All Chapters of Diculik Calon Adik Ipar: Chapter 11 - Chapter 20

40 Chapters

BAB 10: BERNIAT TERUS MENCIUM

“Sekarang cepat katakan keperluanmu, lalu segera pergi!” perintah Eloisa ketus begitu kaki pria itu menapak di lantai kamarnya. Dia kesal sekali pada buaya di depannya ini. Hal buruk yang terjadi padanya beberapa hari ini adalah karena si buaya. Dan sekarang, saat dia mau beristirahat saja masih di ganggu si buaya!Bukannya menjawab, Darren malah berjalan keliling kamar itu.“Eh, ngapain kamu?” tanya Eloisa dengan nada tidak suka sambil mengejar Darren.“Saya ingin menyalakan lampu. Dimana saklar lampunya?” tanya Darren.“Untuk apa? Cepat katakan keperluanmu, lalu segera pergi dari sini!” usir Eloisa untuk kesekian kalinya.Akhirnya Darren menemukan saklar lampu dan menyalakannya. Tatapannya sekarang terpaku pada Eloisa yang menatapnya tajam. Wanita itu menggunakan baju tidur dengan gambar hello kitty besar di tengah, rambutnya terurai dan wanita itu menggunakan kacamata dengan lensa bulat besar. Kemarin dia berpikir kalau akan lucu jika melihat dosennya ini memeluk boneka hello kitt
Read more

BAB 11: SIDANG

Betapa terkejutnya Eloisa saat keluar dari rumahnya dan menemukan mobil Pak Darius disana. Belum selesai keterkejutannya, kaca jendela mobil itu terbuka dan dia melihat orang yang paling tidak ingin dia lihat setelah mantan pacarnya dan istrinya itu!“Selamat pagi, Bu El.” sapa Darren dari kursi sebelah pengemudi. Dia tertawa melihat dosennya itu membelalakkan matanya.Eloisa menghentikan lidahnya yang sudah siap memaki si buaya saat melihat Pak Darius yang berada di kursi pengemudi.“Masuklah, Bu Eloisa. Saya akan mengantar anda ke kampus. Mobil anda kemarin ditinggal di kampus,” kata Darius. Eloisa mengerjap bingung, rasanya dia tidak membuat janji untuk dijemput semalam?“Ayo Bu El. Nanti kita terlambat!” kata Darren lagi saat melihat Eloisa masih belum bergerak dari tempatnya berdiri.Akhirnya Eloisa beranjak dari tempatnya dan masuk ke pintu penumpang bagian belakang mobil. Setelah duduk dengan nyaman, dia menyapa Darius.“Selamat pagi, Pak Darius,” sapanya sopan.“Selamat pagi,
Read more

BAB 12: KETERANGAN DOKTER SOFI

Darius menghampiri Eloisa yang masih menatap horor pada Clara. Sepertinya wanita itu agak syok. Gadis-gadis di sekitar Darren memang bisa menjadi brutal setelah diputuskan adiknya itu. “Anda tidak apa-apa, Bu Eloisa?” tanya Darius. Dia menyentuh pundak Eloisa karena mata wanita itu masih fokus pada Clara. Eloisa tersentak karena sentuhan itu dan langsung menoleh pada Darius.“I-iya Pak Darius. Saya tidak apa-apa. Ha-hanya sedikit terkejut,” jawab Eloisa terbata. Perkataannya tidak sesuai dengan wajahnya yang sudah pucat.“Kembali ke tempatmu, Clara Suyanti!” perintah Darius dan dengan terpaksa gadis itu menurut, berjalan kembali ke tempat dirinya tadi berdiri. Di saat bersamaan, terdengar pintu diketuk dan Dokter Sofi masuk ke ruangan.“Anda memanggil saya, Profesor?” tanya Dokter Safi pada Profesor Adianto yang baru saja mengirimkan pesan padanya untuk datang ke ruangan ini.“Iya, Dokter Sofi. Saya ingin bertanya, apakah minggu lalu Bu Eloisa dan Darren datang ke klinik?” tanya Adia
Read more

BAB 13: BYE-BYE DARREN CLUB

Neni yang merupakan bagian dari admin Darren Club yang ikut merundung Eloisa sekarang sedang menunduk bersama delapan belas anggota Darren Club lain yang tadi juga mendapatkan hukuman skorsing.Kedelapan belas anggota aktif yang merupakan pacar dan mantan pacar edisi kemarin-kemarinnya Darren ini sedang menghadapi sidang dari admin Darren Club saat Darren masuk ke dalam ruang clubnya itu.Dia menatap marah ke sembilan belas wanita yang membuatnya menerima hukuman yang paling dia benci. Dia adalah orang yang menyukai kebebasan dan tidak suka mengurusi orang lain. Sekarang dia harus menjadi asisten Dosen dan lebih parahnya, asisten Dosen Kakaknya. Kakaknya itu perfeksionis, dan itu benar-benar menyulitkan untuk dirinya yang suka mengerjakan apapun secara asal jika sedang malas.“Saya minta klub ini ditutup per hari ini!” perintah Darren.Semua admin dan anggota Darren Club langsung pucat, sebagian dari mereka bahkan tanpa sadar memekik tidak terima, namun mereka tidak berani membantah s
Read more

BAB 14: ROOFTOP LAGI

Darren menutup matanya dan tidur terlentang dengan beralaskan jaket motornya di rooftop gedung kampus. Walaupun dia tidak menggunakan motornya karena dilarang oleh Dokter, dia tetap suka menggunakan jaket bombernya.Dia sedang meratapi hukuman yang akan dia jalani, hukuman yang tidak dia sukai dan tidak dibayar pula. Hukuman yang akan membuatnya semakin lama mencapai cita-citanya untuk membuka perusahaan miliknya sendiri.Dia sudah membalas Clara dengan membuat wanita itu menderita. Dia yakin Clara akan dijauhi dan dimusuhi oleh teman-temannya. Biar saja itu menjadi hukuman untuk wanita itu selama sisa masa kuliahnya disini.Itu belum seberapa dibandingkan apa yang harus ditanggungnya sekarang. Belum lagi dia juga menyeret Bu Eloisa hingga membuat wanita itu semakin benci saja padanya. Padahal dia masih ingin terus bersama dan menciumi Bu Eloisa.Ini semua karena kebodohannya sendiri yang tergoda dengan kecantikan Clara. Dia tidak menyangka kalau ternyata wanita itu sangat jahat dan e
Read more

BAB 15: JATUH CINTA

Darren mengulurkan kacamata itu. Namun saat Eloisa mau mengambil kacamata itu, Darren malah menarik tangannya sehingga tubuhnya tertarik ke pelukan pria itu untuk kesekian kalinya. “Kamu …!” Eloisa mendongakkan wajahnya untuk memarahi pria di depannya, namun omelannya tidak sempat keluar karena pria itu kembali menciumnya. Eloisa berusaha memberontak untuk melepaskan diri, namun pria itu mendekapnya erat.Darren masih berusaha merayu Eloisa dengan ciumannya. Dia mengerahkan semua kemampuannya untuk membuai wanita itu agar menyerah di pelukannya. Dia membutuhkan Eloisa, dia memerlukan pelukan dan ciuman Eloisa untuk menenangkan emosi yang sejak tadi bergejolak dalam dirinya!Akhirnya usahanya berhasil, wanita itu berhenti berontak dan balas menciumnya. Namun bukan ciuman lembut yang dia terima, tapi ciuman galak. Dia terkejut karena ciuman balasan wanita itu, namun dengan senang hati dia membalas wanita itu dengan cara yang sama, yang membuat mereka terbuai dalam sebuah ciuman panas y
Read more

BAB 16: 3D-nya Rosaline

Di rumah lain di kota yang sama, Darren sedang menatap cermin di kamar mandinya dan memperhatikan bibirnya yang ternyata luka, pantas saja tadi dia merasa agak perih. Dia menghitung dan menemukan ada tiga luka di bibir bawahnya. Dia tersenyum miring sambil terus melihat tanda cinta dari dosennya itu. Jika ciumannya aja segalak itu, apalagi di atas ranjang? Senyumannnya berubah mesum saat membayangkan adegan panas di ranjang yang membuat juniornya bereaksi.“Saya harap itu sudah memuaskan rasa ingin tahumu. Mulai sekarang menjauhlah dari saya dan jangan pernah mencium saya lagi. Sebentar lagi saya akan menikah!”Tiba tiba kalimat kejam itu melintas di benaknya dan menghancurkan semua bayangan mesumnya dengan Bu El, karena itu berarti yang menjadi pemain prianya bukanlah dia tapi calon suami dosennya itu. Tanpa dia inginkan, bayangan pria tanpa wajahlah sekarang yang sedang bermesraan dengan Bu El. KRAK!!Darren meninju cermin di depannya hingga pecah berserakan. Wajahnya memerah tand
Read more

BAB 17: SEKILAS MANTAN DARIUS

Darren masih berada di kegalauannya antara mau terus mendekati Eloisa atau melepaskan wanita itu.Usia Bu El sudah dua puluh tujuh tahun, jika wanita itu tidak jadi menikah karena memilih bersamanya dan ternyata mereka berpisah setengah tahun kemudian karena dia bosan, bagaimana? Wanita itu nanti harus mulai lagi dari awal mencari pria yang cocok dengan dirinya, syukur kalau dapat. Masalahnya kalau tidak dapat, gimana? Masa nanti jadi perawan tua. Lah, jadi beban mental dia dong kalau bikin calon pengantin malah jadi perawan tua!“Aarrghh!!” Darren mengacak rambutnya karena pusing dengan pikirannya sendiri.Mungkin lebih baik dia merelakan Bu El saja, daripada nanti dia buat anak orang jadi perawan tua. Namun tiba-tiba bayangan Bu El berciuman seperti tadi siang tapi dengan pria tanpa wajah kembali memenuhi kepalanya.BUKDarius sedang memeriksa tugas mahasiswanya di kamarnya yang bersebelahan dengan kamar adiknya. Dia menoleh saat mendengar suara pukulan di tembok. Dia menatap temb
Read more

BAB 18: HARI YANG TIDAK PERNAH DITUNGGU

Darius tidak habis pikir dengan Fiona, mereka sudah berteman sejak sekolah dasar dan sepengelihatannya, wanita itu memiliki sikap dan perilaku yang baik. Tapi ternyata wanita itu sangat pintar menyembunyikan kebusukannya dengan topeng wanita baik-baik.Saat awal kuliah, Fionalah yang mendekatinya lebih dulu dan mengajaknya berpacaran. Dia menerima perasaan wanita itu bukan karena dia juga memiliki perasaan yang sama, tapi karena dia merasa sudah waktunya dia mulai mengenal wanita dan Fiona tidak membuatnya risih dengan keberadaan wanita itu di sekitarnya. Wanita itu pandai membawa diri yang membuatnya tidak merasa terganggu dengan keberadaan wanita itu berada di dekatnya. Wanita itu juga tidak pernah mengganggu waktu belajarnya. Intinya, wanita itu selalu bisa mengetahui kapan dirinya tidak boleh diganggu.Yang membuatnya bingung sampai sekarang adalah mengapa Fiona masih memaksa untuk menikah dengannya? Mengapa sejak awal wanita itu tidak menikah dengan Rizky saja yang merupakan aya
Read more

BAB 19: CALON SUAMI

Keluarga Hartadi sekarang sedang duduk di sebuah ruang VIP Volle Hotel. Meja itu diatur untuk tujuh orang walaupun mereka hanya berempat. Darius dan Darren saling melempar pandangan curiga. Ibu mereka pasti merencanakan sesuatu!Sedangkan Adianto dan Rosaline tampak santai dan sedang mengobrol. Pasangan itu mengabaikan tatapan curiga yang dilemparkan kedua putranya. Tidak lama kemudian pintu ruang VIP itu diketuk dan staf hotel masuk diikuti tiga orang yang tampak seperti keluarga, pasangan paruh baya dan seorang wanita muda cantik yang berdiri paling belakang.Rosaline dan Adianto bangkit untuk menyambut keluarga itu yang memang sudah mereka tunggu. Darius dan Darren ikut berdiri saat melihat kedua orang tuanya berdiri.Darren menyipitkan matanya saat melihat si wanita muda yang tampak tidak asing. Dia pernah bertemu dengan wanita ini, tapi dimana? Namun jantungnya mulai berdebar saat wajah wanita itu memucat dan mata wanita itu terbelalak melihatnya. Dia mengenal ekspresi terkejut i
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status