Ciuman yang panas dan penuh gairah itu mengantar mereka dari sofa ruang tengah ke kamar pribadi Gendis.Dexter membaringkan Gendis dengan begitu hati-hati. Ia khawatir salah bertindak sedikit saja maka akan mengakibatkan bahaya bagi calon anak mereka.Setelah membaringkannya, Dexter turut merebahkan diri di sebelah Gendis. Mereka kembali berciuman dengan tangan saling mendekap.Berawal dari bibir, kecupan Dexter turun ke leher terus ke dada lalu berhenti. Bukan untuk benar-benar berhenti melainkan untuk menyingkap baju hamil Gendis. Kemudian tampaklah pemandangan itu. Perut Gendis yang tinggi dan hampir menyaingi dadanya.Dexter membelainya kemudian melabuhkan kecupan lembut di sana.Seketika calon bayi mereka merespon dengan tendangan kuat. Dexter terkejut lalu tertawa."Ndis, dia nendang aku. Kayaknya dia marah.""Bukan marah, Dex, tapi dia senang," kata Gendis mengoreksi. "Ayo dong, sapa dia sebentar."Dexter membelai perut Gendis sekali lagi. Begitu halus, begitu lembut. "Nak, i
Read more