All Chapters of Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga: Chapter 101 - Chapter 110

143 Chapters

Bab 101. Aku Berjanji Padamu

“Lalu, apakah sekarang kamu ingin menyerah Diego? Apakah kamu ingin melihat Elena kembali menderita? Demi Tuhan, aku tidak akan rela, Diego. Elena tidak boleh menderita lagi!”Raul berkata dengan dingin dan tajam, kini ia sudah bisa menangkap ke mana arah pembicaraan Diego.Diego menghela napas dalam, ditatapnya lelaki yang ada di hadapannya itu dengan tatapan yang rumit, perlahan dia menggeleng.“Tidak, Raul. Tentu saja aku tidak ingin melihat Elena menderita, aku sangat mencintai Elena. Tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Aku sangat tahu batas-batasku.”“Kamu harus berjuang, Diego. Kamu tidak boleh menyerah, demi Elena dan Juan. Aku memang akan menyayangi Juan seperti anakku sendiri, tapi dia tetap butuh papa kandungnya. Dan Elena, dia sangat mencintaimu, Diego, dia akan menderita tanpa kamu.”“Tidak, Raul. Elena tidak akan menderita asal dia bersamamu. Aku melihat cintamu begitu tulus dan besar padanya. Dan itu cukup untuk membuatku yakin, kalau Elena akan bahagia ber
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 102. Selamat

Hanya saja, tanpa mereka sadari seseorang memperhatikan sikap aneh Raul dan Mario. Diam-diam lelaki itu mengikuti Raul yang masuk ke sebuah ruangan. “Apa Elena dan yang lainnya sudah berangkat, Raul?” tanya Diego dengan suara yang lemah. Ia terbaring di atas tempat tidur dengan kondisi tak berdaya, bahkan untuk bicara pun terasa sulit. Raul hanya mengangguk, ia duduk di samping tempat tidur. “Kita harus segera ke rumah sakit sekarang, Diego. Kamu harus mendapatkan penanganan yang optimal.” Diego tidak menjawab, lelaki itu hanya terdiam. “Ingat Diego, kamu harus kuat, harus berjuang demi Elena dn Juan.” Diego hanya mengangguk lemah. “Mario, tolong siapkan kursi rodanya.” Raul memberi intruksi. “Baik, tuan.” Lelaki itu segera menyiapkan kursi roda Diego ke dekat tempat tidur. Raul segera mengangkat tubuh Diego dan meletakkannya di atas kursi roda. Ketika mereka akan ke luar tiba-tiba seseorang masuk yang mengejutkan Raul dan Mario. “Ada apa di sini? Apa yang sebenarnya terjad
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 103. Juan Rodriguez

“Bibi, paman. Di mana Diego?” tanya Elena sambil matanya tak lepas ke arah pintu, “apa bibi dan paman tidak lihat Diego, katanya akan langsung ke mari setelah urusannya selesai.” Elena teringat, pagi tadi saat dia bangun tidur, Diego sudah tidak ada di tempat tidur. Elena hanya mendapati secarik kertas di sisinya. ‘Selamat pagi sayang, kamu tidur nyenyak sekali aku tidak tega membangunkan kamu. Maaf ya sayang aku harus pergi pagi-pagi sekali ada urusan mendadak dan sangat mendesak. Nanti kamu langsung ke rumah sakit dengan paman dan bibi serta Vela dan Mia. Setelah selesai, aku langsung menyusul untuk melihat Juan, putra kita. Semangat ya sayang, I love you.’ Elena tertegun, semalam mereka bercinta sangat luar biasa menggebu, setelah itu mereka tidur dan sampai sekarang belum bertemu lagi. “Sabar Elena, mungkin Diego belum selesai urusannya.” Bibi Inez berkata lembut untuk menenangkan Elena, sedangkan paman Zavier membuang muka, lelaki itu segera ke luar ruangan, karena tak kuasa
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 104. Pertemuan Terakhir

“Maafkan aku sayang, aku terpaksa melakukan ini, supaya kamu tidak shock melihatku.” Diego bergumam lirih, kemudian ia menatap Raul yang masih berusaha membujuknya. “Diego, pikirkan lagi, Bro. Tubuhmu belum bisa dilepas dari alat-alat medis ini. Kita bisa memberikan alasan pada Elena, atau mungkin kita akan mengatakannya saja yang sebenarnya, pelan-pelan dia pasti akan mengerti.” “Tidak Raul. Aku tidak mau membuat Elena sedih, ini hari bahagianya, aku harus bersamanya.” “Atau, bagaimana kalau kita minta dokter agar bisa membawa Elena dan Juan ke mari? Aku yakin dokter pasti mengizinkan.” “Tidak, Raul. Itu tidak baik, Juan baru saja dilahirkan, tubuhnya masih lemah dan rentan terkena virus atau penyakit. Selain itu, Elena pasti akan syok dan sedih.” Akhirnya Raul pun pasrah, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi untuk membujuk Diego, begitu pun para dokter telah mengultimatum, Diego tidak bisa lama bertahan tanpa alat-alat bantu medis, akibatnya bisa fatal, namun Diego tetap berkera
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 105. Selamat Jalan Orang Baik

“Raul… ja-ga E-le-na dan Ju-an….” Diego menatap Raul dengan penuh harap, suara nya berat dan dalam serta terbata-bata. Raul tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia hanya bisa mengangguk sambil menggenggam tangan Diego dengan tangan lainnya. Perasaannya sudah berkata lain, ia sudah dua kali mengalami situasi seperti ini, pada saat ayahnya meninggal dan juga sang nenek. Karenanya Raul tak bisa membujuk lagi. “Iya Diego, aku janji. Aku akan menjaga Elena dan Juan dengan segenap jiwa ragaku, kamu jangan khawatirkan apa pun.” Raul berkata dengan suara bergetar. Hatinya terasa sangat berat. Diego tersenyum, namun detik berikutnya mata lelaki itu terbelalak ke atas, lalu perlahan-lahan menutup, dan kepalanya pun terkulai. Beriring dengan itu, monitor di ruang itu berbunyi, elektrokardiogram menunjukan flat, kembali ke angka nol. “Diego...” Tubuh Raul bergetar, air mata lelaki itu tak terbendung lagi, ia menangis tersedu-sedu. “Selamat jalan saudaraku, beristirahatlah dengan tenang….” Para
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 106. Tidak Mungkin

Elena tercekat, dia berteriak keras.“Diegoooo!”Elena terlonjak, tubuhnya dibanjiri keringat, ia sangat ketakutan makala melihat suaminya menghilang di depan matanya.Elena terbangun dan langsung duduk, napasnya tersengal-sengal. “Oh, Tuhan. Syukurlah. Aku hanya mimpi…” gumam Elena.Namun kemudian ia teringat, sebelum ia tertidur tadi, Diego ada di sampingnya, memeluk dan menggenggam tangannya.Elena segera melihat ke kiri dan kanan tempat tidurnya, namun dia tidak mendapati siapa-siapa.“Diego… Apa kamu di luar?”Elena hendak turun dari tempat tidurnya ketika bibi Inez masuk bersama nyonya Victoria.“Kamu sudah bangun, sayang?” sapa nyonya Victoria lembut.“Ma, apa mama lihat Diego?” Alih-alih menjawab pertanyaan nyonya Victoria, Elena malah balik bertanya.Nyonya Victoria tidak menjawab, spontan ia menatap bibi Inez.“Bi, apa Diego ada di luar?” cecar Elena. Bibi Inez menggeleng.“Oh, apa dia pergi lagi…” gumam Elena, ia menatapa nyonya Victoria.“Ma, Raul di mana? Dia pasti tahu d
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 107. Aku Akan Menjaganya

“Tidak, tidak mungkin!” Elena berkali-kali menggelengkan kepalanya. Ia memutar tubuhnya, kembali menatap tubuh yang terbujur di atas ranjang rumah sakit. Perlahan ia melangkah mendekati tubuh Diego. Elena memandang wajah yang damai itu, ia masih tidak percaya, karena wajah suaminya persis seperti saat lelaki itu tertidur. Elena memeluk tubuh Diego, lalu menggoyang-goyangkannya. “Diego, bangun sayang… jangan bikin aku takut….” Elena menepuk-nepuk wajah Diego, menggoyang-goyangkannya. “Diego, bangun sayang, kamu tidak mungkin tega meninggalkanku dan Juan. Hari ini putra kita lahir, ini hari yang kita tunggu-tunggu. Bangun Diego….” Raul dan paman Zavier merasakan hatinya sakit. Perlahan keduanya mendekati Elena yang masih menggoyang-goyangkan tubuh Diego. “Elena, dengarkan paman, sayang. Diego sudah pergi dengan tenang, dia sangat damai dan tersenyum di akhir perjalanannya. Jangan buat dia menjadi sedih.” “Tidak...Tidak mungkin…Diego tidak mungkin tega ninggalin aku, iya kan, say
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 108. Kamu Sangat Tampan

“Tidak Raul…” Elena menggeleng pelan. “Diego tidak akan pernah tergantikan.” Elena kembali menatap bayinya. Sebulir kristal jatuh ke pipi Juan, bayi itu seperti tahu, ia merengek merespon dan membuka matanya, menatap lurus pada sang bunda. Raul menghela napas dalam, ia menatap Elena yang masih terisak. “Aku mengerti Elena, dan aku tidak akan pernah mengambil atau menggantikan posisi Diego darimu, dan Juan. Namun, aku akan selalu ada untuk kamu dan Juan. Mulai hari ini, kamu dan Juan adalah prioritas hidupku, Itu janjiku, dan kamu bisa memegang janjiku itu.” Elena terdiam, ia hanya memandangi putranya yang kembali tertidur. Mario kembali masuk dan melaporkan kalau jenazah Diego akan segera dimandikan dan dirias. “Elena, aku akan menemanimu jika kamu ingin melihat prosesinya.” Raul berkata sambil mengulurkan tangan, mengambil Juan dari pelukan Elena. Wanita itu mengangguk, ia menyerahkan bayinya pada Raul. Raul kembali meletakkan Juan ke keranjang bayi, lalu menyiapkan kursi roda un
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 109. Belasungkawa

“Nyonya, nyonya, lihat! Berita penting!” seru seorang wanita, seolah mendaptakan harta karun, ia bergegas menemui wanita lain, yang sedang asik menyesap minumannya. “Ah, kamu ini seperti bocah yang baru dapat mainan. Berita apa memangnya? Paling gosip recehan para influenzer dan selebritis.” Wanita itu terkekeh sambil menikmati vodka di gelasnya. “Buat saya dan sebagian orang mungkin ini tidak penting, nyonya. Tapi saya yakin Anda sangat menunggu-nunggu kabar ini,” balas Beatriz tak mau kalah, ia terkekeh sambil mengedipkan matanya. “Berita apa memang yang kutunggu-tunggu, gosip-gosip receh itu tidak cukup menarik perhatianku.” “Ini bukan gosip nyonya, tapi berita penting, bukan hanya di media sosial tapi juga di media-media lainnya.” Emma tertegun, wanita itu menatap Beatriz dengan penasaran. “Ck, cepat katakan Beatriz, jangan bertele-tele.” “Turut berduka cita, atas wafatnya seorang miliarder ternama Diego Eduardo Rodriguez, kemarin siang. Jenazah di semayamkan di kediaman Ro
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 110. Bayi Siapa?

"Apa yang terjadi dengan Diego... Mengapa kamu tidak mengabarkanku?" Emma merangkul Elena sambil menangis tersedu-sedu. Elena membeku sesaat, ia ragu-ragu untuk merespon sikap Emma. Bukankah wanita itu memang menginginkan kematian Diego? Tapi mengapa dia menangis begitu sedih? Elena menghela napas berat, Mungkin Emma benar-benar merasa kehilangan, karena bagaimanapun, terlepas dari status orang tua mereka, anak sah atau anak haram, tapi tetap dalam diri meteka mengalir darah yang sama, darah sang kakek. Di manapun di dunia ini, dalam suatu keluarga benturan pasti ada. Pertengkaran dalam suatu keluarga bukan hal yang baru, namun pada akhirnya, rasa keterikatan sebagai saudara tetap akan muncul, apalagi disaat-saat perpisahan terakhir. Elena pun mengulurkan tangannya merangkul Emma, ia mengusap-usap punggung wanita yang terlihat sangat sedih itu. “Maafkan jika Diego ada salah, doakan semoga dia beristirahat dengan tenang.” Elena menuntun Emma mendekati jasad Diego. Tangis Emma pun
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status