Darren menutup matanya dan tidur terlentang dengan beralaskan jaket motornya di rooftop gedung kampus. Walaupun dia tidak menggunakan motornya karena dilarang oleh Dokter, dia tetap suka menggunakan jaket bombernya.Dia sedang meratapi hukuman yang akan dia jalani, hukuman yang tidak dia sukai dan tidak dibayar pula. Hukuman yang akan membuatnya semakin lama mencapai cita-citanya untuk membuka perusahaan miliknya sendiri.Dia sudah membalas Clara dengan membuat wanita itu menderita. Dia yakin Clara akan dijauhi dan dimusuhi oleh teman-temannya. Biar saja itu menjadi hukuman untuk wanita itu selama sisa masa kuliahnya disini.Itu belum seberapa dibandingkan apa yang harus ditanggungnya sekarang. Belum lagi dia juga menyeret Bu Eloisa hingga membuat wanita itu semakin benci saja padanya. Padahal dia masih ingin terus bersama dan menciumi Bu Eloisa.Ini semua karena kebodohannya sendiri yang tergoda dengan kecantikan Clara. Dia tidak menyangka kalau ternyata wanita itu sangat jahat dan e
Darren mengulurkan kacamata itu. Namun saat Eloisa mau mengambil kacamata itu, Darren malah menarik tangannya sehingga tubuhnya tertarik ke pelukan pria itu untuk kesekian kalinya. “Kamu …!” Eloisa mendongakkan wajahnya untuk memarahi pria di depannya, namun omelannya tidak sempat keluar karena pria itu kembali menciumnya. Eloisa berusaha memberontak untuk melepaskan diri, namun pria itu mendekapnya erat.Darren masih berusaha merayu Eloisa dengan ciumannya. Dia mengerahkan semua kemampuannya untuk membuai wanita itu agar menyerah di pelukannya. Dia membutuhkan Eloisa, dia memerlukan pelukan dan ciuman Eloisa untuk menenangkan emosi yang sejak tadi bergejolak dalam dirinya!Akhirnya usahanya berhasil, wanita itu berhenti berontak dan balas menciumnya. Namun bukan ciuman lembut yang dia terima, tapi ciuman galak. Dia terkejut karena ciuman balasan wanita itu, namun dengan senang hati dia membalas wanita itu dengan cara yang sama, yang membuat mereka terbuai dalam sebuah ciuman panas y
Di rumah lain di kota yang sama, Darren sedang menatap cermin di kamar mandinya dan memperhatikan bibirnya yang ternyata luka, pantas saja tadi dia merasa agak perih. Dia menghitung dan menemukan ada tiga luka di bibir bawahnya. Dia tersenyum miring sambil terus melihat tanda cinta dari dosennya itu. Jika ciumannya aja segalak itu, apalagi di atas ranjang? Senyumannnya berubah mesum saat membayangkan adegan panas di ranjang yang membuat juniornya bereaksi.“Saya harap itu sudah memuaskan rasa ingin tahumu. Mulai sekarang menjauhlah dari saya dan jangan pernah mencium saya lagi. Sebentar lagi saya akan menikah!”Tiba tiba kalimat kejam itu melintas di benaknya dan menghancurkan semua bayangan mesumnya dengan Bu El, karena itu berarti yang menjadi pemain prianya bukanlah dia tapi calon suami dosennya itu. Tanpa dia inginkan, bayangan pria tanpa wajahlah sekarang yang sedang bermesraan dengan Bu El. KRAK!!Darren meninju cermin di depannya hingga pecah berserakan. Wajahnya memerah tand
Darren masih berada di kegalauannya antara mau terus mendekati Eloisa atau melepaskan wanita itu.Usia Bu El sudah dua puluh tujuh tahun, jika wanita itu tidak jadi menikah karena memilih bersamanya dan ternyata mereka berpisah setengah tahun kemudian karena dia bosan, bagaimana? Wanita itu nanti harus mulai lagi dari awal mencari pria yang cocok dengan dirinya, syukur kalau dapat. Masalahnya kalau tidak dapat, gimana? Masa nanti jadi perawan tua. Lah, jadi beban mental dia dong kalau bikin calon pengantin malah jadi perawan tua!“Aarrghh!!” Darren mengacak rambutnya karena pusing dengan pikirannya sendiri.Mungkin lebih baik dia merelakan Bu El saja, daripada nanti dia buat anak orang jadi perawan tua. Namun tiba-tiba bayangan Bu El berciuman seperti tadi siang tapi dengan pria tanpa wajah kembali memenuhi kepalanya.BUKDarius sedang memeriksa tugas mahasiswanya di kamarnya yang bersebelahan dengan kamar adiknya. Dia menoleh saat mendengar suara pukulan di tembok. Dia menatap temb
Darius tidak habis pikir dengan Fiona, mereka sudah berteman sejak sekolah dasar dan sepengelihatannya, wanita itu memiliki sikap dan perilaku yang baik. Tapi ternyata wanita itu sangat pintar menyembunyikan kebusukannya dengan topeng wanita baik-baik.Saat awal kuliah, Fionalah yang mendekatinya lebih dulu dan mengajaknya berpacaran. Dia menerima perasaan wanita itu bukan karena dia juga memiliki perasaan yang sama, tapi karena dia merasa sudah waktunya dia mulai mengenal wanita dan Fiona tidak membuatnya risih dengan keberadaan wanita itu di sekitarnya. Wanita itu pandai membawa diri yang membuatnya tidak merasa terganggu dengan keberadaan wanita itu berada di dekatnya. Wanita itu juga tidak pernah mengganggu waktu belajarnya. Intinya, wanita itu selalu bisa mengetahui kapan dirinya tidak boleh diganggu.Yang membuatnya bingung sampai sekarang adalah mengapa Fiona masih memaksa untuk menikah dengannya? Mengapa sejak awal wanita itu tidak menikah dengan Rizky saja yang merupakan aya
Keluarga Hartadi sekarang sedang duduk di sebuah ruang VIP Volle Hotel. Meja itu diatur untuk tujuh orang walaupun mereka hanya berempat. Darius dan Darren saling melempar pandangan curiga. Ibu mereka pasti merencanakan sesuatu!Sedangkan Adianto dan Rosaline tampak santai dan sedang mengobrol. Pasangan itu mengabaikan tatapan curiga yang dilemparkan kedua putranya. Tidak lama kemudian pintu ruang VIP itu diketuk dan staf hotel masuk diikuti tiga orang yang tampak seperti keluarga, pasangan paruh baya dan seorang wanita muda cantik yang berdiri paling belakang.Rosaline dan Adianto bangkit untuk menyambut keluarga itu yang memang sudah mereka tunggu. Darius dan Darren ikut berdiri saat melihat kedua orang tuanya berdiri.Darren menyipitkan matanya saat melihat si wanita muda yang tampak tidak asing. Dia pernah bertemu dengan wanita ini, tapi dimana? Namun jantungnya mulai berdebar saat wajah wanita itu memucat dan mata wanita itu terbelalak melihatnya. Dia mengenal ekspresi terkejut i
“Ma,” ucap Viktor. Tampak raut memohon di wajahnya agar ibunya tidak mempermalukannya lagi di depan Eloisa. Sudah cukup dia menyesali keputusannya yang mempercayai kalau Susan memang mengandung anaknya saat itu. Namun sekarang, janin yang dikandung Susan memang darah dagingnya.Dia langsung memastikan hal itu saat secara tidak sengaja mengetahui kalau putri pertamanya itu ternyata bukanlah darah dagingnya! Dia membawa wanita itu keluar negeri, dimana sudah tersedia peralatan untuk tes DNA pada janin yang masih berada di kandungan. Karena hasil tes menunjukkan kalau janin itu adalah darah dagingnya, maka dia memutuskan untuk menceraikan Susan setelah bayi itu lahir.Inilah yang paling ditakuti Eloisa jika dia bertemu Ibu Viktor. Sejak pertunangan yang gagal itu, Ellen selalu mencaci maki putranya sendiri, yang membuat, baik dirinya ataupun Viktor menjadi tidak nyaman.Dia menoleh pada Pak Darius yang sedang memperhatikan interaksi dirinya dengan keluarga Viktor, hal itu juga membuat me
Namaku Darren Noah Hartadi, putra ketiga dari tiga bersaudara. Sejak kecil aku sudah menyadari ketampananku, karena setiap orang yang bertemu denganku pasti memujiku dan mengatakan kalau aku akan sangat tampan saat dewasa, apalagi dengan kulitku yang putih dan mataku yang biru.Aku adalah orang yang menyukai kebebasan dan suka menikmati hidup. Aku sering bertindak semauku sendiri selama masih dalam batas toleransi Mama, walau beberapa kali lewat juga dan berakhir di kursi pesakitan yang ada di ruang kerja Papa. Dan aku tetap tidak kapok! Karena anak bungsu, semua orang di keluargaku biasanya mengalah padaku, apalagi jarak usiaku dengan kedua kakakku lumayan jauh, lima tahun dari Kak Donny dan enam tahun dari Kak Darius.Ayahku, Adianto Hartadi adalah seorang Dosen senior dan juga penasihat di kampus tempatnya mengajar, yang juga tempatku kuliah. Dia orang yang pendiam dan serius, dan sifat itu diturunkan sembilan puluh persen pada Kak Darius.Ibuku, Rosaline Hartadi adalah wanita tan