. Namun, mengingat belakangan ini dia harus menjaga jarak dengan Marla meski sebentar, membuat suasana hatinya memburuk."Lalu, apakah sudah ada kabar dari si pengancam?" tanyanya dengan tangan mengepal erat.Mendengar pertanyaan tersebut, sepasang alis Julie bertaut serius. Bukan hanya Arjuna, tetapi Julie turut waspada akan si pengancam yang selama ini sedang meng

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   59. Culprit

    Marla tengah melayani salah satu pembeli saat dia mendapatkan pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. [Hai, Marla? Apa kamu tidak penasaran dengan seseorang yang sudah menjebakmu sehingga tidur dengan Arjuna malam itu? Ya, malam terakhir di mana kamu bermalam di kediaman Anugerah, seseorang menjebak kalian berdua.] Kening wanita itu berkerut, memindai kata-kata yang tersusun tepat di layar ponselnya. Kemudian, ditiliknya nomor asing yang tidak pernah diketahui sebelumnya itu. "Siapa pun yang mengirim ini, sepertinya dia mengetahui banyak hal tentangku yang tidak aku ketahui sama sekali." Marla menahan pergerakan ibu jarinya yang hendak melayangkan pesan balasan. Untuk sesaat, dia berdiam diri dengan mata berkedip gelisah. Haruskah dia menanggapi pesan tersebut? Bagaimana kalau semua itu hanya berupa tipuan belaka? Jangan-jangan pesan tersebut berasal dari Yudha? Mengingat pagi tadi, mantan suaminya itu telah menimbulkan keributan kecil di rumahnya. "Tapi ... Yudha tidak m

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   58. Di Balik Topeng

    "Cepat bawa orang itu keluar dari sini!"Marla belum genap mencerna perkataan Yudha, ketika Arjuna datang dengan dua pengawal yang datang bersamanya. Sepertinya, suaminya itu sudah berada di perjalanan ke suatu tempat, terlihat dari setelan Arjuna yang cukup rapi seperti hari-hari biasanya.Yudha berdecak kesal, tak mengira jika Arjuna akan datang lebih cepat dari perkiraannya. Lantaran dia enggan diseret secara paksa, Yudha mengangkat kedua tangan tanda menyerah."Baiklah, baiklah, aku akan pergi dengan sendirinya, puas?"Meski Yudha berkata demikian, tatapan pria itu membuat Arjuna kesal bukan main. Sebelum Yudha memutar langkah, dia sempat bertatapan dengan Marla.Segaris kebingungan masih mendominasi wajah wanita itu. Marla ingin bertanya, tetapi yang ada malah memperlihatkan jika dirinya mudah terpancing oleh omongan Yudha.Tidak. Bisa saja Yudha sedang bermain-main dengannya. Bisa saja mantan suaminya itu ingin mengetahui seberapa bodoh Marla agar bisa ditipu untuk yang kesekian

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   57. Kepingan Baru

    Malam itu, Marla pulang lebih larut dari biasanya. Dia sudah mempersiapkan alasan bila Arjuna bertanya mengenai keterlambatannya, atas eksistensinya saat membantu Bu Sani di festival. Lantaran sudah telanjur tahu, Marla akan berterus terang saja soal rencananya yang ingin membangun cabang baru, tetapi atas namanya. Dia ingin memperlihatkan passion yang satu-satunya dimiliki. Akan tetapi, rumah dalam keadaan sepi, sunyi, senyap. Begitu meniliki garasi, mobil suaminya juga belum datang.Mengembuskan napas perlahan, Marla merebahkan diri di sofa. Berhenti sejenak selagi memutar kejadian hari ini.Tentu saja, kilas yang berisikan Arjuna dan Julie di festival tadi menjadi hantu nomor satu dalam pikirannya.Semakin lama, seolah-olah Marla tengah diejek oleh dunia, bahwa tempatnya memang bukan berada di samping Arjuna. Dia tidak ada apa-apanya dibanding Julie."Astaga, lagi-lagi pikiran semacam ini ...."Marla mendesah lelah, memijit pelipis dengan insekuritas yang kembali membayangi tiap

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   56. Telepon Misterius (1)

    Mengatupkan sepasang kelopak mata secara perlahan, Marla menarik napas rakus. Lima degup jantung kemudian, wanita itu membuka mata, dengan manik yang tertuju pada sosok sang suami. Punggung tegap pria itu kian menjauh, tetapi tidak bersamanya.Di antara keramaian festival, Arjuna berjalan beriringan dengan Julie. Kini, menyisakan Marla yang menahan perih luka gores pada siku kanannya. Meskipun lukanya tidak seberapa besar—serta Bu Sani sedang membersihkannya agar tidak terkena infeksi, tetapi nyeri yang bersarang pada hatinya lebih terasa.Marla tidak bisa membohongi diri sendiri. Arjuna dan Julie kian menjauh, lalu tenggelam di antara keramaian festival yang seharusnya menjadikan dirinya penuh semangat. Tadinya memang seperti itu. Namun, kehadiran sang suami beserta Julie membuat pikirannya jadi kacau sebentar."Apa perlu ke puskesmas terdekat, Ipar? Barangkali saja kau membutuhkan pertolongan lebih lanjut?" tawar Revan, yang masih duduk dengan tenang sambil melirik ke arahnya.Marl

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   55. Tenggat Utang

    "Jadi, kapan kalian akan membayarnya? Setidaknya cicil sedikit, sebagai jaminan bahwa kalian akan benar-benar membayar utang yang sudah kalian perbuat itu."Yudha menggigit pipi dalamnya cemas, kemudian berkata sambil memasang senyum yang diramah-ramahkan. Sedangkan Kamilia, duduk di sampingnya dengan dagu terangkat tinggi, seakan-akan pembicaraan mereka tidak perkara utang dua pulih lima miliar yang tak kunjung lunas itu."Tunggu sebentar, Tuan Matthew," Yudha melirik putra sulung keluarga Mahagana itu dengan harapan mau mendengar kilahnya, "tenggat waktunya masih tersisa beberapa hari lagi sebelum menginjak satu bulan penuh."Matthew bersandar pada punggung kursi empuk kafe yang didatanginya, lantas memberi tanda bagi Yudha untuk meneruskan."Jadi, begini, kenapa kami harus repot-repot menyicil kalau tepat di akhir bulan nanti, kami bisa membayarnya tepat waktu? Dan sebetulnya kami cukup terkejut karena Tuan Matthew sendiri yang datang untuk menemui saya seperti ini. Seharusnya Tuan

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   54. Festival (3)

    Mendengar ucapan Arjuna, membuat Revan meninggikan salah satu alisnya. Namun, dalam dua detik pertama, pria itu tampak terkejut lantaran saudara tirinya membawa topik tersebut."Tidak biasanya kamu membahas soal Ayah, Bang. Ada apa ini? Apakah kamu mulai takut, kalau Ayah tiba-tiba saja berakhir di tangan seorang musuh?" timpal Revan, berupaya agar tetap tenang.Arjuna mendesah lelah, bersandar pada punggung kursi plastik yang dia dapat dari Bu Sani. Di sampingnya, Julie duduk dengan telinga terpasang lebar-lebar. "Bukan takut lagi," Arjuna memandang sosok Marla yang masih sibuk dengan para penikmat festival untuk beberapa saat sebelum melanjutkan, "tapi kenyataannya memang begitu. Tidak heran kalau tiba-tiba saja Ayah meninggal di tahan musuh dalam selimut."Revan tersenyum timpang, "sepertinya kamu mulai paranoid, Bang. Apakah itu hasil setelah lama menjadi montir biasa yang mampunya mengamati dari kejauhan, beberapa tahun ini?""Kamu tidak paham apa-apa, Revan. Dan satu lagi, kamu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status