Semua Bab Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku: Bab 11 - Bab 20

48 Bab

Bab 11~ Kedatangan Paman Ivana

“Ivana, bagaimana keadaanmu?” tanya seorang pria paruh baya yang baru saja tiba di kediaman Clover. “Pa-paman?” Ivana cukup terkejut melihat Freddy Clover, adik dari Joseph Clover, ayah dari Ivana. “ … Apa kabar, Paman?” tanya Ivana tertegun melihat kepulangan Pamannya yang sangat mendadak. “Tentu saja, Paman selalu baik, seperti yang kamu lihat,” ucap Freddy terkekeh di sana. Ivana teringat saat menonton rekaman video saat Arsen dengan kejam membunuh Freddy setelah menyiksanya. “Hei, kenapa?” tanya Freddy saat melihat air mata Ivana luruh membasahi pipinya begitu saja. Freddy yang sebelumnya memang begitu dekat dengan Ivana. Bahkan Freddy sangat dekat dengan Ivana disbanding Joseph. Saat kecil, Freddy yang sering menghabiskan waktu dengan Ivana. “Oh?” dengan cepat, Ivana menyeka air matanya. “Sepertinya aku terlalu senang melihat Paman pulang,” jawab Ivana. “Kamu pasti sangat merindukan Paman, bukan?” kek
Baca selengkapnya

Bab 12 ~ Sosok dari Masa lalu

“Ana, aku akan makan siang diluar dan akan terlambat kembali ke kantor. Kalau ada apa-apa hubungi saja aku,” ucap Ivana saat keluar dari ruangan nya. “Oh, apa anda akan kembali ke kantor, Bu?” tanya Ana. Ivana terdiam beberapa saat di sana. “Sepertinya, aku tidak kembali ke kantor. Kalau sudah tidak ada pekerjaan, kamu bisa langsung pulang,” jawab Ivana. “Baik, Bu.” Setelah mengatakan hal itu, Ivana pun berlalu pergi meninggalkan kantor. Ivana yakin, Ana akan langsung melaporkannya pada Arsenio. Ivana memandang sekeliling lobi kantor dengan hati-hati sebelum melangkah keluar. Jantungnya berdebar kencang, napasnya terasa berat. Ketika taksi yang dia pesan meluncur perlahan mendekat, dia segera masuk dan menutup pintu dengan cepat. “Ke restoran Bertand," ucapnya kepada sopir dengan suara yang berusaha terdengar tenang. “Baik, Bu.” Setelah memastikan tak ada yang mencurigakan, Ivana segera mer
Baca selengkapnya

Bab 13 ~ Alexander

“Lama tak bertemu, Ivana?” ucap Alex di mana mereka masih berdiri berhadapan. “... Ya,” jawab Ivana. Wanita itu menyangka kalau dia akan bertemu dengan Alex di sini. Setelah hampir 3 tahun tidak bertemu. “Bagaimana kabarmu?” tanya Alex. “Kabarku baik. Bagaimana denganmu?” tanya Ivana. “Ya, seperti yang kamu lihat. Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi di sini,” ucap Alex. “Sudah lama sekali sejak pembatalan itu. Kamu semakin cantik saja, Ivana.” Ivana tersenyum kecil di sana. “Terima kasih, Alex.” “Apa aku bisa menyimpan nomormu?” tanya Alex. “Untuk apa?” tanya Ivana masih menatap Alex dengan penuh kewaspadaan. Bukan karena takut Alex menyakitinya, dia hanya tidak ingin menyakiti pria itu lagi setelah apa yang pernah terjadi di masa lalu. Dan Ivana juga takut kalau mungkin Arsen sedang mengawasinya tanpa dia tahu. “Mungkin kita akan jadi sering bertemu ke depannya,” ucap Alex
Baca selengkapnya

Bab 14 ~ Tawaran Kerja Sama

“Aku mencintaimu .... “ Kalimat itu terus mengusik pikiran Ivana. Hatinya selalu saja bergetar setiap mendengar ungkapan cinta yang dilontarkan Arsen terhadapnya. “Huft!” dia menghembuskan napasnya kasar. “Apalagi yang kamu harapkan Ivana, sadarlah. Jangan lemah dan lengah lagi karena ungkapan perasaannya, dia hanya sedang mencoba mengambil hatimu kembali,” batinnya. “Aku tidak boleh terpancing,” gumamnya. “Ivana!” panggilan itu menyadarkan lamunan Ivana. Wanita itu menengadahkan kepalanya dan melihat Freddy datang bersama Alex di sana, dan jelas itu mengejutkan Ivana. “A-apa maksudnya ini, Paman? Kenapa Paman membawanya?” tanya Ivana terlihat kebingungan. “Sudah aku katakan, kalau kita pasti akan bertemu lagi dan menjadi sering berinteraksi,” ucap Alex dengan senyuman manisnya. “Mengenai proposal yang Paman berikan padamu kemarin. Proyek itu di bawah tanggung jawab Alex,” ucap Freddy mengejutkan Ivana di
Baca selengkapnya

Bab 15 ~ Penuh Muslihat

“Tidak. Aku tidak pernah sekalipun mencintainya.” “Iya, aku sudah duga sih, tapi toh rasanya tetap susah menerima kenyataan ini,” pikir Ivana sambil terus memutar rekaman suara Arsen mengungkapkan kejujurannya. Kata-kata tajam yang pria itu ucapkan, seolah berulang kali menghantam hati Ivana bagaikan gelombang yang tak mau surut. Di balik pintu yang terkunci, Ivana merasa seolah seluruh dunia sedang berputar, sementara dia terjebak di dalam rasa sakit yang seolah tiada akhir. Dia hanya ingin sendirian, untuk merenungkan semua yang telah terjadi. Hubungan yang dia anggap penuh cinta tiba-tiba saja hancur hanya karena sebuah pengakuan mengecewakan. Tatapan kosongnya menembus kaca jendela, melihat ke arah jalanan di luar yang tak jelas, di mana keramaian dan kebahagiaan orang lain seolah menjadi kontras yang menyedihkan dengan kesepiannya saat ini. Air mata mulai menetes perlahan, dia tidak tahu harus bagaimana mengatasi rasa sakit ini dan bertanya
Baca selengkapnya

Bab 16 ~ Rasa yang Mengganggu

Tok! Tok! Tok! “Ayah, ini aku.” Joseph yang sedang duduk di atas ranjang membaca buku pun menghentikan aktivitasnya. “Masuklah, Ivana. Pintunya tidak di kunci,” ucap Joseph. Pintu tiba-tiba terbuka, dan Joseph melihat sosok Ivana berdiri di sana. Meski hari sudah larut, kedatangan putrinya membuatnya penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi? Ivana melangkah mendekatinya dengan wajah yang tampaknya serius. Dengan rasa ingin tahu, Joseph meletakkan bukunya di atas meja nakas sambil dengan santai melepaskan kacamata bacanya. Mungkin ada sesuatu yang penting yang ingin Ivana sampaikan, pikirnya. “Ayah belum tidur?” tanya Ivana mengambil duduk di sisi ranjang berhadapan dengan Joseph. “Ayah masih membaca buku. Kamu sendiri, kenapa belum tidur?” tanya Joseph menatap putrinya yang terlihat sendu dan wajahnya terlihat pucat. “Ada apa, Nak? Apa kamu baik-baik saja?” tanya Joseph. Ivana terdiam beberapa saat dan menar
Baca selengkapnya

Bab 17 ~ Perceraian

“Kamu akan berangkat sekarang ke pengadilan?” tanya Joseph saat berpapasan dengan Ivana di mansion mereka. “Iya, Ayah,” jawab Ivana. “Ivana, apa kamu sungguh baik-baik saja?” tanya Joseph menatap putrinya dengan penuh kekhawatiran. “Ya, Ayah. Aku baik-baik saja,” jawab Ivana. “Sebenarnya, Ayah ingin bicara terlebih dulu dengan Arsen, ada apa sebenarnya dengan kalian. Tapi kamu terus melarang Ayah bicara dengannya,” ucap Joseph benar-benar bingung dan masih belum bisa memahami putrinya. “Ini yang terbaik, Ayah. Aku akan menjelaskannya suatu saat nanti. Ayah percaya padaku, bukan?” tanya Ivana. “Tentu saja. Ayah percaya padamu, Ayah hanya khawatir kamu akan terluka,” ucap Joseph menatap putrinya dengan tatapan sendu. “Aku yakin aku akan baik-baik saja,” jawab Ivana. “Baiklah, sepertinya pengacaramu sudah datang menjemput. Ayah akan tunggu kabar darimu,” ucap Joseph. “Iya. Aku berangkat sekarang.” Ivana pun beranjak pergi dari sana, dan Joseph hanya menatapnya dengan penuh kekha
Baca selengkapnya

Bab 18 ~ Sakit yang Mendalam

Bab 18 ~ Memutus Semua Yang Berkaitan dengan Arsen“Kamu sudah pulang?” tanya Joseph saat Ivana tiba di rumah dengan langkah lesu.“Ayah? Bukannya Ayah harus pergi ke luar kota?” tanya Ivana terkejut melihat Joseph yang masih ada di rumah.“Bagaimana mungkin Ayah bisa pergi, sedangkan Ayah tau hari ini adalah hari yang pasti sangat berat untukmu, Nak. Kemari, duduklah di samping Ayah,” pinta Joseph menepuk sofa yang ada di sampingnya.Ivana pun membawa langkahnya mendekat pada Joseph dan mengambil duduk di samping Ayahnya.“Apa semua berjalan dengan lancar?” tanya Joseph.“Iya, Ayah. Semua berjalan dengan lancar,” jawab Ivana.“Ayah pikir ini akan sangat berat untukmu. Pergilah berlibur untuk menenangkan diri dan pikiranmu. Jangan pikirkan urusan pekerjaan lagi,” ucap Joseph mengusap kepala Ivana di sana.“Ayah-” Ivana terdiam, mempertimbangkan lagi, apa dia harus bertanya atau tidak, mengenai Arsenio dan keluarganya. Tetapi Ivana merasa kalau Ayahnya akan sangat kebingungan, menginga
Baca selengkapnya

Bab 19 ~ Tindakan Ivana

“Anda memanggil saya, Bu?” tanya Ana menemui Ivana di dalam ruangannya.“Duduklah Ana, ada yang ingin saya bicarakan denganmu,” ucap Ivana. Ana terlihat kebingungan di sana, karena tiba-tiba saja Ivana ingin bertemu dan berbicara padanya.“Kenapa? kamu tidak mau duduk di depanku?” tanya Ivana yang sudah duduk di atas sofa.Ana pun segera bergerak dan mengambil duduk di atas sofa yang berhadapan dengan Ivana, walau terhalang meja di sana.“Ana, sebenarnya aku sangat suka dengan kinerjamu yang cepat dan kecerdasanmu juga. Tapi-” Ivana menghentikan ucapannya, di saat bersamaan Ana duduk dengan ekspresi tegang dan jantungnya berdebar kencang. Dia merasa kalau ini semua bukan hal yang baik untuknya.“Ana, aku tau kamu adalah orang yang dikirim oleh mantan suamiku untuk mengawasiku.” Ucapan Ivana berhasil mengubah wajah Ana menjadi begitu tegang di sana. “Kamu tidak perlu menjelaskan apa pun. Karena aku sudah tau semuanya, dan aku juga tidak akan memecatmu tanpa alasan, mengingat kinerja
Baca selengkapnya

Bab 20 ~ Rindu yang Menyesakkan

“Jadi sekarang kamu pengangguran?” goda Doly yang berjalan memasuki ruangan Arsen. Pria itu tidak menanggapi Doly dan memutuskan untuk fokus membaca dokumen di tangannya. “Jadi, apa rencana kamu selanjutnya?” tanya Doly yang kini sudah duduk di kursi yang ada di depan Arsen. “Aku akan kembali ke Utara,” jawab Arsen membuat Doly terkejut. “Apa harus sekarang? Bukankah sekarang saatnya kita menunjukkan identitas kita dan merebut apa yang harusnya jadi milik kita,” seru Doly. “Aku butuh waktu,” jawab Arsen. “Huft! Kau butuh waktu karena belum bisa menyakiti Ivana, kan?” tanya Doly. “Sudah ku katakan, jangan main hati! ““Bisa kau keluar dari sini? Dan jangan berisik!” usir Arsen sangat kesal. “Makanya kamu harus mendengarkanku. Rencana kita jadi terhambat beberapa kali!” seru Doly. Brak! Doly terkejut karena gebrakan Arsen di atas meja. “Keluar!” usirnya dan Doly yang kesal pun berlalu pergi dari sana. “Sialan!” amuk Arsen menghempaskan semua barang di atas meja dengan sangat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status