Semua Bab Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal: Bab 71 - Bab 80

167 Bab

Bab 71 - Metamorfosis

Suasana tegang menyelimuti kediaman Lionheart. Para pelayan berlarian panik, sementara Cornelius berdiri tegang di depan kamar Klein. Bella dan Ella menangis tersedu-sedu, dipeluk erat oleh Helda yang berusaha menenangkan mereka."Kakek, apa Kak Klein akan baik-baik saja?" tanya Bella di sela isak tangisnya.Cornelius menghela napas berat. "Tenang, sayang. Kakek yakin Klein akan baik-baik saja." Meski berkata demikian, kekhawatiran jelas terpancar di wajahnya yang keriput.Tak lama kemudian, suara deru helikopter terdengar mendekat. Cornelius bergegas ke arah landasan helikopter pribadi keluarga Lionheart. Dari sana, turunlah sosok yang ditunggu-tunggu–Dokter Sun."Sun Simiao, terima kasih sudah datang secepat ini," sambut Cornelius dengan wajah lega.Dokter Sun mengangguk singkat. "Di mana Klein?"Tanpa basa-basi lebih lanjut, Cornelius mengantar Dokter Sun ke kamar Klein. Begitu memasuki ruangan, Dokter Sun langsung terkejut melihat kondisi Klein.Tubuh Klein terbaring kaku di atas
Baca selengkapnya

Bab 72 - Perubahan Tak Terduga

Klein menatap pecahan gelas di tangannya dengan tatapan bingung. Ia hanya merasa sedikit sakit meski beberapa pecahan kaca melukai telapak tangannya. Yang lebih mengejutkan, dalam waktu singkat, luka-luka kecil itu menutup dengan cepat, tidak meninggalkan bekas sedikit pun. "Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Klein, matanya tak lepas dari tangannya yang kini mulus tanpa luka. Ia mencoba mencubit kulitnya, dan ia merasa sedikit sakit, yang artinya ini bukan mimpi. Klein mengerutkan kening, kebingungan dengan perubahan drastis yang terjadi pada tubuhnya. Mengapa ia memiliki kekuatan sebesar ini? Dan bagaimana mungkin lukanya bisa sembuh secepat itu? Saat itulah Klein merasakan sesuatu yang hangat di dadanya. Ia menyentuh kalung giok naga pemberian kakeknya, merasakan energi aneh yang mengalir darinya. "Apakah ... apakah ini karena kau?" bisiknya pada kalung itu. Seolah menjawab pertanyaannya, kalung giok itu bersinar redup selama beberapa detik sebelum kembali normal. Klein t
Baca selengkapnya

Bab 73 - Perusahaan Entertainment

"Lion's Roar Entertainment," jawab Cornelius. "Sebuah perusahaan besar di bidang hiburan. Perusahaan itu mengelola manajemen artis, produksi film, sinetron, iklan, show, dan juga memiliki stasiun televisi sendiri."Klein terdiam sejenak, mempertimbangkan tawaran kakeknya. Ia tahu ini bukan tugas mudah, tapi juga sebuah kesempatan untuk membuktikan diri."Baik, Kakek. Saya akan melakukannya," jawab Klein akhirnya.Cornelius mengangguk puas. "Bagus. Setelah sarapan, pergilah ke gedung Lion's Roar Entertainment. Temui CEO Lex, dia yang selama ini mengelola perusahaan itu."Selesai sarapan, Klein bersiap-siap untuk pergi ke kantor Lion's Roar Entertainment. Ia mengenakan setelan jas hitam yang elegan, membuatnya terlihat semakin menawan. Klein melangkah keluar kediaman Lionheart, di mana sebuah Ferrari merah yang familiar terparkir di halaman. Ia tersenyum tipis, mengingat bagaimana Victor memberikannya mobil ini di Zephir. Semalam
Baca selengkapnya

Bab 74 - Ide Klein

Klein mengikuti CEO Lex menuju ruangannya, meninggalkan Reo dan Manajer Park yang masih terpaku di lobi. Sepanjang perjalanan, Klein bisa merasakan tatapan kagum dan penasaran dari para karyawan yang mereka lewati. "Sekali lagi, saya minta maaf atas insiden tadi, Tuan Muda Lionheart," ujar CEO Lex sambil membuka pintu ruangannya. "Saya akan memastikan Reo dan Manajer Park mendapat sanksi yang setimpal." Klein menggeleng pelan. "Tidak perlu, CEO Lex. Kita punya hal yang lebih penting untuk dibicarakan." Ruangan CEO Lex luas dan mewah, dengan pemandangan kota yang menakjubkan dari jendela besar di belakang meja kerja. Klein duduk di kursi CEO, sementara Lex mengambil posisi di hadapannya, siap untuk memulai presentasi. "Baik, Tuan Muda. Saya sudah menyiapkan laporan kinerja perusahaan dalam beberapa bulan terakhir," ujar CEO Lex, menyalakan proyektor. "Dan juga rencana ke depan yang sudah kami siapkan." Klein mengangguk. "Silakan mulai, CEO Lex." CEO Lex memulai presentasinya,
Baca selengkapnya

Bab 75 - Live Streamer

Di sebuah asrama wanita Universitas Seni Nexopolis, seorang wanita berambut pendek coklat sedang menghela napas panjang sambil melihat layar ponselnya. Saldo rekeningnya menunjukkan angka yang membuat perutnya mulas–hanya tersisa 50 ribu. Padahal, deadline pembayaran SPP tinggal seminggu lagi. Lily White, gadis berusia 20 tahun ini, memiliki wajah yang cantik alami tanpa polesan make-up berlebihan. Matanya yang besar dan berwarna hazel memancarkan kepolosan yang memikat. Hidungnya mancung sempurna, bibirnya mungil dan merah alami. Kulitnya putih bersih, tampak lembut bagai sutra. Meski hanya mengenakan kaus longgar dan celana pendek, kecantikannya tetap terpancar. "Ayo dong TeckTock, jangan mengecewakanku malam ini," gumamnya, menggigit bibir dengan cemas. "Lily, kau masih hidup?" Cindy, teman sekamar berambut pirang, melongok dari balik buku tebalnya. "Atau jangan-jangan kau sudah menjadi hantu karena kelaparan?" Lily melempar bantal ke arah Cindy, yang dengan mudah menghi
Baca selengkapnya

Bab 76 - Live Streamer (II)

Ruang chat langsung riuh: [SuperFan99]: WOAH! BRO TAMPAN&BERANI GILA! [LuckyCharm]: Crazy rich detected! Bro, tolong bayarin SPP-ku juga dong! [DancingQueen]: Bro Tampan&Berani, adopt me please! Aku bisa jadi anak yang baik! [CoffeeAddict]: Tampan&Berani is the new king! All hail King T&B! [SmileyFace]: Berlutut 1000 kali di hadapan Bro Tampan&Berani! *sujud* Lily sendiri terkejut dengan kejadian ini. Matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang ia lihat. "A-astaga, Tampan&Berani... terima kasih banyak! Ini... ini terlalu berlebihan!" seru Lily, masih shock. Lily mengucek matanya, tidak percaya dengan apa yang ia lihat. "A-astaga, Tampan&Berani... ini beneran? Bukan mimpi kan?" Ia mencubit pipinya sendiri. "Aduh! Oke, bukan mimpi. Terima kasih banyak! Tapi ini ... ini terlalu berlebihan!" Berita tentang kemunculan 'Crazy Rich' di ruang live stream Lily menyebar dengan cepat. Para pengguna TeckTock berbondong-bondong masuk ke ruangan Lily, penasaran dengan apa yang terjadi.
Baca selengkapnya

Bab 77 - Pertunangan Yang Terancam

Pagi itu, Klein mengenakan setelan jas hitam elegan yang membuatnya terlihat semakin menawan. Ia berdiri di depan cermin besar di kamarnya, memastikan penampilannya sempurna. Hari ini, ia akan mengunjungi kediaman keluarga Lee untuk menemui Rina, tunangannya, sesuai yang ia janjikan padanya ketika di Zephir."Tuan Muda," panggil Helda dari balik pintu. "Mobil sudah siap."Klein mengangguk, meski Helda tidak bisa melihatnya. "Terima kasih, Bibi Helda. Aku akan segera turun."Sebelum meninggalkan kamar, Klein menatap kalung giok naga di lehernya. Batu itu berkilau lembut, seolah memberikan dukungan padanya. Klein tersenyum tipis, lalu melangkah keluar.Sepanjang perjalanan menuju kediaman Lee, Klein memikirkan strategi untuk menghadapi situasi yang mungkin terjadi. Ia tahu bahwa Rudy, adik Rina, akan berada di sana. Dan mengingat apa yang telah terjadi di Zephir, pertemuan mereka pasti akan penuh ketegangan.Mobil mewah Klein akhirnya tiba di depan gerbang megah kediaman Lee. Di sana,
Baca selengkapnya

Bab 78 - Taruhan

Klein terdiam sejenak, pikirannya melayang ke kehidupan sebelumnya. Ia teringat bagaimana setelah ia menolak perjodohan dengan Rina, keluarga Lee akhirnya menjodohkan Rina dengan Richard Longbottom. Awalnya, pernikahan mereka tampak bahagia. Namun, tak lama kemudian, sifat asli Richard terungkap. Richard adalah playboy kelas kakap, gemar bermain wanita, menghabiskan uang untuk foya-foya dan hobi mengumpulkan barang seni. Lebih buruk lagi, dia suka mengasari Rina, baik secara fisik maupun mental. Puncaknya, Rina memergoki Richard berselingkuh dengan artis dari agensi milik keluarganya sendiri. Tak tahan dengan perlakuan suaminya, Rina akhirnya memutuskan untuk bunuh diri, meninggalkan dunia yang kejam ini di usia yang masih tergolong muda. Mengingat hal itu, Klein semakin yakin dengan keputusannya untuk menghentikan lamaran Richard. Ia tidak akan membiarkan Rina mengalami nasib yang sama di kehidupan ini. "Maaf," ujar Klein dengan suara tenang namun tegas. "Tapi saya tidak
Baca selengkapnya

Bab 79 - Menjemput Lily

Sore itu, Lily berdiri dengan gugup di pintu timur Universitas Seni Nexopolis. Gedung-gedung bergaya modern dengan sentuhan artistik menjulang di sekelilingnya. Lukisan-lukisan besar dan patung-patung unik menghiasi taman kampus, mencerminkan kreativitas mahasiswa seni yang belajar di sana. Udara dipenuhi aroma cat dan kayu dari studio-studio yang masih aktif meski hari sudah sore. Suara musik samar-samar terdengar dari gedung fakultas musik di kejauhan. Lily mengenakan dress putih selutut dengan detail renda di kerah dan lengan, menonjolkan lekuk tubuhnya yang indah namun tetap elegan. Riasan naturalnya menyempurnakan penampilannya yang sudah cantik. Rambut pendek coklatnya dibiarkan terurai, sesekali tertiup angin lembut. "Wow, Lily! Kau benar-benar serius dengan pertemuan ini ya?" komentar Cindy yang berdiri di sampingnya, mengenakan pakaian kasual–jeans biru dan kemeja putih polos. Lily tersenyum malu-malu, pipinya merona merah. "Tentu saja, Cin. Aku cukup penasaran dengan
Baca selengkapnya

Bab 80 - Keputusan Lily

Tepat saat Lily hendak menjawab tawaran Klein, sebuah truk pengangkut barang tiba-tiba menyalip Ferrari mereka dengan kecepatan tinggi, nyaris menyerempet sisi kanan mobil. Klein dengan sigap mengendalikan mobilnya, menghindari tabrakan yang hampir terjadi."Astaga!" Lily menjerit kaget, refleks mencengkeram dashboard mobil.Cindy di kursi belakang juga terlonjak. "Ya ampun, apa-apaan supir truk itu?!"Klein tetap tenang, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun meski jelas situasi tadi sangat berbahaya. Ia hanya melirik sekilas ke arah truk yang kini sudah melaju jauh di depan mereka."Kalian tidak apa-apa?" tanya Klein dengan nada datar, seolah kejadian tadi hanyalah hal sepele.Lily, masih dengan napas terengah, berusaha menenangkan diri. "Y-ya, kami baik-baik saja. Terima kasih, Kak Klein. Refleksmu luar biasa!""Benar," tambah Cindy, meski masih dengan nada skeptis. "Kau mengendalikan mobil ini seperti pembalap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status